PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Water treatment adalah bagian dari unit utilitas yang sangat vital, yaitu
sebagai unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk
mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk kebutuhan make
up cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi keperluan air bersih
dan air minum baik untuk kompleks maupun untuk pabrik itu sendiri.
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan
air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air
sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses
pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu
bahan sebelum diproses lanjut.
Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut
maupun mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerap kali air dari
pabrik berwarna keruh dan temperaturnya tinggi. Air yang mengandung senyawa
kimia beracun dan berbahaya mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah
tercemar memberikan 577 ciri yang dapat diidentifikasi secara visual dapat
diketahui dari kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan dan indikasi lain.
Sedangkan identifikasi secara laboratorium, ditandai dengan perubahan
sifat kimia air di mana air telah mengandung bahan kimia yang beracun dan
berbahaya dalam konsentrasi yang melebihi batas yang dianjurkan. Jenis industri
menghasilkan limbah cair di antaranya adalah industri-industri pulp dan rayon,
pengolahan crumb rubber, minyak kelapa sawit, baja dan besi, minyak goreng,
kertas, tekstil, kaustik soda, elektro plating, plywood, tepung tapioka,
pengalengan, pencelupan dan pewarnaan, daging dan lain-lain.
Dalam kegiatan industri, air limbah akan mengandung zat-zat/kontaminan
yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif, produk
terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdown beberapa
peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes. Agar
1.3.
Permasalahan
1) Bagaimana cara mengolah air ( air rawa dan air got) menjadi air yang lebih
murni dan sesuai dengan yang dibutuhkan.
2) Bagaimana pengaruh proses water treatment yang dipakai terhadap air yang
dihasilkan.
1.4. Hipotesa
1) Proses water treatment yang lebih kompleks akan menghasilkan air yang
memiliki spesifikasi yang lebih baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan.
2) Proses water treatment yang baik akan menggunakan bahan chemical yang
sesuai.
3) Proses sedimentasi akan terjadi jika massa jenis flokulan pengotor lebih besar
dari massa jenis air.
1.5.
Manfaat
1) Mengetahui proses proses yang dapat dipakai dalam water treatment.
2) Mengetahui teknologi water treatment serta aplikasi dalam pabrik dan
kehidupan sehari hari.
3) Mengetahui prinsip kerja dan manfaat bahan kimia dalam proses water
treatment.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c) Kecepatan aliran air makin lambat maka akan semakin baik hasil yang
diperoleh.
d) Semakin besar berat jenis partikel maka waktu pengendapan akan semakin
lebih pendek. cara gravity seperti sedimentasi.
2) Filtration
Serta cara filtration (penyaringan sendiri) terbagi menjadi dua macam
yaitu
normal
filtration
(seperti
bag
filter,disc
filter,
micron
filter).
Untuk pengolahan air umpan boiler dilakukan dengan dua cara yaitu :
a) Pengolahan diluar ketel ( external treatment).
Pengolahan ini dilakukan dengan cara mekanis diluar ketel uap dengan
memberikan obat obatan terhadap air sebelum air dimasukkan kedalam ketel.
Gunanya adalah menghilangkan bahan tersuspensi atau warna dari air persediaan
(raw water), bahan tersuspensi tersebut mungkin mengandung partikel besar yang
dapat mengendap dengan mudah, untuk itu diperlukan berupa tangki, bak
pengendap atau saringan. Kalau bahan yang tersuspensi terlalu halus sehingga
sukar untuk mengendap dengan gaya gravitasi maka dibutuhkan koagulasi.
b) Koagulasi
Koagulasi adalah pengumpulan bersama dari kotoran yang halus ataupun
koloid dalam air kedalam kelompok besar (massa) yang akan mengendap dengan
segera atau dapat disaring untuk dipisahkan dari air. Partikel koloid mempunyai
permukaan yang luas dan mempunyai muatan negatif saling mendorong dan tidak
saling mengumpul sehingga tetap dalam bentuk koloid. Koagulasi adalah
netralisasi dari muatan negatif dan memberikan untuk partikel tersuspensi saling
menempel.
3) Pengendapan dengan cara kimia (presipitasi kimia)
Bahan yang ditambahkan dalam air akan bereaksi dengan mineral yang
terlarut dalam air dan
sukar
mengendap.
Gunanya adalah untuk mengurangi kesadahan, alkalinitas, dan silika.
4) Metode pertukaran ion
Metode pertukaran ion (ion exchanger), mineral yang larut dalam air
membentuk ion yang bermuatan listrik. Ada bahan alam tertentu (sintetis yang
mempunyai kemampuan untuk ion ion mineral dari air dari pertukaran ion yang
lain.
5) Deaerator
Deaerator adalah alat untuk mengeluarkan O2 dalam air pengisi ketel uap
yang dilakukan dengan cara mencampurkan air dengan uap dalam deaerating
heater. Sebagian uap dikeluarkan dan membawa sebagian besar O 2 dari air. Ada
dua jenis deaerator yaitu jenis pancaran (spray) dan jenis tiang (pancaran).
6) Demineralisasi water (penghilang mineral pada air)
Mineralmineral dalam air pengisi ketel harus dihilangkan karena dapat
menyebabkan
adanya
gangguan-gangguan
selama
ketel
beroperasi.
Didalam pengolahan air didalam ketel digunakan bahan kimia yang di injeksikan
dengan pompa dimana bahan kimia tersebut antara lain :
a) Poly Phosphat dan bahan organik dipakai sebagai pencegah kerak dan korosi
b) Senyawa amina dan bahan lainnya akan membentuk lapisan film yang
melindungi dari karat
c) NaSO4 dan hidrazine/elminox untuk mengikat oksigen
d) Natrium Silikat (Na2SiO3) untuk mengatur alkalinitas dan bereaksi dengan
mangan Mg2+
e) Tanin, Lignin, dan Alginat dipakai untuk mengatur lumpur, dan dapat juga
berfungsi untuk sebagai bahan anti busa.
2.2.
1) Filter
Yang dimaksud dengan filter disini adalah alat penyaringan air yang
memiliki kerapatan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu untuk
menyaring benda padat kasar yang terapung disekitar pompa air, sehingga
kerusakan pompa dapat terhindar akibat tersumbat. Prinsip kerja : yaitu hanya
menerima air yang didistribusikan oleh pompa dan pada filter terjadi pemisahan
antara benda padat kasar dan air.
2) Pompa
Disini pompa berfungsi untuk mendistribusikan air (air sungai) dan akan
kemudian di olah kembali. Prinsip kerja : mendistribusikan air dari sumber air dan
kemudian diolah kembali oleh alat-alat selanjutnya.
3) Flocculator
Flocculator adalah bagian yang berupa tangki dengan diameter, tinggi dan
kapasitas tertentu sesuai dengan keperluan. Prinsip Kerja : menampung air yang
didistribusikan oleh pompa kemudian koloid-koloid yang terdapat bersamasama dengan air di koagulasi karena pengaruh beberapa bahan kimia yang
diberikan selanjutnya koloid yang berbentuk flock ini tertinggal di flocculator
kemudian airnya diproses pada alat selanjutnya. Air sungai yang dipompakan,
Coagulant Aid
sebagai penampung air dalam jumlah banyak sebelum di pompakan ke unit sand
filter. Di clear well air dijaga pH nya dengan menyuntikkan NaOH (caustic soda).
6) Sand Filter
Dari clear well, air disaring di sand filter yang bertujuan memisahkan
kotoran halus yang terdapat dalam air bersih dan mengurangi ion nitrat ataupun
nitrit yang tidak terendapkan pada flocculator. Untuk melihat indikasi sand filter
telah menurun dapat dimonitoring dengan pressure drop. Untuk mengeluarkan
kotoran yang tertahan pada saat operasi maka dilakukan backwash. Air yang
keluar dari sand filter diharapkan mempunyai turbidity maksimum 1 ppm.
7) Filtered Water Storage Tank
Air hasil proses di sand filter ditampung di filtered water storage tank
kualitas yang diharapkan ada pada air hasil pengolahan.
2.3. Proses Water Treatment
2.3.1.Proses secara umum
Water treatment merupakan unit yang berguna dalam pembersihan air dari
air kotor menjadi air bersih, yaitu dengan cara proses klarifikasi yaitu proses
penghilangan suspended solid. Proses tersebut dapat berjalan dengan 3 proses
yaitu :
1) Proses koagulasi
Yaitu partikel koloid yang bermuatan sama dinetralisir melalui koagulan.
Reaksi :
Al2(SO4 + 3 Ca(OH)2
2 Al(OH)3 +
3 CaSO4
yang lebih besar sehingga cukup berat untuk bisa mengendap. Di dalamnya
juga terdapat rantai yang
temperatur, warna air baku serta level interface dan blowndown lumpur di
clarifier.
Air baku kotor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua,yaitu :
a) Tak larut (suspended), contohnya adalah yang mengandung O2, CO2 dan
H15 .Hal tersebut dapat diatasi dengan cara klarifikasi,yaitu dengan mixer
dengan kecepatan tinggi serta Filtrasi
b) Terlarut (disolved) yaitu solftenery dan demineralisasi
2.3.2. Proses secara khusus
1) Air baku yang berasal dari sungai disebut dengan raw water intake yang
dipompa melalui unit RPA untuk diproses lebih lanjut ke unit operasi
water treating plant.
2) Raw water intake masuk melalui bagian bawah clarifier.
3) Setelah itu air melalui wilayah yang disebut dengan sand filter untuk
mendapatkan perlakuan penyaringan atau filtrasi dengan menggunakan
pasir (sand), koral (gravel) dan antrasit yang berfungsi untuk
menghilangkan atau mereduksi zat tersuspensi yang terikut didalam air
umpan. Secara periodik (24 jam) saringan harus di backwash untuk
menghilangkan flok yang tertangkap selama filtrasi di permukaan filter.
4) Air yang keluar (yang merupakan air bersih) dari sand filter kemudian
dipompakan ke tanki pengumpul (storage tank).
natrium hipoklorit akan menaikkan alkalinity air tersebut sehingga pH akan lebih
besar. Sedangkan kalsium hipoklorit akan menaikkan pH dan kesadahan total air
yang didesinfeksi.
2.4.3.Tawas
Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena
bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh di pasaran serta mudah
penyimpanannya. Jumlah pemakaian tawas tergantung kepada turbidity
(kekeruhan) air baku. Semakin tinggi turbidity air baku maka semakin besar
jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakain tawas juga tidak terlepas dari sifat-sifat
kimia yang dikandung oleh air baku tersebut. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Al2(SO4)3 2 Al+3 + 3(SO4)-2
Air akan mengalami :
H2O H+ + OHSelanjutnya :
2 Al+3 + 6OH- 2Al(OH)3
Selain itu akan dihasilkan asam :
3(SO4)-2 + 6H+ 3H2SO4
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat :
1) Clifier.
2) Sand Filter.
3) Batang Pengaduk.
4) pH meter
Bahan ;
1) Tawas.
2) Alumunium Sulfat.
3) Air Comberan 4500 ml.
4) Air Rawa 4500 ml
3.2. Prosedur Percobaan.
1) Persiapkan peralatan Water Treatment agar dapat digunakan.
2) Persiapkan air yang akan dimasukkan ke dalam Water Treatment.
3) Analisa pH meter serta bagaimana kondisi air.
4) Masukkan air kedalam Clarifier lalu diberikan Alumunium Sulfat sebanyak 7
gram.
5) Aduk air dalam Clarifier dengan pelan sampai zat pengotor dalam air
mengendap.
6) Uji pH meter pada air di Clarifier.
7) Masukkan air kedalam sand filter, sebelumnya ditimbang dulu air yang akan
dimasukkan.
8) Setelah air melalui sand filter, analisa bau, warna serta pH air tersebut.
9) Panaskan kertas saring selama 15 menit.
10) Ambil 20 ml sample, lalu saring dengan kertas saring.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.Water Treatment.(Online).http:// sanfordlegenda. blogspot.com / 20
12/10/Water-Treatment-Tahap-tahap-pengolahan-air.html (diakses pada 28
Februari 2015)
Aprianto, Nico.2011. Water Treatment.(Online). http://nico-aprianto. Blogspot .c
om/2011/11/water-treatment.html (diakses pada 28 Februari 2015)
Karlina, Dewi.2014.Laporan Pendahuluan Water Treatment.(Online).https:// ww
w.scribd.com/doc/241168814/Lap-Pendahuluan-Water-Treatment-Edit
(diakses pada 28 Februari 2015)
Sari, Ipur.2013.Mempelajari Cara Pengolahan Air Bersih.(Online). http:// peng
olahanair-oke.blogspot.com/2013/03/mempelajari-cara-pengolahanair=bersih.ht ml (diakses pada 28 Februari 2015)
$uhermansyah, Dudi.2013.Pengolahan Air Limbah.(Online).Suhermansa. blog sp
ot/2013/04/pengolahan-air-limbah-374889.html (diakses pada 28 Februari
2015 )