Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH SISTEM UTILITAS

SISTEM PENGOLAHAN AIR

Disusun oleh :

Mohamad Rizky Hamidi (1915041035)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah

ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih

terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan

baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini

bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 2023

Mohamad Rizky Hamidi

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

BAB I ............................................................................................................................ 1

1.1 Latar belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II ........................................................................................................................... 3

2.1 Sistem Utilitas ..................................................................................................... 3

2.2 Unit Pengolahan Air............................................................................................ 4

2.2.1 Air pendingin ............................................................................................... 5

2.2.2 Air sanitasi ................................................................................................... 5

2.2.3 Air umpan boiler .......................................................................................... 6

2.3 Proses Pengolahan Air ........................................................................................ 9

2.3.1 Penyaringan (Screening) ............................................................................ 10

2.3.2 Sedimentasi ................................................................................................ 10

2.3.3 Klarifikasi ................................................................................................... 12

2.3.4 Filtrasi ........................................................................................................ 15

2.3.5 Demineralisai ............................................................................................. 16

2.3.6 Deaerasi ...................................................................................................... 19

BAB III ....................................................................................................................... 21

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 22

iii
BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan

pabrik agar berjalan dengan baik. Unit utilitas dapat didefinisikan sebagai suatu

unit yang mendukung proses suatu pabrik, dimana unit utilitas meliputi

pengadaan steam, penyediaan listrik, pengadaan udara tekan, penyediaan bahan

bakar, sampai pengolahan air.

Kebutuhan air sangat penting dalam sebuah industri. Mulai dari

keperluan kantor rumah tangga, air untuk pemadam kebakaran, sampai air yang

digunakan untuk berjalannya sebuah proses. Air yang digunakan biasanya

diperoleh dari air sungai atau sumber air yang dekat dengan lokasi pabrik. Maka

dari itu diperlukan sebuah system pengolahan air agar air layak digunakan

untuk kebutuhan pabrik.

1.2 Rumusan Masalah

• Apakah yang dimaksud dengan Unit Utilitas?

• Bagaimana sistem pengolahan air?

• Proses apa saja yang dilakukan pada pengolahan air?

1
1.3 Tujuan Penulisan

• Mengetahui mengenai unit utilitas

• Mengetahui mengenai sistem pengolahan air

• Memahami proses proses yang dilakukan pada pengolahan air

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Utilitas

Utilitias atau unit pendukun proses merupakan bagian penting untuk

menunjang berlangsungnya suatu proses dalam sebuah pabrik, unit

pendukung yang terdapat pada pabrik adalah:

1. Unit pengadaan bahan bakar

Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan generator

dan boiler.

2. Unit pengadaan listrik

Unit ini bertugas menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak untuk

peralatan proses, peralatan utilitas, peralatan elektronik atau alat-alat

listrik, AC, maupun penerangan. Listrik disuplai dari PLN dan

disediakan generator sebagai cadangan apabila listrik dari PLN

mengalami gangguan

3. Unit pengadaan steam

Unit ini bertugas untuk menyediakan kebutuhan steam sebagai media

pemanas untuk reboiler

4. Unit pengolahan limbah

Unit ini berfungsi mengolah limbah sanitasi dan air limbah proses.

3
5. Unit pengolahan air

Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi

kebutuhan air sebagai berikut:

a. Air pendingin

b. Air konsumsi umum dan sanitasi

c. Air umpan boiler

unit pengolahan air merupakan unit paling penting, karena segala proses

dan aktivitas dalam sebuah pabrik memliki kebutuhan air yang sangat

besar.

2.2 Unit Pengolahan Air

Untuk memenuhi kebutuhan air suatu pabrik pada umumnya

menggunakan air sungai, air sumur, air danau, maupun air laut sebagai

sumbernya. Menurut Rahmawati (2018) Sumber air yang akan digunakan

sebagai sumber air harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) Sumber air dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dan biaya

yang murah

b) Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya

c) Letak laut berada tidak jauh dari lokasi pabrik

4
Air-air yang diolah akan digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti air

pendingin, air sanitasi, dan air umpan boiler.

2.2.1 Air pendingin

Air pendingin diproduksi oleh menara pendingin (cooling towe). Unit

air pendingin ini mengolah air dengan proses pendinginan dari suhu 45ºC

menjadi 30ºC, untuk dapat digunakan sebagai air untuk proses pendinginan

pada alat pertukaran panas dari alat yang membutuhkan pendinginan.

Sistem air pendingin terutama terdiri dari cooling tower dan basin,

pompa air pendingin untuk peralatan proses, sistem injeksi bahan kimia, dan

induce draft fan. Sistem injeksi bahan kimia disediakan untuk mengolah air

pendingin untuk mencegah korosi, mencegah terbentuknya kerak dan

pembentukan lumpur diperalatan proses, karena akan menghambat atau

menurunkan kapasitas perpindahan panas.

2.2.2 Air sanitasi

Air sanitasi adalah air yang akan digunakan untuk keperluan sanitasi.

Air ini antara lain untuk keperluan perumahan, perkantoran, laboratorium,

masjid. Air sanitasi harus memenuhi kualitas tertentu, yaitu:

• Syarat fisika, meliputi: Suhu : dibawah suhu udara Warna : jernih

Rasa : tidak berasa Bau : tidak berbau

5
• Syarat kimia, meliputi: Tidak mengandung zat organik dan

anorganik yang terlarut dalam air. Serta tidak mengandung bakteri,

terutama bakteri patogen.

2.2.3 Air umpan boiler

Secara umum air umpan boiler adalah air yang tidak mengandung unsur

yang dapat mengakibatkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak

dan air yang tidak mengandung unsur yang dapat mengakibatkan korosi pada

boiler. Hal tersebut mungkin terjadi akibat kualitas air yang kurang baik

sehingga menimbulkan kerak pada pipa apa korosi pada boiler. Dengan

demikian untuk mencegah hal tersebut, sangat perlu dilakukan treatment pada

air sebelum digunakan pada boiler (Husnawati et al., 2021).

Air untuk umpan boiler tidak boleh membentuk kerak atau endapan,

harus terbebas dari zat – zat yang dapat menyebabkan korosi, tidak boleh

menyebabkan carry over, dan air umpan boiler harus memenuhi persayaratan

sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tabel Kualitas Feed Water

Parameter Satuan Batas

6
pH Unit 10.5 – 11.5

Conductivity µmhos/cm 5000, max

TDS Ppm 3500, max

P-Alkanity Ppm -

M-Alkanity Ppm 800, max

O-Alkanity Ppm 2.5 x SiO2, min

Hardness Ppm -

Silica Ppm 150, max

Besi Ppm 2, max

Phospat Residual Ppm 20-50

7
Sulfite Residual Ppm 20-50

pH Condensat Unit 8.0-9.0

Sumber : Eonchemical

Menurut Heranurweni dkk. (2019) air yang digunakan sebagai pengisi

boiler tanpa pengolahan terlebih dahulu, maka garam-garam kalsium dan

magnesium yang terkandung didalam air akan mengalami pengendapan karena

panas pada boiler. Endapan ini melekat pada boiler menjadi kerak sehingga

menghambat kerja boiler salah satu nya perpindahan panas pada boiler.

Boiler yang dioperasikan dengan kondisi kualitas air yang tidak

memenuhi standar yang telah ditentukan maka akan menimbulkan masalah

cepat atau lambat. Sehingga, harus dilakukan monitoring pada air umpan boiler

dengan memperhatikan parameter seperti pH, alkalinitas, hardness, TDS, dan

silika.

Terdapat dua jenis pengolahan air umpan boiler yaitu pengolahan

eksternal dan pengolahan internal. Pengolahan eksternal adalah proses

penghilangan kesadahan dan partikel-partikel asing pada air. Sedangkan

8
pengolahan adalah pengkondisian boiler dengan bahan kimia treatment dan

pengaturan lainnya dengan tujuan agar korosi, pengerakan dapat dihindari.

2.3 Proses Pengolahan Air

Sumber air pabrik berasal dari sumber air yang tidak steril yang

memungkinkan terjadinya kontaminasi baik virus, mikroba, ataupun zat

impurities lainnya. Untuk menghindari fouling yang terjadi pada alat-alat

penukar panas maka perlu diadakan pengolahan air.

Gambar 2.1 Flowsheet sistem pengolahan air prarancang pabrik

benzonitrile

Pengolahan air untuk kebutuhan pabrik meliputi pengolahan secara fisik

dan kimia, maupun penambahan desinfektan. Pengolahan air dilakukan

menggunakan beberapa proses seperti penyaringan (screening), sedimentasi,

klarifikasi, filtrasi, demineralisasi, dan daerasi.

9
2.3.1 Penyaringan (Screening)

Terdapat tiga tahap penyaringan dalam pengolahan limbah, antara lain:

a) Coarse bar screen (saringan kasar)

Berfungsi menahan kotoran-kotoran yang besar seperti kayu dan

sebagainya

b) Racke screen

Berfungsi menyaring kotoran yang lolos dari coarse bar screen kemudian

dibersihkan atau dibawa ke atas dengan penggaruk yang digerakkan

dengan sistem hidrolik

c) Rotary screen

Berfungsi membersihkan kotoran yang sngat kecil. Untuk membersihkan

kotoran yang menempel pada sarinagn dilakukan penyemprotan dengan

sea water menggunakan spray nozzle kemudian dialirkan ke bak

pengendap.

Proses penyaringan juga dilengkapi dengan pembilas agar dapat memisahkan

kotoran yang menempel pada saringan.

2.3.2 Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses berfungsi membersihkan kotoran yang

sngat kecil. Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada sarinagn

dilakukan penyemprotan dengan sea water menggunakan spray nozzle

kemudian dialirkan ke bak pengendap.

10
Menurut (Yunita, 2017) secara keseluruhan fungsi sedimentasi dalam

unit pengolahan air adalah :

1. Mengurangi beban kerja unit filtrasi dan memperpanjang

umur pemakaian unit penyaringan selanjutnya.

2. Mengurangi biaya operasi instalasi pengolahan

Bentuk-bentuk bak sedimentasi dapat dilihat pada gambar:

Gambar 2.2 bak sedimentasi bentuk segi empat

11
Gambar 2.3 bak sedimentasi bentuk lingkaran horizontal

Gambar 2.4 bak sedimentasi lingkaran vertical

Gambar 2.5 bagian-bagian dari bak sedimentasi

2.3.3 Klarifikasi

Klarifikasi merupakan proses pengolahan air yang bertujuan untuk

menghilangkan padatan tersuspensi sehingga meningkatkan hasil dari proses

sedimentasi, proses klarifikasi mencakup proses koagulasi dan proses

flokulasi:

12
1. Koagulasi

Koagulasi adalah proses mendestabilisasi partikel-partikel

koloid sehingga tubrukan partikel dapat menyebabkan pertumbuhan

partikel. Menurut Ebeling dan Ogden (2004), koagulasi merupakan

proses menurunkan atau menetralkan muatan listrik pada partikel-

partikel tersuspensi. Muatan-muatan listrik yang sama pada

partikel-partikel kecil dalam air menyebabkan partikel-partikel

tersebut saling menolak sehingga membuat partikel-partikel koloid

kecil terpisah satu sama lain dan menjaganya tetap berada dalam

suspensi. (Prima Kristijarti, 2013)

2. Flokulasi

Flokulasi adalah pembentukan partikel melalui agregasi yang

dapat disisihkan dengan prosedur pemisahan partikel yang tidak

mahal, seperti sedimentasi gravitasi dan filtrasi. Flokulasi

menggunakan senyawa flokulan untuk mempercepat proses,

umunya flokulan yang digunakan dalam industri adalah (Al2(SO4)3)

dan Na2CO3. Adapun reaksinya sebagai berikut

13
Gambar 2.6 bagian-bagian clarifier

Unit proses koagulasi-flokulasi biasanya terdiri dari tiga langkah

pengolahan yang terpisah yaitu (Metcalf and Eddy, Inc. 1991 dalam Ebeling

dan Ogden 2004):

1. Pada proses pengadukan cepat, bahan-bahan kimia yang sesuai

ditambahkan ke dalam aliran air limbah yang kemudian diaduk pada

kecepatan tinggi secara intensif,

2. Pada proses pengadukan lambat, air limbah diaduk pada kecepatan

sedang supaya membentuk flok-flok besar sehingga mudah

diendapkan,

3. Pada proses sedimentasi, flok yang terbentuk selama flokulasi

dibiarkan mengendap kemudian dipisahkan dari aliran effluent.

14
2.3.4 Filtrasi

Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair

maupun gas) yang membawanya menggunakan suatu medium berpori atau

bahan berpori lain untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus

yang tersuspensi dan koloid. Pada pengolahan air minum, filtrasi digunakan

untuk menyaring air hasil dari proses koagulasi – flokulasi – sedimentasi

sehingga dihasilkan air minum dengan kualitas tinggi. Di samping mereduksi

kandungan zat padat, filtrasi dapat pula mereduksi kandungan bakteri,

menghilangkan warna, rasa, bau, besi dan mangan.

Perencanaan suatu sistem filter untuk pengolahan air tergantung pada

tujuan pengolahan dan pre-treatment yang telah dilakukan pada air baku

sebagai influen filter. Pada filtrasi dengan media berbutir, terdapat mekanisme

filtrasi sebagai berikut:

a. Penyaringan secara mekanis (mechanical straining)

b. Sedimentasi

c. Adsorpsi atau gaya elektrokinetik

d. Koagulasi di dalam filter bed

e. Aktivitas biologis

Air yang keluar dari clarifier dialirkan ke bak saringan pasir dengan

tujuan untuk menyaring partikel-partikel halus yang masih lolos atau yang

15
masih terdapat dalam air dan belum terendapkan. Sand filter terdiri dari

antrasit, pasir dan kerikil sebagai media penyaring.

Gambar 2.7 bagian-bagian sand filter

2.3.5 Demineralisai

Fungsi dari demineralisasi adalah mengambil semua ion yang

terkandung di dalam air. Air yang telah mengalami proses ini disebut air demin

(deionized water). Sistem demineralisasi disiapkan untuk mengolah air filter

dengan penukar ion (ion exchanger) untuk menghilangkan padatan yang

terlarut dalam air dan menghasilkan air demin sebagai umpan ketel (boiler feed

water) untuk membangkitkan steam suhu 180ºC dengan tekanan 7.890 kPa

(KF BALI, 2016)

untuk keperluan air umpan boiler, tidak cukup hanya air bersih, oleh

karenanya air tersebut masih perlu diperlakukan lebih lanjut yaitu

penghilangan kandungan mineral yang berupa garam-garam terlarut. Garam

16
terlarut di dalam air berikatan dalam bentuk ion positif (cation) dan negatif

(anion). Ion-ion tersebut dihilangkan dengan cara pertukaran ion di alat

penukan ion (ion exchanger).

Gambar 2.8 ion exchanger

Mula-mula air bersih (filtered water) dialirkan ke cation exchanger

yang diisi resin cation yang akan mengikat cation dan melepaskan ion H+ .

Selanjutnya air mengalir ke anion exchanger dimana anion dalam air bertukar

dengan ion OHdari resin anion. Air keluar dari anion exchanger hampir

seluruh garam terlarutnya telah diikat. Air demin yang dihasilkan kemudian

disimpan di tangki penyimpanan (demin water storage).

17
Setiap periode tertentu, resin yang dioperasikan untuk pelayanan akan

mengalami kejenuhan dan tidak mampu mengikat cation/ anion secara

optimal. Untuk itu perlu dilakukan penyegaran/ pengaktifan kembali secara

regenerasi. Regenerasi resin dilakukan dengan proses kebalikan dari operasi

service. Resin cation diregenerasi menggunakan larutan H2SO4, sedangkan

resin anion menggunakan larutan NaOH (Indrayanto, 2018).

Reaksi yang terjadi pada cation exchanger:

a) Cation exchanger

Apabila resin yang digunakan telah jenuh maka pencucia harus

dilakukan dengan menggunakan H2SO4 4%

Reaksi yang terjadi saat regenerasi adalah:

b) Anion exchanger

Reaksi yang terjadi pada anion exchanger adalah:

18
Apabila resin sudah jenih dilakukan dengan pencucian

menggunakan larutan NaOH 40%. Reaksi yang terjadi pada waktu

regenerasi adalah:

2.3.6 Deaerasi

Air yang sudah diolah melalui ion exchanger selanjutnya harus dihilang

gas-gas seperti O2 gas tersebut dihilangkan di unit deaerasi karena jika tidak

gas-gas tersebut akan menyebabkan korosi . proses pengurangan gas-gas dalam

unit ini dapat dilakukan dengan cara mekanis dan cara kimiawi.

Proses mekanis dilakukan dengan cara mengkontakan air umping boiler

dengan uap tekanan rendah, hal ini mengakibatkan naiknya suhu air yang

menyebabkan kelarutan dari gas-gas didalam air menjadi berkurang dan

akhirnya terlepas ke atmosfer. Selanjutnya jika dilakukan secara kimiawi pada

proses deaerasi, air umpan boiler ditambahkan senyawa hidrazin (N2H4)

19
Reaksi yang terjadi pada deaerator adalah:

Nitrogen sebagai hasil reaksi, bersama dengan gas lain dihilangkan

melalui proses stripping dengan steam.

Gambar 2.9 bagian-bagian unit deaerator

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
• Unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik

agar berjalan dengan baik. Unit utilitas dapat didefinisikan sebagai suatu

unit yang mendukung proses suatu pabrik.

• Kebutuhan air meliputi air pendingin, air umpan boiler, air untuk keperluan

kantor dan rumah tangga, air untuk pemadam kebakaran dan air cadangan

• Sistem pengolahan air meliputi pengendapan, penggumpalan,

penyaringan, demineralisasi, dan deaerasi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Husnawati, Bhernama, B. G., & Tarmizi. (2021). ANALISIS AIR BOILER


DENGAN PARAMETER pH, ALKALINITAS,TDS, HARDNESS DAN
SILIKA DI PT. BEURATA SUBURPERSADA. Amina, 3(2), 62–68.

Indrayanto. (2018). Prarancang pabrik benzonitrile kapasitas 50.000 ton/tahun. 1–9.

KF BALI. (2016). Prarancang pabrik isopropyle benzene kapasitas 20.000


ton/tahun. 48–105.

Rahmawati. (2018). Prarancang pabrik acrylate. Universitas Islam Indonesia, 1–9.


https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10777/05. 4 bab
4.pdf?sequence=7&isAllowed=y

Yunita, M. E. (2017). Efisiensi Bak Sedimentasi Pada Instalasi Pengolahan Air


Limbah PT Interbis Sejahtera Food Industry. 1–36.

22

Anda mungkin juga menyukai