Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL SKRIPSI

PRARANCANGAN PABRIK KIMIA


ASETALDEHID DENGAN PROSES DEHIDROGENASI ETHANOL
KAPASITAS TON/ TAHUN

Disusun oleh :
1. MUSA ROSYDIN 121180121
2. NABILA PRIMASARI 121180145

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
PRARANCANGAN PABRIK KIMIA
ASETALDEHID DENGAN PROSES DEHIDROGENASI ETHANOL
KAPASITAS TON/ TAHUN

Oleh :

Musa Rosydin 121180121


Nabila Primasari 121180145

Disetujui Untuk Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Yogyakarta, 2022

Disetujui oleh
Dosen Pembimbing I Dosen Pembing II

Siswanti, S.T., M.T. Aditya Kurniawan, S.T., M.T.


Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri kimia di Indonesia belakangan ini memperlihatkan perkembangan yang
cukup baik. Semakin banyak bahan kimia yang diproduksi di dalam negeri baik itu
produk Up Stream (hulu), produk Mid Stream (antara/ intermediate) maupun produk
Down Stream (hilir). Produk antara atau intermediate diperkirakan memiliki prospek
pasar yang cukup baik dan sekaligus memiliki peluang investasi yang cukup besar.
Sejalan dengan kebijakan pemerintahan untuk meningkatkan iklim industri, maka
perkembangan industri kimia dasar yang berwawasan masa depan mempunyai prospek
yang cukup cerah. Salah satu bahan kimia yang cukup penting adalah Asetaldehid.
Asetaldehid merupakan bahan yang mempunyai kegunaan yang sangat luas
dalam industri kimia. Lebih dari 95% produk ini digunakan dalam industri sebagai
bahan intermediet untuk menghasilkan produk kimia yang lain, antara lain adalah
sebagai berikut: bahan baku pembuatan asam asetat, pyridin, 2-ethyl heksanol,
pentaerythrytol, n-butanol, trimetilolpropana, crotanaldehid, asam laktat, chloral, 1-3
buthylene glikol.
Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri petrokimia di Indonesia
maka diperkirakan permintaan bahan baku asetaldehid pada tahun- tahun mendatang
juga meningkat. Oleh karena itu pabrik asetaldehid perlu didirikan di Indonesia dengan
pertimbangan- pertimbangan sebagai berikut :
1. Dapat meningkatkan devisa negara, dengan adanya pabrik asetaldehid di dalam
negeri maka impor asetaldehid dapat dikurangi dan jika berlebih dapat diekspor.
2. Dapat memacu berdirinya pabrik-pabrik baru yang menggunakan bahan baku
asetaldehid.
3. Menggunakan bahan baku etanol yang mudah diperoleh di dalam negeri.
4. Dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, sehingga dapat
mengurangi pengangguran.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

B. Prospek Pasar
1. Data Ekspor dan Impor
Berikut data impor untuk Asetaldehida di Indonesia pada tahun 2014 sampai
tahun 2020 pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Kebutuhan Impor Asetaldehida tahun 2014-2020

Tahun Impor (Ton)


2014 9.197
2015 28.557
2016 20.151
2017 40.823
2018 23.697
2019 15.214
2020 19.973

( Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2022 )

Dari tabel tersebut maka dapat dibuat grafik kebutuhan impor asetaldehid di
Indonesia sebagai berikut :

Gambar 1.1 Grafik Impor Asetaldehid di Indonesia Tahun 2014-2020


Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

Dari grafik diperoleh persamaan garis lurus : y = 328,14x-639348 yang mana


dengan grafik ini bisa diperkirakan kebutuhan asetaldehid dalam sepuluh tahun ke
depan dengan x sebagai variabel tahun. Maka untuk tahun 2032, prediksi kebutuhan
asetaldehid dapat dihitung sebagai berikut :
y = 328,14x-639348
y = 328,14(2032)-639348
y = 27.432,48 ton
Dimana :
y = Kapasitas Asetaldehid (ton/tahun)
x= Tahun Impor

Berdasarkan data dari BPS tahun 2014-2020, impor asetildehida di Indonesia


cenderung mengalami peningkatan. Hal yang harus dilakukan Indonesia adalah
mendirikan pabrik asetildehida untuk memenuhi kebutuhan asetaldehida nasional dan
untuk mengurangi jumlah impor. Jika pabrik asetaldehida didirikan, akan menambah
ekspor asetaldehida Indonesia yang akan menambah pendapatan dan devisa negara.

2. Data Impor Negara Lain


Data impor negara lain menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan
kapasitas produksi. Berikut data impor asetaldehida negara lain pada Tabel 1.2

Tabel 1.2 Kebutuhan Impor Asetaldehida tahun 2017-2021


Negara
Tahun
Malaysia Australia India Filipina
2014 331.960 13.614 54.767 69
2015 871.822 6.058 88.987 2.223
2016 684.186 10.338 94.373 117.117
2017 667.022 7.895 100.443 1.170.636
2018 475.604 5.049 84.926 1.162.832
2019 95.115 5.560 113.372 2.342.776
2020 6.383 6.129 84.030 2.038.888

(UN Comrade Database, 2022)


Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

Data kapasitas produksi Asetaldehid di dunia pada Tabel 1.3

Produsen Lokasi Kapasitas


(ton/tahun)

Celanse Texas, AS 227.227

Eastman Longview, Texas, AS 227.000

Union Carbide West Virginia, Texas, AS 295.100

Jubilant Life Science India 30.500

Laxmi Organic Industries Mumbai, India 30.000

Shinjiazhuang Xinyu Shinjiazhuang, China 30.000


Sanyang Industrial

Shandong Kunda Linyi, China 60.000


Biotechnology

Sinopec Shanghai Shanghai, China 42.000


Petrochemical

PT. Indo Acidatama surakarta, Indonesia 30.000

(www.icis.com; en.spc.com.cn; www.chemicalbook.com; acidatama.co.id)

Berdasarkan data produksi Acetaldehyde dunia minimal, yaitu 30.000 ton / tahun

3. Sasaran Pasar
Senyawa Asetaldehida adalah senyawa yang digunakan sebagai bahan baku
pelarut organik, plastik, plastizer, coating, flavoring agent, decalcifier, obat-obatan,
pewarna, dan stabilizer. Sasaran pasar di dalam negeri Asetaldehida akan dipasarkan ke
PT. Indo Acidatama sebagai bahan baku untuk produksi asam asetat dan PT. Petro Oxo
Nusantara untuk bahan baku n-butanol. Pendirian pabrik asetaldehida ini dapat
memenuhi kebutuhan bahan baku industri tersebut dan mengurangi impor asetaldehida
di Indonesia.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

C. Tinjauan Pustaka
1. Proses Produksi
a. Tinjauan Berbagai Proses
● Oksidasi Etanol
C2H5OH + ½ O2 → CH3CHO
ΔH298K = -43 kkal/kmol
Campuran uap etanol dan oksigen dari udara dimasukkan dalam reaktor
Fixed Bed Multitube yang berisi katalis silver pada suhu 450-500˚C dan
takanan 1 atm. Konversi alkohol per pass 25-35%. Alkohol yang tidak
bereaksi dan asetaldehida diserap dari hasil gas dengan alkohol dingin.
Asetaldehida dengan etanol dipisahkan dengan distilasi, alkohol direcycle
kembali sebagai umpan reaktor. Hasil samping berupa asam asetat, etil
asetat,carbon oxides dan metana.
( Mc Ketta, 1976 )
● Dehidrogenasi Etanol
C2H5OH → CH3CHO + H2
2C2H5OH →CH3COOC2H5 + 2H2
ΔH298K = 15 kkal/kmol

Etanol diuapkan dan direaksikan dengan kombinasi katalis tembaga,


kobalt, dan krom pada tekanan 1 atm dan dengan suhu 290˚C. Konversi
yang dihasilkan sebesar 88%. Gas hasil reaksi dikondensasi dengan
menggunakan kondensor parsial untuk memisahkan gas H2 dan asetaldehid.
Pemurnian dilakukan dengan menara distilasi. Etanol yang tidak bereaksi di
recycle kedalam proses. Hasil samping berupa etil asetat dan asam asetat.
(Church, 1951)
b. Pemilihan Proses
Dalam pemilihan pembuatan asetaldehid secara ekonomis maupun
teknis, perlu membandingkan setiap proses yang ada untuk menentukan
proses mana yang paling baik dalam perancangan pabrik.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

Harga bahan baku dan produk dari berbagai proses dapat dilihat pada tabel
1.4.

Tabel 1.4 Harga Bahan Baku dan Produk

Komponen Harga (USS/kg) Berat Molekul


(kg/mol)
Ethanol 1$ 46

Asetaldehid 106 $ 32

H2 2$ 2

Etil Asetat 2.5 $ 88


(Alibaba.com, 2022)
Berdasarkan data dari tabel 1.4 maka diperoleh perhitungan
potensial ekonomi sebagai berikut :
PE = (Harga Produk) - (Biaya Bahan Baku)

1. Oksidasi Etanol
Reaksi : C2H5OH + 1/2 O2 → C2H4O
Ep = (BM C2H4O × harga) − (BM C2H5OH × harga)

Ep= 32 ( kg
kmol
× 106
US $
kg )(
− 46
kg
kmol
×1
US $
kg )
US $
Ep=3346
kmol

2. Dehidrogenasi Etanol
Reaksi : C2H5OH + 1/2O2 → C2H4O + H2
2C2H5OH → CH3COOC2H5 + 2H2
Ep = [(BM C2H4O × harga) + (BM H2 × harga) +
(BM CH3COOC2H5 × harga)] − (BM C2H5OH)]

Ep= 32
[( kg
kmol
× 106
US $
kg )(
+ 3 ×2
kg
kmol
×2
US $
kg )(
+ 88
kg
kmol
×2.5
kg)(
US $
− 3 ×46
k
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

US $
Ep=3486
kmol

Analisa Pemilihan Proses Pembuatan Asetaldehid dengan


keterangan berikut, Variabel pemilihan proses dari segi teknis terdiri dari
berbagai pertimbangan, seperti harga bahan baku, suhu operasi, tekanan,
dan harga yield. Proses yang baik adalah proses yang mempunyai harga
bahan baku lebih murah, memiliki suhu operasi yang relatif rendah,
tekanan yang optimal, dan harga yield yang tinggi.

Tabel 1.5. Analisa Pemilihan Proses Pembuatan Asetaldehid

Variabel Pemilihan dari Proses Pemilihan dari Proses


Proses Oksidasi Etanol Dehidrogenasi Etanol

Suhu 500 (**) 275 – 300 (*)


Operasi
(°C)

Tekanan 1 (*) 1 (*)


(atm)

Yield (%) 25-35 (**) 88 (*)

Ekonomi 3346 US$/Kmol (*) 3486 US$/Kmol (*)


Potensial
(US$/Kmol)

Hasil Acetic acid, Ethyl acetate, Hydrogen


Samping Carbon oxides, Methane

Jenis Ag Cu-Cr
Katalis

Keterangan :
Baik (*)
Kurang Baik (**)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perancangan pabrik
asetaldehid yang paling menguntungkan adalah proses dari oksidasi
etanol. Sehingga proses inilah yang dipilih sebagai proses produksi
asetaldehid.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

c. Tinjauan Termodinamika
Reaksi : CH3CH2OH(g)  CH3CHO(g) + H2(g)
Ethanol Asetaldehid Hidrogen

Dengan P = 1 atm dan T= 300°C / 573K ditinjau dari segi termodinamika


diperoleh :
Panas reaksi ΔHR :
/ Reaktan, 573K
C2H5OH ΔHor
Produk 548K

CH3CH
ΔHR ΔHP
H2 O
CH3COOC2H5
298K 298K

Keterangan :
ΔHR = Panas reaksi reaktan
ΔHP = Panas reaksi produk
ΔHor = Panas reaksi pada keadaan standar

Dikutip dari Yaws (1999) data ΔHf°298, ΔG°298, dan kapasitas panas
(Cp) adalah sebagai berikut :

1. Entalpi reaksi standar ΔH˚r


Tabel 1.6 Panas pembentukan setiap komponen pada suhu 25˚C
Komponen ΔH298 (kJ/mol)
CH3CH2OH -234,81
CH3CHO -166,36
H2 0
(Yaws,1999)

ΔHr298 = ΔHf˚ Produk - ΔHf˚ Reaktan


= (ΔHfo CH3CHO + ΔHfo H2) - (ΔHfo CH3CH2OH)
= [-166,36 - (-234,81)] kJ/mol
ΔH298K = 68,45 kJ/mol
ΔH298K = 68.450 J/mol
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

2. Entalpi reaksi reaktan (ΔH˚reaktan) dan entalpi reaksi


produk (ΔH˚produk)
Data komponen kapasitas panasm dengan persamaan
Cp (J/mol) = A + BT + CT2 + DT3 + ET4
Dimana :
Cp = Kapasitas panas molekul (joule/(mol K))
T = Suhu (K)
A,B,C,D,E = Konstanta

Tabel 1.7 Data kapasitas panas (Cp) setiap komponen


Kompon Konstanta
en A B C D E
-
27,0 1,1055x 1,0957x 4,6601x
C2H5OH 1,5046x
91 10-1 10-4 10-11
10-7
-
CH3CH 34,1 4,002 1,5634x 4,7248x
1,6445x
O 4 x10-2 10-4 10-11
10 -7

- -
25,3 2,0178x 3,188
H2 3,8549x 8,7585x
99 10-2 x10-8
10-5 10-12

(Yaws, 2005)
Pada saat operasi, di reaktor berjalan dengan suhu keluar 300oC
(573K)
298

ΔHReaktan = ∫ Cp CH3CH2OH dT
573

ΔHReaktan =
298

∫ [ ( 27,091 ) + ( 1,1055.10−1 . T ) + ( 1,0957.10−4 .T 2 ) + (−1,5046. 10−7 . T 3 ) + ( 4,6601.10−11


573
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

ΔHReaktan =

[ ( T2
)( )( )(
3 4
−4 T −7 T
( 27,091. T ) + 1,1055.10−1 . + 1,0957.10 . + −1,5046. 10 . + 4,6601. 1
2 3 4

ΔHReaktan =

{ [ ][ ][
2 2 3 3
(298 −573 ) −4 (298 −573 )
[ 27,091.( 298−573)] + 1,1055.10 . −1
2
+ 1,0957. 10 .
3
+−

ΔHReaktan = −23.390,0001 mol/ j

573 573

ΔHProduk = ∫ Cp CH3CHO dT + ∫ Cp H 2 dT
298 298

573

ΔHProduk¿ ∫ Cp ¿
298

ΔHProduk=

[ (
( 34,14.T )+ 4,002. 10−2 .
T2
2 )(
+ 1,5634. 10−4
T3
3 )(
+ −1,644. 10−7 )(
T4
4
+ 4,7

ΔHProduk = ¿
ΔHProduk = 27.077,6629 mol/ j

ΔH°r = ΔHProduk + ΔH°298 + ΔHReaktan


= (27.077,6629 ¿+( 68.450)+(−23.390,0001)
= 3.756,1128 j /mol
= 3,7561 kJ / mol

Berdasarkan perhitungan di atas didapatkan nilai ΔH° r


positif, hal ini menunjukkan bahwa reaksi pembentukan
asetaldehid bersifat (endotermis) atau membutuhkan kalor dari
lingkungan ke sistem.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

Gambar 1.2 Diagram Alir Termodinamika


(Syukri S, 1999)

Dimana :
∆Gº298 = Perubahan energi Gibbs reaksi pada suhu 298 K
∆Gº573 = Perubahan energi Gibbs reaksi pada suhu 573 K
∆Hº298 = Perubahan entalpi pada suhu 298 K
∆Hºr = Perubahan entalpi total
K°298 = Konstanta kesetimbangan pada suhu 298 K
K°573 = Konstanta kesetimbangan pada suhu 573 K

(Perry, 1997)

Kelangsungan suatu reaksi dapat dilihat dari nilai Gibbs


reaksi. Nilai ini menunjukkan apakah suatu reaksi akan
berlangsung spontan atau tidak. Reaksi bolak-balik (reversible)
atau searah (irreversible) dapat ditemukan secara termodinamika
yaitu berdasarkan persamaan Van’t Hoff.

d (∆ G ° /RT ) −∆ H R
=
dT RT
2

Dengan :
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

∆ G=−RT lnK
Sehingga :
d lnK ∆ H R
= 2
dT RT
k2
∆ HR T2 1
∫ d lnk =¿ R ∫ T ¿
k1 T1 2

[ ]|
T2
k2 ∆ H R −1
ln k| =
k1
R T T1

ln k 2−ln k 1 =
−∆ H R 1
R [

1
T2 T1 ]
k 2 −∆ H R 1
ln =
k1 R [ −
1
T2 T1 ]
Jadi hasil integral di dapatkan persamaan Van’t Hoff
sebagai berikut :

( )
k −∆ H R 1 1
ln 2 = −
k1 R T2 T1

Tabel 1.8 Nilai energi Gibss setiap komponen


Komponen ΔG˚298 (kJ/mol)
CH3CH2OH -168,28
CH3CHO -133,30
H2 0
Maka :
∆ Gf °=∆ Gf ° Produk −∆ Gf ° Reaktan

¿ ( ∆G f ° CH 3 CHO ) + ( ∆ G f ° H 2 )−( ∆ G f ° CH 3 CH 2 OH )
¿ [ (−133,30)+(0)−(−168,28) ] kJ / mol
¿ 34,98 kJ / mol
Untuk penentuan tetapan konstanta kesetimbangan (K)
ditinjau dari :

ΔG° = - R T ln K
ΔG° = Energi Gibbs standar, kJ/mol
R = Tetapan gas umum 8,314.10-3 kJ/mol K
T = Suhu Reaksi, (K)
K = Konstanta kesetimbangan

ΔG ° f =−R . T . ln K
−ΔG ° f
ln K 298 K =
R.T
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

ln K 298 K =
(kJ
− 34,98
mol )
kJ
8,314.10−3 .298 K
mol K
ln K 298 K =−14,1186
K 298 K = 7,3853.10-7

Pada suhu 300˚C (573K) besarnya konstanta


kesetimbangan dapat dihitung sebagai berikut :

( )
K 573 ∆ H R −1 1
ln = +
K 298 R T 573 T 298
K 573
K 298
=exp
[ (
∆ H R −1
+
1
R T 573 T 298 )]

[ ]
kJ 1000 J
72,0475 .
K 573
7,3853.10
−7
=exp
mol 1 kJ −1
8,314
J
+(1
573 298 )
mol . K
K 573
=1.151.197,2875
7,3853.10−7
K 573 =0,8501

Berdasarkan perhitungan diatas nilai reaksi berlangsung searah


atau irreversible.
(perhitungan ini berlaku tanpa melibatkan katalis)

∆ G573 =−R . T . ln K 573

[(
∆ G573 =− 8,314. 10−3
kJ
mol . K)( 573 K ) (−0,4307 )
]
k
∆ G573 =2,0518
mol

Keterangan :

ΔG < 0 kjoule/mol = sangat layak berlangsung


0 < ΔG < 50 kjoule/mol = layak berlangsung
ΔG > 50 kjoule/mol = tidak layak berlangsung
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

(Yaws, 1999)

ΔG(573) = 2,0518 J/mol didapatkan nilai 0 < ΔG < 50, sehingga


reaksi dianggap layak berlangsung.

d. Tinjauan Pemilihan Kinetika


Persamaan reaksi kimia :
CH3CH2OH CH3CHO + H2
Etanol Asetaldehid Hidrogen
Persamaan kecepatan reaksi :
−r A =k . C A

k = A exp ( −ERT )
a

k =8,39 . 105 exp ( −11510


1,987 T )

Keterangan:
rA = kecepatan reaksi, kmol/m3
CA = konsentrasi CH3CH2OH, kmol/m3
k = konstanta kecepatan reaksi, m3/jam.kmol
A = Faktor frekuensi
T = Suhu
Ea = energi aktivasi
R = konstanta gas
Diketahui :
A = 8,39.105 dm3/g.cat.h
Ea = 11510 cal/mol
R = 0,082 L.atm/gmol.K
(Tu-Li-Chen, 1993)

e. Pemilihan Reaktor
Reaktor yang akan digunakan adalah Reaktor fixed bed multitube.
Karena reaktor membutuhkan panas berlebih untuk operasi, reaksi
berlangsung dalam fase gas dan katalis yang digunakan berbentuk butiran
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

bola. Sehingga dengan spesifikasi seperti ini, cocok menggunakan reaktor


tersebut.

f. Utilitas
Utilitas merupakan unit pendukung keberlangsungan proses
produksi pada pabrik. Maka selain bahan baku dan bahan pembantu,
diperlukan kebutuhan infrastruktur terutama utilitas. Unit ini memegang
peranan penting dalam produksi karena tanpa adanya unit ini maka
proses tidak dapat bekerja.
Unit utilitas pabrik asetaldehid ini meliputi penyediaan air,
pembuatan steam, pengadaan listrik, penyediaan udara tekan, penyediaan
bahan bakar, unit downtherm, dan unit refrigerasi.
1. Unit penyediaan air
Unit ini berfungsi untuk menyediakan dan mengolah air
untuk memenuhi kebutuhan pabrik. Penggunaan ari dalam pabrik
asetaldehid adalah sebagai berikut :
a) Air Proses
b) Air pemadam Kebakaran
c) Air minum dan sanitasi
2. Unit penyediaan dowtherm
Unit ini berfungsi untuk menyediakan kebutuhan
dowtherm sebagai media pemanas untuk alat-alat reactor, heat
exchanger, dan reboiler.
3. Unit penyediaan listrik
Unit ini berfungsi untuk menyediakan listrik sebagai
tenaga penggerak untuk peralatan proses, keperluan pengolahan
air, peralatan-peralatan elektronik, listrik, AC, maupun untuk
penerangan. Listrik disuplai dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN).
4. Unit penyediaan udara tekan
Unit ini digunakan untuk menyediakan udara tekan untuk
alat-alat kontrol dalam proses produksi.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

5. Unit penyediaan bahan bakar


Unit ini berguna untuk menyediakan bahan bakar untuk
kebutuhan boiler, dan generator. Tersedianya bahan bakar dengan
baik akan menunjang proses produksi asetaldehid.
6. Unit pengolah limbah
Unit ini berguna untuk mengolah limbah yang dihasilkan
dari seluruh kegiatan proses produksi. Limbah diolah dengan baik
agar tidak mencemari lingkungan sekitar dan merugikan
masyarakat.

2. Bahan Baku, Bahan Pembantu, dan Produk


a. Spesifikasi
1. Bahan Baku
Etanol
· Sifat Fisik
Rumus Molekul : C2H5OH
Bentuk : Cair
Warna : Bening
Kemurnian : 96,5% berat
Impuritas : H2O (3,5% berat)
Berat Molekul : 46,07 gr/mol
Titik Didih (1atm) : 78,32 o
C
Tekanan Kritis : 63,1 atm
Suhu Kritis : 243,1 o
C
Densitas : 0,7893 gr/cm3
Panas Penguapan : 839.328,717 kj/kg
Panas Pembentukan : 270.710,708 kj/kg
Kapasitas Panas : 0,579 kj/kg.K
Viskositas (20oC) : 1,17 N.s/m2
· Sifat Kimia
Mudah terbakar di udara sehingga menghasilkan lidah api.
Reaktif pada bahan-bahan yang bersifat asam dan alkali.
Bersifat toksik dan menyebabkan iritasi pada dosis tertentu.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

Keselamatan:
Memakai alat perlindungan tangan, mata, kulit, serta pernafasan.
Simpan di tempat yang terlindung dari sinar matahari.
Pemasangan ventilasi yang baik.

2. Bahan Pembantu
Katalisator Cr-Cu
Rumus Molekul : Cr-Cu
Bentuk : Butiran Bola
Diameter : 0,0051 m
Bulk Density : 67 kg/m3

3. Produk
Asetaldehid
· Sifat Fisik
Rumus Molekul : CH3CHO
Bentuk : Cair
Warna : Jernih
Kemurnian : 99,9 % berat
Impuritas : Etanol (0,1% berat)
Berat Molekul : 44 gr/mol
Titik Didih (1atm) : 20,2 o
C
Titik Lebur : -123,5 o
C
Densitas : 0,783 gr/cm3
Panas Peleburan : 71129,552 kj/kg
Panas Penguapan : 581588,692 kj/kg
Suhu Kritis : 461 K
Tekanan Kritis : 63,22 atm
Viskositas : 0,12-0,16 kg/L.det
· Sifat Kimia
Cairan dan uap mudah menyala, serta berbahaya jika tertelan.
Berbahaya jika terkena kulit, karena akan menyebabkan iritasi.
Dapat menyebabkan kerusakan genetik dan kanker.
Keselamatan:
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

Simpan dalam kemasan yang tertutup rapat dan dalam tempat


dingin, kondisi atmosfer yang inert, sejuk, dan kering. Memakai
sarung tangan pelindung dan pelindung mata.

Hidrogen
· Sifat Fisik
Rumus Molekul : H2
Bentuk : Gas
Sifat : Mudah terbakar
Berat Molekul : 2,016 gr/mol
Titik Didih (1 atm) : -252 o
C
Titik Lebur (1 atm) : -254,2 o
C
Suhu Kritis : -239 o
C
Tekanan Kritis : 32,57 o
C
Densitas : 71 kg/cm3
Kelarutan : Larut dalam air
· Sifat Kimia
Mudah terbakar di udara bila konsentrasi 4%.
Pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan mutagenisitas.
Sangat reaktif dengan unsur oksida dan klorida berbagai logam.
Keselamatan:
Menggunakan alat perlindungan pernafasan.
Simpan dalam tempat yang tertutup rapat dan ventilasi baik.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

BAB II
DESKRIPSI PROSES
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

B. Uraian Proses

a. Tahap Persiapan Bahan Baku

Bahan baku ethanol disimpan dalam tangka penyimpanan ethanol


(T-01) yang berbentuk silinder tegak dengan tutup conical pada fase cair
suhu 30˚C dan tekanan 1 atm. Ethanol dari tangki penyimpanan
diumpankan dalam vaporizer (VP-01). Keluaran dari vaporizer berupa
uap cairan kemudian dipisahkan dalam separator (SP-01), hasil bawah
separator direcycle kembali ke vaporizer, sedangkan hasil atas separator
berupa uap diumpankan menuju heater (HE-01) sehingga suhunya sesuai
dengan umpan reaktor (R-01) sebesar 300˚C.

b. Tahap Proses Produksi

Proses reaksi dehidrogenasi ethanol dalam reaktor


Reaksi : CH3CH2OH(g)  CH3CHO(g) + H2(g)
Ethanol Asetaldehid Hidrogen

Reaksi dilakukan dalam reaktor fixed bed multitube katalitik untuk


menghasilkan asetaldehid. Reaktor beroperasi pada kondisi non
isothermal, dengan suhu umpan 300˚C dan tekanan 1,3 atm. Katalis yang
digunakan adalah Cu-Cr yang berada dalam tube reaktor. Konversi dalam
reaktor yaitu 88 % dan reaksi bersifat endotermis. Untuk menjaga suhu
operasi reaktor ditambahkan pemanas.

c. Tahap Pemurnian Produk

Produk keluar reaktor dengan suhu 275˚C didinginkan


menggunakan heat exchanger (HE-02) sebelum diembunkan dalam
kondensor parsial (CDP-01). Kondensor parsial berfungsi untuk
mengembunkan gas condensable. Pada separator (SP-02) gas
condensable dan non-condensable akan terpisah. Gas hydrogen yang
merupakan gas non-condensable merupakan hasil atas separator,
sedangkan gas condensable berupa asetaldehid, ethanol, dan air
merupakan hasil bawah separator dialirkan menuju heat exchanger (HE-
03). Kemudian diumpankan menuju Menara destilasi (MD-01) untuk
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

memurnikan asetaldehid menjadi produk. Hasil atas menara destilasi


(MD-01) berupa uap asetaldehid 99% diembunkan pada condenser (CD-
01). Hasil destilat ini kemudian melewati heat exchanger (HE-04) sampai
suhu 30˚C sebelum disimpan di tangki penyimpanan (T-02).

C. Rencana Alat yang Digunakan


Pada proses produksi Asetaldehid ini driencanakan menggunakan
alat-alat sebagai berikut :

1. Reaktor
Kode : R-01
Fungsi : Untuk mereaksikan ethanol dengan katalis Cu-Cr
dengan menggunakan jenis reactor fixed bed
multitube
Jumlah :1
2. Kondensor Parsial
Kode : CDP-01
Fungsi : Untuk mengkondensasi gas condensable berupa
ethanol, air, dan asetaldehid. Sehingga dapat
dipisah dalam separator.
Jumlah :1
3. Seperator
Kode : SP-01, SP-02
Fungsi : Untuk memisahkan fluida dengan densitas yang
berbeda, dimana fluida lebih berat akan berada
pada bagian bawah sedangkan fluida yang lebih
ringan akan berada pada bagian atas.
Jumlah :1
4. Menara Destilasi
Kode : MD-01
Fungsi : Untuk memisahkan Asetaldehid dari air dan
ethanol. Pemisahan berdasarkan perbedaan titik
didih.
Junlah :1
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun

D. Lokasi Pabrik
Lokasi sangat mempengaruhi nilai keekonomian degingga perlu
diertimbangkan dengan benar dimana pabrik akan didirikan. Rancangan
pabrik asetaldehid ini direncanakan akan didirikan di Karanganyar, Jawa
Tengah. Selain sebagai Kawasan industri pertimbangan lain pendirian
pabrik ini adalah :

1. Penyediaan Bahan Baku


Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan
operasi sehingga keberadaannya harus benar-benar diperhatikan.
Ethanol yang menjadi bahan baku utama mudah didapatkan dari PT.
Indo Acidatama Tbk mengingat lokasi yang dekat dan suplai yang
melimpah.
2. Utilitas
Utilitas yang dibutuhkan adalah keperluan listrik, air, dan bahan
bakar. Kebutuhan tenaga listrik didapat dari PLN setempat dan dari
generator pembangkit yang dibangun sendiri. Kebutuhan air dapat
diambil dari sungai atau laut. Persediaan bahan bakar harus cukup dan
mudah didapatkan .
3. Sarana dan Transportasi
Di kawasan industri ini tentu nya ketersedian sarana transportasi
untuk proses pemasaran produk dan penyediaan bahan baku cukup
memadai sehingga menunjang proses produksi asetaldehid.
4. Pemasaran
Fokus pemasaran asetaldehid ini adalah kedalam negeri untuk
mengurangi import asetaldehid dari luar negeri, kebutuhan asetaldehid
di Indonesia dapat dipenuhi untuk menunjang industri lain yang
menggunakan asetaldehid sebagai bahan bakunya.
5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja di Indonesia cukup banyak, sehingga penyedia
tenaga kerja tidak begitu sulit untuk diperoleh. Tenaga kerja dengan
pendidikan menengah atau kejuruan bisa di dapat dari daerah sekitar
pabrik. Sedangkan untuk tenaga kerja ahli dapat diambil dari lulusan
sarjana.

Anda mungkin juga menyukai