Disusun oleh :
1. MUSA ROSYDIN 121180121
2. NABILA PRIMASARI 121180145
Oleh :
Disetujui Untuk Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Yogyakarta, 2022
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing I Dosen Pembing II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri kimia di Indonesia belakangan ini memperlihatkan perkembangan yang
cukup baik. Semakin banyak bahan kimia yang diproduksi di dalam negeri baik itu
produk Up Stream (hulu), produk Mid Stream (antara/ intermediate) maupun produk
Down Stream (hilir). Produk antara atau intermediate diperkirakan memiliki prospek
pasar yang cukup baik dan sekaligus memiliki peluang investasi yang cukup besar.
Sejalan dengan kebijakan pemerintahan untuk meningkatkan iklim industri, maka
perkembangan industri kimia dasar yang berwawasan masa depan mempunyai prospek
yang cukup cerah. Salah satu bahan kimia yang cukup penting adalah Asetaldehid.
Asetaldehid merupakan bahan yang mempunyai kegunaan yang sangat luas
dalam industri kimia. Lebih dari 95% produk ini digunakan dalam industri sebagai
bahan intermediet untuk menghasilkan produk kimia yang lain, antara lain adalah
sebagai berikut: bahan baku pembuatan asam asetat, pyridin, 2-ethyl heksanol,
pentaerythrytol, n-butanol, trimetilolpropana, crotanaldehid, asam laktat, chloral, 1-3
buthylene glikol.
Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri petrokimia di Indonesia
maka diperkirakan permintaan bahan baku asetaldehid pada tahun- tahun mendatang
juga meningkat. Oleh karena itu pabrik asetaldehid perlu didirikan di Indonesia dengan
pertimbangan- pertimbangan sebagai berikut :
1. Dapat meningkatkan devisa negara, dengan adanya pabrik asetaldehid di dalam
negeri maka impor asetaldehid dapat dikurangi dan jika berlebih dapat diekspor.
2. Dapat memacu berdirinya pabrik-pabrik baru yang menggunakan bahan baku
asetaldehid.
3. Menggunakan bahan baku etanol yang mudah diperoleh di dalam negeri.
4. Dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, sehingga dapat
mengurangi pengangguran.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
B. Prospek Pasar
1. Data Ekspor dan Impor
Berikut data impor untuk Asetaldehida di Indonesia pada tahun 2014 sampai
tahun 2020 pada Tabel 1.1
Dari tabel tersebut maka dapat dibuat grafik kebutuhan impor asetaldehid di
Indonesia sebagai berikut :
Berdasarkan data produksi Acetaldehyde dunia minimal, yaitu 30.000 ton / tahun
3. Sasaran Pasar
Senyawa Asetaldehida adalah senyawa yang digunakan sebagai bahan baku
pelarut organik, plastik, plastizer, coating, flavoring agent, decalcifier, obat-obatan,
pewarna, dan stabilizer. Sasaran pasar di dalam negeri Asetaldehida akan dipasarkan ke
PT. Indo Acidatama sebagai bahan baku untuk produksi asam asetat dan PT. Petro Oxo
Nusantara untuk bahan baku n-butanol. Pendirian pabrik asetaldehida ini dapat
memenuhi kebutuhan bahan baku industri tersebut dan mengurangi impor asetaldehida
di Indonesia.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
C. Tinjauan Pustaka
1. Proses Produksi
a. Tinjauan Berbagai Proses
● Oksidasi Etanol
C2H5OH + ½ O2 → CH3CHO
ΔH298K = -43 kkal/kmol
Campuran uap etanol dan oksigen dari udara dimasukkan dalam reaktor
Fixed Bed Multitube yang berisi katalis silver pada suhu 450-500˚C dan
takanan 1 atm. Konversi alkohol per pass 25-35%. Alkohol yang tidak
bereaksi dan asetaldehida diserap dari hasil gas dengan alkohol dingin.
Asetaldehida dengan etanol dipisahkan dengan distilasi, alkohol direcycle
kembali sebagai umpan reaktor. Hasil samping berupa asam asetat, etil
asetat,carbon oxides dan metana.
( Mc Ketta, 1976 )
● Dehidrogenasi Etanol
C2H5OH → CH3CHO + H2
2C2H5OH →CH3COOC2H5 + 2H2
ΔH298K = 15 kkal/kmol
Harga bahan baku dan produk dari berbagai proses dapat dilihat pada tabel
1.4.
Asetaldehid 106 $ 32
H2 2$ 2
1. Oksidasi Etanol
Reaksi : C2H5OH + 1/2 O2 → C2H4O
Ep = (BM C2H4O × harga) − (BM C2H5OH × harga)
Ep= 32 ( kg
kmol
× 106
US $
kg )(
− 46
kg
kmol
×1
US $
kg )
US $
Ep=3346
kmol
2. Dehidrogenasi Etanol
Reaksi : C2H5OH + 1/2O2 → C2H4O + H2
2C2H5OH → CH3COOC2H5 + 2H2
Ep = [(BM C2H4O × harga) + (BM H2 × harga) +
(BM CH3COOC2H5 × harga)] − (BM C2H5OH)]
Ep= 32
[( kg
kmol
× 106
US $
kg )(
+ 3 ×2
kg
kmol
×2
US $
kg )(
+ 88
kg
kmol
×2.5
kg)(
US $
− 3 ×46
k
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
US $
Ep=3486
kmol
Jenis Ag Cu-Cr
Katalis
Keterangan :
Baik (*)
Kurang Baik (**)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perancangan pabrik
asetaldehid yang paling menguntungkan adalah proses dari oksidasi
etanol. Sehingga proses inilah yang dipilih sebagai proses produksi
asetaldehid.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
c. Tinjauan Termodinamika
Reaksi : CH3CH2OH(g) CH3CHO(g) + H2(g)
Ethanol Asetaldehid Hidrogen
CH3CH
ΔHR ΔHP
H2 O
CH3COOC2H5
298K 298K
Keterangan :
ΔHR = Panas reaksi reaktan
ΔHP = Panas reaksi produk
ΔHor = Panas reaksi pada keadaan standar
Dikutip dari Yaws (1999) data ΔHf°298, ΔG°298, dan kapasitas panas
(Cp) adalah sebagai berikut :
- -
25,3 2,0178x 3,188
H2 3,8549x 8,7585x
99 10-2 x10-8
10-5 10-12
(Yaws, 2005)
Pada saat operasi, di reaktor berjalan dengan suhu keluar 300oC
(573K)
298
ΔHReaktan = ∫ Cp CH3CH2OH dT
573
ΔHReaktan =
298
ΔHReaktan =
[ ( T2
)( )( )(
3 4
−4 T −7 T
( 27,091. T ) + 1,1055.10−1 . + 1,0957.10 . + −1,5046. 10 . + 4,6601. 1
2 3 4
ΔHReaktan =
{ [ ][ ][
2 2 3 3
(298 −573 ) −4 (298 −573 )
[ 27,091.( 298−573)] + 1,1055.10 . −1
2
+ 1,0957. 10 .
3
+−
573 573
ΔHProduk = ∫ Cp CH3CHO dT + ∫ Cp H 2 dT
298 298
573
ΔHProduk¿ ∫ Cp ¿
298
ΔHProduk=
[ (
( 34,14.T )+ 4,002. 10−2 .
T2
2 )(
+ 1,5634. 10−4
T3
3 )(
+ −1,644. 10−7 )(
T4
4
+ 4,7
ΔHProduk = ¿
ΔHProduk = 27.077,6629 mol/ j
Dimana :
∆Gº298 = Perubahan energi Gibbs reaksi pada suhu 298 K
∆Gº573 = Perubahan energi Gibbs reaksi pada suhu 573 K
∆Hº298 = Perubahan entalpi pada suhu 298 K
∆Hºr = Perubahan entalpi total
K°298 = Konstanta kesetimbangan pada suhu 298 K
K°573 = Konstanta kesetimbangan pada suhu 573 K
(Perry, 1997)
d (∆ G ° /RT ) −∆ H R
=
dT RT
2
Dengan :
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
∆ G=−RT lnK
Sehingga :
d lnK ∆ H R
= 2
dT RT
k2
∆ HR T2 1
∫ d lnk =¿ R ∫ T ¿
k1 T1 2
[ ]|
T2
k2 ∆ H R −1
ln k| =
k1
R T T1
ln k 2−ln k 1 =
−∆ H R 1
R [
−
1
T2 T1 ]
k 2 −∆ H R 1
ln =
k1 R [ −
1
T2 T1 ]
Jadi hasil integral di dapatkan persamaan Van’t Hoff
sebagai berikut :
( )
k −∆ H R 1 1
ln 2 = −
k1 R T2 T1
¿ ( ∆G f ° CH 3 CHO ) + ( ∆ G f ° H 2 )−( ∆ G f ° CH 3 CH 2 OH )
¿ [ (−133,30)+(0)−(−168,28) ] kJ / mol
¿ 34,98 kJ / mol
Untuk penentuan tetapan konstanta kesetimbangan (K)
ditinjau dari :
ΔG° = - R T ln K
ΔG° = Energi Gibbs standar, kJ/mol
R = Tetapan gas umum 8,314.10-3 kJ/mol K
T = Suhu Reaksi, (K)
K = Konstanta kesetimbangan
ΔG ° f =−R . T . ln K
−ΔG ° f
ln K 298 K =
R.T
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
ln K 298 K =
(kJ
− 34,98
mol )
kJ
8,314.10−3 .298 K
mol K
ln K 298 K =−14,1186
K 298 K = 7,3853.10-7
( )
K 573 ∆ H R −1 1
ln = +
K 298 R T 573 T 298
K 573
K 298
=exp
[ (
∆ H R −1
+
1
R T 573 T 298 )]
[ ]
kJ 1000 J
72,0475 .
K 573
7,3853.10
−7
=exp
mol 1 kJ −1
8,314
J
+(1
573 298 )
mol . K
K 573
=1.151.197,2875
7,3853.10−7
K 573 =0,8501
[(
∆ G573 =− 8,314. 10−3
kJ
mol . K)( 573 K ) (−0,4307 )
]
k
∆ G573 =2,0518
mol
Keterangan :
(Yaws, 1999)
k = A exp ( −ERT )
a
Keterangan:
rA = kecepatan reaksi, kmol/m3
CA = konsentrasi CH3CH2OH, kmol/m3
k = konstanta kecepatan reaksi, m3/jam.kmol
A = Faktor frekuensi
T = Suhu
Ea = energi aktivasi
R = konstanta gas
Diketahui :
A = 8,39.105 dm3/g.cat.h
Ea = 11510 cal/mol
R = 0,082 L.atm/gmol.K
(Tu-Li-Chen, 1993)
e. Pemilihan Reaktor
Reaktor yang akan digunakan adalah Reaktor fixed bed multitube.
Karena reaktor membutuhkan panas berlebih untuk operasi, reaksi
berlangsung dalam fase gas dan katalis yang digunakan berbentuk butiran
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
f. Utilitas
Utilitas merupakan unit pendukung keberlangsungan proses
produksi pada pabrik. Maka selain bahan baku dan bahan pembantu,
diperlukan kebutuhan infrastruktur terutama utilitas. Unit ini memegang
peranan penting dalam produksi karena tanpa adanya unit ini maka
proses tidak dapat bekerja.
Unit utilitas pabrik asetaldehid ini meliputi penyediaan air,
pembuatan steam, pengadaan listrik, penyediaan udara tekan, penyediaan
bahan bakar, unit downtherm, dan unit refrigerasi.
1. Unit penyediaan air
Unit ini berfungsi untuk menyediakan dan mengolah air
untuk memenuhi kebutuhan pabrik. Penggunaan ari dalam pabrik
asetaldehid adalah sebagai berikut :
a) Air Proses
b) Air pemadam Kebakaran
c) Air minum dan sanitasi
2. Unit penyediaan dowtherm
Unit ini berfungsi untuk menyediakan kebutuhan
dowtherm sebagai media pemanas untuk alat-alat reactor, heat
exchanger, dan reboiler.
3. Unit penyediaan listrik
Unit ini berfungsi untuk menyediakan listrik sebagai
tenaga penggerak untuk peralatan proses, keperluan pengolahan
air, peralatan-peralatan elektronik, listrik, AC, maupun untuk
penerangan. Listrik disuplai dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN).
4. Unit penyediaan udara tekan
Unit ini digunakan untuk menyediakan udara tekan untuk
alat-alat kontrol dalam proses produksi.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
Keselamatan:
Memakai alat perlindungan tangan, mata, kulit, serta pernafasan.
Simpan di tempat yang terlindung dari sinar matahari.
Pemasangan ventilasi yang baik.
2. Bahan Pembantu
Katalisator Cr-Cu
Rumus Molekul : Cr-Cu
Bentuk : Butiran Bola
Diameter : 0,0051 m
Bulk Density : 67 kg/m3
3. Produk
Asetaldehid
· Sifat Fisik
Rumus Molekul : CH3CHO
Bentuk : Cair
Warna : Jernih
Kemurnian : 99,9 % berat
Impuritas : Etanol (0,1% berat)
Berat Molekul : 44 gr/mol
Titik Didih (1atm) : 20,2 o
C
Titik Lebur : -123,5 o
C
Densitas : 0,783 gr/cm3
Panas Peleburan : 71129,552 kj/kg
Panas Penguapan : 581588,692 kj/kg
Suhu Kritis : 461 K
Tekanan Kritis : 63,22 atm
Viskositas : 0,12-0,16 kg/L.det
· Sifat Kimia
Cairan dan uap mudah menyala, serta berbahaya jika tertelan.
Berbahaya jika terkena kulit, karena akan menyebabkan iritasi.
Dapat menyebabkan kerusakan genetik dan kanker.
Keselamatan:
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
Hidrogen
· Sifat Fisik
Rumus Molekul : H2
Bentuk : Gas
Sifat : Mudah terbakar
Berat Molekul : 2,016 gr/mol
Titik Didih (1 atm) : -252 o
C
Titik Lebur (1 atm) : -254,2 o
C
Suhu Kritis : -239 o
C
Tekanan Kritis : 32,57 o
C
Densitas : 71 kg/cm3
Kelarutan : Larut dalam air
· Sifat Kimia
Mudah terbakar di udara bila konsentrasi 4%.
Pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan mutagenisitas.
Sangat reaktif dengan unsur oksida dan klorida berbagai logam.
Keselamatan:
Menggunakan alat perlindungan pernafasan.
Simpan dalam tempat yang tertutup rapat dan ventilasi baik.
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
BAB II
DESKRIPSI PROSES
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
B. Uraian Proses
1. Reaktor
Kode : R-01
Fungsi : Untuk mereaksikan ethanol dengan katalis Cu-Cr
dengan menggunakan jenis reactor fixed bed
multitube
Jumlah :1
2. Kondensor Parsial
Kode : CDP-01
Fungsi : Untuk mengkondensasi gas condensable berupa
ethanol, air, dan asetaldehid. Sehingga dapat
dipisah dalam separator.
Jumlah :1
3. Seperator
Kode : SP-01, SP-02
Fungsi : Untuk memisahkan fluida dengan densitas yang
berbeda, dimana fluida lebih berat akan berada
pada bagian bawah sedangkan fluida yang lebih
ringan akan berada pada bagian atas.
Jumlah :1
4. Menara Destilasi
Kode : MD-01
Fungsi : Untuk memisahkan Asetaldehid dari air dan
ethanol. Pemisahan berdasarkan perbedaan titik
didih.
Junlah :1
Prarancangan Pabrik Asetaldehid Dengan Proses Dehidrogenasi
Ethanol Dengan Kapasitas 30.0000 Ton/Tahun
D. Lokasi Pabrik
Lokasi sangat mempengaruhi nilai keekonomian degingga perlu
diertimbangkan dengan benar dimana pabrik akan didirikan. Rancangan
pabrik asetaldehid ini direncanakan akan didirikan di Karanganyar, Jawa
Tengah. Selain sebagai Kawasan industri pertimbangan lain pendirian
pabrik ini adalah :