Anda di halaman 1dari 14

BAB VI

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

Utilitas merupakan unit penunjang utama guna memperlancar jalannya


proses produksi. Oleh karena itu , agar proses produksi dapat berlangsung secara
berkesinambungan maka, haruslah didukung oleh sarana dan prasarana utilitas
yang baik.
Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan biodiesel dari
Crude Palm Oil adalah sebagai berikut :
1. Unit penyedia steam
2. Unit penyedia air
3. Unit penyedia bahan bakar
4. Unit penyedia listrik
5. Unit pengolahan limbah

6.1 Unit Penyediaan Air


Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi
kebutuhan diantaranya air proses, air umpan boiler, air pendingin dan sanitasi.
Air bahan baku diambil dari sungai menggunakan air dari sungai. Alasan
pemilihan air sungai antara lain mudah diperoleh dalam jumlah yang besar
dengan biaya murah serta mudah dalam pengaturan dan pengolahannya. Untuk
menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di lokasi pengambilan air dibangun
fasilitas penampung air (Water intake) yang juga merupakan tempat pengolahan
air sungai. Air yang berasal dari sungai pada umumnya mengandung lumpur atau
padatan serta mineral penyebab foaming, oksigen bebas dan kadang mengandung
asam, sehingga harus menjalani proses pengolahan yang disajikan pada Gambar
6.1.
Gambar 6.1 Sistem Pengolahan Air Baku
 Pengolahan Air Baku
Air baku yang digunakan diambil dari sungai akan mengalami pengolahan
di Water Trearment Plant.
1. Penyaringan dan Pengendapan Awal
Air dari sungai dipompakan dari pump house ke cascade deaerator yang
dilengkapi dengan pengaduk, sehingga kotoran-kotoran terendapkan. Selanjutnya
air masuk ke dalam bak pengedapan, pengendapan merupakan tahap awal dari
pegolahan air sungai. Sebelum masuk pompa air sungai dilewatkan pada screener
untuk menyaring partikel yang berukuran besar, kemudian air diendapkan dalam
bak penampung menggunakan gaya grafitasi. Tahap ini bertujuan untuk
mengendapkan dan memisahkan padatan tanpa bantuan bahan kimia, sehingga
mempermudah pengolahan selanjutnya untuk memisahkan partikel-partikel yang
lebih kecil (Dagremont, 1991).
2. Pengendapan dengan cara koagulasi
Air pada bak penampung awal dialirkan menggunkan pompa menuju bak
koagulasi. Pada tahap ini bertujuan untuk memisahkan padatan tersuspensi yang
tidak dapat mengendap pada bak penampungan. Proses koagulasi memerlukan
bahan kimia sebagai koagulan yaitu alum Al2(SO4)3 dan larutan abu soda Na2CO3.
Larutan Al2(SO4)3 berfungsi sebagai koagulan utama dan larutan Na2CO3 sebagai
koagulan tambahan yang berfungsi untuk mempercepat pengendapan dengan
penyesuaian pH (basa) dan bereaksi dengan ion-ion logam membentuk senyawa
karbonat yang tidak mudah larut. Setelah pencampuran dengan pengadukan maka
akan terbentuk flok-flok yang akan mengendap ke dasar bak koagulasi karena
grafitasi, sedangkan air jernih akan keluar melimpah (Overflow) yang selanjutnya
akan masuk ke bak clarifier.
3. Pemisahan dengan clarifier
Air yang overflow akan ditampung pada bak clarifier untuk mengendapkan
flok-flok yang terbentuk setelah proses koagulasi yang terbawa aliran, flok akan
mengedap pada dasar clarifier dan keluar melalui pipa blow down. Dari bak
clarifier aliran air terbagi menjadi 2 aliran. Aliran pertama menuju cooling water
tank untuk penambahan natrium hypochlorit (NaOCl) yang berfungsi untuk
membunuh zat organik dan mencegah pertumbuhan lumut dan air dipompakan ke
over head tank untuk digunakan sebagai air pendingin. Aliran kedua menuju ke
gravity sand filter yang berfungsi untuk menyaring kotoran atau endapan yang
terapung. Air yang keluar dari gravity sand filter akan ditampung di filter water
tank. (Sedangkan air yang sudah terpisah dari flok akan dialirkan menuju sand
filter.
4. Pemisahan dengan sand filter
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan
tujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS), termasuk partikulat BOD dalam air
(Metcalf, 1991). Material yang digunakan dalam medium filtrasi dapat bermacam-
macam: pasir silika, antrasit (crushed anthracite coal), karbon aktif granular
(Granular Carbon Active atau GAC), karbon aktif serbuk (Powdered Carbon
Active atau PAC) dan batu garnet. Penggunaan yang paling umum dipakai di
Afrika dan Asia adalah pasir silika. Unit filtrasi dalam pabrik Aseton
menggunakan media filtrasi granular (Granular medium filtration) sebagai
berikut:
1. Lapisan berupa pasir untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih
terbawa bersama air.
2. Untuk menghasilkan penyaringan yang efektif, perlu digunakan medium
berpori misalnya atrasit atau marmer. Untuk beberapa pengolahan dua tahap
atau tiga tahap pada pengolahan effluent pabrik, perlu menggunakan bahan
dengan luar permukaan pori yang besar dan daya adsorpsi yang lebih besar,
seperti Biolite, pozzuolana ataupun Granular Active Carbon/GAC)
(Degremont, 1991).
3. Lapisan bawah menggunakan batu krikil/gravel.
Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.
Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan
regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik (back washing). Dari sand
filter, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai
kebutuhan.

 Pengolahan Air Proses


Air yang digunakan untuk keperluan proses dan umpan boiler harus murni
dan bebas dari zat pengotor maupun zat yang dapat membuat jelaga . Untuk itu
perlu dilakukan proses demineralisasi. Alat demineralisasi dibagi menjadi 2 yaitu
Penukar kation (cation exchanger), Penukar anion (anion exchanger), Proses
Deaerasi,
a. Penukar Kation (Cation Exchanger)
Air bersih dari bak penampung dialirkan melalui pompa menuju unit
penyediaan air proses. Air proses harus dihilangkan kandungan garam yang
dapat menimbulkan kesadahan dalam air. Cation Exchanger berfungsi untuk
mengikat ion-ion positif dari garam yang terkandung dalam air. Alat ini
berupa silinder tegak yang berisi tumpukan butiran-butiran resin penukar
ion. Resin yang digunakan adalah jenis C-300 dengan notasi RH2. Reaksi
yang terjadi daam cation exchanger antara lain:
2NaCl + RH2 RNa2 + 2HCl
CaCO3 + RH2 RCa + H2CO3
Mg2+ + RH2+ RMg2+ + 2H+
Apabila resin telah jenuh maka pencucian dilakukan dengan menggunakan
larutan H2SO4 2%. Reaksi yang terjadi pada waktu regenerasi antara lain:
RNa2 + H2SO4 RH2 + Na2SO4
RCa + H2SO4 RH2 + CaSO4
RMg2+ + H2SO4 RH2+ + MgSO4

b. Penukar Anion (Anion Exchanger)


Air hasil penukar kation kemudian dialirnya dengan pompa menuju anion
exchanger. Alat ini sama seperti penukar kation, tetapi memiliki fungsi yang
berbeda yaitu mengikat ion-ion negatif dari garam yang terlarut dalam air .
Resin yang digunakan yaitu C-500P dengan notasi R(OH) 2. Reaksi yang
terjadi dalam anion exchanger antara lain:
R(OH)2 + 2HCl RCl2 + 2H2O
R(OH)2 + H2SO4 RSO4 + 2H2O
R(OH)2 + H2CO3 RCO3 + 2H2O
Pencucian resin yang sudah jenuh menggunakan larutan NaOH 4%. Reaksi
yang terjadi saat regenerasi antara lain :
RCl2 + 2NaOH R(OH)2 + 2NaCl
RSO4 + 2NaOH R(OH)2 + 2Na2SO4
RCO3 + 2NaOH R(OH)2 + 2Na2CO3
Air produk anion exchanger dialirkan melalui pompa menuju tangka Demin
Water untuk digunakan sebagai air pendingin dan air proses.
c. Proses Deaerasi (Degasser Water Tank)
Degasser Water Tank berfungsi untuk menghilangkan gas-gas terlarut yang
dapat menyebabkan foaming dalam boiler bertekanan tinggi, terutama O2
dan CO2 dengan cara pemanasan menggunakan steam. Air yang sudah bebas
dari ion-ion positif dan ion-ion negatif kemudian dialirkan melalui pompa
menuju tangki deaerator. Oksigen terlarut dapat menyebabkan korosi pada
alat proses dan boiler, gas ini kemudian di buang ke atmosfer.
d. Mixed Bed
Merupakan unit penukar kation dan anion berfungsi untuk
menyempurnakan penghilangan kation dan anion yang telah dilakukan oleh
Cation Exchanger dan Anion Exchanger. Air hasil MB ini perlu
ditambahkan NaOH untuk meningkatkan pH sehingga pH air menjadi 8,5-9
dengan menggunakan dosing pump. Air hasil proses pengolahan ini
selanjutnya dialirkan ke Power Plant sebagai air umpan boiler bertekanan
tinggi.
e. Tangki Air Umpan Boiler
Alat ini berfungsi menampung air umpan boiler selama 24 jam. Bahan
bahan yang ditambahkan untuk mencegah korosi dan kerak antara lain :
a. Hidrazin (N2H4)
Hidrazin berfungsi untuk menghilangkan gas terlarut terutama gas
oksigen, sehingga dapat mencegah korosi pada boiler. Reaksi yang
terjadi:
N2H4 + O2 N2 + 2H2O
b. NaH2PO4
NaH2PO4 berfungsi mencegah timbulnya kerak. Reaksi yang terjadi:
2NaH2PO4 + 4NaOH + 3 CaCO3 Ca3(PO4)2 +3Na2CO3 +4H2O
(Powel, 1954)

 Pengolahan Air pendingin


Kebutuhan air pendingin untuk proses, selain dipenuhi oleh cooling water.
Adapun 2 cara pengolahan air pendingin sesuai dengan media pendingin yang
dipakai, yaitu sebagai berikut.
a. Cooling Water, merupakan air dengan media cooling tower menggunakan
udara. Mampu mendinginkan sampai temperatur 20°C.

b. Brine Chiller, merupakan chiller dengan media chill water menggunakan


NaOH atau LiBr 38% atau selain air. Mampu mendinginkan dengan
temperatur bervariasi 2-25°C sesuai yang diinginkan oleh proses.

6.1.1 Penyediaan Air pendingin


Unit pengadaan air pendingin berfungsi untuk menyediakan air pendingin
yang akan digunakan di pabrik Biodiesel. Air pendingin diperlukan untuk
keberlangsungan proses pabrik Biodiesel harus melalui proses pengolahan
terlebih dahulu, sehingga air pendingin memiliki sifat-sifat yang tidak korosif,
tidak menimbulkan kerak, dan tidak mengandung mikroorganisme yang dapat
menimbulkan lumut. Kebutuhan air pendingin dan air proses disajikan pada Tabel
6.1.
Tabel 6.1 Kebutuhan Air Pendingin dan Air Proses
No. Kode Alat Alat Kebutuhan (kg/jam)
1 E-104 Kondensor 29949,3290
2 WT-101 Washing Tank 341,64

Diperkirakan kebutuhan air pendingin untuk make up sebesar 20% dari total
air pendingin. Sehingga Total air yang diperlukan untuk pendinginan dan air
proses 36.349,16 kg/jam. Untuk mengetahui laju volumetrik maka dibutuhkan
densitas air pada 25oC = 997,08 kg/m3 (Gean Koplis, Apendix A.2-3 hal.962).
36.349,16 kg/jam 3
Kebutuhan air pendingin = 3
=36,46 m /jam
997,08 kg/ m
3
Kebutuhan air pendingin = 874,934 m /hari

6.1.2 Penyediaan Air Umpan Boiler


Kebutuhan air umpan boiler untuk pengadaan steam dan Heating Water
disajikan pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2 Kebutuhan Air Umpan Boiler


No. Kode Alat Alat Kebutuhan (kg/jam)
1 E-101 Heater 1 530,01
2 E-102 Heater 2 178,83
3 E-103 Vaporizer 487,32
4 R-101 Reaktor 1 12.681,4
5 R-102 Reaktor 2 4.362,05
6 R-103 Reaktor 3 282,94
Total 18522,55

Diperkirakan air yang hilang sebesar 20% sehingga kebutuhan make up air
umpan boiler, sebesar 3704,51 kg/jam. Total kebutuhan air umpan boiler sebesar
22.227,06 kg/jam. Densitas air pada 25oC = 997,08 kg/m3 (Gean Koplis, Apendix
A.2-3 hal.962).
22.227,06 kg/jam 3
Kebutuhan air umpan boiler = 3
=22,291 m /jam
997,08 kg/ m
3
Kebutuhan air umpan boiler = 535,011 m /hari

6.1.3 Penyediaan Air Sanitasi


Sumber air untuk keperluan konsumsi dan sanitasi berasal dari air sungai.
Air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air perkantoran, laboratorium,
kantin, poliklinik, tempat ibadah, perawatan lingkungan, mess karyawan. Air
konsumsi dan sanitasi harus memenuhi beberapa syarat, yang meliputi syarat
fisik, syarat kimia, dan syarat bakteriologis. Syarat fisik antara lain temperatur air
berkisar pada temperatur ruangan, warna jernih dan tidak mempunyai rasa dan
tidak berbau. Syarat kimia antara lain tidak mengandung zat organik berbahaya
dan tidak beracun. Syarat bakteriologis antara lain tidak mengandung bakteri-
bakteri, terutama bakteri yang pathogen.
 Kebutuhan Air Domestik dan Perkantoran
Kebutuhan air domestik untuk tiap orang adalah 40-100 liter/hari (Metcalf
dan Eddy, 1991). Diambil 90 liter/hari = 3,75 liter/jam
ρair (25 0C) = 997,07 kg/m3 = 0,99707 kg/liter
Jumlah karyawan = 120 orang (100 shift dan 20 tidak shift)
Maka total air domestik = 3,75 x 120 = 450 liter/jam x 0,99707 kg/liter = 448,68
kg/jam.

 Kebutuhan Air Laboratorium


Kebutuhan air untuk laboratarium adalah 100–180 liter/jam (Metcalf dan
Eddy, 1991). Maka diambil 150 liter/hari = 6,25 liter/jam x 0,99707 kg/liter =
6,23 kg/jam.

 Kebutuhan Air Kantin dan Tempat Ibadah


Kebutuhan air untuk kantin dan tempat ibadah adalah 40 – 120 liter/hari
(Metcalf dan Eddy, 1991). Maka diambil 100 liter/hari = 4,16 liter/jam
ρair (25 0C) = 997,07 kg/m3 = 0,99707 kg/liter
Pengunjung rata – rata = 120 orang (100 shift dan 20 tidak shift)
Maka kebutuhan total airnya = 4,16 x 120 = 499,2 liter/jam x 0,99707 kg/liter
= 497,74 kg/jam.

 Kebutuhan Air Poliklinik


Kebutuhan air untuk poliklinik adalah 100 – 150 liter/hari (Metcalf dan
Eddy, 2003). Maka diambil 125 liter/hari = 5,21 liter/jam x 0,99707 kg/liter =
5,19 kg/jam.

 Kebutuhan Air Hidran


Air hidran ditampung dalam kolam penampung sebagai sumber air untuk
pemadam kebakaran. Jumlah air hidran diasumsikan 5% dari air proses produksi
yaitu:
Kebutuhan air hidran = Air proses x 5%
= 6891,76 kg/jam x 5%
= 344,588 kg/jam

Tabel.6.3 Kebutuhan Air Domestik


Nama Tempat Jumlah Air (kg/jam)
Domestik dan kantor 448,68
Laboratorium 6,23
Kantin dan tempat ibadah 497,74
Poliklinik 5,19
Air hidran 344,588
Total 1302,428

Maka Total kebutuhan air yang diperlukan untuk kebutuhan pabrik Biodiesel ini
disajikan pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4 Total Kebutuhan Air Pabrik Biosedel
No Kebutuhan
Nama Unit
. (kg/jam) (m3/hari)
36.349,1
1 Air pendingin dan Proses 874,934
6
22.227,0
2 Air umpan Reboiler 535,011
6
3 Air sanitasi 1302,428 31,34
59.878,6
Total 1.441,29
5

6.2 Unit Penyediaan Steam


Steam yang dihasilkan berupa saturated steam pada suhu 180oC dan tekanan
10,02 bar. Jumlah steam yang digunakan untuk masing-masing alat disajikan pada
Tabel
Tabel 6.5 Kebutuhan steam masing-masing alat
No. Kode Alat Alat Kebutuhan (kg/jam)
1 E-101 Heater 530,01
2 E-102 Heater 178,83
3 E-103 Vaporizer 487,32
4 R-101 Reaktor 12.681,4
5 R-102 Reaktor 4.362,05
6 R-103 Reaktor 282,94
Total 18522,55
Diperkirakan air yang hilang sebesar 20% sehingga kebutuhan make up steam,
sebesar 3704,51 kg/jam. Total kebutuhan steam sebesar 22.227,06 kg/jam.
6.3 Unit Penyediaan Listrik
Kebutuhan tenaga listrik di pabrik Aseton ini dipenuhi oleh PLN dan
generator pabrik. Hal ini bertujuan agar pasokan tenaga listrik dapat berlangsung
kontinyu, meskipun ada gangguan pasokan dari PLN. Generator yang digunakan
adalah generator arus bolak-balik dengan pertimbangan antara lain:
1. Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar
2. Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan
Adapun kebutuhan listrik di pabrik untuk kantor 30 kWh dengan asumsi
untuk menghidupkan peralatan elektronik yang digunakan dalam kantor selama
24 jam. Kebutuhan listrik untuk alat laboratorium 20 kWh yang digunakan selama
24 jam. Kebutuhan listrik untuk proses control sebesar 25 kWh selama 24 jam.
Sehingga kebutuhan listrik total sebagai berikut. Untuk proses
Tabel 6.5 Kebutuhan listrik total
No. Kebutuhan Kebutuhan listrik (kWh)
1 Proses 40,15
2 Penerangan 327
3 Control alat 125
4 Peralatan perkantoran 30
5 Peralatan laboratorium 20
Total 542,15
(Sumber : Badan Standardisasi Nasional, Konservasi Energi Pada Sistem
Pencahayaan, SNI6197:2011)

6.4 Unit Penyediaan Bahan Bakar


Unit pengadaan bahan bakar mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan
bahan bakar boiler dan generator. Jenis bahan bakar yang digunakan pada boiler
yaitu gas alam dan untuk generator yaitu Diesel Oil yang diperoleh dari
Pertamina. Pemilihan gas alam sebagai bahan bakar didasarkan pada alasan
sebagai berikut :
a. Mudah didapat
b. Lebih ekonomis
c. Tingkat polusi lebih rendah
Kebutuhan bahan bakar untuk boiler dihitung berdasarkan banyaknya
jumlah steam yang diperlukan selama berlangsungnya proses pembuatan
Biodiesel.
a. Kebutuhan bahan bakar Boiler (Steam) dihitung sebagai berikut:
Kebutuhan Steam (ms) = 22.227,06 kg/jam =
Tin,Boiler (air) = 30oC
Tout,Boiler (Steam) = 120oC
Data Entalpi dari buku Smith, 2005 hal 716 dan 719 :
Hv (pada 120 oC) = 2706,0 kJ/kg
Hl (pada 120 oC) = 503,7 kJ/kg
QBoiler = (Hv - Hl) x ms
QBoiler = (2706,0 - 503,7) kJ/kg x 22.227,06 kg/jam
QBoiler = 48.950.654,24 kJ/jam
HHVDiesel oil = 35.940 kJ/L = 34.064,413 BTU/L
ηboiler = 80%
Maka dapat dihitung kebutuhan gas alam untuk Boiler :
QBoiler 48.950 .654,24 kJ/jam
Kebutuhan Diesel = =
LHVdiesel × ηBoiler kJ
35. 940 ×80%
L
L L
Kebutuhan Diesel = 1702 ,51 = 51.075,3
jam tahun

b. Kebutuhan Bahan Bakar untuk Generator


Cadangan generator set yang digunakan memiliki efisiensi 80%, maka
output generator adalah :
Kapasitas Generator 542,15 kW
Kebutuhan listrik = = =677,69 kW
ηBoiler 80%
Maka generator yang digunakan dengan daya 677,69 kW sebanyak 2 unit
sebagai cadangan. Maka bahan bakar yang diperlukan :
Kapasitas generator = 677,69 kW = 2.312.374,27 BTU/jam
LHVDiesel = 35.940 kJ/L = 34.064,413 BTU/L
Kapasitas Generator
Kebutuhan Diesel oil =
LHVDiesel × ηBoiler
2.312 .374,27 BTU/jam
Kebutuhan Diesel oil = =84,85 L/jam
34.064,41 BTU/L×80%
Kebutuhan Diesel oil = 2036,47 L/hari
Diasumsikan dalam satu tahun ada 30 hari pemadaman maka diperlukan
bahan bakar sebanyak:
Kebutuhan Diesel oil = 2036,47 L/hari × 30 hari = 61.094,17 L/tahun
Standby generator diasumsikan 20% setiap tahun, sehingga kebutuhan
bahan bakar diesel sebesar :
Kebutuhan Diesel oil = 20% × 61.094,17 L/tahun = 12.218,83 L/tahun
Kebutuhan Total Diesel oil = 61.094,17 L/tahun + 12.218,83 L/tahun
Kebutuhan Total Diesel oil = 73.313 L/tahun

6.5 Pengolahan Limbah


Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau
atmosfer, karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat
membahayakan alam sekitar maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian
lingkungan hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah.
Sumber-sumber limbah cair pabrik pembuatan biodiesel ini meliputi:
1. Limbah proses akibat zat-zat yang terbuang, bocor atau tumpah seperti
katalis asam sulfat dan NaOH, metanol sisa, gliserol yang ikut terbuang
dan air sisa.
2. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik. Limbah ini diperkirakan
mengandug kerak dan kotoran-kotoran yang melekat pada peralatan
pabrik.
3. Limbah domestik, limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan
yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik.
4. Limbah laboratorium, limbah yang berasal dari laboratorium ini
mengandung bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisis mutu
bahan baku yang dipergunakan dan mutu produk yang dihasilkan.
6.5.1 Pengolahan Limbah Gas
Limbah gas yang dihasilkan berasal dari pembakaran pada boiler berupa
asap yang masih mengandung partikel-partikel halus. Kandungan debu dalam
asap dapat dikurangi dengan memasang penyemprot pada cerobong asap.
Penyemprotan ini dilakukan agar debu yang terbawa asap berjatuhan dan
diharapkan asap yang dikeluarkan lebih bersih.
6.5.2 Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair di pabrik ini dilakukan dengan menggunakan
activated sludge (sistem lumpur aktif), mengingat cara ini dapat menghasilkan
effluent dengan BOD yang lebih rendah (20-30 mg/L).
Air buangan dari pabrik yang menghasilkan bahan-bahan organik karenanya
air limbah tersebut harus dinormalkan dari keadaan asam sampai mencapai pH 7
(Hammer, 1986). Untuk menetralkan air limbah yang mengandung bahan organik
yang mempunyai pH 5 maka digunakan soda abu.

Anda mungkin juga menyukai