TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Dalam suatu industri, air merupakan bahan utilitas, dimana air dapat
berfungsi sebagai air proses, air sanitasi, air pendingin dan air boiler. Air
untuk umpan boiler biasanya berasal dari air sungai, air laut, air sumur, air
hujan, atau air yang telah diproses seperti air minum dan air industri.
Karena sifat pelarutannya yang baik, maka air pada umumnya mengandung
zat padat terlarut, gas, dan zat padat tersuspensi.
Untuk keperluan industri, adanya kontaminasi-kontaminasi dalam air
merupakan faktor yang harus diperhatikan. Karena hal tersebut dapat
menimbulkan masalah yang serius, seperti terjadinya kerak, korosi, dan
carry over. Untuk mencegah masalah-masalah tersebut, suatu pengolahan
air yang terkendali harus dilaksanakan. Pengolahan air boiler secara umum
dapat dibagi menjadi dua bagian :
1. Pengolahan secara mekanis, yang dilakukan diluar boiler atau dikenal
dengan External Treatment.
2. Pengolahan secara kimiawi, yang dilakukan didalam boiler atau
dikenal dengan Internal Treatment.
(Agung Subyakto, 1997)
Umpan Ketel
Air umpan ketel yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan
masalah seperti yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan masalah
seperti terjadinya kerak (scale), korosi, dan busa. Kerak dapat terjadi akibat
presipitasi padatan dalam air lalu melekat di permukaan dinding ketel. Ini
berakibat pada pemanasan lanjut lokal (local over heating) sehingga fungsi
logam ketel sebagai konduktor berkurang atau bahkan gagal. Beberapa
kerak yang sering terbentuk antara lain: kalsium karbonat (kalsit), kalsium
sulfat, magnesium hidroksida, besi oksida, kalsium silikat, magnesium
silikat.
(Gede H Cahyana,2008)
II-1
(2.1)
Proses Demineralisasi
Dalam paparan ringkas di bawah ini disampaikan empat tahap proses
demineralisasi.
1. Tahap operasi
II-2
Umumnya air baku mengalir dari atas ke bawah (downflow) atau sebuah
unit tipikal demineralisasi dengan dua dengan dua media (two-bed
demineralizer).
2. Tahap cuci (backwash)
Kalau kemampuan resin berkurang banyak atau habis maka tahap
pencucian perlu dilaksanakan. Air bersih dialirkan dari bawah ke atas
(upflow) agar memecah sumbatan pada resin, melepaskan padatan
halus yang terperangkap di dalamnya lalu melepaskan jebakan gas di
dalam resin dan pelapisan ulang resin.
3. Tahap regenerasi
Tujuan tahap ini adalah mengganti ion yang terjerat resin dengan ion
yang semula ada di dalam media resin dan mengembalikan kapasitas
tukar resin ke tingkat awal atau ke tingkat yang diinginkan. Operasi
regenerasi dilaksanakan dengan mengalirkan larutan regeneran dari atas
resin. Ada empat tahap dalam regenerasi, yaitu backwashing untuk
membersihkan media resin (tahap dua di atas), memasukkan regeneran,
slow rinse untuk mendorong regeneran ke media resin, fast rinse untuk
menghilangkan sisa regeneran dari resin dan ion yang tak diinginkan ke
saluran pembuangan (disposal point).
4. Tahap bilas (fast rinse)
Air berkecepatan tinggi membilas partikulat di dalam media resin, juga
ion kalsium dan magnesium ke pembuangan dan untuk menghilangkan
sisa-sisa
larutan
regenerasi
yang
terperangkap
di
dalam
resin.
II-3
b.
II-4
(2.2)
(2.3)
(2.5)
II-5
Penyebab
Pengambilan
Penanganan
Regenerasi
kesadahan
air lunak
resin
melebihi
kapasitas
Fluktuasi
softener
Fluktuasi
Analisa
dalam air
kesadahan
kesadahan
lunak untuk
berkala pada
satu siklus
produksi
Air produk
Penurunan
produk
Supplement
berkurang
kapasitas tukar
resin,
resin
penghilangan
kontaminan
dari resin dan
II-6
Kebocoran
Kran
air baku
Memperbaiki
resin
rusak,plate
tangki softener
pengumpul
Pembengkaka
air,dsb
Oksidasi resin
Supplement
n resin
oleh klor
resin,
penghilangan
oksigen terlarut
Penyerapan
Kran rusak
kesadaahan
Kurangnya
softener
yang tidak
regenerasi dan
Regenerasi dan
maksimal
backwash pada
backwash resin
resin
c. Pelunakan dan Pengurangan Alkali (Dealkalisasi)
Pengolahan dengan cara ini merupakan suatu metode dimana
komponen-komponen kesadahan dan bikarbonat sebagai komponen Malkalinitas dihilangkan. Pengolahan ini dibagi atas beberapa cara antara
lain :
1. Pelunakan dengan resin bentuk H dicampur dengan air baku.
2. Pemisahan pelunakan dengan resin bentuk Na dan H.
(Agung Subyakto, 1997)
d. Pembebasan Mineral dengan Bed Campuran Resin
Metode ini dikerjakan dengan melewatkan air baku kedalam tabung
yang berisikan resin penukar kation asam kuat bentuk H dan resin penukar
anion basa kuat bentuk OH yang dicampur secara homogen. Dengan
adanya campuran ini maka air bebas mineral yang diperoleh mempunyai
mutu kemurnian yang tinggi. Reaksi pembebasan mineral yang terjadi :
R (-SO3H)2 + Ca(HCO3)2 R(-SO3)2Ca + 2H2CO3 ............
(2.7)
(2.8)
(2.9)
(2.10)
II-7
(2.11)
(2.13)
(2.14)
(2.15)
(2.16)
(2.17)
(2.18)
(2.19)
(2.20)
II-8
tak terpakai).
Jumlah air pencuci dan waktu regenerasi dapat dikurangi.
basa kuat.
Pengolahan limbah cair regenerasi cukup mudah karena kandungan
dapat
bereaksi
dengan
zat-zat
lain
hingga
distribusi
air
dan
II-9
Mg2+
dan
dengan
beberapa
jenis
ion
lain
namun
tidak
Alkaliniti
Alkaliniti adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam
tanpa penurunan nilai pH larutan. Sama halnya dengan larutan buffer,
alkaliniti merupakan pertahanan air terhadap pengasaman. Alkaliniti adalah
hasil reaksi-reaksi terpisah dalam larutan hingga merupakan sebuah analisa
makro yang menggabungkan beberapa reaksi. Dalam air, alkaliniti sebagian
besar disebabkan oleh adanya bikarbonat, dan sisanya oleh karbonat dan
hidroksida.
Alkaliniti ditetapkan melalui titrasi asam basa. Asam kuat seperti
asam
sulfat
dan
asam
klorida
menetralkan
zat-zat
alkalinity
yang
merupakan zat basa sampai titik akhir titrasi, kira-kira pH 8,3 dan pH 4,5.
Titik akhir dapat ditentukan oleh :
a. Jenis indikator yang dipilih dimana warnanya berubah-ubah pada pH
titik akhir titrasi.
b. Perubahan nilai pH pada pH meter waktu titrasi asam basa.
Reaksi yang terjadi adalah :
Pada pH 8,3
OH- + H+ H2O
CO32- + H+ HCO3-
II-10
Pada pH 4,5
HCO3- + H+ H2O + CO2
(G. Alaerts dan Sri Sumestri, 1984)
8,3
5,1
150 mg CaCO3/l
8,3
4,8
500 mg CaCO3/l
8,3
4,5
8,3
4,5
8,3
3,7
(perkiraan)
(G. Alaerts dan Sri Sumestri, 1984)
II-11
ulang
diharapkan
efluen
kembali
menghasilkan
keseluruhan.
ke
unit
proses
penurunan
pembuatan
konsumsi
air
pelet
secara
Hasil analisa
untuk
mengevaluasi
kelayakan
teknik
filtrasi
untuk
adalah
demineralisasi.
air
demineral
yang
diperoleh
melalui
proses
Air limbah
3,35
penambahan zat aditif yang tidak tercampur ke dalam pelet dan ikut
terlarut ke dalam air buangan PCW. Nilai pH limbah cair masih berada
dalam kisaran nilai pH air demineral yang dipersyaratkan oleh PT. TPI
(Nilai pH: 7-10).
II-13