Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Di industri masalah terbentuknya kerak pada perpipaan maupun dinding ketel
menjadi masalah yang cukup serius. Tersumbatnya perpipaan, terhambatnya
perpindahan panas pada ketel yang menyebabkan berkurangnya kuantitas maupun
kualitas steam merupakan beberapa contoh yang sering ditemui di industri. Hal ini
disebabkan oleh air yang mengandung ion (kation anion) yang terlarut. Hal ini dapat
dikurangi dengan penerapan proses pertukaran ion pada air sebelum dipakai.
Penerapan proses pertukaran ion tersebut terdapat pada proses pelunakan air dan
demineralisasi air.

1.2 Tujuan
1.2.1 melaksanakan operasi pertukaran ion dan operasi backwash pada resin kation
dan resin anion
1.2.2 menganalisis kesadahan total, mengukur DHL, Fe, kekeruhan, dan pH
1.2.3 menghitung kapasitas pertukaran ion.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Zat Pengotor dalam air

Dalam proses daur hidrologi air tidak akan lepas dari zat pengotor, sehingga
menyebabkan air tersebut menjadi tidak murni lagi. Zat-zat itu disebut sebagai zat
pengotor atau impurities. Zat pengotor dalam air pada dasarnya dapat dikelompokkan
dalam tiga golongan, yaitu :

Padatan tersuspensi dalam air

Padatan tersuspensi merupakan istilah untuk zat heterogen yang terkandung di


dalam berbagai jenis air. Padatan tersuspensi memiliki ukuran partikel lebih besar dan
dapat dilihat secara kasat mata, dapat dipisahkan secara fisika dengan cara sedimentasi.
Padatan tersuspensi menyebabkan air menjadi keruh atau kotor dan bila digunakan
sebagai air umpan ketel akan menyebabkan terbentuknya deposit, kerak dan atau busa.

Padatan terlarut dalam air

Air merupakan zat pelarut dan dapat melarutkan berbagai zat dari batu-batuan dan
tanah yang kontak dengan air. Bahan-bahan mineral yang dapat terkandung di dalam air
karena kontaknya dengan batu-batuan tersebut, antara lain : CaCO3, MgCO3, CaSO4,
MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya. Padatan terlarut biasanya sering disebut
kesadahan dan alkalinitas.

Gas terlarut dalam air

Gas yang dapat terlarut dalam air, antara lain : CO2, O2, N2, NH3, NO2 dan H2S.
Gas-gas yang terlarut tersebut dapat menyebabkan korosi. Sebagai contoh Karbon
dioksida adalah suatu asam jika bergabung dengan air, dan dengan demikian dapat
menyebabkan korosi pada logam. Oksigen terlarut dalam air merupakan penyebab utama
terjadinya korosi pada ketel dan sistem pendingin. Penghilangan oksigen dari air umpan
ketel dapat dilakukan dengan cara deaerasi secara fisik dan kimia.
2.2 Resin Penukar Ion

Pertukaran ion adalah pertukaran reversibel ion antara (bahan penukar ion) padat
dan cairan di mana tidak ada perubahan permanen dalam struktur padatan. Pertukaran ion
biasanya digunakan dalam pengolahan air.

Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion positif atau
negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia lain dari luar.
Berdasarkan jenis ion / muatan yang dipertukarkan, resin dapat dibagi menjadi 2 :

1.Resin Penukar Kation

2.Resin Penukar Anion

(Sumber: Shulamit Levin, AC,Medtechnica)

1. Resin Penukar Kation

Merupakan suatu kolom yang berisi asam/R-H berfungsi untuk menukar kation-kation
didalam air dengan ion H+ pada resin tersebut.Contoh reaksi seperti gambar di bawah

Untuk tipe penukaran kation asam kuat, gugus H berupa gugus asam sulfonat, yang
bersifat asam kuat seperti asam sulfat, sehingga reaksinya.
Sedangkan untuk tipe penukaran kation asam lemah, gugus H berupa gugus fungsi
karboksilat yang hanya terionisasi sebagian dengan reaksinya

2. Resin Penukar Anion

Merupakan suatu kolom yang berisi basa /R-OH berfungsi untuk menukar anion-
anion dalam air dengan ion OH- Pada resin tersebut. Contoh reaksi seperti gambar di
bawah

Resin penukar kation asam kuat siklus hidrogen akan mengubah garam-garam terlarut
menjadi asam dan resin penukar anion basa kuat akan menghilangkan asam-asam
tersebut, termasuk asam silikat dan asam karbonat. Resin penukar anion basa lemah
hanya dapat memisahkan asam kuat seperti HCl dan H2SO4 , tetapi tidak dapat
menghilangkan asam lemah seperti asam silikat dan asam karbonat, oleh sebab itu resin
penukar anion basa lemah acap kali disebut sebagai acid adsorbers.

2.3 Proses Pengolahan Air Ion Exchange


Water Softening

Pertukaran ion pada pembuatan water softener menyingkirkan ion magnesium dan
kalsium pada air dan menggantinya dengan ion non-hardness atau non-kesadahan
biasanya dengan sodium chloride salt atau garam.

Resin untuk water sonftening biasanya adalah polystyrene beads yang jenuh dengan
sodium (Na) yang terselimuti di permukaan beads. Ketika air melewati permukaan resin,
kalsium dan magnesium tertarik oleh resin beads dan resin melepaskan ion sodium dari
resin ke air sehingga terjadi pertukaran ion.
Gambar. Proses Water Softening

Setelah membuat water softening (air lunak ) dalam jumlah yang banyak maka
resin akan jenuh dan harus di regenerasi, untuk meregenerasi resin yaitu dengan
membasahi/mengalirkan brine (garam) ke dalam kolom resin.

Demineralisasi

Demineralisasi adalah proses pertukaran ion yang melibatkan proses kation


exchanger,dan anion exchanger.

Pada proses pertukaran kation ion-ion (Ca, Mg, dll) pada air akan digantikan
dengan ion H+, menggunakan penukar kation muatan hidrogen. Tahap kedua, asam yang
dihasilkan dihilangkan dengan penukar anion muatan hidroksida (OH-). Penukar kation
diregenerasi dengan asam dan penukar anion dengan alkali. Reaksinya adalah sebagai
berikut

Tahap pertukaran kation :


Tahap pertukaran anion :

2.4 Tahap Proses Pada Ion Exchange


Tahap layanan
Tahap layanan adalah tahap dimana terjadi reaksi pertukaran ion. Sifat tahap
layanan ditentukan oleh konsentrasi ion yang dihilangkan terhadap waktu, atau volume
air produk yang dihasilkan. Hal yang penting pada tahap layanan adalah kapasitas
(teoritik dan operasi) dan beban pertukaran ion (ion exchange load). Kapasitas
pertukaran teoritik didefinisikan sebagai jumlah ion secara teoritik yang dapat
dipertukarkan oleh resin per satuan massa atau volume resin. Kapasitas operasi adalah
kapasitas resin aktual yang digunakan untuk reaksi pertukaran pada kondisi tertentu.
Beban pertukaran ion adalah berat ion yang dihilangkan selama tahap layanan
dan diperoleh dari hasil kali antara volume air yang diolah selama tahap layanan dengan
konsentrasi ion yang dihilangkan. Tahap layanan ini dilakukan dengan cara mengalirkan
air umpan dari atas.

Proses demineralisasi
Tahap Pencucian Balik (Backwash)
Tahap pencucian balik (backwash) dilakukan jika kemampuan resin telah
jenuh atau tidak bisa menukarkan ion lagi. Pencucian menggunakan air produk. Tujuan
dilakukannya backwash adalah :
o Pemecahan/memisahkan resin yang tergumpal
o Penghilangan partikel halus yang terperangkap dalam ruang antar resin
o Penghilangan kantong-kantong gas atau ruang-ruang dalam unggun
o Pembentukan ulang lapisan resin agar terfluidisasi
Pencucian balik dilakukan dengan pengaliran air dari bawah ke atas (up flow).
Pada tahap ini terjadi pengembangan unggun antara 50% hingga 80%.
Tahap Regenerasi
Jumlah kation dan anion yang dpaat ditukar dengan resin tersebut sangat
tergantung pada kapasitas resin tersebut. Jika Resin telah mengikat sejumlah ion yang
melebihi kapasitas maksimum, maka resin tersebut telah jenuh sehingga resin harus
diregenerasi.

Gambar. Siklus Regenerasi resin


Regenerasi untuk resin penukar kation digunakan : Asam : HCl, H2SO4.
Reaksinya : Rz C + H+ Rz H + C+
Regenerasi untuk resin penukar anion digunakan : Basa : NaOH.
Reaksinya : Rz A + OH- Rz OH + A+
Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak (mengembalikan
waktu regenerasi dan jumlah larutan yang digunakan). Jika sistem dapat
dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal. Jadi secara teoritik, jumlah larutan
regenerasi (dalam ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang
dihilangkan (kebutuhan larutan regenerasi teoritik).
Tahap Pembilasan
Tahap pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa larutan regenerasi
yang terperangkap oleh resin. Pembilasan dilakukan menggunakan air produk dengan
aliran down flow dan dilaksanakan dalam dua tingkat, yaitu:
1. Tingkat laju alir rendah untuk menghilangkan larutan regenerasi, dan
2. Tingkat laju alir tinggi untuk menghilangkan sisa ion. Limbah pembilasan
tingkat laju alir rendah digabungkan dengan larutan garam dan dibuang,
sedangkan limbah pembilasan tingkat laju alir tinggi disimpan dan digunakan
sebagai pelarut senyawa untuk regenerasi (Tjandra Setiadi, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

1. Chang,Li-Yang.1993.Hazardous Waste Source Reduction Study With Treated


Groundwater Recycling. California:Departement of Chemical Engineering
University of California
2. Lestari, Diyah Erlina. 2007. Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion pada Sistem
Air Bebas Mineral (GCA 01) RSG-GAS. Tangerang : Pusat Reaktor Serba
Guna-BATAN
3. Lee, Sunggyu. 2006. Encyclopedia of Chemical Processing. New York : Taylor
and Francis
4. M. Loam, Chemical Separation
5. Martono, M. Ikhsan. 2009. Prinsip Penentuan Kapasitas Resin Sistem
Demineralisasi Air. Jakarta Utara : CV. Formasi Tangguh
6. Setiadi,Tjandra. 2007. Pengolahan dan Penyediaan Air. Bandung: Institut
Teknologi Bandung
7. Shulamit Levin, Analythical Consulting, Medtechnica
8. Soebagio, dkk,.(2005). Kimia Analitik II. Malang : UM Press
9. R.M Wheaton and L.J Lefevre. Fundamentals of Ion Exchange. Dow Chemcal
U.S.A.
10. Venkateswarlu,K.S.1996.Industrial and Power Station Water Treatment.New
Delhi:New Age International

Anda mungkin juga menyukai