Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan Siti Nazmiati (151411059)

Pada praktikum ini dilakukan 2 percobaan yaitu melakukan proses backwash dan
proses in-service ion exchange.

1. Backwash

Dilakukannya proses backwash bertujuan untuk membersihkan resin dari pengotor


yang melekat. Air umpan yang digunakan pada proses backwash bersumber dari air tanah. Air
umpan yang digunakan harus dipastikan jernih. Karena jika terdapat padatan pada air umpan
akan menambah pengotor pada resin. Air umpan mula-mula masuk ke dalam kolom penukar
kation. Di sini semua kation yang terkandung dalam air (terutama ion kalsium, magnesium
dan natrium) ditukar dengan ion hidrogen. Dalam kolom berikutnya yang berisi penukar
anion, maka anion (terutama ion khlorida, sulfat dan bikarbonat) ditukar dengan ion hidroksil.
Ion hidrogen yang berasal dari penukar kation dan ion hidroksil dari penukar anion akan
membentuk ikatan dan menghasilkan H2O.

Data penting yang harus praktikan dapat pada percobaan kali ini adalah
kekeruhan/turbidity dan laju alir saat terjadi fluidisasi. Dalam literatur 2.4 resin diharapkan
terekspansi sebesar 50% dari ketinggian resin awal. Namun pada saat pecobaan resin yang
terekspansi hanya 45,76% untuk penukar kation dan 43,3% untuk penukar anion. Hal ini
terjadi, karena dengan kecepatan linier 0.6804 mL/s.cm2 resin tidak dapat terekspansi sesuai
dengan literatur. Hal lainnya yaitu tidak dilakukan pengaturan pada laju alir umpan,
dikarenakan dalam percobaan hanya mengandalkan air umpan dari keluaran air keran,
sehingga hasil tidak dapat mencapai target yang diinginkan. Pada saat percobaan dilakukan 4
kali pengambilan sampel yaitu pada saat menit ke 0 (effluent pertama keluar),menit ke
5,menit ke 10,dan menit ke 15. Tujuannya ialah untuk mengetahui kadar kekeruhan yang
terkandung dalam air dalam selang waktu tertentu. Pada kolom penukar kation, pengambilan
sampel awal dilakukan pada menit ke 0 (effluent pertama keluar), dan kekeruhan yang
didapat sebesar 3,39 NTU. Pengambilan sampel terakhir dilakukan pada menit ke 15, nilai
kekeruhan mengalami penurunan menjadi 1.68 NTU. Proses backwash pun dapat dihentikan
karena kekeruhan sudah mendekati nilai yang sangat kecil. Namun pada saat pengecekan
kekeruhan pada kolom resin anion sampel pada menit ke 0 tidak berhasil didapatkan, karena
kurangnya ketelitian pada saat pengambilan sampel. Maka dari itu hanya dilakukan 3 kali
pengecekan sampel yaitu pada saat menit ke 5, menit ke 10,dan menit ke 15. Hasil kekeruhan
pada kolom penukar anion pun sama dengan hasil pada kolom penukar kation. Semakin lama
waktu proses yang berlangsung, air umpan semakin berkurang kekeruhannya. Hal ini
menunjukan bahwa proses backwash sudah bisa dihentikan.

Jika kemampuan resin dalam proses pertukaran ion berkurang banyak dan terdapat
banyak pengotor yang melekat pada resin maka tahap pencucian ini perlu dilaksanakan. Air
bersih dialirkan dari bawah ke atas (upflow) agar memecah sumbatan pada resin, melepaskan
padatan halus yang terperangkap di dalamnya lalu melepaskan jebakan gas di dalam resin dan
pelapisan ulang resin

2. In-service

Air aqua denim adalah air yang telah melewati proses demineralisasi pada resin kation
dan anion. Dari percobaan yang dilakukan selama 45 menit ini, praktikan tidak dapat
memperoleh air demineralisasi dikarenakan tidak tercapainya parameter-parameter air
tersebut. Jika ditinjau dari harga konduktivitasnya, air yang dihasilkan sebesar 29,2 S/cm
dimana standar konduktivitas air demineral yaitu 0,253 S/cm. pH yang didapatkan saat
percobaan sebesar 6,49. pH air yang keluar dari resin penukar kation bersifat asam sedangkan
setelah melewati resin penukar anion ion H+ berikatan dengan ion OH- dan membentuk air
(H2O). Tidak berhasilnya praktikan dalam memperoleh air demin disebabkan oleh waktu yang
tersisa terbatas dan kurang efektifnya praktikan dalam memanfaatkan waktu yang ada,
sehingga bisa saja air demineralisasi tersebut diperoleh jika percobaan masih terus di
lanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai