Anda di halaman 1dari 8

PERANCANGAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN

ION EXCHANGE

Anggota Kelompok:

Putri Ayu Wardhani. (17034010055)

Syarifudin Ahmad. (18034010027)

Ahmad Muzayyid. (18034010049)

Yorvan Anandadiva (18034010056)

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


2021
1. DEFINISI ION EXCHANGE
Pertukaran ion (Ion Exchange) adalah sebuah proses fisika-kimia. Pada proses tersebut
senyawa yang tidak larut, dalam hal ini resin, menerima ion positif atau negatif tertentu dari larutan
dan melepaskan ion lain ke dalam larutan tersebut dalam jumlah ekivalen yang sama. Jika ion yang
dipertukarkan berupa kation, maka resin tersebut dinamakan resin penukar kation, dan jika ion yang
dipertukarkan berupa anion, maka resin tersebut dinamakan resin penukar anion secara luas
digunakan untuk pengolahan air dan limbah cair, terutama digunakan pada proses penghilangan
kesadahan dan dalam proses demineralisasi air. Proses pertukaran ion pada industri pengolahan air
dan limbah cair, banyak diterapkan untuk proses penghilangan kesadahan dan demineralisasi air.
Sebagai bahan yang digunakan untuk keperluan proses ini dapat dibedakan menurut ion penukarnya,
yakni catiaon exchange pertukaran ion positif) dan anion exchange (pertukaran ion negatif). Sebagai
bahan penukar ion positif yang umumnya digunakan adalan ion Natriun (Na+) dan ion hidrogen
(H+), sedangkan bahan penukar ion negatif umumnya yang digunakan adalah (OH-).

2. FUNGSI ION EXCHANGE

Fungsi dari ion exchange adalah:


a.      Demineralisi air;
b.      Penyisihan amoniak;
c.       Penyisihan logam berat;
d.      Pengolahan radioaktif tingkat tinggi dan tingkat rendah.

3. JENIS RESIN PENUKAR ION

  Resin adalah suatu polimer yang secara elektris memiliki muatan yang satu ionnya dapat
digantikan oleh ion lainnya. Sering kali resin dipakai untuk menghilangkan molekul yang besar dari
air misalnya asam humus, lignin, asam sulfonat. Untuk regenerasi dipakai garam alkali atau larutan
natrium hidroksida, bisa juga dengan asam klorida jika dipakai resin dengan sifat asam.Dalam
regenerasi itu dihasilkan eluen yang mengandung organik dengan konsentrasi tinggi.

Untuk proses air minum sampai sekarang hanya dipakai resin dengan sifat anionik.ibedakan
atas dua jenis:

1. Resin alami
Umumnya yang digunakan adalah zeolit, yaitu mineral yang terdiri dari kristal alumino
silikat terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi

2. Resin buatan atau sintesis

Resin penukar ion sintetis merupakan suatu polimer yang terdiri dari dua bagian yaitu
struktur fungsional dan matrik resin yang sukar larut.

Resin penukar ion ini dibuat melalui polimerisasi kondensasi phenol dengan formaldehid
yang kemudian diikuti dengan reaksi sulfonasi untuk memperoleh resin penukar ion asam kuat.Resin
sintesis memiliki kapasitas ion exchange yang lebih besar dari resin alami baik dari segi penukaran
kation maupun anion. Biasanya resin sintesis terdiri dari polimerasi material organik syrene dan
DVB (divinylbenzene).

Berdasarkan jenis gugus fungsi yang digunakan, resin penukar ion dapat dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu :

1. resin penukar kation asam kuat


2. resin penukar kation asam lemah
3. resin penukar anion basa kuat, dan
4. resin penukar anion basa lemah
Resin penukar kation mengandung gugus fungsi seperti sulfonat (R-SO 3H), phosphonat (R-
PO3H2), phenolat (R-OH), atau karboksilat (R-COOH), dengan R menyatakan resin. Gugus fungsi
pada resin penukar ion asam kuat adalah asam kuatseperti sulfonat, phosphonat, atau phenolat, dan
gugus fungsi pada resin penukar asam lemah adalah karboksilat.

Gugus fungsi pada resin penukar anion adalah senyawa amina (primer/R-NH 2, sekunder/R-
N2H, tersier/R-R'2N) dan gugus ammonium kuartener (R-NR' 3/tipe I, R-R'3N+OH/tipe II), dengan R'
menyatakan radikal organik seperti CH 3. Resin anion yang mempunyai gugus fungsi ammonium
kuartener disebut resin penukar anion basa kuat dan resin penukar anion basa lemah mempunyai
gugus fungsi selain ammonium kuartener.

 Resin Penukar Kation Asam Kuat


Resin penukar kation asam kuat yang beroperasi dengan siklus H, regenerasi dilakukan
menggunakan asam HCl atau H2SO4. Reaksi pada tahap layanan adalah sebagai berikut :
(2.3)

Konsentrasi asam keseluruhan yang dihasilkan oleh reaksi (2.3) disebut Free Mineral Acid
(FMA).Jika nilai FMA turun, berarti kemampuan resin mendekati titik-habis dan regenerasi harus
dilakukan. Reaksi pada tahap regenerasi adalah sebagai berikut :

(2.4)

 Resin Penukar Kation Asam Lemah


Gugus fungsi pada resin penukar kation asam lemah adalah karboksilat (R- COOH). Jenis
resin ini tidak dapat memisahkan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, tetapi dapat
menghilangkan kation yang berasal dari garam bikarbonat untuk membentuk asam karbonat, atau
dengan kata lain resin ini hanya dapat menghasilkan asam yang lebih lemah dari gugus fungsinya.

Reaksi-reaksi yang terj adi pada tahap layanan untuk resin penukar kation asam lemah
dengan siklus H, dinyatakan oleh reaksi-reaksi berikut ini :

(2.5)

Larutan regenerasi dan


reaksi yang terjadi pada tahap regenerasi identik dengan resin penukar kation asam kuat.
 Resin Penukar Anion Basa Kuat
Resin penukar kation asam kuat siklus hidrogen akan mengubah garam-garam terlarut
menjadi asam (reaksi 2.4), dan resin penukar anion basa kuat akan menghilangkan asam-asam
tersebut, termasuk asam silikat dan asam karbonat. Reaksi- reaksi yang terjadi pada tahap layanan
dan regenerasi adalah sebagai berikut :

(2.6)

(2.7)

(2.8)

(2.9)

 Resin Penukar Anion Basa Lemah


Resin penukar anion basa lemah hanya dapat memisahkan asam kuat seperti HCl dan H 2SO4 ,
tetapi tidak dapat menghilangkan asam lemah seperti asam silikat dan asam karbonat, oleh sebab itu
resin penukar anion basa lemah acap kali disebut sebagai acid adsorbers. Reaksi-reaksi yang terjadi
pada tahap layanan adalah sebagai berikut :

(2.10)

Resin penukar anion basa lemah dapat diregenerasi dengan NaOH, NH 4OH atau N2CO3 seperti
ditunjukkan oleh reaksi di bawah ini :
(2.11)

4. KRITERIA PERENCANAAN
4.1 Kriteria Desain Kolom Penukar Ion
a. Kedalaman resin 2,0-8,5 ft;
b. Laju alir larutan 1-8 gpm/ft2;
c. Ukuran diameter butiran (0,1-1) mm;
d. Tingkat kolom harus memungkinkan terjadinya ekspansi resin (resin bergerak
mengembang) selama backwash, tinggi maksimum kolom ± 12 ft;
e. Selama backwash, zeolit berekspansi 25% dari kedalamannya sedangkan resin sintetis
akan mengembang 75-100% dari kedalamannya semula;
f. Bila tinggi kolom yang dikehendaki besar dari 12 ft, digunakan 2 buah kolom.

Salah satu jenis kolom ialah kolom silinder baja dengan tinggi kolom 12 ft dan diameter 3
inchi. 
Contoh reaksi pertukaran kation dan reaksi pertukaran anion disajikan pada reaksi (2.1) dan
(2.2) di bawah ini :

Reaksi pertukaran kation :

2NaR (s) + CaCl2 (aq) CaR(s) + 2 NaCl(aq) (2.1)

Reaksi pertukaran anion :

2RCl (s) + Na2SO4 R2SO4(s) + 2 NaCl (2.2)

Reaksi (2.1) menyatakan bahwa larutan yang mengandung CaCl 2 diolah dengan resin penukar kation
NaR, dengan R menyatakan resin. Resin mempertukarkan ion Na+ larutan dan melepaskan ion Na+
yang dimilikinya ke dalam larutan. Proses penukaran kation yang diikuti dengan penukaran anion
untuk mendapatkan air demin (demineralized water). Tahap terjadinya reaksi pertukaran ion disebut
tahap layanan (service).
Jika resin tersebut telah mempertukarkan semua ion Na + yang dimilikinya, maka reaksi
pertukaran ion akan terhenti. Pada saat itu resin dikatakan telah mencapai titik habis (exhausted),
sehingga harus diregenerasi dengan larutan yang mengandung ion Na+ seperti NaCl. Tahap
regenerasi merupakan kebalikan dari tahap layanan.Reaksi yang terjadi pada tahap regenerasi
merupakan kebalikan reaksi (2.1). Resin penukar kation yang mempertukarkan ion Na+ tahap
tersebut di atas dinamakan resin penukar kation dengan siklus Na. Resin penukar kation dengan
siklus H akan mempertukarkan ion H+ pada tahap layanan dan regenerasi.

Gambar Proses penukaranion Ca dengan Gambar Proses Demineralisasi


(Pelunakan)

Anda mungkin juga menyukai