Demineralisasi air adalah sebuah proses penyerapan kandungan ion-ion mineral di dalam air
dengan menggunakan resin ion exchange. Air hasil proses demineralisasi digunakan untuk
berbagai macam kebutuhan, terutama untuk industri.
Gambar 2. Kombinasi Kolom Resin Kation, Anion, serta Sistem Pembuang CO2
Ion H+ yang lepas ke dalam air akan berikatan dengan anion terlarut di dalam air. Sehingga
reaksi ion hidrogen tersebut akan menghasilkan asam kuat seperti asam sulfurik, hidroklorik,
dan asam nitrit. Untuk menghilangkan keasaman ini, air dialirkan lebih lanjut ke resin anion.
Saat melewati resin anion, ion-ion negatif yang larut di dalam air akan terikat oleh molekul
resin diikuti dengab terlepasnya ion OH-. Jika A adalah ion negatif yang terlarut di dalam air,
maka reaksi yang terjadi pada resin anion adalah sebagai berikut:
Pada akhirnya ion H+ dan OH- akan bereaksi membentuk molekul air baru :
H+ + OH- → H2O
Bentuk variasi sistem demineralisasi lain yakni dengan menggunakan kolom resin
anion kuat dan lemah. Sistem ini menghasilkan kualitas output yang sama dengan hanya
menggunakan satu resin anion. Keuntungan sistem ini yaitu lebih ekonomis saat harus
mengikat anion-anion kuat seperti sulfat dan klorit, karena pada saat proses regenerasi resin,
larutan NaOH pekat yang keluar dari kolom resin kuat sudah cukup untuk meregenerasi anion
resin lemah. Untuk menghadapi anion kuat terlarut dalam air dengan jumlah yang sama, jumlah
larutan NaOH yang dibutuhkan untuk meregenerasi dua anion resin tersebut, lebih sedikit
dibandingkan NaOH yang meregenerasi sistem dengan satu anion resin.
Gambar 4. Proses Demineralisasi Air Menggunakan Resin Anion Kuat dan Lemah
Proses Regenerasi
Jika keseluruhan molekul resin telah mengikat ion sasaran mereka, maka resin
dikatakan telah mencapai titik jenuhnya. Untuk dapat menggunakan kembali resin tersebut
perlu dilakukan proses regenerasi. Berikut adalah tahapan umum proses regenerasi resin single-
bed kation atau anion:
1. Lakukan pencucian resin backwash dengan mengalirkan air berlawanan arah dengan
aliran normal treatment. Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang
mungkin mengendap di dalam kolom.
2. Injeksi regenerant (H2SO4 atau NaOH) yang telah dilarutkan dengan air berkualitas, ke
dalam kolom resin. Regenerant harus mengalir pada kecepatan yang cukup sehingga
waktu kontak dengan resin adalah 20 hinga 40 menit.
3. Alirkan air murni ke dalam kolom dengan kecepatan yang sama dengan tahap
sebelumnya.
4. Terakhir, bilas resin dengan mengalirkan air demin dengan kecepatan sama dengan
proses treatment, sampai air output dari resin ini sesuai dengan kualitas yang
diinginkan.
Untuk proses regenerasi resin mixed-bed, membutuhkan tahapan yang lebih banyak. Berikut
adalah tahapan-tahapan tersebut:
1. Lakukan backwash untuk memisahkan resin kation dengan resin anion.
2. Hentikan backwash dan tunggu hingga butiran-butiran resin mengendap.
3. Jika diperlukan, buang air di dalam kolom hingga level mencapai setara dengan
ketinggian resin.
4. Injeksikan NaOH pekat yang telah dilarutkan ke dalam air demin.
5. Keluarkan NaOH dari dalam kolom dengan mengalirkan air pelarut ke dalam kolom.
6. Injeksikan larutan asam pekat (seperti hidroklorik atau asam sulfat) ke dalam kolom
resin.
7. Keluarkan larutan asam dari dalam kolom dengan mengalirkan air pelarut ke dalam
kolom.
8. Buang air hingga mencapai level setara dengan butiran resin.
9. Aduk resin dengan menghembuskan udara terkompresi bersih atau nitrogen bertekanan.
10. Isi kembali kolom dengan air demineralisasi.
11. Lakukan pembilasan terakhir hingga didapatkan kualitas output yang sesuai dengan
spesifikasi.
Gambar 6. Sistem Demineralisasi Air