72
penukaran ion siap dilakukan kembali. Jangka waktu atara pasca regenerasi
sampai proses regenerasi kembali disebut sebagai jam operasi. Sebuah sistem ion
exchanger yang memiliki jam beroperasi selama 300 jam misalnya, dapat
beroperasi penuh selama 300 jam sebelum akhirnya mengalami kejenuhan dan
harus diregenerasi.
Regenerasi sendiri terdiri dari 3 jenis mode yaitu low, high, dan
sulphonation. Tiga mode regenerasi ini digunakan berdasarkan perbedaan kualitas
air yang masuk ke dalam condensate polisher. Mode regenerasi low digunakan
saat operasi normal dengan rentang waktu tertentu. Untuk mode high digunakaan
saat conductivity tinggi dengan rentang waktu dua kali lebih lama dari mode low.
Sedangkan mode yang terakhir yaitu mode sulphonation digunakaan saat
tingginya konsentrasi chloride pada resin anion yang bisa diakibatkan karena
adanya kebocoran air laut ke dalam condensor.Sangat disayangkan bahwa unit
cukup sering melakukan regenerasi high dan sulphonation tersebut akibat tidak
sempurnanya proses demineralisasi air dan seringnya terjadi kebocoran pada
condensor. Maka dari itu perlu dianalisa perbedaan mode regenerasi dari sisi
praktis beserta ekonomisnya untuk mengetahui bagaimana dan berapa total biaya
yang digunakan pada mode yang berbeda.
73
2.4 Tinjauan pustaka
2.4.1 Resin
Resin adalah polimer tingkat tinggi yang dihasilkan dari reaksi kimia
antara dua substansi dengan adanya panas atau katalis (Lewis, 2002). Resin
merupakan senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang tinggi yang
mengandung ikatan-ikatan hubungan silang serta gugusan yang mengandung ion-
ion yang dapat ditukarkan. Diameter dari resin biasanya sekitar 0,4-1,2 mm.
Resin mampu menukar beberapa ion-ion pada larutan didalam ikatan
polimernya. Kemampuan ini juga didapatkan pada sistem alami seperti pada tanah
dan sel hidup. Resin sintetik digunakan bukan hanya untuk menjernihkan air,
namun juga termasuk memisahkan beberapa senyawa. Pada penjernihan air,
tujuannya adalah untuk melunakkan air atau untuk menghilangkan kandungan
mineral seluruhnya pada air.Berdasarkan gugus fungsionalnya, resin penukar ion
terbagi menjadi dua yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion. Resin
penukar kation mengandung kation yang dapat ditukarkan sedangkan resin
penukar anion mengandung kation yang dapat ditukarkan sedangkan resin
penukar anion mengandung anion yang dapat ditukarkan (Lestari, 2007).
74
Tabel 2.3 Spesifikasi Resin Penukar Ion Jenis Dowex Monosphere
Spesifications Cation Anion
75
+ H+
b. Anion exchange
Anion exchange bertujuan untuk menghilangkan ion-ion yang
bermuatan negatif seperti SO42-, Cl-, dan ion negatif lainnya dengan cara
pertukaran dengan ion OH-. Contoh reaksi yang terjadi pada anion
exchanger :
+ H2O
2.4.2 Chemical
2.4.2.1 H2SO4
76
seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral,
sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak (Lide, 2007).
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara
alami di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam
sulfat merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi
sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur
dioksida adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti
batu bara dan minyak yang mengandung sulfur (belerang). Asam sulfat terbentuk
secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi sulfida. Air yang
dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air asam
tambang..Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses
kontak (Greenwood and Earnshaw, 1997).
2.4.2.2 NaOH
77
terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium
hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia
digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai
basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan
deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia (Heaton, 1996).
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam
bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut
larutan Sorensen. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon
dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas
ketika dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air bereaksi secara
eksotermis. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH
dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam
dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan
meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas (Heaton, 1996).
Gambar 2.42 Condensate Polishing Plant (CPP) di PLTU Paiton Unit 3 (kiri) dan
Condensate Polisher System (CPS) di PLTU Paiton Unit 7/8 (kanan)
78
penamaannya saja. Condensate Polisher merupakan suatu alat yang berfungsi
sebagai proteksi terakhir terhadap boiler dengan cara memurnikan lagi air demin
(demineralized). Pada Condensate Polisher berisi resin anion dan kation kuat,
dimana air demin akan dilewatkan melalui resin tersebut sehingga terjadi proses
ion exchange dan impurities tertahan menyebabkan nilai cation conductivity air
demin turun hingga ≤0.1 μS/cm.
Pada saat nilai cation conductivity dan kadar natrium lebih dari ≤0.2
μS/cm dan ≤3 ppb maka dapat terdeteksi performa alat yang menurun yang bisa
disebabkan oleh adanya leak atau kebocoran air laut ke dalam proses atau resin
sudah mencapai kondisi exhaust karena sudah berikatan jenuh dengan impurities
sehingga daya ikatnya turun. Jika sudah mengalami masa exhaust dan resin tidak
mampu lagi mengikat impurities, maka perlu untuk dilakukan regenerasi.
2.4.4 Regenerasi
79
Gambar 2.44 (Dari Kiri ke Kanan) Resin Storage Vessel /Mix Hold (MH/ RSV),
Anion Regeneration Vessel (ARV), Balance Tank (BT), dan Cation Regeneration
Vessel (RSV)
Proses regenerasi dilakukan jika resin sudah jenuh mengikat impurities
pada air demineralized atau air demin dengan melihat parameter operasi (waktu
300 jam pada unit 7/8 dan throughput atau aliran keluar 318.088 m3 pada unit 3)
dan jika parameter Boiler Water Qualitymelebihi standar.
Suatu reaksi pertukaran ion hanya dapat berlangsung jika bahan penukar
dapat menyediakan hidrogen atau hidroksida untuk menggantikan kation dan
anion dari air mentah. Jika suatu kation dan anion tidak mampu lagi menukar,
kation dan anion tersebut harus dikembalikan kepada keadaan awal atau keadaan
freshmelalui regenerasi. Dikarenakan resin yang digunakan pada condensate
Polisher adalah resin anion kation kuat maka proses regenerasi dilakukan dengan
80
menambahkanasam dan basa kuat. Asam sulfat (H2SO4) ditambahkan pada
regenerasi kation, dan kaustik soda (NaOH) ditambahkan pada regenerasi anion.
Gambar 2.45 Tangki Penyimpanan H2SO4 98% (ungu) dan NaOH 48%
(pink) beserta pompa
Pada PLTU Paiton Unit 3 dan Unit 7/8, resin pada service vessel yang
sudah jenuh akan ditransfer di tempat yang terpisah untuk dilakukan regenerasi,
yaitu ke dalam regeneration vessel yang terletak di sebelah service
vesselcondensate polisher. Setelah itu akan dilakukan proses pemisahan dengan
bantuan air demin dan udara sehingga resin kation dan anion yang sebelumnya
tercampur ini akan terpisah, dimana resin kation akan berada di bawah resin anion
karena masa jenisnya lebih berat.
Proses Regenerasi :
a. Regenerasi kation :
Regenerasi kation dilakukan dengan cara mengganti kembali ion
H+ yang telah jenuh dengan merekasikannya dengan H2SO4.
b. Regenerasi anion :
Regenerasi resin penukar anion sama dengan regenerasi kation,
jika sudah jenuh maka dapat dikembalikan ke keadaan dengan
81
menggunakan alkali. Soda kaustik dipakai sebagai penukar anion dari basa
kuat.
1) Transfer
Pada awalnya, vessel Condensate Polisher yang resinnya sudah
exhausted akan di shutdown dan ditutup aliran inlet dan ouletnya. Pada
bagian ini seluruh resin yang ada pada condensate polisher ditransfer
kedalam Cation Regeneration Vessel (CRV) dengan bantuan aliran air
demin. Setelah vesselCondensate Polisher kosong, maka dilakukan
pemebersihan vessel dengan bantuan air dan udara sebagai pengocok, lalu
diisi air demin sebelum diisi resin yang sudah fresh dari Mix Hold (MH).
Proses ini berlangsung selama 52 menit.
2) Separation
Pada tahap ini, resin yang telah ditransfer keCRV masih dalam
keadaan campur, maka akan dipisahkan dengan cara dialirkan air dari
samping atas dan bawah vessel CRV atau bisa disebut separation wash
selama empat kali sehingga resin akan berpisah dengan sendirinya karena
perbedaan berat jenis. Resin kation yang memiliki berat jenis 1,22 g/ml
akan berada dibawah resin anion yang lebih ringan karena berat jenisnya
hanya 1,08 g/ml.
82
Resin kation dan anion yang terpisah ini akan selalu pada ketinggian
yang sama, dimana terdapat lapisan campuran ditengah kedua lapisan resin
yang disebut separation layer.Separation layer adalah lapisan diantara
kedua lapisan resin yang berfungsi untuk menjadi patokan perbedaan
lapisan resin, dimana di lapisan ini terdapat resin yang masih belum
terpisah dan akan diambil tidak ikut dalam proses regenerasi sehingga
memastikantidak ada resin yang masih tercampur.
Setelah itu air demin yang dialirkan dari bagian tengah tangki di atas
separation layer sehingga hanya lapisan resin anion yang dapat berpindah
ke Anion Regeneration Vessel (ARV). Lalu separation layer didorong oleh
air demin untuk naik kedalam Balance Tank.
Jika proses pemisahan tidak berjalan sempurna, maka akan ada resin
campuran pada lapisan. Resin yang tidak pada tempatnya ini akan
ditambahkan chemical lain yang merupakan kebalikan dari regenerasinya.
Misal resin anion yang seharusnya ditambahkan soda kaustik malah
terkena ditambahkan asam sulfat akan menjadi impurities dan akan
menjadikan resin rusak. Proses ini berlangsung selama 79 menit.
3) Chemical Inject
Pada tahap ini resin yang telah terpisah dimana resin kation tetap
tinggal pada CRV dan resin anion telah tertransfer di ARV. Pada resin
kation akan ditambahkan asam sulfat untuk meregenerasi. Sedangkan pada
resin anion akan ditambahkan natrium hidoksida.
a. Regenerasi kation :
b. Regenerasi anion :
83
SO4- Na2SO4
Proses injeksi chemical pada PLTU Paiton Unit 3 dan Unit 7/8
dilakukan dalam waktu yang berbeda, dimana dilakukan proses regenerasi
anion atau inject natrium hidroksida terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
karena selain untuk lebih mudah dalam pengawasan selain itu juga
mendahulukan regenerasi resin anion karena perlu ditransfer pada MH
terlebih dahulu pada bagian bawah vessel. Resin anion yang diletakkan
pada bagian bawah vessel nantinya akan mempermudah mixing pada MH
karena berat jenisnya lebih kecil. Jika resin kation yang lebih berat
diletakkan dibawah, maka otomatis susah untuk bergerak ke atas.
84
Pada tahap inilah terjadi perbedaan mode regenerasi. Regenerasi pada
PLTU Paiton Unit 3 dan Unit 7/8 menggunakan salah satu dari tiga mode,
yaitu :
a. Low Mode
85
b. High Mode
86
c. Sulphonation Mode
Jika terjadi kenaikan chloride (Cl-) pada air demin yang biasanya
diakibatkan karena adanya kebocoran atau leak pada condenser, maka
diterapkan sulphonation mode. Pada mode ini, asam sulfat (H 2SO4)
bersamaan dengan kaustik soda (NaOH) akan ditambahkan ke dalam
Anion Regeneration Vessel (ARV). Penambahan asam sulfat tersebut
dikarenakan sulfide (SO42-) dalam asam sulfat lebih efisien dalam
melepaskan chloride (Cl-) pada ikatan resin daripada hydroxide (OH-)
dalam kasutik soda selama regenerasi. Reaksi regenerasi mode sulphonasi
adalah sebagai berikut :
1. R-Cl- + H2SO4 → R-SO42-
2. R-SO42- + NaOH → R-OH-
Setelah sulphonation mode selesai maka akan selalu diikuti dengan
high mode untuk jaga-jaga menghilangkan sulfat yang masih terikat pada
resin sebagai impurities.
87
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada mode low maka akan
dilakukaninject NaOH selama 45 menit dan inject H2SO4 selama50 menit
ditambah persiapannya yaitu total 102 menit. Untuk mode high memakan
waktu inject NaOH selama 106.5 menit dan inject H2SO4 selama 95 menit,
dan persiapannya dengan total 201.5 menit. Untuk mode sulphonation
dilakukan inject H2SO4bersamaan dengan NaOH ke dalam ARV lalu
dilanjutkan dengan mode high dengan total waktu total sulphonation
sendiri 84 menit dan ditambah mode high dan persiapannya maka menjadi
285.5 menit.Jika diruntut maka mode sulphonation adalah mode yang
didahulukan yang selalu diikuti modehigh.
4) Completion
Tahapcompletion merupakan tahap terkahir. Pada tahap ini, resin
yang sudah selesai dilakukan regenerasi akan dimasukkan ke MH.
Sebelum ditransfer, resin akan mengalami Air Scrub atau Crude Scrub.
Pada proses tersebut, resin akan diaduk menggunakan udara dari bawah
vessel untuk menghilangkan impurities pada sela-sela resin yang tidak
terikut pada air pada saat regenerasi. Setelah itu resin baru bisa ditransfer
menuju MH dimana resin anion didahulukan sehingga berada dibawah dan
resin kation berada di atas. Lalu resin akan dicampur menggunakan
bantuan udara dari bawah vessel selama tiga kali dalam waktu tiga menit.
Kemudian separation layer yang ada pada BT dikeluarkan lagi menuju
CRV, menunggu proses regenerawsi selanjutnya. Resin yang sudah
tercampur di MH adalah fresh resin yang siap untuk ditransfer dan dipakai
kembali jika ada resin pada vessel Condensate Polisher yang sudah jenuh.
Waktu total untuk mode low hingga akhir adalah 793.5 menit, mode high
adalah 839 menit, dan mode sulphonation adalah 923 menit.
88
Untuk lebih jelasnya lagi, berikut adalah tabel rincian90 stepregenerasi :
89
21 1 50 Pack Down Dwell Dwell Trans Heel Dwell
Refill via
22 8 50 Dwell Dwell Line flush Dwell
Mix
23 20 Rinse Dwell Dwell Dwell Dwell
Rinse
24 5 443 Dwell Dwell Dwell Dwell
Recycle
25 1 Return to SB Dwell Dwell Dwell Dwell
26 12 SB Drain Down Dwell Dwell Dwell
27 1 SB Air Scour Dwell Dwell Dwell
Cation Air Scrub (Repeat 45x)
28 1.5 54 SB Rinse Dwell Dwell Dwell
29 1 SB Drain Down Dwell Dwell Dwell
Receive wash
30 6 45 SB Separation Wash 1 Dwell Dwell
water
Receive wash
31 10 15 SB Separation Wash 2 Dwell Dwell
water
Receive wash
32 5 45 SB Separation Wash 3 Dwell Dwell
water
Receive wash
33 10 15 SB Separation Wash 4 Dwell Dwell
water
Resin Inventory Hold 34 1 SB Hold
Anion Resin Anion Resin
Anion Resin Transfer 35 12 36 SB Dwell Dwell
Transfer Receive
36 1 15 SB Slow Wash Dwell Dwell Dwell
Anion Resin Anion Resin
Anion Resin Transfer 37 3 36 SB Dwell Dwell
Transfer Receive
38 6 SB Drain Down 2 Dwell Dwell Dwell
39 1 SB Drain Down 3 Drain Down 1 Dwell Dwell
40 3 SB Air Scrub Drain Down 2 Dwell Dwell
90
41 3 54 SB Rinse Air Scrub Dwell Dwell
42 3 99 SB Fast Wash Rinse Dwell Dwell
43 3 84 SB Rinse Fast Wash Dwell Dwell
44 3 54 SB Dwell Rinse Dwell Dwell
45 6 75 SB Wash/Refill 1 Wash/Refill Dwell Dwell
46 9 70 SB Wash/Refill 2 Refill/Settle Dwell Dwell
47 3 SB Settle Dwell Dwell Dwell
Cation Transfer Interface Layer 1 48 4 25 SB Transfer Layer 1 Dwell Dwell Transfer In
Cation Transfer Interface Layer 2 49 4 40 SB Transfer Layer 2 Dwell Dwell Transfer In
Resin Inventory Hold 50 1 SB Hold
51 1 17.9 SB Dwell Pre-Inject Dwell Dwell
52 40 17.9 SB Dwell Sulphonation Dwell Dwell
Sulphonation Mode
53 13 17.9 SB Dwell Displacement Dwell Dwell
54 30 54 SB Dwell Rinse 1 Dwell Dwell
Anion Caustic Injection (Low 55 7 17.9 SB Dwell Preheat Dwell Dwell
Mode) 56 45 17.9 SB Dwell NaOH inject 1 Dwell Dwell
Anion Caustic Injection (High 57 37.5 17.9 SB Dwell NaOH inject 2 Dwell Dwell
Mode) 58 17 17.9 SB Dwell Hot Displacement Dwell Dwell
Anion Rinse 3 59 20 54 SB Dwell Rinse 3 Dwell Dwell
Anion Rinse 4 60 17 54 SB Dwell Rinse 4 Dwell Dwell
61 5 SB Dwell Drain Dwell Dwell
62 1 SB Dwell Air Scour Dwell Dwell
Anion Air Scrub (repeat 45x)
63 1.5 54 SB Dwell Rinse Dwell Dwell
64 10 30 SB Dwell Refill Dwell Dwell
Anion Transfer Out 65 15 55 SB Dwell Transfer our Anion Transfer In Dwell
66 10 SB Dwell Dwell Dwell Dwell
91
67 5 36 SB Dwell Transfer heel Anion Transfer In Dwell
68 1 54 SB Rinse Dwell Dwell Dwell
69 1 34.6 SB Acid Preinjection Dwell Dwell Dwell
Cation Acid Injection (Low Mode) 70 50 34.6 SB Acid Inject 1 Dwell Dwell Dwell
Cation Acid Injection (High
71 45 34.6 SB Acid Inject 2 Dwell Dwell Dwell
Mode)
Acid
72 20 34.6 SB Dwell Dwell Dwell
Displacement
Cation Rinse 2 73 180 54 SB Rinse 2 Dwell Dwell Dwell
74 6 SB Drain Dwell Dwell Dwell
75 1 SB Air Scour Dwell Dwell Dwell
Cation Air Scrub (repeat 45x)
76 1.5 54 SB Rinse Dwell Dwell Dwell
77 7 45 SB Refill Dwell Dwell Dwell
Cation Transfer Out 78 15 40 SB Transfer Out Dwell Cation Transfer In Dwell
79 10 SB Dwell Dwell Dwell Dwell
80 5 40 SB Transfer heel Dwell Cation Transfer In Dwell
Resin Inventory Hold 81 1 SB Hold Dwell
82 3 SB Dwell Dwell Drain Dwell
83 1 SB Dwell Dwell Air Mix 1 Dwell
84 1 15 SB Dwell Dwell Air Mix 2 Dwell
85 6 SB Dwell Dwell Air Mix 3 Dwell
86 1 35 SB Dwell Dwell Packdown Dwell
87 8 35 SB Dwell Dwell Refill Dwell
88 35 89 SB Dwell Dwell Rinse Dwell
Interface Transfer 89 5 35 SB Balance charge in Dwell Dwell Transfer Out
90 1 SB SB SB Dwell Dwell
92
Keterangan :
SV = Service Vessel
MH = Mix Holder
BT = Balance Tank
SB = Stand By
93
Gambar 2.50 Regeneration Steps
94
2.5.2 Secara Ekonomis
Pada perbedaan mode regenerasi dari sisi ekonomis dihitung dari jumlah
harga air, asam sulfat, natrium hidroksida yang digunakan berdasarkan data
regenerasi yang telah dilaksanakan.
A. Air
95
57 13.425
58 11.188
59 5.072
71 25.950
70 28.833
Perhitungan :
Total air yang dibutuhkan tiap regenerasi :
o Low Mode = 660 m3
o High Mode =702,209 m3
o Sulphonation Mode = 745,32 m3
Harga air demineralized adalah Rp. 100.000,00/m3
Maka, total harga air yang dibutuhkan tiap regenerasi:
o Low Mode = 660 m3 x Rp. 100.000,00/m3 = Rp. 66.000.000,00
o High Mode =702,209 m3 x Rp. 100.000,00/m3 = Rp. 70.220.900,00
o Sulphonation Mode = 745,32 m3 x Rp. 100.000,00/m3 = Rp.
74.532.000,00
B. Chemical
96
2384.97
Acid
1296.180 1 Rp14.309.827
1976.81
Sulphonatio Caustic
1314.372 5 Rp15.814.524 Rp40.367.17
n Mode
4092.10 5
(25/2/17) Acid 2223.972 Rp24.552.651
8
Diketahui,
o V tangki H2SO4 98% = V tangki NaOH 48% = 21603 L
o h tangki H2SO4 98% = h tangki NaOH 48% = 4750 mm
o ρ H2SO4 98% = 1,84 kg/L
o ρ NaOH 48% =1,504 kg/L
o Harga H2SO4 98% = Rp. 6.000,00/kg
o Harga NaOH 48% = Rp. 8.000,00/kg
Total chemical yang digunakan diketahui dari ketinggian tangki,
o ∆ h acid = h0acid– hfacid
= 1624 mm – 1426 mm
= 198 mm
Konversi dari tinggi (h) ke volume (V) dan massa (m) :
o Vacid = ∆ hacid x V tangki / h tangki
=198 mm x 21603 L / 4750 mm
= 900,5 L
o macid = V acid x ρ acid
= 900,5 L x 1.,4 kg/L
= 1656,927kg
Maka, total harga chemical untuk Low Modeadalah :
Total harga =mtot caustic x harga caustic + mtotacid x harga acid
= 820.823 kg x Rp. 8.000,00/kg + 1656.927 kg x Rp.
6.000,00/kg
= Rp16,508,148
C. Total
97
Dari perhitungan diatas maka didapatkan harga total untuk regenerasi
mode low adalah Rp. 82.508.148,00, mode high adalahRp. 96.897.811,00, dan
mode sulphonation adalahRp. 114.899.091,00. Maka dari ketiga harga tersebut
bisa diketahui bahwa jika dibandingkan dengan operasi normal atau mode low,
maka mode high akan selisih lebih banyak menggunakan biaya sebesar Rp.
14.389.663,00 dan untuk mode sulphonation sebesarRp. 18.001.280,00. Dengan
dilakukannya mode yang berbeda dan besarnya perbedaan biaya yang digunakan,
maka diperlukan pengawasan yang lebih ketat dalam proses demineralisasi air
yang digunakan untuk steam ada PLTU Paiton Unit 3 dan Unit 7/8 dikarenakan
dapat menambah biaya produksi dan mengurangi keuntungan bagi perusahaan.
98
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
a) PLTU Paiton Unit 3 dan 7/8 adalah perusahaan pembangkit listrik yang
menggunakan batubara sebagai bahan baku pemanas air yang akan diubah
menjadi uap superheated untuk menggerakkan turbin yang nantinya akan
menggerakkan rotor pada generator sehingga akan menghasilkan listrik.
Air yang nantinya diubah menjadi uap superheated ini meupakan air laut
yang telah dilewatkan pada serentetan proses demineralisasi seperti Pre-
Treatment, SWRO Treatment, Make Up Demineralizing Treatment, dan
Ion Exchange pada Condensate Polishersehingga menjadi air
demineralized yang konduktivitasnya mendekati air murni, hanya 0.1 μ
S/cm), sehingga mecegah korosi dan kerak pada turbin dan alat-alat lain.
b) Mode regenerasi resin yang jenuh pada Condensate Polisher ada 3, yaitu
mode low, high, dan sulhponation. Perbedaannya adalah mode regenerasi
low digunakan saat operasi normal dengan total waktu 793.5 menit dan
biaya Rp. 82.508.148,00, sedangkan untuk mode high digunakaan saat
start up unit dengan rentang waktu dua kali lebih lama dari mode low
yaitu 793.5 menit dan biaya Rp. 96.897.811,00, dan mode yang terakhir
yaitu mode sulphonation digunakaan saat tingginya konsentrasi chloride
yang diakibatkan oleh kebocoran air laut ke dalam condensor sehingga
perlu menambahkan acid pada resin anion dengan total waktu 923 menit
dan biaya Rp. 114.899.091,00 .
3.2 Saran
Dalam Praktik Kerja lapangan ini waktu yang didapatkan hanya sedikit
sehingga tidak semua unit proses dapat dipelajari secara spesifik. Namun banyak
informasi baru yang bisa didapat selain yang telah dipelajari di perkuliahan.
Sehingga untuk kedepannya diharapkan waktu untuk melakukan PKL
diperpanjang agar ilmu yang diperoleh lebih banyak lagi.
99
DAFTAR PUSTAKA
Abed, dan Dimas, 2013. Laporan Praktek Kerja Industri PT. International Power
Mitsui Operation And Maintenance Indonesia. Politeknik Negeri Malang.
Frayen, Colin. 2002. Boiler Water Treatment Principle And Practice Vol. I:
Boiler Basics and Steam Water Chemistry. Chemical Publishing
Company: United State of America
Lide, D.R. 2007.CRC Handbook of Chemistry and Physics (88th ed.), Boca
Raton, FL: CRC Press, Taylor & Francis,
100