Anda di halaman 1dari 6

← UPAYA PENANGANAN LIMBAH NUKLIR

Pengolahan Limbah Radiokatif dengan ZEOLIT →

Pengolahan Limbah Radioaktif dengan PENUKAR ION (Ion Exchanger)


Posted on July 27, 2009 | Leave a comment
Dalam pembangkit tenaga nuklir, teknologi penukar ion telah diaplikasikan pada
pemurnian air pendingin, pengolahan limbah utama, pemurnian asam boric untuk
pemakaian ulang serta pengolahan air buangan dan limbah cair. Beberapa faktor
penting yang diperhatikan dalam pemilihan teknologi penukar ion antara lain :
1. Karakteristik limbah. Teknologi penukar ion dapat dilakukan pada limbah
dengan kriteria antara lain kandungan padatan terlarut tidak melebihi 4 mg/L,
kandungan garam kurang dari 2 g/L, radionuklida hadir dalam bentuk ion,
mengandung sedikit kontaminan organik, dan mengandung sedikit senyawa
pengoksidasi kuat.
2. Pemilihan penukar ion dan proses pengolahan.
Penukar ion harus memiliki kecocokan dengan karakteristik limbah (pH dan ion)
selain temperatur dan tekanan.
Ion exchange merupakan proses reaksi kimia bersifat reversibel dimana
suatu ion (atom atau molekul) yang telah hilang atau memperoleh suatu elektron
dan dengan demikian memperoleh suatu muatan elektrik dalam larutan yang
digantikan dengan ion yang bermuatan sama dari partikel butir padat immobile.
Partikel padat ion exchange ini bisa dalam bentuk anorganik zeolit (alami) dan
juga sintetik dalam bentuk resin organik. Resin organik buatan merupakan jenis
yang banyak digunakan saat ini, sebab memiliki karakteristik yang dapat
dikhususkan pada aplikasi spesifik.
Gambar 1. Penukar Ion (Ion Exchanger)
Proses Ion Exchange
Reaksi pada proses ion exchange bersifat reversibel dan stoikiometrik, dan sama
terhadap reaksi fase larutan yang lain. Sebagai contoh:

NiSO4 +Ca(OH)2 = Ni(OH)2 + CaSO4 (1)


Pada reaksi ini, ion nikel yang terdapat dalam larutan nikel sulfate ( NiSO4) ditukar ion
kalsium dari molekul calsium hidroksida (Ca(OH)2). Hal yang serupa terjadi dimana
resin yang mengandung ion hidrogen akan mengalami pertukaran dengan ion nikel
dalam larutan. persamaan reaksi sebagai berikut:
2(R-SO3H)+ NiSO4 = (R-SO3)2Ni + H2SO4 (2)
R mengindikasikan bagian organik resin dan SO3 adalah bagian yang non-mobile dari
kelompok ion aktif. Diperlukan 2 resin untuk ion nikel valensi 2 ( Ni+2).
Ion ferric bervalensi tiga akan memerlukan tiga resin.
Di dalam lingkup pengolahan logam, ion exchange biasanya menggunakan satu kolom
yang terdiri dari cation exchange bed dan diikuti dengan anion exchange resin. Efluen
biasanya merupakan larutan deionisasi yang dapat di recycle dalam proses seperti rinse
water.
Resin Ion Exchange
Unsur yang bersifat bersifat ion yang terdapat pada air limbah dapat mengalami
pertukaran dengan jenis resin tertentu, dengan demikian akan terjadi pertukaran sampai resin
mengalami kejenuhan. Resin diregenerasi melalui proses pelepasan exchanged material dan
mengkonsentasikannya dalam pengurangan volume yang banyak. Sebagai contoh, air limbah
yang mengandung Cu digantikan dengan logam lain yang tidak berbahaya seperti Sodium.
Efeknya adalah air limbah tersebut dapat dibuang dan menempatkan Cu pada resin. Proses
regenerasi resin akan melepaskan Cu ke dalam suatu volume kecil konsentrat. Resin
mungkin dibuat untuk menukar jenis cationicatau anionic. Resin juga dimungkinkan untuk
memindahkan substansi khusus / spesifik seperti single metal dari aliran yang tercampur,
tetapi hal ini tergantung dari kondisi sekitar / lingkungannya.
Resin pada ion exchange digolongkan sebagai kation exchanger, yang mana
mempunyai ion positif yang mobile digunakan untuk exchange, dan anion
exchanger yang mempunyai ion negatif yang mobile. Resin anion dan kation diproduksi
dari dasar polimer organik yang sama. Perbedaan terdapat pada
kelompok ionizable yang terikat dengan jaringan / ikatan hidrokarbon. Golongan
fungsional ini yang menentukan perilaku kimia resin. Resin secara luas digolongkan
sebagai kation exchanger asam kuat (contoh SO3H dengan pK=1-2) atau asam lemah
(OH dengan pK=9-10) dan anion exchanger basa kuat (N+ dengan pK=1-2) atau basa
lemah (NH2 dengan pK=8-10).
Gambar 2. Nodule – nodule resin Ion Exchange
Definisi
Ion Exchange (IX) adalah proses dimana terjadi reaksi kimia yang reversible untuk
mengganti ion terlarut dengan ion yang bermuatan serupa lainnya. Dalam pengolahan air,
Ion Exchange biasanya digunakan untuk melunakkan air dimana Magnesium dan
Calcium ion diganti dengan ion lainnya.

Proses
Ada dua proses ion exchange, cation exchange dan anion exchange. Di cation exchange,
ion positif diganti dengan ion positif yang ada di permukaan resin ion exchanger, yang
biasanya ion Sodium. Pelunakan air biasa mengunakan cation exchange ini. Anion
exchange juga memiliki proses serupa, dimana ion negatif yang ada di air diganti dengan
ion negatif yang ada di permukan resin ion exchanger, biasanya ion Chloride. Anion
Exchange ini biasanya digunakan untuk menyingkirkan kontaminan seperti Arsenic,
Nitrate, Fluoride, dan Sulfate.

Resin Ion Exchange


Resin yang biasa digunakan di industri pengolahan air dapat dibagi menjadi 4 kategori:

 Strong Acid Cation (SAC) – dimana dapat menetralkan basa kuat dan
menkonversi garam netral menjadi asam. Biasa digunakan untuk melunakkan air
dan aplikasi demineralisasi penuh.
 Weak Acid Cation (WAC) – dimana dapat menetralkan basa kuat. Biasa
digunakan untuk dealkalization, demineralisasi parsial, atau (dalam kombinasi
dengan resin yang kuat) demineralisasi penuh.
 Strong Base Anion (SBA) – dimana dapat menetralkan asam kuat dan
menkonversi garam netral menjadi basa. Biasa digunakan untuk melunakkan air
dan aplikasi demineralisasi penuh.
 Weak Base Anion (WBA) – dimana dapat menetralkan asam kuat. Biasa
digunakan untuk dealkalization, demineralisasi parsial, atau (dalam kombinasi
dengan resin yang kuat) demineralisasi penuh.
Mode dan Tipe
Proses Ion Exchange dapat dilakukan dengan mode batch atau continuous. Biasanya Ion
Exchange dilakukan dengan mode continuous dimana biasanya bertipe packed column
atau down-flow.

Penanganan
Resin dari ion exchange akan lemah dan harus diregenerasi menggunakan regenerant
untuk mengembalikan keadaan resin menjadi seperti semula. Regenerant ini adalah solusi
jenuh yang biasanya menggunakan sodium chloride, namun basa kuat atau asam kuat
juga dapat digunakan sebagai regenerant.

Pretreatment
Pretreatment biasanya dipakai sebelum menggunakan Ion Exchange, untuk mengurangi
masalah resin berupa scaling / kerak, pengendapan kimia atau fouling / buntu. Untuk
menghindari masalah ini, pretreatment seperti penyaringan dari partikel solid, atau
penambahan bahan kimia / chemical dosing dapat dilakukan.

Share this:

 Click to share on LinkedIn (Opens in new window)


 Click to share on Twitter (Opens in new window)
 Click to share on Facebook (Opens in new window)
 Click to share on Google+ (Opens in new window)
 Share on Skype (Opens in new window)
 Click to share on Telegram (Opens in new window)
 Click to share on WhatsApp (Opens in new window)

Related
Apa itu Reverse OsmosisSeptember 20, 2016In "ARTICLES"
Apa itu Filter Multimedia / Multi Media FiltrationSeptember 21, 2016In "ARTICLES"
Cara Baru untuk mendesain dengan Reverse OsmosisSeptember 19, 2016In "NEWS"
This entry was posted in ARTICLES and tagged dealkalization, demineralisasi, ion
exchange, resin, Strong Acid Cation, Strong Base Anion, Weak Acid Cation, Weak Base
Anion. Bookmark the permalink.

Post navigation
← Apa itu Filter Multimedia / Multi Media Filtration

Advertisements

Anda mungkin juga menyukai