Tanti Oktapianti
123020025
Asisten : Galuh Permata Sari
Tujuan Percobaan : untuk mengetahui pemurnian atau pemisahan zat-zat dengan metode resin
penukar ion.
Prinsip Percobaan : berdasarkan pada penukaran ion dimana ion positif akan terikat oleh ion
negatif dan juga sebaliknya. Dapat dijelaskan dengan persamaan berikut :
MX(aq) + Res-H HX(aq) + Res-M
HX(aq) + Res-OH H2O(aq) + Res-X
Metode Percobaan :
Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Resin Kation
Warna
Resin Anion
Warna
Influent Effluent
Putih keruh Bening
Reaksi
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
Influent Effluent
Bening kekuningan Bening
Reaksi
Fe2+ + KSCN Fe(SCN)2 + 2K+
Suatu resin penukar-anion adalah suatu polimer yang mengandung gugus-gugus amino (atau
amonium kuartener) sebagai bagian bagian integral dari kisi polimer itu dan sejumlah ekuivalen
anion-anion seperti ion klorida, hidroksil atau sulfat (Basset,1994).
MX (aq) + Res-H H2O (aq) + Res-X
Ion Exchange adalah proses penyerapan ion-ion oleh resin dengan cara ion-ion dalam fasa cair
(biasanya dengan pelarut air) diserap lewat ikatan kimiawi karena bereaksi dengan padatan
resin. Resin sendiri melepaskan ion lain sebagai ganti ion yang diserap. Selama operasi
berlangsung, setiap ion akan dipertukarkan dengan ion penggantinya hingga seluruh resin jenuh
air dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kesadahan sementara yang disebabkan oleh garamgaram karbonat (CO3-) dan bikarbonat (HCO3-) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dan
kesadahan tetap yang disebabkan oleh adanya garam-garam khlorida (Cl -) dan sulfat (SO42-) dari
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Dari percobaan yang dilakukan yaitu pemurnian air yang diduga Fe 2+ dan air yang
mengandung AgNO3 dengan metode resin didapatkan hasil yaitu pada resin kation influentnya
berwarna putih keruh dan effluentnya bening dengan reaksi :
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
Sedangkan hasil yang didapat pada resin anion yaitu influentnya berwarna kekuningan dan
effluentnya tidak berwarna (bening), dengan reaksi :
Fe2+ + KSCN Fe(SCN)2 + 2K+
Faktor kesalahan pada resin penukaran ion adalah ketika resin ion kation dan anion tidak di
regenerasi, maka akan menimbulkan lewat jenuh pada resin, berdampak pada larutan yang akan di
murnikan.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan resin penukar ion, bahwa anion akan mengikat yang positif (+) dan
kation akan mengikat negatif (-). Resin penukar ion digunakan dalam proses pembuatan air
mineral. Setelah dilakukan resin penukar ion dihasilkan effluent yang bebas dari logam-logam
berat. Terutama dalam pembuatan air mineral, karena manusia tidak boleh mengkonsumsi air
mineral yang mengandung logam. Kita dapat melakukan pemurnian air dengan metode resin
penukar ion melalui proses penyerapan ion-ion oleh resin dengan cara ion-ion dalam fase cair
yang diserap lewat ikatan kimiawi karena bereaksi dengan padatan resin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.Anion dan Kation.http://auroracahya.wordpress.com/2012/03/15/an ion-dan-kation/.
Access: 10 Desember 2012.
I.
A. Tujuan Praktikum
a.
b.
Dapat mengetahui dan memahami teknik pemisahan dengan metode resin penukar
ion
c.
Dapat melakukan pemisahan ion logam Zn dan Mg dalam larutan campuran dengan
teknik resin penukar ion.
B. Prinsip Percobaan
II.
Teori
Di tahun 1935 Adam dan Holmes membuat resin sistesis pertama dengan hasil
kondensasi asam sulfonat fenol dengan formaldehid. Semua resin-resin ini memiliki gugusan
reaktif OH, COOH, HSO 3sebagai pusat-pusat pertukaran. Gugusan fungsional asam
(atau basa) suatu resin penukar ditempati oleh ion-ion dengan muatan berlawanan. Ion yang
labil adalah H+ pada penukar kation.. resin dengan gugusan sulfonat atau amina kuartener
adalah terionisasi kuat, tidak larut dan sangat reaktif. Resin-resin demikian dengan gugusan
yang terionisasai kuat seperti HSO3 , R3NH disebut sebagai penukar kuat, sedangkan gugusan
ion yang terionisasi secara parsial seperti > COOH, OH, dan NH2 dikenal sebagai resin
penukar yang lemah. Tingkat ionisasinya dapat diketahui dengan mentitrasi resin dengan
menggunakan basa (Khopkar, 2003).
A. Data Pengamatan
1.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Resin kering
OH- H+
R+ OH- + Na+ NO3
2NaOH + K2CrO4
Na2CrO4 + 2KOH
Na2CrO4 + AgNO3
Ag2CrO4
+ NaNO3
Endapan
Penentuan Kapasitas :
C =
=
2.
= 3,1 g/ml
Penentuan konsentrasi Zn
Perlakuan
Pengamatan
Penentuan konsentrasi Mg
Perlakuan
Pengamatan
1.
EDTA dapat berkoordianasi dengan sebuah logam melalui gugus dan nitrogen dan 4
a.
Zn
1 mol EDTA = 1 mol Zn
(M.V) EDTA = (M.V) Zn2+
0,1 x 24 ml
= MZn x 25 ml
M Zn
= 0, 096 M
a.
Zn
1 mol EDTA = 1 mol Zn
(M.V) EDTA = (M.V) Zn2+
0,1 x 24 ml
= M Zn x 25 ml
M Zn
= 0, 096 M
C. Pembahasan
Istilah pertukaran ion secara umum diartikan orang sebagai pertukaran dari ion-ion
bertanda muatan listrik sama, antara suatu larutan dan suatu badan (bahan) yang padat serta sangat
tidak dapat larut, di mana larutan itu bersentuhan, zat padat itu harus mempunyai struktur molekul
dan terbuka, dan permeabel.
Resin penukar ion adalah suatu senyawa polimer tinggi organik dimana terdapat gugusan
fungsional yang mengandung ion-ion yang dapat ditukar. Kalau ion yang dapat ditukar itu adalah
kation, maka resin disebut resin penukar kation (cation exchange resin), tetapi bila yang
dipertukarkan adalah anion, maka disebut resin penukar anion (cation exchange resin).
Bahan resin penukar ion merupakan suatu jaringan hidrogen tiga dimensi yang lentur dan
mengikat sejumlah besar gugus yang dapat diionkan. Dan jaringan hidrokarbon yang banyak
digunakan saat ini adalah hasil kopolimerisasi antara stirena dan divinilbenzena, polimer yang
dihasilkan mempunyai ketahanan terhadap oksidasi dan reduksi serta tahan terhadap goncangan
mekanik. Maka berdasarkan hal tersebut untuk menentukan kapasitas resin penukar ion pada
percobaan ini, resin penukar ion yang digunakan harus cukup terangkai silang sehingga
kelarutannya dapat diabaikan, harus cukup hidrofilik sehingga memungkinkan difusi ion-ion
melalui struktur dengan laju yang terukur dan berguna, resin menggunakan cukup banyak gugus
penukaran ion yang dapat dicapai dan harus stabil, dan resin yang sedang mengembang harus
lebih besar rapatannya dari pada air.
Kapasitas pertukaran ion total dari suatu resin bergantung pada jumlah total
gugus-gugus aktif ion persatuan bobot bahan dan semakin banyak jumlah ion-ion itu,
maka kapasitasnya semakin besar. Kapasitas total pertukaran ion biasanya dinyatakan
sebagai mili-ekuivalen per gram penukar ion.
Pada percobaan penentuan kapasitas penukar ion dengan penukar anion digunakan resin
anion berbentuk zeroit 225 dalam bentuk klorida. Mula-mula resin dimasukan dalam kolom resin
dan kemudian ditambahkan air suling (aquades) setinggi 1 cm di atas permukaan resin
penambahan air ini bertujuan agar resinmengembang sehingga ion yang berada pada resin akan
diaktifkan dan mudah dipertukarkan dengan ion lawan.Resin bersifat hidrofilik (menyukai air)
sehingga ion-ion pada resin akan bergerak bebas dalam pori-pori yang terisi air.
Penambahan eluent pada kolom melalui corong pisah harus sama kecepatan penetesan
kolom resin (influent) yaitu dengan kecepatan 2 ml per menit. Hal ini bertujuan agar mendapatkan
proses pertukaran ion yang efektif karena laju alir mempengaruhi proses ini. Jika keduanya
memiliki kecepatan alir yang yang berbeda maka akan berpengaruh terhadap konsentrasi
effluennya sehingga hasil yang diperoleh kurang efektif. Dan jika laju alir eluent lebih lambat dari
pada laju alir influent maka cairan yang berada dalam kolom resin akan turun ke bawah dan resin
akan mengering. Hal ini tidak bisa dibiarkan terjadi karena jika resinnya kering maka ion-ion yang
terdapat pada resin tidak dapat dipertukarkan dengan ion-ion pada efluen karena akan memberi
peluang masuknya gelembung-gelembung udara ke dalam kolom sehingga proses pertukaran
menjadi tidak efektif.
Namun kecepatan aliran efluen menjadi kendala dalam percobaan ini. Saat terjadi proses
elusi, cairan yang berada dalam kolom resin dikeluarkan dengan kecepatan tertentu yang
berpengaruh pada pengikatan kation oleh resin. Ketepatan mengatur kecepatan aliran efluen 2
tetes/detik sulit dilakukan, sehingga menyebabkan ketidakakuratan dalam melakukan hasil yang
diperoleh.
Eluen (NaNO3) dijadikan sebagai umpan, pada saat dialirkan ke dalam kolom resin
terjadi gaya difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah mampu mendorong ion-ion OH yang terkandung pada permukaan resin, sehingga resin penukar anion dapat mempertukarkan ionion OH- dengan anion-anion lain secara ekivalen. Pada perlakuan ini resin penukar anion
ditambahkan larutan standara AgNO3 sehingga kesetimbangan bergeser dimana komplek anion
terurai menjadi kationnya kembali sehingga lepas dari resin. Di mana efluen yang diidentifikasi
dengan penambahan indikator kalium kromat diperoleh larutan berwarna bening dan setelah
dititrasi menghasilkan endapan AgNO3 yang berwarna putih dengan persamaan reaksi sebagai
berikut :
Dan berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh kapasitas resin penukar anion adalah sebesar 1,5
mek/gram.
Pada penentuan kapasitas resin kation digunakan Na 2SO4 sebagai eluen yang dialirkan
melalui corong pisah. Eluen ini akan mengalami pertukaran ion dengan resin, dimana yang
dipertukarkan adalah ion positifnya. Dan setelah semua effluent diperoleh, selanjutnya dititrasi
dengan larutan basa, dalam hal ini digunakan NaOH 1 M, yang sebelumnya telah ditambahkan
dengan indicator PP. Dititrasi dengan basa karena effluent yang dihasilkan merupakan suatu asam
kuat yaitu H2SO4. Dan setelah dititrasi maka kapasitas resin dapat ditentukan. Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh kapasitas resin penukar kation sebesar 1,6 mek/gram, dengan persamaan
reaksi sebagai berikut :
R-H+ + Na2SO4
R-Na+ + H2SO4
V. Kesimpulan
1.
Resin penukar ion merupakan polimer tinggi organik yang mengandung gugus-gugus fungsional
ionik dan merupakan salah satu metode pemisahan zat di mana terjadi penggantian suatu ion yang
terikat pada resin dengan ion lain.
2.
Kapasitas resin penukar anion yang diperoleh adalah sebesar 1,5 mek/gram dan kapasitas resin
penukar kation sebesar 1,6 mek/gram.
3.
Konsentrasi logam Zn yang diperoleh adalah 0,096 M sedangkan konsentrasi logam Mg adalah
0,094 M.
DAFTAR PUSTAKA
Antara, I.K. et al. 2008. Kajian Kapasitas Dan Efektivitas Resin Penukar Anion Untuk Mengikat
Klor Dan Aplikasinya Pada Air. FMIPA Universitas Udayana. Bukit Jimbaran. Jurnal
Kimia 2 (2), Juli 2008 : 87-92