Anda di halaman 1dari 24

KROMATOGRAFI

PENUKAR ION
DISUSUN OLEH:
1) Ade Hermawan F02109036
2) Febby Merry Pratiwi F02109028
3) Lidia Anggraheni F02109037
4) Ya’ Syahibal F02109031
5) Ramayanti F02109019
6) Abang Triahmuhdani F
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
 Metode kromatografi ini merupakan bidang
khusus kromatografi cair-padat. Metode ini
khusus digunakan untuk memisahkan spesies ion.
Merupakan metode pemisahan berdasarkan
penukaran ion antara cuplikan dan resin.

 Kromatografi pertukaran ion (ion-exchange


chromatography) biasa digukanan untuk
pemurnian materi biologis, seperti asam amino,
peptida, protein berdasarkan perbedaan afinitas
terhadap resin.
 Penggunaan metode analisis kromatografi ion berkembang
pesat sejak pertama kali diperkenalkan oleh Hamish Small dan
timnya. Small bersama timnya berhasil mendeteksi dan
memisahkan sejumlah kation seperti kation logam alkali (alkali
metal seperti : Li+, Na+, K+, Rb+, Cs+) kemudian
mengaplikasinnya dalam sampel air kencing manusia (human
urine), serum darah anjing (dog's blood serum) serta beberapa
sampel minuman jus (orange and grape juices).

 Mereka menggunakan kolom pemisah sebagai fase diam


(stationary phase) yang di dalamnya diisi resin (resin-H+ dan
resin-OH-).

 Untuk eluent sebagai fase gerak (mobile phase) digunakan HCl.


Beberapa resin lain juga dicobakannya antara lain resin-Ag+,
resin-Cu2+, resin-Cl- dan sejumlah resin lainnya.
 Fasa diam berupa manik-manik trbuat dari
polimer polistirena yang terhubung silang
dengan senyawa divinil benzena yang
disebut resin.
 Resin memiliki gugus fenil bebas yang
mudah mengalami reaksi adisi oleh gugus
fungsi ionik.
 Fasa gerak berupa cairan atau larutan.
 Kromatografi pertukaran ion (ion-exchange chromatography)
biasa digunakan untuk pemurnian materi biologis, seperti asam
amino, peptida, protein.Metode ini dapat dilakukan dalam dua
tipe, yaitu dalam kolom maupun ruang datar (planar). Molekul
bermuatan yang berada pada fase cair akan melewati kolom.
Jika muatan pada molekul sama dengan kolom, maka molekul
tersebut akan terelusi. Namun jika muatan pada molekul tidak
sama dengan kolom, makan molekul tersebut akan membentuk
ikatan ionik dengan kolom. Untuk mengelusi molekul yang
menempel pada kolom diperlukan penambahan larutan dengan
pH dan kekuatan ionik tertentu.Pemisahan dengan metode ini
sangat selektif dan karena biaya untuk menjalankan metode ini
murah serta kapasitasnya tinggi, maka metode ini biasa
digunakan pada awal proses keseluruhan.
 Namun jika muatan pada molekul tidak sama
dengan kolom, makan molekul tersebut akan
membentuk ikatan ionik dengan kolom. Untuk
mengelusi molekul yang menempel pada kolom
diperlukan penambahan larutan dengan pH dan
kekuatan ionik tertentu.Pemisahan dengan
metode ini sangat selektif dan karena biaya
untuk menjalankan metode ini murah serta
kapasitasnya tinggi, maka metode ini biasa
digunakan pada awal proses keseluruhan.
Resin Penukar Kation Resin Penukar Anion

 PH : resin penukar kation  PH : resin penukar anion


asam kuat 1 s/d 14, resin basa kuat 0 s/d 12, resin
penukar kation asam lemah
5 s/d 15. penukar anion basa lemah 0
s/d 9.
 Prinsip ; penukaran proton
dari kation yang terdapat  Prinsip: pertukeran anion
dalam resin dengan kation- hidroksil pada resin oleh
kation lain. anion lain.

JENIS RESIN PENUKAR ION


JENIS RESIN PENUKAR ION

Resin Penukar Kation Resin Penukar Anion

 Merupakan suatu polimer  Merupakan suatu polimer


berbobot molekul tinggi, yang mengandung gugus-
gugus amino (amonium
yang terangkai silang dan kuarterner) sebagai bagian
mengandung gugus-gugus integral dari kisi polimer itu
sulfonat, karboksilat, fenolat dan sejumlah ekivalen anion
dan sebagainya. –anion seperti ion klorida,
hidroksil atau sulfat.
 Terdiri dari : resin penukar  Terdidiri dari: resin penukar
kation asam kuar dan resin anion basa kuat dan resin
penukar kation asam lemah. penukar anion basa lemah.
Derajat Hubungan Silang dan Sifat
Mengembang (Swelling)

Banyaknya derajat hubungan silang ditentukan oleh


perbandingan antara senyawa divinil benzena
dengan senyawa stirena dalam matriks resin.

Semakin besar hubungan silang dari resin, semakin


besar perbedaan dalam keselektifan.
Beberapa hal yang menentukan sifat resin:

1) Ukuran partikel menenyukan kecepatan penukaran


dan permeabilitas kecepatan kolom.
2) Derajat hubung silang menentukan porositas dan
kemampuan mengembang atau mengerut.
3) Sifat gugus fungsi menentukan macam ion yang dapat
ditukar.
4) Kekuatan gugus fungsi menentukan koefisien
distribusi.
5) Banyaknya gugus fungsi menentukan kapasitas resin.
Keselektifan Reaksi Penukar Ion
Proses penukaran ion di dalam suatu resin adalah proses
yang reversibel, yang akhirnya dapat tercapai keadaan
kesetimbangan. Reaksi secara umum dapat ditulis sebagai
berikut:

Resin penukar kation:


Rg – SO3H+ + Na+ ↔ Rg-SO3Na+ + H+

Resin penukar anion:


2 Rg-CH2N+(CH3)3Cl‾ + SO42‾ ↔ {Rg-
CH2N+(CH3)3}2SO42‾
a. Sifat Dari Ion-Ion Yang Saling
Ditukarkan
1) Pada konsentrasi yang rendah dan pada suhu kamar, maka ion yang
semakin besar muatannya akan ditahan kuat oleh resin.
2) Pada kondisi yang sama dan untuk ion-ion yang bervalensi sama, maka:
 Untuk ion yang bervalensi 1, penyerapan oleh resin akan semakin kuat
apabila ukuran ion yang terhidrasi samakin kecil.
 Untuk ion yang bervalensi 2, maka ukuran ion juga menentukan, selain itu
ketidaksempurnaan disosiasi garam ion-ion tersebut juga ikut
menentukan apakah ion tersebut diserap dengan kuat oleh resin.
3) Pada resin penukar ion yang bersifat basa kuat, anion yang bervalensi 1
akan mempunyai urutan selektivitas penyerapan yang sesuai dengan
urutan untuk kation-kation bervalensi 1.
4) Bila suatu kation dalam larutan ditukar dengan ion lain yang terikat pada
resin dan valensinya tidak sama, maka afinitas ion yang valensinya lebih
tinggi terhadap resin akan semakin besar bila konsentrasi ion yang
valensinya lebih tinggi itu semakin kecil.
b. Sifat Dari Resin Penukar Ion Yang
Dipakai

Kuat tidaknya suatu ion diserap pada resin penukar ion


tergantung pada sifat gugus fungsional yang terdapat
dalam resin. Gugus fungsional itu bersifat asam kuat
atau lemah, ataukah bersifat basa kuat atau lemah.

Hal lain yang ikut menentukan kekuatan diserapnya


suatu ion pada resin penukar ion adalah persen hubung
silang resin yang digunakan. Semakin tinggi persen
hubung silang, maka semakin selektif resin yang
bersangkutan terhadap ion-ion yang ukurannya
berbeda.
Kesetimbangan Resin Penukar Ion
Secara sederhana reaksi pertukaran ion bisa
dituliskan :
R-H + Na+ Rna + H+
R-Cl + OH- ROH + Cl-

Ada 2 cara untuk melaksanakan pertukaran


ion, yaitu cara “unggun” (batch exchange)
dan cara penukaran dalam kolom.

Ada kesesuaian antara proses penukaran ion


didalam kolom penukaran ion dengan proses
kromatografi partisi cair-cair.
Secara kuantitatif afinitas resin penukar ion terhadap ion-
ion yang ditukarkan dinyatakan dengan besaran angka
banding distribusi ( D) sebagai berikut :
D = kuantitas sampel dalam resin pada pelat tertentu/
kuantitas sampel dalam larutanpada pelat sama
Atau
D=(jumlah ion yang terikat pada resin/gram resin kering)/
(jumlah ion tertinggal dalam larutan/ ml larutan)
Dalam KPI, persamaan yang umum digunakan yaitu

VR = VM + K.Vs
Pengaruh variabel percobaan terhadap pemisahan

A. Pengaruh ph terhadap pemisahan


Bentuk-bentuk ionik dari berbagai zat akan dipengaruhi
oleh ph dari larutan efluen. Hidrolisis ion-ion logam dan
garam dari asam- asam lemah dan basa- basa
dikendalikan oleh pengukuran ph. Pengendalian ph
terutama penting dalam pemisahan asam- asam amino
yang amfoter. Asam amino kemungkinan berada dalam 3
bentuk.
B. Efek pereaksi pengompleksan pada pemisahan ion-ion
logam
Penukar anion
Berbagai logam dapat dipisahkan pada kolom penukar
anion dengan mengubahnya menjadi anion pengompleks.
Penggunaan kromatografi penukar ion

•kromatografi penukar ion dapat digunakan


untuk :
1. pemurnian
2. pemekatan
3. pemisahan analitik
1. Pemurnian
 kromatografi penukar ion dapat digunakan untuk
membebaskan ion-ion yang berasal dari garam-garam yang
terdapat di dalam air.
 Caranya yaitu dengan menggunakan dua pipa kaca
berdiameter 5 cm dan panjangnya 1 m. Kedua pipa di
hubungkan dengan pipa lain sehingga membentuk sisitem
pipa U.
 Pipa yang satu berisi resin kation dan yang lain berisi resin
penukar anion.
 Bila air mengandung garam-garam terlarut seperti CaSO4 di
masukan dalam kolom maka mula-mula ion Ca2+ akan di
gantikan dengan 2 ion H+ dari resin penukar kation pada
kolom pertama.
 Pada kolom kedua berisi resin penukar anion , anion SO4 2-
akan digantikan oleh 2 gugus anion OH-.
 Hasil akhir garam CaSO4 dalam air semula digantikan oleh H+
dan OH- sehingga terbentuk H2O murni.
2. Pemekatan
 Kromatografi penukar ion juga dapat digunakan untuk
memekatkan bahan-bahan ionik yan berada dalam
konsentrasi rendah.

 Contohnya untuk memekatkan unsur-unsur renik dari air


laut.
3. Pemisahan analitik
 Kromatografi openukar ion juga dapat digunakan untuk
pemisahan analitik.
 Seperti asam-asam amino, ion-ion logam serta anion-anion dan
ion-ion ogam alkali dan alkali tanah.
 klom yang berisi resin Dewex 2 dapat memisahkan ion-ion
halida dengan NaNO3 1M pada Ph 10,4
 Kolom berisi kation Dewex 50 atau Ambelite IR 120 dapat
memisahkan logam-logam alkali dengan elusi HCL 0,7 M
 Sedangkan logam-logam alkali tanah dapat dipisahka dengan
kolom berisi resi Dowex 50 menggunakan amonium laktat
1,2M.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai