ION EXCHANGE
KELOMPOK 4
Faezhal Akbar (1831410123)
Fajrina Diastri Tauladana (1831410084)
Shintya Sofie Andalus (1831410049)
Ion exchange jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia berarti pertukaran ion. Namun
jika diartikan lebih dalam lagi, kromatografi ion exchange adalah sebuah proses kromatografi
untuk memisahkan molekul ion suatu senyawa berdasarkan perbedaan nilai muatan permukaan
antar senyawa.
Pertukaran ion secara luas digunakan untuk pengolahan air dan limbah cair, terutama
digunakan pada proses penghilangan kesadahan dan dalam proses demineralisasi air.Proses
pertukaran ion padaindustri pengolahan air dan limbah cair, banyak diterapkan untuk
proses penghilangan kesadahan dandemineralisasi air. Sebagai bahan yang digunakan untuk
keperluan proses ini dapat dibedakan menurution penukarnya, yakni catiaon exchange
pertukaran ion positif) dan anion exchange (pertukaran ionnegatif). Sebagai bahan
penukar ion positif yang umumnya digunakan adalan ion Natriun (Na+) dan ionhidrogen (H+),
sedangkan bahan penukar ion negatif umumnya yang digunakan adalah OH-
Resin adalah suatu polimer yang secara elektris memiliki muatan yang satu ionnya dapat
digantikan oleh ion lainnya. Sering kali resin dipakai untuk menghilangkan molekul yang besar
dari air misalnya asam humus, lignin, asam sulfonat. Untuk regenerasi dipakai garam alkali atau
larutan natrium hidroksida, bisa juga dengan asam klorida jika dipakai resin dengan sifat
asam.Dalam regenerasi itu dihasilkan eluen yang mengandung organik dengan konsentrasi
tinggi.
Untuk proses air minum sampai sekarang hanya dipakai resin dengan sifat
anionik.ibedakan atas dua jenis:
1. Resin alami
Umumnya yang digunakan adalah zeolit, yaitu mineral yang terdiri dari kristal alumino
silikat terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi
Resin penukar ion sintetis merupakan suatu polimer yang terdiri dari dua bagian yaitu
struktur fungsional dan matrik resin yang sukar larut.
Resin penukar ion ini dibuat melalui polimerisasi kondensasi phenol dengan formaldehid
yang kemudian diikuti dengan reaksi sulfonasi untuk memperoleh resin penukar ion asam
kuat.Resin sintesis memiliki kapasitas ion exchange yang lebih besar dari resin alami baik dari
segi penukaran kation maupun anion. Biasanya resin sintesis terdiri dari polimerasi material
organik syrene dan DVB (divinylbenzene).
Berdasarkan jenis gugus fungsi yang digunakan, resin penukar ion dapat dibedakan
menjadi empat jenis, yaitu :
Gugus fungsi pada resin penukar anion adalah senyawa amina (primer/R-NH2,
sekunder/R-N2H, tersier/R-R'2N) dan gugus ammonium kuartener (R-NR'3/tipe I, R-
R'3N+OH/tipe II), dengan R' menyatakan radikal organik seperti CH3. Resin anion yang
mempunyai gugus fungsi ammonium kuartener disebut resin penukar anion basa kuat dan resin
penukar anion basa lemah mempunyai gugus fungsi selain ammonium kuartener.
(2.3)
Konsentrasi asam keseluruhan yang dihasilkan oleh reaksi (2.3) disebut Free Mineral Acid
(FMA).Jika nilai FMA turun, berarti kemampuan resin mendekati titik-habis dan regenerasi
harus dilakukan. Reaksi pada tahap regenerasi adalah sebagai berikut :
(2.4)
Resin Penukar Kation Asam Lemah
Gugus fungsi pada resin penukar kation asam lemah adalah karboksilat (R- COOH).
Jenis resin ini tidak dapat memisahkan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, tetapi
dapat menghilangkan kation yang berasal dari garam bikarbonat untuk membentuk asam
karbonat, atau dengan kata lain resin ini hanya dapat menghasilkan asam yang lebih lemah dari
gugus fungsinya.
Reaksi-reaksi yang terj adi pada tahap layanan untuk resin penukar kation asam lemah
dengan siklus H, dinyatakan oleh reaksi-reaksi berikut ini :
(2.5)
Larutan regenerasi dan reaksi yang terjadi pada tahap regenerasi identik dengan resin penukar
kation asam kuat.
(2.7)
(2.8)
(2.9)
(2.10)
Resin penukar anion basa lemah dapat diregenerasi dengan NaOH, NH4OH atau N2CO3 seperti
ditunjukkan oleh reaksi di bawah ini :
(2.11)
1.3 PRINSIP PERTUKARAN ION
Pertukaran ion adalah sebuah proses fisika-kimia. Pada proses tersebut senyawa yang
tidak larut, dalam hal ini resin, menerima ion positif atau negatif tertentu dari larutan dan
melepaskan ion lain ke dalam larutan tersebut dalam jumlah ekivalen yang sama. Jika ion yang
dipertukarkan berupa kation, maka resin tersebut dinamakan resin penukar kation, dan jika ion
yang dipertukarkan berupa anion, maka resin tersebut dinamakan resin penukar anion.
Dalam pengolahan air minum, media ion exchange harus memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
1. PROSES DEMINERALISASI
Proses demineralisasi adalah suatu proses penghilangan garam-garam mineral
yang ada didalam air, sehingga air yang dihasilkan mempunyai kemurnian yang tinggi.
Padadasarnya proses ini seperti apa yang dilakukan didalam pelunakan air secara
pertukaran ion. Bahan penukar ion yang digunakan terdiri dari penukar kation dan
penukar anion. Penukar kation dikenal orang dengan sebutan Resin asam karena penukar
ion-nya adalah ion hidrogen (H+), sedangkan penukar anion dikenal dengan sebutan
Resin basa karena penukar ion-nya adalah ion hidroksida (OH-). Resin asam
secara umum ditulis dengan simbul H2R dan Resin basa dengan simbul R(OH)2.
Kedua macam Resin ini dapat ditempatkan secara terpisah pada dua buah bejana
ataupun dalam satu buah bejana.Susunannya harus berurutan (seri) dimana yang pertama
adalah Resin asam dan yang berikutnyaadalah Resin basa. Resin asam berfungsi untuk
merubah garam-garam mineral menjadi asam, dan Resin basa berfungsi untuk merubah
(menetralkan) asam yang dihasilkan dari reaksi pertama menjadi air murni.
2. SOFTENING AIR
Jika R adalah senyawa resin, maka reaksi pertukaran ion kalsium yang terjadi
pada proses softening air adalah sebagai berikut:
2 RNa + Ca++ → R2Ca + 2 Na+
Pada proses softening air, pertukaran ion terjadi pada saat air dengan kandungan ion
kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) melewati gugusan resin kation. Pada awalnya
molekul resin mengikat lemah ion sodium (Na+), dan karena ion molekul resin memiliki
gaya tarik-menarik yang lebih kuat dengan ion kalsium dan magnesium, maka terjadilah
proses pertukaran ion. Molekul resin melepas ion sodium ke dalam air, diikuti dengan
pengikatan ion kalsium dan magnesium ke molekul resin.
Sedikit berbeda dengan proses demineralisasi air, pada ujung rangkaian, molekul
resin berikatan dengan ion H+ dan OH-. Pada saat air melewati gugusan resin, akan terjadi
pengikatan ion-ion mineral yang terlarut di dalam air karena molekul resin memiliki gaya
tarik-menarik lebih besar dengan ion molekul daripada ion H+ dan OH-. Jika R, K2+, dan
A2- adalah berturut-turut molekul ion resin, ion mineral positif, dan ion mineral negatif,
maka reaksi ion exchange yang terjadi pada proses demineralisasi air yakni sebagai
berikut:
2 R-H + K2+ → R2K + 2 H+
2 R-OH + A2- → R2A + 2 OH-
Nampak pada reaksi di atas bahwa pada proses demineralisasi air, resin akan mengikat
ion-ion mineral dan melepas ion-ion H+ dan OH-. Selanjutnya ion-ion tersebut akan salin
berikatan untuk membentuk molekul H 2O baru.
H+ + OH- → H2O
Pada tiap proses pertukaran ion, dilakukan regenerasi resin jika resin sudah jenuh.
Jenuh berarti keseluruhan molekul resin telah berikatan dengan ion-ion sasaran. Pada
proses softening air, resin dikatakan jenih jika keseluruhan molekul resin telah berikatan
dengan ion kalsium atau magnesium. Jenuhnya resin ditandai dengan air output dari
kolom resin masih mengandung ion-ion kalsium dan magnesium.
Untuk melakukan regenerasi, pada proses softening air dibutuhkan larutan garam
NaCl pekat yang dialirkan melewati resin. Larutan NaCl ini biasanya 1000 kali lebih
pekat dari larutan NaCl biasa.
R2Ca + 2 NaCl → 2 RNa + CaCl2
3. DESALINASI
Desalinasi, desalination atau desalinization adalah proses yang menghilangkan
kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat
dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia. Proses desalinasi ini juga dilakukan
menggunakan penukar-anion. Secara aplikatif dari proses ini biasanya dilakukan oleh
industri yang berlokasi di sekitar laut atau di peisir pantai, sehingga untuk pemenuhan
kebutuhan air industri baik untuk air proses, maupun air untuk semua keperluan di
industri dapat dipenuhi dengan melakukan pemurnian air laut secara desalinasi.
Salah satu jenis alat ion exchange yang bernama resin penukar-anion Relite MG
1/P mampu memisahkan sulfat dalam air laut guna mencegah pembentukan kerak
kalsium sulfat pada heat exchanger. Resin tersebut menunjukkan selektivitas sulfat yang
tinggi dalam air laut sintetis. Resin yang telah dipakai dapat diregenerasi menggunakan
air asin yang dipekatkan dengan asam hingga mencapai pH 4. Untuk waktu pemakaian
dan regenerasi yang sama, faktor konsentrasi desalinasi (misalnya 2 hingga 4) menaikkan
konsentrasi klorida dalam air asin yang diblowdown. Dengan faktor konsentrasi yang
tetap, kenaikan laju alir (pengurangan waktu pemakaian dan regenerasi) memperendah
efisiensi regenerasi dan menaikkan pemisahan sulfat. Akibat kelarutan kalsium sulfat
yang bersifat terbalik tersebut, temperatur air asin yang tinggi memerlukan pemisahan
sulfat yang lebih banyak, yang dapat dicapai dengan mengurangi laju alir air laut.
Pengurangan laju alir tersebut membutuhkan peralatan yang lebih besar dan resin yang
lebih banyak, sehingga biaya modal bertambah. Untuk pabrik desalinasi dengan kapasitas
produksi 1 juta gallon per hari dan faktor konsentrasi sebesar 2, biaya pemisahan sulfat
meliputi biaya resin dan biaya peralatan. Biaya tersebut bervariasi dari $0.246 hingga
$0.356/kgalon (per-ribu galon air yang diproduksi) karena temperatur maksimum air asin
berubah dari 140°C menjadi 180°C.
4. DEKOLORISASI
Dekolorisasi atau deodoriasi adalah suatu proses untuk menghilangkan warna
pada suatu senyawa. Contoh aplikatifnya adalah dekolorisasi gula cair dengan resin
penukar ion basa kuat dan karbon aktif. Untuk dekolorisasi ini biasanya digunakan pula
karbon aktif, sehingga produktivitasnya lebih besar karena karbon aktif juga memiliki
sifat yang mampu menghilangkan warna dari suatu senyawa. Dan gabungan penukar ion
dan karbon aktif ini digunakan pada proses dokolorisiasi gula cair.
Penukar ion basa kuat dan karbon aktif dilakukan proses dekolorisasi terhadap
gula cair hasil fraksinasi dengan perlakuan 2 jenis resin masing-masing dengan kapasitas
1,4 meq per mL (IRA 400) dan 1,0 meq per mL (IRA 900). Kedua jenis resin tersebut
memiliki ion aktif dalam bentuk Cl-. Proses dekolorisasi dilakukan dengan memasukkan
resin kedalam kolom gelas stinggi 60 cm dengan diameter 1,128 cm. Volume resin
sebanyak 50 ml. Laju alir yang digunakan sebesar 6 BV (Bed Volume) per jam dan
jumlah umpan sebesar 6 BV. Proses dekolorisasi dilakukkan pada suhu 65o C. Larutan
gula cair hasil dekolorisasi resin ini selanjutnya akan digunakan sebagai bahan perlakuan
karbon aktif.
1.5 DAFTAR PUSTAKA
Lakraimi, M., Legrouri, A., Barroug, A., de Roy, A., and Besse, J. P., 2000,Preparation of a new
stablehybrid material by chloride/2.4-dichlorophenoxyacetate ion exchange into the zinc-
aluminiumchloridelayered double hydroxide, Journal of Materials Chemistry, 10, 1007-
1011