Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA II


ION EXCHANGE

Disusun Oleh :

Nama

: Elza Jamayanti

NIM

: 011400379

Rekan Kerja

: 1. Arkadius Aban
2. Erick Maulana

Tanggal Praktikum

: 18 April 2016

Jurusan

: Teknokimia Nuklir

Dosen

: Sugili Putra, S.T.,M.Sc

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2016

ION EXCHANGE

I. TUJUAN
1. Mempelajari pengaruh jumlah resin terhadap proses pertukaran ion.
2. Mempelajari proses regenerasi resin penukar ion.
3. Menentukan tetapan kesetimbangan pertukaran ion dan daya pisah proses pertukaran
ion sebagai fungsi pH larutan.

II. DASAR TEORI


2.1 Penukar Ion
Resin penukar ion adalah suatu senyawa hidrokarbon yang terpolimerisasi. Senyawa ini
memiliki ikatan silang atau dengan nama lain disebut cross-linking dan memiliki gugusgugus fungsional dan memiliki ion ion yang dapat dipertukarkan dengan ion senyawa
lain. Resin yang umum digunakan dalam percobaan adalah resin Dowex 50W X8 Na
dengan matriksnya adalah Styrene-Divinyl Benzene Copolymers Sebagai zat penukar ion ,
resin memiliki karakteristik sebagai berikut:

Kemampuan menggelembung (swelling)

Kapasitas penukaran ion

Adanya selektivitas dalam penukaran ion

Resin penukar ion ( ion exchange) yang merupakan media penukar ion sintetis pertama
kali dikembangkan oleh Adam dan Holmes. Penemuan ini membuka jalan pembuatan resin
hasil polimerisasi styrene dan divinil benzena. Bentuk resin penukar ion ini bermacam
macam yaitu dapat berupa butiran, powder, membrane atau fiber. (Kusumahati, 1998).
Penggunaannya dalam analisis kimia misalnya untuk menghilangkan ion-ion pengganggu,
memperbesar konsentrasi jumlah ion-ion renik, proses deionisasi air atau demineralisasi
air, memisahkan ion-ion logam dalam campuran dengan kromatografi penukar ion. Pada
saat operasi dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion terlarut dalam air akan
teresap ke resin penukar ion dan resin akan melepaskan ion lain dalam kesetaraan ekivalen,
dengan melihat kondisi tersebut maka kita dapat mengatur jenis ion yang diikat dan
dilepas.
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu.
Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai kapasitas ikatan silang yang kuat yang dapat menghilangkan sejumlah
ion tertentu.
2. Resin dengan ukuran partikel kecil akan semakin baik, sebab dibutuhkan luas
kontak yang besar.
3. Resin mempunyai stabilitas yang dapat digunakan dalam waktu yang lama, tidak
mudah aus/rusak dalam regenerasi.
Syarat-Syarat Resin Penukar Ion
Saat suatu larutan dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion terlarut dalam larutan
akan terserap ke resin penukar ion dan resin akan menukarnya dengan ion lain dalam
kesetaraan ekivalen. Dengan kondisi tersebut maka jenis ion yang diikat dan dilepas dapat
diatur. Sebagai media penukar ion, suatu senyawa resin penukar ion perlu mimiliki syarat
sebagai berikut:
a. Kapasitas penukar ion total harus tinggi. Resin harus dapat memiliki kemampuan
penukar ion yang tinggi sehingga tidak cepat jenuh.
b. Kelarutan yang rendah. Kelarutan yang rendah suatu resin dalam larutan dapat
membuat resin untuk digunakan secara berulang kali. Resin biasanya bekerja
dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, oleh karena itu resin harus tahan
terhadap cairan yang bersifat melarutkan. Contohnya seperti air.
c. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja para rentang pH
yang cukup luas dan tahan terhadap cairan yang bersifat asam dan basa. Dan tahan
juga terhadap oksidasi dan radiasi, artinya dapat berjalan normal saat kondisi
oksidasi dan radiasi.
d. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin harus bias tahan terhadap gesekan dari luar
sehingga tidak mengganggu proses penukaran ion.
Klasifikasi Resin
Resin penukar ion mengandung gugus fungsi seperti sulfonat (R-SO3H), phosponat (RPO3H2), phenolat (R-OH), atau karboksilat (R-COOH), dan R menyatakan senyawa resin.
Resin penukar ion dibagi menjadi dua jenis yaitu Resin penukar anion dan Resin penukar
kation. Dari setiap jenis tersebut dibagi lagi menjadi dua yaitu resin penukar kation asam
kuat dan resin penukar kation asam lemah, lalu resin penukar anion basa kuat dan resin
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

penukar anion basa lemah. Berikut table gugus fungsi yang viasa digunakan pada
penukaran ion

a. Resin penukar kation asam kuat


Resin penukar kation asam kuat fungsinya mengubah asam netral menjadi
asam yang sesuai. R-SO3H biasanya merupakan resin penukar kation yang kuat.
Bila resin yang digunakan merupakan resin tipe asam kuat dengan ion H+, reaksi
kimianya adalah:
RSO3H + NaCl

RSO3Na + HCl

NaCl + R-SO3

HCl + R-SO32- + Na+

Reaksi diatas digunakan untuk pemisahan garam dan membedakan antara resin
kation asam kuat dan kation asam lemah. Ion Na+ dan H+ merupakan jenis
penukar ion. Ion H+ memindahkan seluruh kation yang terdapat dalam air. Jika
digunakan siklus ion Na+ air akan dilunakan dan akan mengganti ion logam
Fe2+ dan Mg2+ dalam air. Proses regenerasi resin untuk siklus H dapat
digunakan asam kuat HCl atau H2SO4. Reaksinya:
2 R-SO3Na+ + H2SO4
2 R-SO3Na+ + HCl

Laporan Praktikum Ion Exchange


Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

R-SO3H + Na2SO4
2 R-SO3Na+ + NaCl

b. Resin penukar kation asam lemah


Resin penukar kation asam lemah fungsinya untuk menukar kation-kation yang
berhubungan dengan alkalinitas yang tidak dapat menguraikan garam. Pada
peristiwa penukar ion-ion akan dihasilkan asam karbonat berarti ada asam yang
lebih lemah. Reaksinya:
RCOONa + H2CO3

R-COOH + NaHCO3

Regenerasi resin akan digunakan dengan menggunakan asam yang lebih kuat
daripada gugus fungsi resin. Reaksinya:
RCOONa + HCl

RCOOH + NaCl

c. Resin penukar anion basa kuat


Resin ini digunakan untuk mengubah garam menjadi basa kuat. Reaksinya apda
counter OH-. Reaksinya:
R-R3N+ : OH- + NaCl

R-NR3- : Cl- + NaOH

R-R3N+ : OH- + HCl

R-NR3- : Cl- + H2O

Resin ini biasanya digunakan setelah penukar kation untuk proses demineralisassi
air. Regenerasi dilakukan menggunakan NaOH.
Reaksi :

R-NR3- : Cl- + NaOH

R-R3N+ : OH- + NaCl

d. Resin penukar anion basa lemah


Resin ini digunakan untuk menukar asam kuat dengan adsorpsi air yang tidak
dapat menguraikan garam. Reaksinya:
R-NH2- + HCl

R-NH2-HCl3

Resin ini digunakan untuk pemisahan garam. Counter ion H+ maupun Na+
merupakan jenis penukar ion. Counter ion H+memindahkan seluruh kation yang
terdapat dalam air merupakan langkah awal demineralisasi.
Kesetimbangan Pertukaran Ion
Reaksi pertukaran ion pada umumnya bersifat reversible (dapat balik) dan merupakan
reaksi stoikhiometris. Bila suatu resin mengandung ion yang dapat dipertukarkan A+ dan
akan bertukar dengan ion B+, maka reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
R-A+ + B+ R-B+ + A+
Maka tetapan kesetimbangan pertukaran ion dapat ditulis sebagai :

Laporan Praktikum Ion Exchange


Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

KC =

[R B ] [A ]
[R A ] [B ]
+

+
+

Dengan :
KC

: tetapan kesetimbangan pertukaran ion

[A+]

: konsentrasi ion A+ dalam larutan

[B+]

: konsentrasi ion B+ dalam larutan

[R-A+]

: konsentrasi ion A+ dalam resin

[R-B+]

: konsentrasi ion B+ dalam resin

Untuk pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui perilaku pertukaran kation atau anion,
biasa ditentukan dengan besaran koefisien distribusi (D). Koefisien distribusi ada tiga
macam yaitu :
1. Dc adalah perbandingan konsentrasi total terlarut dalam penukar ion dengan
konsentrasi dalam larutan.
2. Dg adalah perbandingan jumlah total terlarut tiap gram penukar ion kering terhadap
konsentrasi dalam larutan.
3. Dv adalah perbandingan jumlah total terlarut dalam sejumlah volume penukar ion
terhadap konsentrasi dalam larutan.
Sedangkan faktor pemisah adalah :

A/B =

DA
C . CB
= A
DB
CB . C A

Dengan garis atas berarti dalam penukar ion. Jika AB> 1 berarti ion A lebih disukai
terambil dari pada ion B.
2.2 Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi,
reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang terdiri dari spektrometer
dan fotometer.
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu


dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi cahaya secara relatif
jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar tampak
yang sinambung dan monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan absorbsi
antara cuplikan dengan blanko ataupun pembanding.
Spektrofotometer UV-Vis merupakan spektrofotometer yang digunakan untuk
pengukuran di daerah ultraviolet dan di daerah tampak. Semua metode spektrofotometri
berdasarkan pada serapan sinar oleh senyawa yang ditentukan, sinar yang digunakan
adalah sinar yang semonokromatis mungkin.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Bahan yang digunakan:
1. Resin penukar ion
2. CuSO4.5H2O
3. Na2SO4
4. Aquadest
3.2 Alat yang digunakan:
1. Spektrofotometer UV-VIS
2. Pipet ukur
3. Gelas beker
4. Pipet volume
5. Neraca
6. Pengaduk
7. Kaca arloji

IV. CARA KERJA


a. Pembuatan larutan standar
1. Ditimbang CuSO4.5H2O sebanyak 31.7 gram. Kemudian sampel dilarutkan dalam
labu ukur 250 ml.
2. Sampel dilarutkan dan ditandabataskan.
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

3. Larutan CuSO4.5H2Odibuat deret standar dengan range 0.05 M; 0.1 M; 0.2 M; 0.3
M; dan 0.4 M
4. Tiap larutan deret dilarutkan dalam labu ukur 50 ml. kemudian ditandabataskan.
5. Larutan dicek dengan menggunakan spektrofotometer UV VIS. Kemudian dibuat
kurva kalibrasi.

b. Pengaruh penambahan resin pada proses pertukaran ion


1. Disiapkan larutan CuSO4.5H2O sebanyak 0.2 M sebanyak 100 ml.
2. Resin ditimbang dengan variasi massa 0,0237 gram ; 0,0874 gram ; 0,1118 gram ;
0,1486 gram.
3. Resin yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam larutan CuSO4.5H2O.
4. Larutan tersebut diambil sebanyak 10 ml. kemudian diukur

menggunakan

spektrofotometer UV VIS.
5. Dilakukan pekerjaan yang sama untuk no. 2 -4 dengan variasi massa penambahan
resin.

c. Faktor regenerasi ion


1. Disiapkan larutan Na2SO4Sebanyak 0.5 M sebanyak 55 ml.
2. Ditimbang resin Na yang akan diregenerasi.
3. Resin yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam larutan natrium sulfat.
4. Larutan kemudian diambil sebanyak 10 ml. kemudian diukur menggunakan
spektrofotometer UV VIS.
5. Dilakukan pekerjaan yang sama untuk no.4 dengan massa resin yang berbeda.

V. DATA PENGAMATAN
Resin = Dowex 50W X8 (Na)
Pengukuran Standar
1. Larutan Induk : CuSO4.5H2O
m

= 31.74 gram

Vpelarut = 250 mL
2. Larutan Standar
Vtotal = 50 mL (tiap standar)
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

No.

Konsentrasi

Absorbansi

(M/L)

0.00

-0.000

0.01

0.003

0.02

0.002

0.04

0.013

0.10

0.038

0.20

0.042

Variasi Penambahan Resin

No.

Keterangan

Penambahan Resin

Vo (mL)

Absorbansi

(gram)
1

0.0000

20

0.022

0.0237

20

0.018

Larutan CuSO4.5H2O

0.0874

20

-0.005

0.2 M

0.1118

20

0.000

0.1486

20

0.009

No.

Regenerasi Resin
Massa

Waktu

VNa2SO4

Resin yang

Kontak

(mL)

diregenerasi

(menit)

Absorbansi

Konsentrasi
(M/L)

(gram)
1

120

0.000

0.0020

110

0.005

0.0199

10

100

0.004

-0.0144

15

90

0.019

0.0785

6.0278

VI. PERHITUNGAN
1. Kurva kalibrasi CuSO4.5H2O
Setelah diukur, dibuat kurva kalibrasi untuk menentukan persamaan konsentrasi dan
kalibrasi.

Laporan Praktikum Ion Exchange


Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

Kurva Kalibrasi Standar Cu


0,045
0,04

y = 0,393x - 0,002
R = 0,979

0,035
Absorbansi

0,03
0,025
0,02
0,015
0,01
0,005
0
-0,005 0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

0,12

Konsentrasi

Grafik 1. Kurva Kalibrasi Standar Cu

2. Penambahan resin
Dengan analisis menggunakan instrumentasi Uv-Vis, diiperoleh data sebagai berikut:
No

Absorbansi

Konsentrasi (M/L)

Massa Resin yang


ditambahkan
(gram)

-0,005

-0,0184

0,022

0,0880

0,0237

0,018

0,0741

0,0874

0.000

0,0020

0,1118

0.009

0,0353

0,1486

Data ke-1 tidak bisa dilanjutkan ke perhitungan selanjutnya karena konsentrasi untuk
konsentrasi bernilai negatif.
Mol Cu 0.2 M 100 ml

= V.M
= 0,1 L x 0,2 M
= 0,02 mol

Mol Cu yang dipertukarkan

= V.M
= 0,02 L x 0,0880 M
= 0,00176 mol

Laporan Praktikum Ion Exchange


Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

Mol sisa sisa setelah dipertukarkan

= 0,02 mol 0,00176 mol


= 0,01824 mol

Dengan cara yang sama diperoleh hasil sebagai berikut:


No

Absorbansi

Konsentrasi

Volume

Mol Cu yang

Mol Cu sisa

(M/L)

Cu (ml)

dipertukarkan

setelah
dipertukarkan

-0,005

-0,018

20

0,022

0,088

20

0,00176

0,01824

0,018

0,074

20

0,00148

0,01851

0.000

0,002

20

0,00004

0,01996

0.009

0,035

20

0,00070

0,01929

Diasumsi mol resin awal: 1.4 mol.


Persamaan Reaksi :
2R-Na
Mula-mula

: 1,4 mol

Reaksi

: 0,00352mol

Sisa

: 1,39648mol

Cu2+

0,02 mol

0,00176 mol

0,00176mol

0,01824mol

Tetapan kesetimbangan (Kc)


Kc =

[2 ][Na]2
[ ]2 []

(0,00176)(0,00352)2
=
(1,39648)2 (0,01824)
= 6,1306 107

Derajat disosiasi / daya pisah ()


mol bereaksi
mol mula mula
0,00176 mol
=
1,4 mol

= 0,001257
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

R2-Cu

0,00176mol

2Na+
0,00352mol

0,00352mol

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut:


No

Mol

Mol

Mol

Mol

Mol Cu

Mol

Mol

awal

resin

akhir

awal

bereaksi

Akhir

Resin

resin

yang

resin

Cu

Cu

Cu

Mol Na

bereaksi

1,4

0,00352 1,39648

0,02

0,00176

0,01824

0,00176

0,00352

1,4

0,00296 1,39704

0,02

0,00148

0,01851

0,00148

0,00296

1,4

0,00008 1,39992

0,02

0,00004

0,01996

0,00004

0,00008

1,4

0,00141 1,39859

0,02

0,00070

0,01929

0,00070

0,00141

Nilai

Nilai Kc

Massa Resin yang


ditambahkan

-7

0,001257

0,0237

-7

3,60243 x10

0,001059

0,0874

6,54445 x10-12

2,86x10-5

0,1118

3,72969 x10-8

0,000504

0,1486

6,13061 x10

Dengan menggunakan data yang sudah didapatkan, maka dibuat grafik


hubungan antara penambahan resin dengan nilai tetapan kesetimbangan (Kc).

Grafik Hubungan Penambahan Resin


vs Nilai Kc
0,000000

Nilai Kc

0,000000
0,000000
0,000000
0
-2E-07

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

0,12

0,14

0,16

Penambahan Resin (gram)

Grafik 2. Hubungan Penambahan Resin dengan Nilai Tetapan Kesetimbangan


Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

3. Regenerasi Resin Penukar Ion


Menentukan mol Cu2+ :
y

= absorbansi

= konsentrasi (M)

= 0,393x 0,002

0,000 = 0,393x 0,002


x

= 0,00509 M

Mol Na+ mula-mula

= M Na2SO4 x V
= 1 M x 55 ml x 1 L/1000 ml
= 0,055 mol

Mol Cu2+ sisa

= Msisa x V
= 0,00509 M x 55 ml x 1 L/1000 ml
= 0,00028 mol

Mol Cu2+ yang bereaksi

= Mol Cu2+ sisa


= 0,00028 mol

Dengan cara yang sama, maka didapatkan :


No

Absorbansi

Konsentrasi

Mol Na+

(M)

Mula Mula

Mol Cu2+ Sisa

Mol Cu2+ Bereaksi

0,000

0,00509

0,05500

0,00028

0,00028

0,005

0,01781

0,05500

0,00098

0,00098

-0,004

-0,00509

0,05500

-0,00028

-0,00028

0,019

0,05344

0,05500

0,00294

0,00294

Pada data ketiga, didapatkan hasil yang bernilai negatif sehingga pada perhitungan
selanjutnya data tersebut dihapus.

Laporan Praktikum Ion Exchange


Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

Reaksi Kesetimbangan

R2Cu

2Na+

2R-Na

Cu2+

Mula-mula

0,055mol

Reaksi

: 0,00028mol

0,00056mol

0,00056mol

0,00028mol

Sisa

: 0,00028mol

0,05444mol

0,00056mol

0,00028mol

Dengan cara yang sama, maka didapatkan :


Mol Resin Cu

Mol Na Bereaksi

Mol Resin Na

Mol Cu Bereaksi

No

Bereaksi

Bereaksi

0,00028

0,00056

0,00056

0,00028

0,00098

0,00196

0,00196

0,00098

0,00294

0,00588

0,00588

0,00294

Mol Resin Cu

Mol Na Sisa

Mol Resin Na

Mol Cu Sisa

No

Sisa

Sisa

0,00028

0,05444

0,00056

0,00028

0,00098

0,05304

0,00196

0,00098

0,00294

0,04912

0,00588

0,00294

Didapatkan hasil akhir sebagai berikut :


Massa Resin yang

0,0237

0,0874

0,1486

0,05444

0,05304

0,04912

0,00028

0,00098

0,00294

0,00056

0,00196

0,00588

0,01154

0,04037

0,12113

diregenerasi (gram)
Na+ yang ditukarkan
(mol)
Cu2+ yang dilepaskan
(mol)
Resin hasil regenerasi
(mol)
Massa resin hasil
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

regenerasi (gram)
dengan menganggap Mr
Resin Na = 20,6 gr/mol

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ion exchange ini terdapat dua percobaan yaitu menentukan hubungan
penambahan resin dengan nilai tetapan kesetimbangan dan meregenerasi resin yang
digunakan. Adapun pada percobaan pertama yaitu menentukan hubungan penambahan
resin dengan nilai tetapan kesetimbangan (Kc). Reaksi yang berlangsung pada pertukaran
ion Na2+ dalam resin dengan ion Cu2+ dalam larutan CuSO4 adalah sebagai berikut :
R-Na2+

CuSO42+

R2Cu2+

Na2SO42-

Reaksi yang berlangsung merupakan reaksi kesetimbangan, apabila konsentrasi dari


reaktan (kiri) ditambah maka reaksi akan bergeser ke arah produk (kanan) sehingga
konsentrasi pada produk semakin besar begitupun sebaliknya. Pada reaksi ini, resin akan
melepaskan ion Na dan menggantinya dengan ion Cu. Sesuai dengan persamaan penentuan
tetapan kesetimbangan : =

[R 2 Cu 2+ ] [ 2 42 ]2

[2+ ]2 [ 2+ 4 2 ]

bahwa nilai Kc berbanding lurus

dengan konsentrasi produk akan tetapi berbanding terbalik dengan konsentrasi reaktan.
Sehingga pada setiap penambahan massa dari R-Na2+, nilai tetapan kesetimbangan
memberikan nilai yang semakin kecil. Hal yang dapat membuktikan hubungan
penambahan massa resin dengan nilai Kc terlihat pada grafik 2. Persamaan penentuan nilai
Kc juga menunjukkan hubungan berbanding lurus dengan kemampuan daya pisah () pada
pertukaran ion Na dengan ion Cu. Apabila nilai Kc semakin besar, maka koefisien daya
pisahnya maka semakin besar sehingga ion Cu yang tertukar akan semakin besar. Proses
pertukaran ion pada produk terjadi apabila konsentrasi suatu unsur pada reaktan
ditingkatkan dan jumlah unsur tersebut memadai sehingga jumlah dari produk akan
semakin banyak. Hal ini sesuai dengan persamaan =

[R 2 Cu 2+ ] [ 2 42 ]2

. Apabila

[2+ ]2 [ 2+ 4 2 ]

nilai Kc bernilai 1, ketika konsentrasi reaktan ditingkatkan maka konsentrasi produk juga
akan meningkat. Selain itu, nilai Kc pula dipengaruhi oleh sistem pH, suhu, dan
penambahan unsur yang lain.

Laporan Praktikum Ion Exchange


Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

Percobaan selanjutnya ialah meregenasi resin yang telah digunakan pada percobaan
pertama. Tujuan dari regenerasi resin adalah membentuk resin Na agar dapat digunakan
kembali. Reaksi yang berlangsung pada proses ini yaitu
R2Cu2+

Na2SO42-

R-Na2+

CuSO42+

Meregenerasi resin Na dilakukan dengan cara menambahkan larutan Na2SO4 pekat


(praktikan menggunakan konsentrasi 1 M) pada resin ion Cu. Sesuai dengan persamaan
reaksi kesetimbangan, maka reaksi akan mengarah ke arah resin Na sehingga terjadi
pembentukan resin Na kembali. Pada reaksi ini, resin akan melepaskan ion Cu2+ dan
menangkap ion Na2+ kembali sehingga ion Cu2+ yang tertukar akan semakin sedikit seiring
pembentukan resin Na yang semakin banyak.
VIII. KESIMPULAN
8.1 Semakin banyak jumlah resin yang ditambahkan dalam suatu larutan yang mengandung
ion yang ingin dipertukarkan, maka semakin banyak ion yang tertukar.
8.2 Proses regenerasi resin Na dilakukan dengan melepaskan ion Cu dan menangkap ion
Na kembali.
8.3 Tetapan kesetimbangan (Kc) berbanding lurus dengan koefisien daya pisah () suatu
resin.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2011. Modul Ion Exchange.Universitas Tirtayasa: Banten.
Astiani,Liany, Risky, dkk. 2011. Laporan Praktikum Kimia Fisika: Ion Exchange.
Politeknik Negeri Bandung: Bandung.
Prihatiningsih, Maria C. 2006. Kimia Instrumentasi I Spektrofotometri UV-VIS.
Yogyakarta: STTN-BATAN
Yogyakarta, 25 April 2016
Dosen Pembimbing

Praktikan

Sugili Putra, S.T.,M.Sc

Elza Jamayanti

Laporan Praktikum Ion Exchange


Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014

Anda mungkin juga menyukai