Disusun Oleh :
Nama
: Elza Jamayanti
NIM
: 011400379
Rekan Kerja
: 1. Arkadius Aban
2. Erick Maulana
Tanggal Praktikum
: 18 April 2016
Jurusan
: Teknokimia Nuklir
Dosen
ION EXCHANGE
I. TUJUAN
1. Mempelajari pengaruh jumlah resin terhadap proses pertukaran ion.
2. Mempelajari proses regenerasi resin penukar ion.
3. Menentukan tetapan kesetimbangan pertukaran ion dan daya pisah proses pertukaran
ion sebagai fungsi pH larutan.
Resin penukar ion ( ion exchange) yang merupakan media penukar ion sintetis pertama
kali dikembangkan oleh Adam dan Holmes. Penemuan ini membuka jalan pembuatan resin
hasil polimerisasi styrene dan divinil benzena. Bentuk resin penukar ion ini bermacam
macam yaitu dapat berupa butiran, powder, membrane atau fiber. (Kusumahati, 1998).
Penggunaannya dalam analisis kimia misalnya untuk menghilangkan ion-ion pengganggu,
memperbesar konsentrasi jumlah ion-ion renik, proses deionisasi air atau demineralisasi
air, memisahkan ion-ion logam dalam campuran dengan kromatografi penukar ion. Pada
saat operasi dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion terlarut dalam air akan
teresap ke resin penukar ion dan resin akan melepaskan ion lain dalam kesetaraan ekivalen,
dengan melihat kondisi tersebut maka kita dapat mengatur jenis ion yang diikat dan
dilepas.
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu.
Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai kapasitas ikatan silang yang kuat yang dapat menghilangkan sejumlah
ion tertentu.
2. Resin dengan ukuran partikel kecil akan semakin baik, sebab dibutuhkan luas
kontak yang besar.
3. Resin mempunyai stabilitas yang dapat digunakan dalam waktu yang lama, tidak
mudah aus/rusak dalam regenerasi.
Syarat-Syarat Resin Penukar Ion
Saat suatu larutan dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion terlarut dalam larutan
akan terserap ke resin penukar ion dan resin akan menukarnya dengan ion lain dalam
kesetaraan ekivalen. Dengan kondisi tersebut maka jenis ion yang diikat dan dilepas dapat
diatur. Sebagai media penukar ion, suatu senyawa resin penukar ion perlu mimiliki syarat
sebagai berikut:
a. Kapasitas penukar ion total harus tinggi. Resin harus dapat memiliki kemampuan
penukar ion yang tinggi sehingga tidak cepat jenuh.
b. Kelarutan yang rendah. Kelarutan yang rendah suatu resin dalam larutan dapat
membuat resin untuk digunakan secara berulang kali. Resin biasanya bekerja
dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, oleh karena itu resin harus tahan
terhadap cairan yang bersifat melarutkan. Contohnya seperti air.
c. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja para rentang pH
yang cukup luas dan tahan terhadap cairan yang bersifat asam dan basa. Dan tahan
juga terhadap oksidasi dan radiasi, artinya dapat berjalan normal saat kondisi
oksidasi dan radiasi.
d. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin harus bias tahan terhadap gesekan dari luar
sehingga tidak mengganggu proses penukaran ion.
Klasifikasi Resin
Resin penukar ion mengandung gugus fungsi seperti sulfonat (R-SO3H), phosponat (RPO3H2), phenolat (R-OH), atau karboksilat (R-COOH), dan R menyatakan senyawa resin.
Resin penukar ion dibagi menjadi dua jenis yaitu Resin penukar anion dan Resin penukar
kation. Dari setiap jenis tersebut dibagi lagi menjadi dua yaitu resin penukar kation asam
kuat dan resin penukar kation asam lemah, lalu resin penukar anion basa kuat dan resin
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
penukar anion basa lemah. Berikut table gugus fungsi yang viasa digunakan pada
penukaran ion
RSO3Na + HCl
NaCl + R-SO3
Reaksi diatas digunakan untuk pemisahan garam dan membedakan antara resin
kation asam kuat dan kation asam lemah. Ion Na+ dan H+ merupakan jenis
penukar ion. Ion H+ memindahkan seluruh kation yang terdapat dalam air. Jika
digunakan siklus ion Na+ air akan dilunakan dan akan mengganti ion logam
Fe2+ dan Mg2+ dalam air. Proses regenerasi resin untuk siklus H dapat
digunakan asam kuat HCl atau H2SO4. Reaksinya:
2 R-SO3Na+ + H2SO4
2 R-SO3Na+ + HCl
R-SO3H + Na2SO4
2 R-SO3Na+ + NaCl
R-COOH + NaHCO3
Regenerasi resin akan digunakan dengan menggunakan asam yang lebih kuat
daripada gugus fungsi resin. Reaksinya:
RCOONa + HCl
RCOOH + NaCl
Resin ini biasanya digunakan setelah penukar kation untuk proses demineralisassi
air. Regenerasi dilakukan menggunakan NaOH.
Reaksi :
R-NH2-HCl3
Resin ini digunakan untuk pemisahan garam. Counter ion H+ maupun Na+
merupakan jenis penukar ion. Counter ion H+memindahkan seluruh kation yang
terdapat dalam air merupakan langkah awal demineralisasi.
Kesetimbangan Pertukaran Ion
Reaksi pertukaran ion pada umumnya bersifat reversible (dapat balik) dan merupakan
reaksi stoikhiometris. Bila suatu resin mengandung ion yang dapat dipertukarkan A+ dan
akan bertukar dengan ion B+, maka reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
R-A+ + B+ R-B+ + A+
Maka tetapan kesetimbangan pertukaran ion dapat ditulis sebagai :
KC =
[R B ] [A ]
[R A ] [B ]
+
+
+
Dengan :
KC
[A+]
[B+]
[R-A+]
[R-B+]
Untuk pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui perilaku pertukaran kation atau anion,
biasa ditentukan dengan besaran koefisien distribusi (D). Koefisien distribusi ada tiga
macam yaitu :
1. Dc adalah perbandingan konsentrasi total terlarut dalam penukar ion dengan
konsentrasi dalam larutan.
2. Dg adalah perbandingan jumlah total terlarut tiap gram penukar ion kering terhadap
konsentrasi dalam larutan.
3. Dv adalah perbandingan jumlah total terlarut dalam sejumlah volume penukar ion
terhadap konsentrasi dalam larutan.
Sedangkan faktor pemisah adalah :
A/B =
DA
C . CB
= A
DB
CB . C A
Dengan garis atas berarti dalam penukar ion. Jika AB> 1 berarti ion A lebih disukai
terambil dari pada ion B.
2.2 Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi,
reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang terdiri dari spektrometer
dan fotometer.
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
3. Larutan CuSO4.5H2Odibuat deret standar dengan range 0.05 M; 0.1 M; 0.2 M; 0.3
M; dan 0.4 M
4. Tiap larutan deret dilarutkan dalam labu ukur 50 ml. kemudian ditandabataskan.
5. Larutan dicek dengan menggunakan spektrofotometer UV VIS. Kemudian dibuat
kurva kalibrasi.
menggunakan
spektrofotometer UV VIS.
5. Dilakukan pekerjaan yang sama untuk no. 2 -4 dengan variasi massa penambahan
resin.
V. DATA PENGAMATAN
Resin = Dowex 50W X8 (Na)
Pengukuran Standar
1. Larutan Induk : CuSO4.5H2O
m
= 31.74 gram
Vpelarut = 250 mL
2. Larutan Standar
Vtotal = 50 mL (tiap standar)
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
No.
Konsentrasi
Absorbansi
(M/L)
0.00
-0.000
0.01
0.003
0.02
0.002
0.04
0.013
0.10
0.038
0.20
0.042
No.
Keterangan
Penambahan Resin
Vo (mL)
Absorbansi
(gram)
1
0.0000
20
0.022
0.0237
20
0.018
Larutan CuSO4.5H2O
0.0874
20
-0.005
0.2 M
0.1118
20
0.000
0.1486
20
0.009
No.
Regenerasi Resin
Massa
Waktu
VNa2SO4
Resin yang
Kontak
(mL)
diregenerasi
(menit)
Absorbansi
Konsentrasi
(M/L)
(gram)
1
120
0.000
0.0020
110
0.005
0.0199
10
100
0.004
-0.0144
15
90
0.019
0.0785
6.0278
VI. PERHITUNGAN
1. Kurva kalibrasi CuSO4.5H2O
Setelah diukur, dibuat kurva kalibrasi untuk menentukan persamaan konsentrasi dan
kalibrasi.
y = 0,393x - 0,002
R = 0,979
0,035
Absorbansi
0,03
0,025
0,02
0,015
0,01
0,005
0
-0,005 0
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
0,12
Konsentrasi
2. Penambahan resin
Dengan analisis menggunakan instrumentasi Uv-Vis, diiperoleh data sebagai berikut:
No
Absorbansi
Konsentrasi (M/L)
-0,005
-0,0184
0,022
0,0880
0,0237
0,018
0,0741
0,0874
0.000
0,0020
0,1118
0.009
0,0353
0,1486
Data ke-1 tidak bisa dilanjutkan ke perhitungan selanjutnya karena konsentrasi untuk
konsentrasi bernilai negatif.
Mol Cu 0.2 M 100 ml
= V.M
= 0,1 L x 0,2 M
= 0,02 mol
= V.M
= 0,02 L x 0,0880 M
= 0,00176 mol
Absorbansi
Konsentrasi
Volume
Mol Cu yang
Mol Cu sisa
(M/L)
Cu (ml)
dipertukarkan
setelah
dipertukarkan
-0,005
-0,018
20
0,022
0,088
20
0,00176
0,01824
0,018
0,074
20
0,00148
0,01851
0.000
0,002
20
0,00004
0,01996
0.009
0,035
20
0,00070
0,01929
: 1,4 mol
Reaksi
: 0,00352mol
Sisa
: 1,39648mol
Cu2+
0,02 mol
0,00176 mol
0,00176mol
0,01824mol
[2 ][Na]2
[ ]2 []
(0,00176)(0,00352)2
=
(1,39648)2 (0,01824)
= 6,1306 107
= 0,001257
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
R2-Cu
0,00176mol
2Na+
0,00352mol
0,00352mol
Mol
Mol
Mol
Mol
Mol Cu
Mol
Mol
awal
resin
akhir
awal
bereaksi
Akhir
Resin
resin
yang
resin
Cu
Cu
Cu
Mol Na
bereaksi
1,4
0,00352 1,39648
0,02
0,00176
0,01824
0,00176
0,00352
1,4
0,00296 1,39704
0,02
0,00148
0,01851
0,00148
0,00296
1,4
0,00008 1,39992
0,02
0,00004
0,01996
0,00004
0,00008
1,4
0,00141 1,39859
0,02
0,00070
0,01929
0,00070
0,00141
Nilai
Nilai Kc
-7
0,001257
0,0237
-7
3,60243 x10
0,001059
0,0874
6,54445 x10-12
2,86x10-5
0,1118
3,72969 x10-8
0,000504
0,1486
6,13061 x10
Nilai Kc
0,000000
0,000000
0,000000
0
-2E-07
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
0,12
0,14
0,16
= absorbansi
= konsentrasi (M)
= 0,393x 0,002
= 0,00509 M
= M Na2SO4 x V
= 1 M x 55 ml x 1 L/1000 ml
= 0,055 mol
= Msisa x V
= 0,00509 M x 55 ml x 1 L/1000 ml
= 0,00028 mol
Absorbansi
Konsentrasi
Mol Na+
(M)
Mula Mula
0,000
0,00509
0,05500
0,00028
0,00028
0,005
0,01781
0,05500
0,00098
0,00098
-0,004
-0,00509
0,05500
-0,00028
-0,00028
0,019
0,05344
0,05500
0,00294
0,00294
Pada data ketiga, didapatkan hasil yang bernilai negatif sehingga pada perhitungan
selanjutnya data tersebut dihapus.
Reaksi Kesetimbangan
R2Cu
2Na+
2R-Na
Cu2+
Mula-mula
0,055mol
Reaksi
: 0,00028mol
0,00056mol
0,00056mol
0,00028mol
Sisa
: 0,00028mol
0,05444mol
0,00056mol
0,00028mol
Mol Na Bereaksi
Mol Resin Na
Mol Cu Bereaksi
No
Bereaksi
Bereaksi
0,00028
0,00056
0,00056
0,00028
0,00098
0,00196
0,00196
0,00098
0,00294
0,00588
0,00588
0,00294
Mol Resin Cu
Mol Na Sisa
Mol Resin Na
Mol Cu Sisa
No
Sisa
Sisa
0,00028
0,05444
0,00056
0,00028
0,00098
0,05304
0,00196
0,00098
0,00294
0,04912
0,00588
0,00294
0,0237
0,0874
0,1486
0,05444
0,05304
0,04912
0,00028
0,00098
0,00294
0,00056
0,00196
0,00588
0,01154
0,04037
0,12113
diregenerasi (gram)
Na+ yang ditukarkan
(mol)
Cu2+ yang dilepaskan
(mol)
Resin hasil regenerasi
(mol)
Massa resin hasil
Laporan Praktikum Ion Exchange
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
regenerasi (gram)
dengan menganggap Mr
Resin Na = 20,6 gr/mol
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ion exchange ini terdapat dua percobaan yaitu menentukan hubungan
penambahan resin dengan nilai tetapan kesetimbangan dan meregenerasi resin yang
digunakan. Adapun pada percobaan pertama yaitu menentukan hubungan penambahan
resin dengan nilai tetapan kesetimbangan (Kc). Reaksi yang berlangsung pada pertukaran
ion Na2+ dalam resin dengan ion Cu2+ dalam larutan CuSO4 adalah sebagai berikut :
R-Na2+
CuSO42+
R2Cu2+
Na2SO42-
[R 2 Cu 2+ ] [ 2 42 ]2
[2+ ]2 [ 2+ 4 2 ]
dengan konsentrasi produk akan tetapi berbanding terbalik dengan konsentrasi reaktan.
Sehingga pada setiap penambahan massa dari R-Na2+, nilai tetapan kesetimbangan
memberikan nilai yang semakin kecil. Hal yang dapat membuktikan hubungan
penambahan massa resin dengan nilai Kc terlihat pada grafik 2. Persamaan penentuan nilai
Kc juga menunjukkan hubungan berbanding lurus dengan kemampuan daya pisah () pada
pertukaran ion Na dengan ion Cu. Apabila nilai Kc semakin besar, maka koefisien daya
pisahnya maka semakin besar sehingga ion Cu yang tertukar akan semakin besar. Proses
pertukaran ion pada produk terjadi apabila konsentrasi suatu unsur pada reaktan
ditingkatkan dan jumlah unsur tersebut memadai sehingga jumlah dari produk akan
semakin banyak. Hal ini sesuai dengan persamaan =
[R 2 Cu 2+ ] [ 2 42 ]2
. Apabila
[2+ ]2 [ 2+ 4 2 ]
nilai Kc bernilai 1, ketika konsentrasi reaktan ditingkatkan maka konsentrasi produk juga
akan meningkat. Selain itu, nilai Kc pula dipengaruhi oleh sistem pH, suhu, dan
penambahan unsur yang lain.
Percobaan selanjutnya ialah meregenasi resin yang telah digunakan pada percobaan
pertama. Tujuan dari regenerasi resin adalah membentuk resin Na agar dapat digunakan
kembali. Reaksi yang berlangsung pada proses ini yaitu
R2Cu2+
Na2SO42-
R-Na2+
CuSO42+
Praktikan
Elza Jamayanti