Anda di halaman 1dari 6

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Resin Penukar Ion

Resin penukar ion merupakan polimer yang memiliki kemampuan untuk menukar ion-ion
di dalam polimer itu dengan ion-ion di dalam larutan yang melewatinya. Proses penukaran ini
terjadi tanpa ada perubahan fisik dari resin penukar ion. (New Zealand Institute of Chemistry, tt)

(sumber : F.C Nachod, Operation Analysis for Ion Exchange)

Resin penukar ion terdiri dari jaringan polimer ikatan silang dimana terdapat situs-situs
aktif dari ion pada strukturnya. (Dow). Resin penukar ion terbagi menjadi dua jenis, yaitu resin
penukar kation dan resin penukar anion.

2.1.1 Resin penukar kation


Resin penukar kation memiliki gugus fungsi negatif (contoh : SO3-), sehingga menarik ion
positif atau kation (contoh : H+), sehingga dapat dinamakan resin penukar kation. Gugus fungsi ini
bersifat immobile, sedangkan kation nya bersifat mobile. Akibat sifat kationnya yang dapat
bergerak tersebut, kation H+ dapat bertukar dengan kation yang berada di dalam air (contoh : Ca2+,
Mg2+)

Gambar 1. Resin Penukar Kation


(sumber : Wheaton, R.M, dkk. tt. Ion Exchange Resins. DOW Chemical U.S.A)

a. Resin penukar kation asam kuat


Memiliki gugus fungsi sulfonic (--HSO3-), phosponic (--H2PO4-), phenolic (--OH-).
Terdapat resin siklus H dan siklus Na. Penggunaan resin siklus Na yaitu dalam pelunakan
air, sedangkan siklus H dalam produksi air aquademin.
b. Resin penukar kation asam lemah
Memiliki gugus fungsi karboksilat (COOH-). Resin penukar kation asam lemah ini
memerlukan kehadiran spesies alkalinitas.
c. Contoh reaksi pertukaran kation
2NaR (s) + CaCl2 (aq) CaR (s) + 2NaCl (aq)
2.1.2 Resin penukar anion
Resin penukar anion memiliki gugus fungsi positif (contoh : NH2+) sehingga menarik ion
negative atau anion, dan dikatakan sebagai resin penukar anion.
a. Resin penukar anion basa kuat
Resin penukar anion basa kuat berfungsi diseluruh kisaran pH.
b. Resin penukar anion basa lemah
Resin penukar anion basa lemah berfungsi baik dalam kondisi pH berada di bawah.
c. Contoh reaksi pertukaran anion
R-Cl (s) + Na2SO4 R2SO4(s) + 2NaCl
2.2 Sifat-Sifat Resin

Menurut Erlina dkk dalam Indri (2015), sifat-sifat penting resin penukar ion adalah sebagai
berikut :

1) Kapasitas Penukaran ion


Kemampuan resin untuk menukarkan ionnya merupakan ukuran penting dalam aplikasi
industry. Dengan mengukur kapasitas resin maka kita dapat memilih resin yang terbaik
dengan harga murah. Selain itu, dengan mengetahui kapasitas resin maka kita dapat
mendesain alat serta mengevaluasi kerusakan resin. Kapasitas penukaran adalah jumlah
ion yang dapat ditukar oleh resin per satuan volume atau berat.
Untuk kation : 2-3 meq/ml
Untuk anion : 1-2 meq/ml
2) Selektivitas
Sifat ini merupakan suatu sifat resin penukar ion yang menunjukan aktifitas pilihan atas
ion tertentu . Faktor yang yang menentukan selektivitas terutama adalah gugus ionogenik
dan derajat ikat silang. Secara umum selektivitas penukaran ion dipengaruhi oleh muatan
ion dan jari-jari ion. Selektivitas resin penukar ion akan menentukan dapat atau tidaknya
suatu ion dipisahkan dalam suatu larutan apabila dalam larutan tersebat terdapat ion-ion
bertanda muatan sama, demikian juga dapat atau tidaknya ion yang telah terikat tersebut
dilepaskan
3) Derajat ikat silang (crosslinking)
Sifat ini menunjukan konsentrasi jembatan yang ada di dalam polimer. Derajat ikat silang
tidak hanya mempengaruhi kelarutan tetapi juga kapasitas pertukaran, perilaku mekaran,
perubahan volume, seletivitas, ketahanan kimia dan oksidasi.
4) Porositas
Nilai porositas menunjukan ukuran pori-pori saluran-saluran kapiler. Ukuran saluran-
saluran ini biasanya tidak seragam. Porositas berbanding langsung derajat ikat silang,
walaupun ukuran saluran-saluran kapilernya tidak seragam. Jalinan resin penukar
mengandung rongga-rongga, tempat air terserap masuk. Porositas mempengaruhi
kapasitas dan keselektifan. Bila tanpa pori, hanya gugus ionogenik di permukaan saja
yang aktif.
5) Kestabilan resin
Kestabilan penukar ion ditentukan juga oleh mutu produk sejak dibuat. Kestabilan fisik
dan mekanik terutama menyangkut kekuatan dan ketahanan gesekan. Ketahanan
terhadap pengaruh osmotik, baik saat pembebanan maupun regenerasi, juga terkait jenis
monomernya.
2.3 Operasi Sistem Pertukaran Ion

Operasi sistem pertukaran ion dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu :

1. Tahap pencucian balik (backwash)


2. Tahap regenerasi, dan
3. Tahap pembilasan
4. Tahap operasi dimulai
2.3.1 Tahap Pencucian Balik (backwash)
Backwash atau pencucian balik merupakan tahapan yang dilakukan setelah proses siklus
pelayanan dimulai (in service). Pada tahapan in service, aliran air masuk ke unggun resin dari atas
ke bawah akan menyebabkan material tersuspensi di air terfiltrasi di unggun resin. (Bambang, S).
Agar pengotor atau material tersuspensi di resin terlepas, maka dalam tahap backwash
resin harus terekspansi. Aliran backwash juga dapat mengklasifikasikan resin kembali, sehingga
resin butiran kecil berada pada resin butiran besar. Akibat dari klasifikasi ini, akan meningkatkan
distribusi regeneran dan air masukan pada saat tahapan in service. Umumnya, air digunakan untuk
tahapan backwash karena ketersediannya yang besar dan murah. (Bambang, S). Berikut pengaruh
laju alir aliran backwash terhadap persen ekspansi unggun resin :

Gambar 2. Karakteristik ekspansi dari resin penukar kation. (sumber : F.C Nachod,
Operation Analysis for Ion Exchange).
2.3.2 Tahap Regenerasi
Tahap regenerasi adalah operasi penggantion ion yang terserap dengan ion awal yang
semula berada dalam matriks resin, sehingga resin menjadi aktif kembali. NaCl, H2SO4 dan HCl
merupakan regeneran umum untuk resin penukar kation, sedangkan resin penukar anion
diregenerasi menggunakan NaOH atau larutan Na2CO3 (Nachod, dkk).
2.3.3 Tahap Pembilasan
Tahap pembilasan dilakukan untuk meghilangkan sisa larutan regenerasi yang
terperangkap oleh resin, pembilasan dilakukan menggunakan air produk dengan aliran
down flow dan dilaksanakan dalam 2 tingkat, yaitu :
1. Tingkat laju alir rendah untuk menghilangkan larutan regenerasi, dan
2. Tingkat laju alir tinggi untuk emnghilangkan sisa ion.

(Setiyadi dalam Anonim, 2014).

2.3.4 In Service
Setelah pembilasan selesai, siklus operasi in service dapat dimulai. Tahap in service
merupakan tahap dimna terjadi reaksi pertukaran ion. Tahap layanan ini dilakukan dengan cara
mengalirkan air umpan dari atas (down flow). Berikut skema proses pertukaran ion pada resin
anion dan kation.

Gambar 3. Proses pertukaran ion dalam unggun resin


(sumber : Koebel, Bill. Basic Ion Exchange and Applications. North East Technical Rep
ResinTech, Inc.)
Gambar 4. Proses terbentuknya air aquademin setelah melalui proses pertukaran ion
(sumber : Koebel, Bill. Basic Ion Exchange and Applications. North East Technical Rep
ResinTech, Inc.)

Gambar 5. Resin penukar ion dua sistem (kation-anion)


(sumber : F.C Nachod, dkk. Operation analysis for ion exchange)

Anda mungkin juga menyukai