Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmatNya saya dapat menyelesaikan makalah dengan tema umum yang berjudul Resin
Penukar Ion. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
turut membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua. Saya pun menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, tak ada gading yang
tak retak karena saya hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk penyusunan makalah di masa depan yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................................1
DAFTAR ISI ...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
BAB II ISI
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
Kesimpulan ........................................................................................13
3.2
Saran .................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Istilah kromatografi berasal dari bahasa latin (Yunani) yaitu chroma yang
berarti warna dan graphien berarti menulis. Pada tahun 1903 seorang ahli botani
dari Rusia menyatakan bahwa munculnya warna merupakan prasyarat untuk
metode pemisahan secara kromatografi. Namun dalam perkembangan selanjutnya,
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, munculnya warna bukanlah syarat
mutlak untuk dilakukannya metode kromatografi. Kromatografi kolom merupakan
salah satu metode pemisahan kromatografi konvensional yang bersejarah karena
dari sinilah bermula metode kromatografi.
Pekerjaan pemisahan secara kromatografi dengan mempergunakan resin
penukar ion telah dilakukan oleh beberapa peneliti dalam usaha untuk
memisahkan produk-produk reaksi fisi. Penukar kation, sintesis sudah digunakan
untuk memisahkan unsur-unsur anggota series lantanida dan aktinida. Pemisahan
senyawa-senyawa organik seperti asam-asam amino pun telah dapat dicapai
dengan metode penukar ion. Metode ini juga digunakan dalam berbagai operasi
seperti pelunakan air, menaikkan kadar logam dan pemisahan logam. Penukar ion
anorganik mempunyai penggunaan penting dalam pemisahan radiokimia .
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan resin penukar ion ?
2. Apa saja syarat-syarat dan sifat-sifat pada resin penukar ion ?
3. Jenis resin apa saja yang ada pada resin penukar ion ?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi resin penukar ion ?
5. Bagaimana teknik penukar ion ?
6. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam preparasi resin penukar ion ?
7. Bagaimana cara kerja resin penukar ion ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Resin Penukar Ion
Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi smpai tingkat yang
tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubungan silang (cross-linking) serta
yang
diserap.
Selama operasi
2.2.
dan
memenuhi
hukum
kerja
massa.
Faktor
yang
ada
di
dalam
polimer.
Derajat
ikat
juga kapasitas
derajat ikat silang serupa. Akan tetapi lakuan panas penukar kation
makropori agak mengubah struktur kisi ruang dan porositasnya.
2.3. Macam-macam Resin Penukar Ion
Berdasarkan pada keberadaan gugusan labilnya, resin penukar ion dapat
diklasifikasikan dalam berbagai macam, yaitu :
a. Resin penukar kation bersifat asam kuat (mengandung gugusan HSO3)
Contoh paling baik dari resin penukar kation asam kuat adalah principal
sulfonated styrene-divinylbenzene copolymer produc seperti amberlite IRP-69
(Rhom dan Haas) dan DOWEX MSC-1 (Dow Chimical). Resin ini dapat
digunakan untuk menutup rasa dan aroma zat aktif kationik (mengandung
amin) sebelum diformulasi dalam tablet kunyah. Resin ini merupakan produk
sferik yang dibuat dengan mensulfonasi butir-butir kopolimer divinilbenzen
srien dengan zat pensulfonasi pilihan berupa asam sulfat, asam klorosulfonoat,
atau sulfur trioksida. Penggunaan zat pengembang yag non reaktif umumnya
diperlukan untuk pengembangan yang cepat dan seragam dengan kerusakan
minimum. Resin penukar kation asam kuat berfungsi diseluruh kisaran pH.
b. Resin penukar kation bersiat asam lemah (mengandung gugusan COOH)
Resin penukar kation asam lemah yang paling umum adalah yang dibuat
dengan tautan silang atau asam karboksilat tak jenuh seperti asam metakrilat
dengan suatu zat tautan silang seperti divinilbenzen. Contohnya mencakup
DOWEX CCR-2 (DOW chemical) dan Amberlit IRP-65 (Rhom dan Haas).
Resin pertukaran kation asam lemah berfungsi pada pH diatas 6
c. Resin penukar anion bersifat basa kuat (mengandung gugusan amina tersier
atau kuartener)
Resin penukar anion basa kuat adalah resin amin kuartener sebagai hasil
dari reaksi trietilamin yang kopolimer dari stiren dan dvinil benzen yang
diklorometilasi, misalnya amberlite IRP-276 (Rhom and Hass), dan DOWEX
MSA-A (DOWnChemical). Resin penukar anion basa kuat ini befungsi
diseluruh kisaran pH.
d. Resin penukar anion bersifat basa lemah (mengandung OH sebagai gugusan
labil).
Resin penukar ion basa lemah dibentuk dengan mereaksikan amin primer
dan amin sekunder atau amonia dengan kopolimer stiren dan divinil benzene
yang diklorometilasi, biasanya digunakan dimetilamin. Resin penukar anion
basa lemah ini berfungsi dengan baik dibawah pH.
Sifat-sifat yang perlu dipertimbangkan apabila menggunakan suatu resin
penukar ion mencakup ukuran partikel, bentuk, bobot jenis, porositas, stabilitas
kimia fisika dan kapasitas ionik. Kecepatan dan tingkat desorpsi zat aktif in vivo
dari resin ini dikendalikan oleh kecepatan difusi zat aktif melalui fase polimer
resin, demikian juga selektivitas koefisien antara zat aktif dan resin. Resin
penukar ion, terutama resin penukar kation asam lemah, mempunyai mechanisme
absortif tertentu yang telah digunakan dalam stabilisasi non ionic vitamin B12
selama bertahun-tahun.
Penukar kation mengandung gugus dengan berbagai derajat disosiasi
seperti gugus asam sulfonat, gugus karbosilat atau hidroksi fenol. Penukar anion
mengandung gugus yang bermuatan seperti gugus amina primer, sekunder atau
tersier. Penukar ion dapat digunakan baik dalam bentuk granulat atau bola-bola
kecil. Bahan ini tidak larut dalam air, tetapi akan menggembung jika dimasukkan
ke dalam air (pengambilan air sampai 50%). Agar bahan tersebut selalu dalam
keadaan siap pakai, penyimpanannya harus dalam keadaan lembab (dalam kondisi
menggembung). Sifat - sifat penting yang diharapkan dari penukar ion adalah
daya pengambilan (kapasitas) yang benar, selektivitas yang benar, kecepatan
pertukaran yang besar, ketahanan terhadap suhu, ketahanan terhadap pengaruh kimia
maupun ketahanan terhadap pengikisan.
2.4. Syarat-Syarat Resin Penukar Ion
Sebagai media penukar ion, maka resin penukar ion harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut :
1. Kapasitas total yang tinggi. Maksudnya resin memiliki kapasitas pertukaran ion
yang tinggi.
2. Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-ulang.
Resin akan beroperasi dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, karena
itu resin harus tahan terhadap air.
3. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range pH
yang luas serta tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap oksidasi
dan radiasi.
4. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis,
tekanan hidrostatis cairan serta tekanan osmosis.
2.5.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Afinitas Ion-ion :
Li+ < H+ < Na+ < NH4+ < K+ < Rb+ < Cs+ < Ag+ < Tl+
Be2+ < Mn2+ < Mg2+ < Zn2+ < Co2+ < Cu2+ < Cd2+ < Ni2+ < Ca2+ < Sr2+ < Pb2+ < Ba2+
Na+ < Ca2+ < La3+ < Th4+
OH-,F- < CH3CO2- < HCO2- < H2PO4- < HCO3- < Cl- < NO2- < HSO3- < CN- < Br- <
NO3- < HSO4- < I2.7. Perhatian dalam Preparasi Resin
Dalam preparasi resin ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a) Pemilihan dan preparasi resin
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan dalam membeli resin dalam perdagangan
ialah ukuran partikel (mesh), tingkat ikatan silang, dan kualitasnya (analitycal
grade; AG).
b) Pembengkakan (swelling)
10
Bila penukar ion, misalnya resin yang tersulfonasi diberi air, gugus SO3- dan
H+ seolah-olah terlarut dalam konsentrasi yang tinggi dalam matriks.
Karenanya air bertendensi untuk mendifusi kedalam matriks.
c) Kapasitas kolom
Kapasitas penukar ion akan mempengaruhi banyaknya sampel maksimum
yang dapat dianalisis dan dipakai untuk mengetahui stabilitas resin.
d) Cara deteksi
Untuk hal-hal khusus digunakan: adsorbsi sinar, indeks refraksi, pH,
radioaktivitas dan pengukuran polarografik.
Penggunaan resin penukar kation digunakan untuk menghilangkan ion,
mengkonsentrasikan komponen berkadar kecil, memisahkan asam-asam amin,
dan lain-lain.
2.9. Cara Kerja Resin Penukar Ion
Pada proses kolom ganda, air mula-mula masuk ke dalam kolom penukar
kation. Di sini sernua kation yang terkandung dalam air (terutama ion kalsium,
magnesium dan natrium) ditukar dengan ion hidrogen. Dalam kolom berikutnya
yang berisi penukar anion, maka anion (terutama ion khlorida, sulfat dan
bikarbonat) ditukar dengan ion hidroksil. Ion hidrogen yang berasal dari penukar
kation dan ion hidroksil dari penukar anion akan membentuk ikatan dan
menghasilkan air. Setelah air terbentuk maka resin penukar ion harus diregenerasi.
Pelaksanaan regenerasi pada proses kolom ganda sangat sederhana. Ke dalam
kolom penukar kation dialirkan HCl encer dan ke dalam kolom penukar anion
dialirkan larutan NaOH encer. Regeneran yang berlebihan selanjutnya dibilas
dengan air.
Pada proses unggun campuran kolom tunggal, resin penukar kation dan
penukar anion dicampur menjadi satu dalam sebuah kolom tunggal. Dengan
proses unggun campuran dapat dicapai tingkat kemurnian air yang jauh lebih
tinggi daripada dengan proses kolom ganda. Sebaliknya, pada proses unggun
campuran regenerasi resin penukar lebih kompleks.
Langkah-langkah kerja pada regenerasi unggun campuran:
1. Untuk regenerasi, regeneran bersama dengan air dialirkan melewati kedua
lapisan resin HCl encer dialirkan dari bawah ke atas melewati resin penukar
11
kation, dan dikeluarkan dari kolom pada ketinggian lapisan pernisah. Larutan
NaOH encer dialirkan dari atas ke bawah melewati resin penukar anion, juga
dikeluarkan pada keting gian lapisan pemisah.
2. Kelebihan kedua regeneran kemudian dicuci dengan air
3. Ketinggian permukaan air dalam kolom diturunkan dan kedua resin penukar
dicampur dengan cara memasukkan udara tekan dari ujung bawah kolom.
4. Pencucian ulang unggun campuran dengan air dari atas ke bawah, sampai alat
ukur konduktivitas menunjukkan kondisi kemurnian air yang diinginkan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi smpai tingkat yang tinggi
yang mengandung ikatan-ikatan hubungan silang (cross-linking) serta
gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan.
2. Pertukaran ion didefinisikan sebagai pertukaran ion yang reversibel antara
fase padatan dan fase cair yang dalam struktur padatan tidak ada perubahan
tetap.
3. Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion positif
atau negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia lain
dari luar.
12
4. Sifat-sifat dari resin ion : kapasitas penukaran ion, selektivitas, derajat ikat
silang (crosslinking), porositas, dan kestabilan resin.
5. Resin penukar ion harus memenuhi syarat-syarat kapasitas total yang tinggi,
kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-ulang,
kestabilan kimia yang tinggi, dan kestabilan fisik yang tinggi.
6. Larutan yang melalui kolom disebut influent, sedangkan larutan yang keluar
kolom disebut effluent. Proses pertukarannya adalah serapan dan proses
pengeluaran ion adalah desorpsi atau elusi.
7. Mengembalikan resin yang sudah terpakai ke bentuk semula disebut
regenerasi, sedangkan proses pengeluaran ion dari kolom dengan reagent
yang sesuai disebut elusi dan pereaksinya disebut dengan eluent.
3.2. Saran
Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan mahasiswa untuk
memahami resin penukar ion. Tentunya sangat terbatas baik contoh maupun
penjelasannya. Oleh karena itu, bagi para pembaca bisa menambah referensi lain
karena jika hanya menggunakan makalah ini maka sangat sedikit yang temanteman dapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC,
Jakarta.
Day, R. A., dan Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.
Diyah, E.L., dan Setyo, B., U. 2007. Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion pada
Sistem Air Bebas Mineral(Gca 01) Rsg-Gas. SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR ISSN 1978-0176
Khopkar, S. M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press, Jakarta.
13