Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmatNya saya dapat menyelesaikan makalah dengan tema umum yang berjudul Resin
Penukar Ion. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
turut membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua. Saya pun menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, tak ada gading yang
tak retak karena saya hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk penyusunan makalah di masa depan yang lebih baik lagi.

Banjarbaru, Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................................1
DAFTAR ISI ...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3

Latar Belakang .....................................................................................3


Rumusan Masalah ................................................................................3
Tujuan Penulisan ..................................................................................4

BAB II ISI
2.1

Pengertian Resin Penukar Ion ..............................................................5

2.2

Sifat-Sifat Resin ...................................................................................6

2.3

Macam-Macam Resin ..........................................................................7

2.4

Syarat-Syarat Resin Penukar Ion..........................................................9

2.5

Faktor yang Dipenuhi dalam Resin Penukar Ion................................9

2.6

Teknik Pertukaran Ion ...................................................................... 10

2.7

Perhatian dalam Preparasi Resin .......................................................11

2.8

Cara Kerja Resin Penukar Ion............................................................12

BAB III PENUTUP


3.1

Kesimpulan ........................................................................................13

3.2

Saran .................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Istilah kromatografi berasal dari bahasa latin (Yunani) yaitu chroma yang
berarti warna dan graphien berarti menulis. Pada tahun 1903 seorang ahli botani
dari Rusia menyatakan bahwa munculnya warna merupakan prasyarat untuk
metode pemisahan secara kromatografi. Namun dalam perkembangan selanjutnya,
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, munculnya warna bukanlah syarat
mutlak untuk dilakukannya metode kromatografi. Kromatografi kolom merupakan
salah satu metode pemisahan kromatografi konvensional yang bersejarah karena
dari sinilah bermula metode kromatografi.
Pekerjaan pemisahan secara kromatografi dengan mempergunakan resin
penukar ion telah dilakukan oleh beberapa peneliti dalam usaha untuk
memisahkan produk-produk reaksi fisi. Penukar kation, sintesis sudah digunakan
untuk memisahkan unsur-unsur anggota series lantanida dan aktinida. Pemisahan
senyawa-senyawa organik seperti asam-asam amino pun telah dapat dicapai
dengan metode penukar ion. Metode ini juga digunakan dalam berbagai operasi
seperti pelunakan air, menaikkan kadar logam dan pemisahan logam. Penukar ion
anorganik mempunyai penggunaan penting dalam pemisahan radiokimia .
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan resin penukar ion ?
2. Apa saja syarat-syarat dan sifat-sifat pada resin penukar ion ?
3. Jenis resin apa saja yang ada pada resin penukar ion ?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi resin penukar ion ?
5. Bagaimana teknik penukar ion ?
6. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam preparasi resin penukar ion ?
7. Bagaimana cara kerja resin penukar ion ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini dalah untuk :
1. Untuk mengetahui resin penukar ion
2. Untuk mengetahui syarat-syarat dan sifat-sifat pada resin penukar ion
3. Untuk mengetahui klasifikasi resin penukar ion

4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi resin penukar ion


5. Untuk mengetahui teknik penukar ion
6. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam preparasi resin
penukar ion
7. Mengetahui cara kerja resin penukar ion

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Resin Penukar Ion
Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi smpai tingkat yang
tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubungan silang (cross-linking) serta

gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan. Berdasarkan


gugusan fungsionalnya, resin penukar ion dibagi menjadi dua yaitu resin penukar
kation dan resin penukar anion. Resin penukar kation mengandung kation yang
dapat dipertukarkan. Sedangkan resin penukar anion, mengandung anion yang
dapat dipertukarkan.
Menurut Basset, syarat-syarat dasar bagi suatu resin yang berguna adalah:
1. Resin itu harus cukup terangkai silang, sehingga kelarutannya yang dapat
diabaikan.
2. Resin itu harus cukup hidrofilik untuk memungkinkan difusi ion-ion melalui
strukturnya dengan laju yang terukur (finite) dan berguna.
3. Resin harus menggunakan cukup banyak gugus penukar ion yang dapat
dicapai dan harus stabil kimiawi.
4. Resin yang sedang mengembang harus lebih besar rapatannya daripada air.
Penukar ion adalah elektrolit yang larut dalam air yang dapat menukar ion
dengan elektrolit terlarut. Pertukaran ion didefinisikan sebagai pertukaran ion
yang reversibel antara fase padatan dan fase cair yang dalam struktur padatan
tidak ada perubahan tetap. Padatan adalah bahan penukar ion, sedangkan ion dapat
merupakan zat aktif. Apabila digunakan sebagai suatu pembawa zat aktif, bahan
penukar ion memberikan suatu cara untuk mengikat zat aktif pada matriks
polimer tak larut dan dapat secara efektif menutup rasa dan arome zat aktif yang
akan diformulasikan menjadi tablet kunyah.
Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion
positif atau negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia
lain dari luar. Berdasarkan jenis ion / muatan yang dipertukarkan, resin dapat
dibagi menjadi 2 :
1. Resin Penukar Kation adalah Ion positif yang dipertukarkan
2. Resin Penukar Anion adalah Ion negatif yang dipertukarkan
Ion Exchange adalah proses penyerapan ionion oleh resin dengan cara Ion-ion
dalam fasa cair (biasanya dengan pelarut air) diserap lewat ikatan kimiawi
karena bereaksi dengan padatan resin. Resin sendiri melepaskan ion lain sebagai
ganti ion

yang

diserap.

Selama operasi

berlangsung setiap ion akan

dipertukarkan dengan ion penggantinya hingga seluruh resin jenuh dengan


ion yang diserap.

2.2.

Sifat Sifat Resin


Sifat-sifat penting resin penukar ion adalah adalah sebagai berikut:

1. Kapasitas Penukaran Ion. Sifat ini menggambarkan ukuran kuantitatif


jumlah ion-ion yang dapat dipertukarkan dan dinyatakan dalam mek
(milliekivalen) pergram resin kering dalam dalam bentuk hydrogen
atau kloridanya atau dinyatakan dalam milliekivalen tiap milliliter resin
(meq/ml).
2. Selektivitas. Sifat ini merupakan suatu sifat resin penukar ion yang
menunjukan aktifitas pilihan atas ion tertentu. Hal ini disebabkan karena
penukar ion merupakan suatu proses stoikhiometrik dan dapat balik
(reversible)

dan

memenuhi

hukum

kerja

massa.

Faktor

yang menentukan selektivitas terutama adalah gugus ionogenik dan derajat


ikat silang. Secara umum selektivitas penukaran ion dipengaruhi oleh
muatan ion dan jari-jari ion. Selektivitas resin penukar ion akan menentukan
dapat atau tidaknya suatu ion dipisahkan dalam suatu larutan apabila
dalam larutan tersebat terdapat ion-ion bertanda muatan sama, demikian
juga dapat atau tidaknya ion yang telah terikat tersebut dilepaskan.
3. Derajat Ikat Silang (crosslinking). Sifat ini menunjukan konsentrasi
jembatan

yang

ada

di

dalam

polimer.

silang tidak hanya mempengaruhi kelarutan tetapi

Derajat

ikat

juga kapasitas

pertukaran, perilaku mekaran, perubahan volume, seletivitas, ketahanan


kimia dan oksidasi.
4. Porositas. Nilai porositas menunjukan ukuran pori-pori saluran-saluran
kapiler. Ukuran saluran-saluran ini biasanya tidak seragam. Porositas
berbanding langsung dengan derajat ikat silang, walaupun ukuran saluransaluran kapilenya tidak seragam. Jalinan resin penukar mengandung ronggarongga, tempat air terserap masuk. Porositas mempengaruhi kapasitas dan
keselektifan. Bila tanpa pori, hanya gugus ionogenik dipermukaan saja yang
aktif.
5. Kestabilan Resin. Kestabilan penukar ion ditentukan juga oleh mutu produk
sejak dibuat. Kestabilan fisik dan mekanik terutama menyangkut kekuatan
dan ketahanan gesekan. Ketahanan terhadap pengaruh osmotik, baik saat
pembebanan maupun regenerasi, juga terkait jenis monomernya. Kestabilan
termal jenis makropori biasanya lebih baik daripada yang gel, walaupun

derajat ikat silang serupa. Akan tetapi lakuan panas penukar kation
makropori agak mengubah struktur kisi ruang dan porositasnya.
2.3. Macam-macam Resin Penukar Ion
Berdasarkan pada keberadaan gugusan labilnya, resin penukar ion dapat
diklasifikasikan dalam berbagai macam, yaitu :
a. Resin penukar kation bersifat asam kuat (mengandung gugusan HSO3)
Contoh paling baik dari resin penukar kation asam kuat adalah principal
sulfonated styrene-divinylbenzene copolymer produc seperti amberlite IRP-69
(Rhom dan Haas) dan DOWEX MSC-1 (Dow Chimical). Resin ini dapat
digunakan untuk menutup rasa dan aroma zat aktif kationik (mengandung
amin) sebelum diformulasi dalam tablet kunyah. Resin ini merupakan produk
sferik yang dibuat dengan mensulfonasi butir-butir kopolimer divinilbenzen
srien dengan zat pensulfonasi pilihan berupa asam sulfat, asam klorosulfonoat,
atau sulfur trioksida. Penggunaan zat pengembang yag non reaktif umumnya
diperlukan untuk pengembangan yang cepat dan seragam dengan kerusakan
minimum. Resin penukar kation asam kuat berfungsi diseluruh kisaran pH.
b. Resin penukar kation bersiat asam lemah (mengandung gugusan COOH)
Resin penukar kation asam lemah yang paling umum adalah yang dibuat
dengan tautan silang atau asam karboksilat tak jenuh seperti asam metakrilat
dengan suatu zat tautan silang seperti divinilbenzen. Contohnya mencakup
DOWEX CCR-2 (DOW chemical) dan Amberlit IRP-65 (Rhom dan Haas).
Resin pertukaran kation asam lemah berfungsi pada pH diatas 6
c. Resin penukar anion bersifat basa kuat (mengandung gugusan amina tersier
atau kuartener)
Resin penukar anion basa kuat adalah resin amin kuartener sebagai hasil
dari reaksi trietilamin yang kopolimer dari stiren dan dvinil benzen yang
diklorometilasi, misalnya amberlite IRP-276 (Rhom and Hass), dan DOWEX
MSA-A (DOWnChemical). Resin penukar anion basa kuat ini befungsi
diseluruh kisaran pH.
d. Resin penukar anion bersifat basa lemah (mengandung OH sebagai gugusan
labil).

Resin penukar ion basa lemah dibentuk dengan mereaksikan amin primer
dan amin sekunder atau amonia dengan kopolimer stiren dan divinil benzene
yang diklorometilasi, biasanya digunakan dimetilamin. Resin penukar anion
basa lemah ini berfungsi dengan baik dibawah pH.
Sifat-sifat yang perlu dipertimbangkan apabila menggunakan suatu resin
penukar ion mencakup ukuran partikel, bentuk, bobot jenis, porositas, stabilitas
kimia fisika dan kapasitas ionik. Kecepatan dan tingkat desorpsi zat aktif in vivo
dari resin ini dikendalikan oleh kecepatan difusi zat aktif melalui fase polimer
resin, demikian juga selektivitas koefisien antara zat aktif dan resin. Resin
penukar ion, terutama resin penukar kation asam lemah, mempunyai mechanisme
absortif tertentu yang telah digunakan dalam stabilisasi non ionic vitamin B12
selama bertahun-tahun.
Penukar kation mengandung gugus dengan berbagai derajat disosiasi
seperti gugus asam sulfonat, gugus karbosilat atau hidroksi fenol. Penukar anion
mengandung gugus yang bermuatan seperti gugus amina primer, sekunder atau
tersier. Penukar ion dapat digunakan baik dalam bentuk granulat atau bola-bola
kecil. Bahan ini tidak larut dalam air, tetapi akan menggembung jika dimasukkan
ke dalam air (pengambilan air sampai 50%). Agar bahan tersebut selalu dalam
keadaan siap pakai, penyimpanannya harus dalam keadaan lembab (dalam kondisi
menggembung). Sifat - sifat penting yang diharapkan dari penukar ion adalah
daya pengambilan (kapasitas) yang benar, selektivitas yang benar, kecepatan
pertukaran yang besar, ketahanan terhadap suhu, ketahanan terhadap pengaruh kimia
maupun ketahanan terhadap pengikisan.
2.4. Syarat-Syarat Resin Penukar Ion
Sebagai media penukar ion, maka resin penukar ion harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut :
1. Kapasitas total yang tinggi. Maksudnya resin memiliki kapasitas pertukaran ion
yang tinggi.
2. Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-ulang.
Resin akan beroperasi dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, karena
itu resin harus tahan terhadap air.

3. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range pH
yang luas serta tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap oksidasi
dan radiasi.
4. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis,
tekanan hidrostatis cairan serta tekanan osmosis.
2.5.

Faktor Yang Dipenuhi Dalam Resin Penukar Ion


Beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam resin penukar ion yaitu :

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

Partikel yang sama dengan tahanan terobosan relatif kecil,


Stabilitas mekanik yang tinggi,
Tidak larut dalam air dan pelarut yang digunakan,
Tahan terhadap asam dan basa yanng mengoksidasi,
Tahan terhadap suhu,
Dapat digunakan dalam suatu daerah ph yang luas,
Tidak mempunyai daya adsorpsi terhadap ion lawan yang bergerak bebas,
Dapat diregenerasi, dan
Kapasitas penukaran dan aktifitas penukaran sudah tertentu.
Reaksi pertukaran dengan sedikit pengecualian umumnya adalah

reversibel (dapat diputar). Pertukar ion adalah reaksi stoikiometris. Koefisien


distribusi dihitung dari data eksperimen. Pada pertukaran ion-ion dengan valensi
sama, koefisien selektivitas tidak tergantung pada unit yang digunakan untuk
konsentrasi logam dalam fase resin atau fase larutan, tetapi untuk pertukaran ion
dengan tingkat valensi berbeda.
Koefisien distribusi ditentukan oleh perbandingan antara koefisien
aktivitas spesies - spesies pada fase resin dan dalam larutan, serta pengenceran
pada larutan luar mempunyai sedikit pengaruh terhadap koefisien selektivitas
asalkan tidak ada hidrolisis atau pergeseran kesetimbangan kompleks. Koefisien
tersebut tergantung pada konsentrasi total ion-ion dalam fase resin, struktur kimia
dari matriks resin, kapasitas pertukaran, koefisien aktivitas padakedua fase dan
konsentrasi total logam pada fase resin. Koefisien distribusi dapat ditentukan
secara eksperimen. Dalam percobaan diketahui sejumlah tertentu resin dan larutan
dikocok bersama-sama sampai kesetimbangan tercapai. Analisis larutan sebelum
dan sesudah eksperimen memberikan koefisien distribusi. Untuk menyatakan
koefisien distribusi berat (Dw), kandungan lengas (moisture) resin harus diketahui.
Temperatur mempunyai pengaruh pasti baik Dw atau Dv. Bila dilihat pertukaran
pada larutan encer, koefisien selektivitas untuk sebagian besar tidak tergantung

pada konsentrasi larutan luar tetapi pengenceran mengakibatkan sesuatu


pengurangan selektivitas.
2.6. Teknik Pertukaran Ion
Larutan yang melalui kolom disebut influent, sedangkan larutan yang
keluar kolom disebut effluent. Proses pertukarannya adalah serapan dan proses
pengeluaran ion adalah desorpsi atau elusi. Mengembalikan resin yang sudah
terpakai ke bentuk semula disebut regenerasi, sedangkan proses pengeluaran ion
dari kolom dengan reagent yang sesuai disebut elusi dan pereaksinya disebut
dengan eluent . Yang disebut dengan kapsitas pertukaran total adalah gugusangugusan yang dapat dipertukarkan di dalam kolom, dinyatakan dalam mili
ekivalen. Kapasitas penerobosan (break through capacity) didefinisikan sebagai
banyaknya ion yang dapat diambil oleh kolom pada kondisi pemisahan; dapat
juga dikatakan sebagai banyaknya mili ekivalen ion yang dapat ditahan dalam
kolom tanpa ada kebocoran yang dapat teramati. Kapasitas penerobosan lebih
kecil dari kapasitas total pertukaran kolom dan tidak tergantung terhadap sejumlah
variable, seperti tipe resin, afinitas penukar ion, komposisi larutan,ukuran partikel,
dan laju aliran. Pemisahan Penukar ion :
fasa gerak : ion dengan afinitas resin rendah
elusi

: gradien, bertahap, dan complexing

Afinitas Ion-ion :
Li+ < H+ < Na+ < NH4+ < K+ < Rb+ < Cs+ < Ag+ < Tl+
Be2+ < Mn2+ < Mg2+ < Zn2+ < Co2+ < Cu2+ < Cd2+ < Ni2+ < Ca2+ < Sr2+ < Pb2+ < Ba2+
Na+ < Ca2+ < La3+ < Th4+
OH-,F- < CH3CO2- < HCO2- < H2PO4- < HCO3- < Cl- < NO2- < HSO3- < CN- < Br- <
NO3- < HSO4- < I2.7. Perhatian dalam Preparasi Resin
Dalam preparasi resin ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a) Pemilihan dan preparasi resin
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan dalam membeli resin dalam perdagangan
ialah ukuran partikel (mesh), tingkat ikatan silang, dan kualitasnya (analitycal
grade; AG).
b) Pembengkakan (swelling)

10

Bila penukar ion, misalnya resin yang tersulfonasi diberi air, gugus SO3- dan
H+ seolah-olah terlarut dalam konsentrasi yang tinggi dalam matriks.
Karenanya air bertendensi untuk mendifusi kedalam matriks.
c) Kapasitas kolom
Kapasitas penukar ion akan mempengaruhi banyaknya sampel maksimum
yang dapat dianalisis dan dipakai untuk mengetahui stabilitas resin.
d) Cara deteksi
Untuk hal-hal khusus digunakan: adsorbsi sinar, indeks refraksi, pH,
radioaktivitas dan pengukuran polarografik.
Penggunaan resin penukar kation digunakan untuk menghilangkan ion,
mengkonsentrasikan komponen berkadar kecil, memisahkan asam-asam amin,
dan lain-lain.
2.9. Cara Kerja Resin Penukar Ion
Pada proses kolom ganda, air mula-mula masuk ke dalam kolom penukar
kation. Di sini sernua kation yang terkandung dalam air (terutama ion kalsium,
magnesium dan natrium) ditukar dengan ion hidrogen. Dalam kolom berikutnya
yang berisi penukar anion, maka anion (terutama ion khlorida, sulfat dan
bikarbonat) ditukar dengan ion hidroksil. Ion hidrogen yang berasal dari penukar
kation dan ion hidroksil dari penukar anion akan membentuk ikatan dan
menghasilkan air. Setelah air terbentuk maka resin penukar ion harus diregenerasi.
Pelaksanaan regenerasi pada proses kolom ganda sangat sederhana. Ke dalam
kolom penukar kation dialirkan HCl encer dan ke dalam kolom penukar anion
dialirkan larutan NaOH encer. Regeneran yang berlebihan selanjutnya dibilas
dengan air.
Pada proses unggun campuran kolom tunggal, resin penukar kation dan
penukar anion dicampur menjadi satu dalam sebuah kolom tunggal. Dengan
proses unggun campuran dapat dicapai tingkat kemurnian air yang jauh lebih
tinggi daripada dengan proses kolom ganda. Sebaliknya, pada proses unggun
campuran regenerasi resin penukar lebih kompleks.
Langkah-langkah kerja pada regenerasi unggun campuran:
1. Untuk regenerasi, regeneran bersama dengan air dialirkan melewati kedua
lapisan resin HCl encer dialirkan dari bawah ke atas melewati resin penukar

11

kation, dan dikeluarkan dari kolom pada ketinggian lapisan pernisah. Larutan
NaOH encer dialirkan dari atas ke bawah melewati resin penukar anion, juga
dikeluarkan pada keting gian lapisan pemisah.
2. Kelebihan kedua regeneran kemudian dicuci dengan air
3. Ketinggian permukaan air dalam kolom diturunkan dan kedua resin penukar
dicampur dengan cara memasukkan udara tekan dari ujung bawah kolom.
4. Pencucian ulang unggun campuran dengan air dari atas ke bawah, sampai alat
ukur konduktivitas menunjukkan kondisi kemurnian air yang diinginkan.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi smpai tingkat yang tinggi
yang mengandung ikatan-ikatan hubungan silang (cross-linking) serta
gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan.
2. Pertukaran ion didefinisikan sebagai pertukaran ion yang reversibel antara
fase padatan dan fase cair yang dalam struktur padatan tidak ada perubahan
tetap.
3. Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion positif
atau negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia lain
dari luar.

12

4. Sifat-sifat dari resin ion : kapasitas penukaran ion, selektivitas, derajat ikat
silang (crosslinking), porositas, dan kestabilan resin.
5. Resin penukar ion harus memenuhi syarat-syarat kapasitas total yang tinggi,
kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-ulang,
kestabilan kimia yang tinggi, dan kestabilan fisik yang tinggi.
6. Larutan yang melalui kolom disebut influent, sedangkan larutan yang keluar
kolom disebut effluent. Proses pertukarannya adalah serapan dan proses
pengeluaran ion adalah desorpsi atau elusi.
7. Mengembalikan resin yang sudah terpakai ke bentuk semula disebut
regenerasi, sedangkan proses pengeluaran ion dari kolom dengan reagent
yang sesuai disebut elusi dan pereaksinya disebut dengan eluent.
3.2. Saran
Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan mahasiswa untuk
memahami resin penukar ion. Tentunya sangat terbatas baik contoh maupun
penjelasannya. Oleh karena itu, bagi para pembaca bisa menambah referensi lain
karena jika hanya menggunakan makalah ini maka sangat sedikit yang temanteman dapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC,
Jakarta.
Day, R. A., dan Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.
Diyah, E.L., dan Setyo, B., U. 2007. Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion pada
Sistem Air Bebas Mineral(Gca 01) Rsg-Gas. SEMINAR NASIONAL III
SDM TEKNOLOGI NUKLIR ISSN 1978-0176
Khopkar, S. M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press, Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai