TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Kimia Analitik
Kimia analitik terbagi atas bidang-bidang yang disebut analisa kuantitatif dan analisa
kualitatif. Analisa kualitatif menyangkut identifikasi zat. mengenai unsur atau senyawa yang
ada di dalam contoh. Analisa kualitatif dapat dijumpai pada pelajaran kimia umum. pada
saat memisahkan dan mengidentifikasi banyak unsur dengan pengendapan hidrogen sulfida.
Analisis kuantitatif mengenai penentuan beberapa zat tertentu ada didalam suatu contoh
atau sampel. Zat yang ditentukan atau zat yang diinginkan (analitik) dapat terdiri dari
sebagian kecil atau besar dari contoh yang dianalisa(1).
2.2 Asal Mula Penukar Ion
Mulanya resin penukar ion yang digunakan adalah dari material alami, namun dengan
semakin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan, saat ini telah digunakan resin penukar
ion sintetik yang di buat dari kapolimerisasi zat zat tertentu yang mengandung ion
pelarutan sebagai gugus fungsinya. Pertukaran ion berlangsung dengan cara difusi fluida
yang keluar masuk resin, sehingga ion-ion yang lebih besar dari ukuran tertentu tidak dapat
bereaksi karena seleksi tertentu dari derajat ikatan silang resin. Gugus fungsi berupa asam
atau basa yang diikat oleh polimer pembentuk resin dan menentukan sifat dasar dari resin
yang dibentuk. Jumlah gugus fungsi persatuan berat resin menentukan kapsitas jasal atau
kapasitas paritik pertukaran yang dinyatakan sebagai dry weight capasity (meq/g resin).
Faktor lain yang mempengaruhi sifat resin adalah jenis gugus fungsi, yang menentukan jenis
tipe resin penukar ion yang dibentuk dan di luar pengaruh terhadap kesetimbangan
pertukaran dan selektivitas(2).
2.3 Pengertian Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom adalah semua jenis upaya pemisahan kimia menggunakan kolom
sebagai wadah fase diamnya. Kromatografi kolom mengandalkan proses pemisahan pada
distribusi analit pada fase diam dan fase gerak. Kolom akan terisis fase diam, baik berupa
fase diam padat maupun fse diam cair dan kemudian dialiri oleh fase gerak baik fase gerak
cair maupun fase gerak gas(3).
2.4 Pengertian Penukar Ion
Umum diartikan sebagai pertukaran dari ion-ion yang bertanda muatan listrik sama
antara suatu larutan dan suatu badan (bahan) yang padat serta sangat tidak dapat larut
dengan larutan tersebut itu mana bersentuhan. Pertukaran ion harus mengandung ion-ion
miliknya sendiri, agar pertukaran dapat berlangsung dengan cukup cepat dan ekstensif
sehingga mempunyai nilai praktis, zat padat itu harus mempunyai struktur molekuler yang
terbuka dan permeabel (dapat ditembusi) sehingga ion-ion dan molekul-molekul pelarut
dapat bergerak keluar masuk dengan bebas(4).
Penukaran ion bersifat kompleks dan sesungguhnya adalah polimerik. Polimer ini
membawa suatu muatan listrik yang tepat dinetralkan oleh muatan pada ion-ion lawannya
(ion aktif). Ion-ion aktif ini berupa kation-kation dalam suatu penukar kation dan berupa
anion-anion dalam suatu penukar anion. Jadi, suatu penukar kation terdiri dari suatu anion
polimerik dan kation-kation aktif, sementara suatu penukaran anion adalah suatu kation
polimerik dengan anion-anion aktif(3).
Pertukaran ion merupakan proses pertukaran kimia yaitu zat yang tidak dapat larut
memisahkan ion bermuatan positif atau negatif dari larutan elektrolit dan melepaskan ion
bermuatan sejenis ke dalam larutan yang secara kimiawi jumlahnya sama. Proses pertukaran
ion ini tidak menyebabkan perubahan struktur fisik dari resin penukar ion(5).
2.5 Pengertian Resin Penukar Ion
Resin adalah senyawa alami atau sintesis yang pada awalnya memiliki kekentalan atau
viskositas tinggi. Resin penukar ion adalah suatu polimer organik yang mengandung gugus gugus bermuatan yang terikat secara kovalen dan dapat berinteraksi secara elektrostatik
dengan ion- ion gerak yang tandanya berlawanan. Resin dapat larut dalam alkohol tetapi
tidak larut dalam air. Berikut adalah gambar struktur resin penukar kation dan anion(6):
a.
Pada larutan dengan konsentrasi rendah dan temperatur ruangan, efisiensi pertukaran
b.
c.
d.
garam yang tidak terdisosiasi sempurna pada kation tertentu juga memiliki peranan.
Cd2+< Be2+< Mn2+< Mg2+ = Zn2+< Cu2+ = Ni2+< Co2+< Ca2+< Sr2+< Pb2+< Ba2+
Dengan resin penukar anion basa kuat, efisiensi pertukaran untuk anion dengan
muatan tunggal bervariasi dengan ukuran ion yang terhidrasi pada perlakuan serupa
untuk kation yang diindikasikan. Pada larutan yang diencerkan dengan anion
4. Porositas
Nilai porositas
menunjukan
ukuran
pori-pori
saluran-saluran
kapiler. Ukuran
Kation B+ dapat dipertukarkan dengan kation A+ karena ion B+ memenuhi selektivitas dan
bisa menggantikan posisi A+ berdasarkan ukuran kation terhidrasi. Kation B+ yang
memenuhi syarat pertukaran akan masuk kedalam pori dengan cara difusi. Pertukaran ion
akan berlangsung sampai kesetimbangan tercapai. Reaksi pertukaran ion yang terjadi :
A+ + R-B+ B+ + R-A+
2.13 Tahap Tahap Kolom Penukar Ion(13)
1. Start up
Prinsip: Pengaturan laju alir, konsentrasi awal air sadah dan tinggi resin mempengaruhi
jumlah ion yang dipetukarkan.
Kegunaan: Untuk mempersiapkan kolom yang akan digunakan dan mengatur tinggi serta
laju air resin sesuai penugasan.
Tujuan: Laju alir dan tinggi resin yang telah ditetapkan pada kondisi start up akan
digunakan untuk proses selanjutnya
2. Service
Prinsip: Air sadah dilewatkan ke kolom yang berisi unggun resin sehingga akan
berlangsung proses pertukaran ion antara ion Ca 2+ dengan ion Na+ yang terdapat dalam
resin penukar ion.
Kegunaan: mengetahui kapasitas operasi resin
Tujuan: untuk menukarkan ion-ion yang terdapat dalam air sadah
10
11
(1) Pada awal tahap operasi, kapasitas resin yang mengikat logam maksimum sehingga
seluruh ion di dalam air terikat oleh resin. Konsentrasi ion logam dalam air keluaran
sangat kecil.
(2) Tahap kedua menjelaskan kemampuan resin dalam mengikat ion sudah mulai
berkurang sehingga konsentrasi ion logam yang terdapat dalam air mulai meningkat
(3) Tahap ketiga, resin sudah mulai jenuh dan pada akhirnya tidak mampu mengikat ion
logam. Hampir seluruh ion akan lolos dari resin. Nilai Ce/Co akan maksimum di
angka 1 yang menjelaskan tidak ada lagi pertukaran ion yang terjadi
3. Backwash
Prinsip: air yang dialirkan dari bawah kolom resin akanterfluidisasikan dengan bantuan
karbon aktif sehingga pengotor yang terdapat di dalam air dapat hilang.
Kegunaan: untuk menghilangkan zat padat atau gas yang terperangkap di dalam kolom
dan untuk membentuk ulang lapisan unggun resin
Tujuan: menghilangkan kotoran atau gas, memisahkan resin-resin yang menggumpal,
mengatur kembali resin-resin dalam kolom agar distribusi aliran seragam
4. Regenerasi
12
Prinsip: resin yang dialiri air sadah dan bermuatan NaCl kembali diregenerasi
menggunakan NaCl sehingga akan mendorong ion-ion air sadah yang sudah
dipertukarkan.
Kegunaan: mengembalikan atau menggantikan ion Na+ ke dalam resin yang sudah jenuh
Tujuan: untuk mengganti ion yang pernah dipertukarkan selama proses service dan
mengembalikan resin pada kapasitas awal
13
(1) Tahap pertama menunjukkan resin masih dalam keadaan jenuh. Nilai Ce/Co masih
tinggi yang disebabkan ion logam di dalam resin masih banyak.
(2) Tahap kedua menunjukkan kemampuan resin dalam mempertukarkan ion mulai
meningkat, ion Ca2+ dan Mg2+lepas di dalam resin dan kemudian digantikan dengan
ion Na+
(3) Tahap ketiga menunjukkan resin kembali ke kapasitas semula (Ce=0) Hal ini
menunjukkan resin bekerja kembali seperti semula dan saat itu juga regenerasi
dihentikan.
5. Rinsing
Prinsip: unggun dialiri air demin dari bagian atas kolom ke bagian bawah kolom. Air
yang keluar diukur pHnya.
Kegunaan: membersihkan ion-ion dari hasil proses regenerasi dengan jumlah berlebih
yang terperangkap di dalam unggun resin
Tujuan: untuk membersihkan unggun resin dari benda asing ataupun sisa dari hasil
proses-proses sebelumnya terutama proses regenerasi.
2.14 Kesetimbangan dan Koefisien Distribusi Penukar Ion
Kesetimbangan penukar ion dapat dianologikan dengan kesetimbangan kimia. Hukum
aksi masa dapat digunakan untuk menyatakan kesetimbangannya walaupun hukum ini k. wr
14 dikhususkan pada system homogen. Reaksi penukaran ion adalah sebagai berikut(14):
14
b. Pada valensi konstan, untuk ion univalent, pertukaran bertambah dengan berkurangnya
ukuran kation terhidrasinya.
c. Dengan resin penukar anion basa kuat, dalam larutan encer, anion polivalen umumnya
lebih dipilih untuk diserap.
d. Bila kation dalam larutan bertukar dengan ion yang berbeda valensinya, afinitas relatif
dari ion yang bervalensi lebih tinggi bertambah dengan bertambahnya keenceran.
Aplikasi resin banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, dalam sebuah
penelitian tentang efektivitas dan kapasitas resin penukar anion dengan sistem batch
terhadap nitrat menunjukkan bahwa resin mampu menurunkan kadar nitrat hingga di bawah
Baku Mutu Air Golongan B dengan efektivitas antara 99,98% - 99,99%. Resin mampu
menurunkan kadar nitrat dalam air yang berasal dari sumber mata air yang telah tercemar
nitrat (melebihi Baku Mutu Air Golongan B), sehingga kadarnya dapat di bawah Baku Mutu
Air Golongan B(16).
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Nugroho, W., dan Setyo P. 2013. Removal Klorida, Tds dan Besi pada Air Payau Melalui
Penukar Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif. Jurnal Teknik Waktu.
Vol. 11 (1).
3.
4.
J.Bassett ,dkk. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik (Jakarta: Buku
Kedokteran EGC,199R4), h.245
15
5.
Titis Sekar Humani dan Martalena amli, preparasi dan uji stabilitas 177lu-dotanimotuzumab sebagai radiofarmaka terapi kanker, Jurnal Penelitian, (Yogyakarta, ISSN
1978-0176, 2010), h. 2.
6.
Lestari dkk. Karateristik Kinerja Resin Penukar Ion pada Sistem Air Bebas Mineral (GCA
01) RSG-GAS. Seminar Nasional III SDM Teknologi Nukli;2007. ISSN 1978-0176.
7.
8.
9.
10. Setiadi T. Pengolahan dan Penyediaan Air. Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Bandung;2007.
11. Susiantini, E., Moch. Setyadji. Pemisahan Zr-Hf dalam Asam Sulfat dengan Resin Penukar
Anion. J.Tek. Bhn. Nukl. Vol. 8 (2).
12. Bahri, S., Muhdarina, Nurhayati dan Fitri A., 2011, Isoterma dan Termodinamika Adsorpsi
Kation Cu2+ Fasa Berair pada Lempung Cengar Terpilar, Jurnal Natur Indonesia, ISSN
1410-9379.
13. http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/SRD_ion-exchange.pdf ... 14
14. Khopkar, S. M., 1998, Basic Concepts of Analytical Chemistry, Second Edition, New Age
International Limited, New Delhi.
15. Basset, dkk., 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, (diterjemahkan
oleh: Handyana, A.), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
16
16. Putra, A. A. B., 2007, Efektivitas dan Kapasitas Resin Penukar Anion dengan Sistem Batch
dalam Meningkatkan Nitrat dan Aplikasinya pada Air dari Sumber Mata Air di Desa Sedang,
Journal of Environmental Science, Vol 2, No, 2, Hal 1-8.
17