Karbon aktif adalah karbon yang diolah lebih lanjut pada suhu tinggi
sehingga pori-porinya terbuka dan dapat digunakan sebagai adsorben. Karbon
aktif dapat berupa serbuk, butiran dan lempengan yang terbuat dari karbon
amorph dengan karakteristik dengan luas permukaan per unit volume. Karbon
aktif mampu mengadsorbsi gas maupun cairan, Untuk mengadsorbsi fasa cair
karbon aktif yang digunakan umumnya memiliki daerah pori sekitar 3 nm atau
lebih, sedangkan untuk mengadsorbsi fasa gas memiliki diameter lebih kecil dari
3 nm.
Struktur karbon aktif terdiri dari atom karbon yang tersusun paralel dari
lapisan heksagonal menyerupai struktur grafit, yang terbentuk pada orbital sp2.
Setiap karbon berikatan dengan tiga karbon yang lain dengan ikatan σ, pada
orbital pz terdiri dari satu elektron dari delokalisasi ikatan π. Perbedaan ikatan
pada permukaan lapisan dihubungkan oleh ikatan vanderwaals.
Unsur utama bahan dasar pembuatan karbon aktif melalui metode steam
gas ini harus mengandung beberapa hal, diantaranya yang paling penting adalah
rendahnya kandungan zat volatil, kandungan unsur karbon tinggi, memiliki
porositas kecil, dan memiliki kemampuan yang cukup untuk pengikisannya.
Karbon aktif digunakan sebagai molekul penyaring, pemurnian cairan dan
gas, pemurnian dan penjernihan air, proses pembuatan makanan, katalis,
penghilangan sulfur dan nitrogen pada industri, pemurnian emas, aktif karbon
digunakan pada pabrik sukrosa, glukosa, maltosa, laktosa, minuman ringan,
minyak, parafin, phosphor, plastik, gliserol, gelatin, pektin, kafein, kuinin, vitamin
C, jus buah, bir dan perusahaan alkohol.
Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan proses dehidrasi, karbonisasi
dan dilanjutkan dengan proses aktivasi material karbon yang biasanya barasal dari
tumbuh-tumbuhan. Proses karbonisasi dilakukan dengan pembakaran dari
material yang mengandung karbon dan dilakukan tanpa adanya kontak langsung
dengan udara. Proses karbonisasi juga dikenal dengan pirolisis yang didefinisikan
sebagai suatu tahapan dimana material organik awal ditransformasikan menjadi
sebuah material yang semuanya berbentuk karbon. Proses karbonisasi dilanjutkan
dengan proses aktivasi dimana proses ini akan mengubah produk atau material
karbon menjadi adsorben. Adsorben mempunyai porositas yang tinggi dengan
luas permukaan yang besar yaitu 500-1500m2/gr.
Aktivasi karbon aktif dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni aktivasi secara
kimia dan aktivasi secara fisika.
Aktivasi Secara Kimia
Aktivasi kimia merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa
organik dengan pemakian bahan-bahan kimia. Aktivasi secara kimia biasanya
menggunakan bahan-bahan pengaktif seperti garam kalsium klorida (CaCl2),
magnesium klorida (MgCl2), seng klorida (ZnCl2), natrium hidroksida (NaOH),
natrium karbonat (Na2CO3) dan natrium klorida (NaCl). Sabarudin (1996)
melakukan aktivasi kimia terhadap arang tempurung kelapa menggunakan NaCl
dengan variasi konsentrasi antara 15%, 20%, 25%, 30%, 35% dan 40%.
Kerugian penggunaan bahan-bahan mineral sebagai pengaktif terletak
pada proses pencucian bahan-bahan mineral tersebut kadang-kadang sulit
dihilangkan lagi dengan pencucian sedangkan keuntungan penggunaan bahan-
bahan mineral sebagai pengaktif adalah waktu aktivasi yang relatif pendek,
karbon aktif yang dihasilkan lebih banyak dan daya adsorbsi terhadap suatu
adsorbat akan lebih baik.
Bahan-bahan pengaktif tersebut berfungsi untuk mendegradasi atau
penghidrasi molekul organik selama proses karbonisasi, membatasi pembentukan
tar, membantu dekomposisi senyawa organik pada aktivasi berikutnya, dehidrasi
air yang terjebak dalam rongga-rongga karbon, membantu menghilangkan
endapan hidrokarbon yang dihasilkan saat proses karbonisasi dan melindungi
permukaan karbon sehingga kemungkinan terjadinya oksidasi dapat dikurangi.
Aktivasi Secara Fisika
Aktivasi fisika merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa
organik dengan bantuan panas, uap dan CO 2. Metode aktivasi secara fisika antara
lain dengan menggunakan uap air, gas karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen.
Gas-gas tersebut berfungsi untuk mengembangkan struktur rongga yang ada pada
arang sehingga memperluas permukaannya, menghilangkan konstituen yang
mudah menguap dan membuang produksi tar atau hidrokarbon-hidrokarbon
pengotor pada arang.
Aktivasi fisika dapat mengubah material yang telah dikarbonisasi dalam
sebuah produk yang memiliki luas permukaan yang luar biasa dan struktur pori.
Tujuan dari proses ini adalah mempertinggi volume, memperluas diameter pori
yang terbentuk selama karbonisasi dan dapat menimbulkan beberapa pori yang
baru. Fluidized bed reactor dapat digunakan untuk proes aktivasi fisika. Tipe
reaktor ini telah digunakan untuk pembuatan karbon aktif dari batu.
Penggunaan gas nitrogen selama proses aktivasi karena nitrogen
merupakan gas yang inert sehingga pembakaran karbon menjadi abu dan oksidasi
oleh pamanasan lebih lanjut dapat dikurangi, selain itu dengan aktivasi gas akan
mengembangkan struktur rongga yang ada pada arang sehingga memperluas
permukaannya. Kenaikan temperatur aktivasi pada kisaran 450 °C - 700 °C dapat
meningkatkan luas permukaan spesifik dari karbon aktif.