Resin penukar ion bekerja dengan cara menukar ion yang ada di dalamnya, dengan ion yang
berasal dari dalam larutan. Ditinjau dari komposisi kimia dan peruntukannya, maka resin
penukar ion dikelompokkan dalam 4 grup, yaitu :
Grup Resin Asam Kuat, biasanya dibuat dari kelompok asam sulfonat, misalnya natrium
polistiren sulfonat atau polyAMPS.
Grup Resin Basa Kuat, yang umumnya terdiri dari kelompok amino kuaterner, yaitu
antara lain kelompok trimetilamonium (contohnya polyAPTAC).
Grup Resin Asam Lemah, biasanya terdiri dari kelompok asam karboksilat.
Grup Resin Basa Lemah, biasanya menampilkan gugus amino primer, sekunder, terner
(contohnya polyethylene amina).
Ditinjau dari jenis ion, resin penukar ion dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu Resin Penukar Ion
Negatif (Anion Exchange Resin) dan Resin Penukar Ion Positif (Cation Exchange Resin).
Resin penukar ion negatif hanya melakukan pertukaran ion negatif saja, demikian juga dengan
resin penukar ion positif. Proses terjadinya pertukaran ion ditentukan oleh beberapa faktor,
antara lain ; pH larutan, perbedaan potensial elektroda dan afinitas masing-masing ion yang
dipertukarkan.
Resin Penukar Ion (Ion Exchange Resin) terbuat dari polymer yang tak larut dalam air, larutan
asam, dan larutan basa. Umumnya resin berbentuk butiran bulat yang halus, namun untuk
penggunaan tertentu ada juga resin yang memiliki diameter penampang lebih besar (misalnya
Anion Exchange Resin Purolite A 500 / 2788). Untuk lebih mempersingkat penulisan, kita
namakan resin penukar ion positif dengan sebutan resin kation yang disingkat menjadi Rc, dan
resin penukar anion disingkat menjadi Ra.