Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

KROMATOGRAPHY PERTUKARAN ION

Disusun oleh:
WAHYUDIANOR : 21.52.024481

Dosen Pengampu:

Dhymas Sulistyono Putra, ST., M.Ling

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Unit proses pertukaran ion (ion exchange) adalah proses pemisahan ion-ion dari
suatu larutan dengan cara menukar ion-ion tersebut dengan ion-ion sejenis atau berbeda
yang terdapat pada material yang mengandung gugus fungsional yang dapat melakukan
pertukaran ion. Material tersebut disebut resin atau zat penukar ion.Pada umumnya,
resin yang digunakan pada unit proses pertukaran ion terbuat dari polimer sintetis yang
dapat diatur sifat-sifat kimianya untuk memperoleh kekhususan tertentu dalam proses
pertukaran ion. Resin ini dapat dihasilkan dalam bentuk partikel atau butiran dengan
berbagai ukuran dan bentuk, sehingga memudahkan dalam aplikasi pada berbagai
macam industri. Proses pertukaran ion pada dasarnya terjadi akibat interaksi antara ion
dalam larutan dengan resin atau zat penukar ion. Ion yang bermuatan positif akan terikat
dengan gugus fungsional yang bermuatan negatif pada resin, sedangkan ion yang
bermuatan negatif akan terikat dengan gugus fungsional yang bermuatan positif pada
resin.
Dalam proses ini, ion yang terdapat pada larutan akan terlepas dan digantikan oleh
ion sejenis atau berbeda pada resin. Proses ini dapat berlangsung secara terus-menerus
hingga ion pada larutan habis terikat oleh resin atau hingga resin jenuh dengan ion.
Setelah resin jenuh dengan ion, maka resin perlu di-regenerasi untuk mengembalikan
kapasitasnya dalam melakukan pertukaran ion. Proses regenerasi dilakukan dengan cara
memasukkan larutan yang mengandung ion yang lebih kuat untuk merebut tempat ion
pada resin. Unit proses pertukaran ion banyak digunakan pada berbagai industri, seperti
industri pengolahan air, pengolahan minyak dan gas, produksi farmasi, dan sebagainya.

B. RUMUSAN MASALAH
Apa saja proses kromatography dalam proses pertukaran ion
C. TUJUAN
Untuk mengehatui proses dari kromatography pertukaran ion
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KROMATOGRAPHY PERTUKARAN ION


Kromatografi pertukaran ion adalah teknik pemisahan molekul berdasarkan muatan
listriknya menggunakan suatu kolom yang berisi resin yang mengandung gugus ionik.
Dalam teknik ini, sampel diperkenalkan ke dalam kolom kromatografi dan
diperlakukan dengan larutan pengembang yang memiliki pH dan kekuatan ion tertentu.
Ion dalam sampel akan berinteraksi dengan gugus ionik pada resin dan kemudian
dilepaskan dari kolom menggunakan larutan pengembang yang berbeda.Dalam
kromatografi pertukaran ion, ada dua jenis resin yang umum digunakan: resin anionik
dan kationik. Resin anionik memiliki gugus fungsional yang dapat menangkap ion
positif, sedangkan resin kationik dapat menangkap ion negatif. Sehingga, dalam
kromatografi pertukaran ion, sampel akan melewati kolom dengan resin yang memiliki
muatan ionik berlawanan dengan muatan sampel. Kromatografi pertukaran ion sering
digunakan dalam pemurnian protein, asam nukleat, dan polisakarida. Teknik ini juga
digunakan dalam analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa ionik seperti asam amino,
gula, dan senyawa anorganik lainnya.

B. PRINSIP KERJA
Kromatografi pertukaran ion adalah teknik pemisahan yang digunakan untuk
memisahkan ion-ion berdasarkan muatan mereka. Prinsip kerjanya adalah dengan
menggunakan kolom kromatografi yang berisi resin bermuatan ion yang dapat bertukar
ion dengan spesimen yang melewati kolom tersebut. Resin ini memiliki muatan ionik
yang berlawanan dengan ion yang ingin dipisahkan. Ketika spesimen yang
mengandung ion melewati kolom kromatografi, ion-ion dalam spesimen tersebut akan
saling bertukar dengan ion-ion yang terikat pada resin.
Ion yang lebih kuat terikat pada resin akan lebih lama bertahan di dalam kolom,
sementara ion yang lebih lemah akan lebih mudah terlepas dan keluar dari kolom lebih
awal. Oleh karena itu, ion-ion dapat dipisahkan berdasarkan kekuatan interaksi mereka
dengan resin. Sebagai contoh, jika kita ingin memisahkan kation-kation seperti natrium
(Na+) dan kalium (K+), kita dapat menggunakan resin yang bermuatan anion seperti
resin sulfonat. Ketika spesimen yang mengandung kedua kation ini melewati kolom,
natrium akan lebih kuat terikat pada resin sulfonat dibandingkan kalium, karena muatan
positif natrium lebih kuat daripada kalium. Sehingga kalium akan lebih mudah terlepas
dari resin sulfonat dan keluar dari kolom lebih awal, sementara natrium akan lebih lama
bertahan di dalam kolom. Prinsip ini juga dapat diaplikasikan untuk memisahkan anion-
anion seperti klorida (Cl-) dan sulfat (SO4^2-), dengan menggunakan resin yang
bermuatan kation seperti resin amonium. Dalam hal ini, ion-ion bermuatan negatif akan
berinteraksi dengan resin bermuatan positif, dan kekuatan interaksi mereka akan
menentukan waktu retensi di dalam kolom. Karena pertukaran ion melibatkan reaksi
kimia biasa maka pH akan berpengaruh pada pola pemisahannya.urutan ini dapat
berubah jika pH diikutsertakan dalam sistem karena pH secara langsung akan
mengubah afinitas terhadap fase gerak dan fase diam. Disosiasi dari asam dan basa
lemah, hidrolisis garam serta ion-ion logam akan dikendalikan oleh Ph dari suasana
mediumnya. Dengan demikian, kita dapat mengatur kondisi pemisahan dengan
mengubah-ubah pH dari sistem atau menggunakan larutan penyangga untuk
mempertahankan pH. Pada pemisahan logam menunjukan bahwa kerja pH mengubah
keterpisahan dan juga bentuk kromatogram. Dengan demikian, untuk kerja pemisahan
baik senyawa-senyawa anorganik maupun organik dapat dioptimasi dengan
menggunakan parameter pH fase gerak

C. RANGKAIAN ALAT
rangkaian alat atau komponen dasar yang biasa dipakai dalam teknik kromatografi ion,
yang terdiri atas:
1. Eluent, yang berfungsi sebagai fase gerak yang akan membawa sampel tersebut
masuk ke dalam kolom pemisah.
2. Pompa, yang berfungsi untuk mendorong eluent dan sampel tersebut masuk ke
dalam kolom. Kecepatan alir ini dapat dikontrol dan perbedaan kecepatan bisa
mengakibatkan perbedaan hasil
3. Injektor, tempat memasukkan sampel dan kemudian sampel dapat didistribusikan
masuk ke dalam kolom.
4. Kolom pemisah ion, berfungsi untuk memisahkan ion-ion yang ada dalam sampel.
Keterpaduan antara kolom dan eluent bisa memberikan hasil/puncak yang maksimal,
begitu pun sebaliknya, jika tidak ada kesesuaian, maka tidak akan memunculkan
puncak

D. TEKNIK PENGOPRASIAN ALAT


Pemilihan resin didasarkan pada kegunaannya. Ada beberapa jenis resin termasuk
kapasitas resin dan juga porositas resin serta jenis aplikasi yang diharapkan. Resin yang
sudah dibuat seimbang dengan pelarut diisikan ke kolom dan elusi dilakukan. Deteksi
pemisahan sering kali agak susah dilakukan karena eluat akan dipenuhi ion yang
ditukarkan. Cara yang ditempuh adalah dengan pembacaan secara kontinu dengan
serapan ultraviolet, perubahan indeks refraksi, pH, dan sifat-sifat polarografi. Beberapa
cara konvensional masih sering dilakukan dengan beberapa cara, namun cara yang
umum adalah dengan menampung fraksi-fraksi yang diperkirakan memberi informasi
mengenai solut yang dipisahkan, lalu dilakukan analisis tersendiri.
1. Tahapan Elusi
2. Aplikasi umum
Adapun aplikasi dari kromatografi pertukaran ion biasanya berupa pemisahan ion-
ion renik dalam sampel, misalnya untuk tujuan pemurnian air minum. Kerena resin fese
diam mempunyai kapasitas maka pemisahan tidak dapat dilakukan terus-menerus
dalam waktu lama karena permukaan dan situs penukar ion akan habis. Industri larutan
standar atau obat-obatan sering memanfaatkan prinsip kromatografi penukaran ion.
Dalam bidang penelitian kimia dan biokimia, kromatografi pertukaran ion sering
dilakukan untuk pemisahan asam amino atau enzim-enzim. Tujuan pemurnian juga
sering menggunakan metode ini. Pemisahan logam-logam juga menggunakan metode
kromatografi pertukaran ion. Namun, logam-logam yang dipisahkanharus terbatas
jumlahnya dan tidak terlalu besar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pertukaran ion adalah salah satu metode untuk melakukan penyaringan atau
penjernihan air. Proses ini melibatkan penggunaan suatu bahan pengisi seperti resin
yang memiliki muatan ion tertentu. Air yang mengalir melalui resin tersebut akan
mengalami proses pertukaran ion, dimana ion-ion dalam air akan digantikan dengan
ion yang terdapat pada resin. Proses pertukaran ion dapat menghilangkan banyak jenis
zat yang terlarut dalam air, seperti logam berat, ion sulfat, klorin, dan lain-lain. Proses
ini sering digunakan dalam pengolahan air untuk keperluan industri, seperti pembuatan
air minum, pengolahan limbah industri, dan sebagainya.
Namun, perlu diingat bahwa operasi pertukaran ion tidak selalu dapat
menghilangkan semua jenis zat terlarut dalam air. Ada beberapa jenis zat yang sulit
dihilangkan dengan metode ini, seperti zat organik dan beberapa senyawa kimia
tertentu. Selain itu, operasi pertukaran ion juga memerlukan pemeliharaan secara
berkala, yaitu dengan melakukan regenerasi pada resin yang telah terpakai. Proses
regenerasi dilakukan dengan cara membasahi resin dengan larutan garam atau asam,
sehingga ion yang terdapat pada resin dapat dikeluarkan dan digantikan dengan ion
baru. Secara keseluruhan, operasi pertukaran ion adalah salah satu metode yang efektif
untuk melakukan penyaringan atau penjernihan air, namun juga memerlukan perawatan
yang baik agar dapat berfungsi dengan optimal.

Anda mungkin juga menyukai