Anda di halaman 1dari 9

Kesadahan Air, Logam Berat Dalam Air Serta Zat

Zat Organic Dalam Air

Disusun oleh :

Haerani Ummatul Muawanah


09220210057

Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia
Tahun ajaran 2022-2023
1. Pengertian kesadahan air
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Kesadahan
air terjadi karena adanya ion-ion Ca2+ , Mg2+, atau dapat juga disebabkan adanya ion-ion lain
dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk
garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Air yang memiliki sifat sadah
ditemukan pada wilayah yang menggunakan sumber air tanah/sumur dimana pada daerah
tersebut memiliki lapisan tanah yang mengandung deposit garam mineral, kapur, dan kalsium
(Candra, 2007). Berdasarkan kadar kalsium terdapat lima tingkatan kesadahan air, berikut
adalah tingkat kesadahan air berdasarkan kadungan kalsium:
1) Kesadahan Lunak : 0-50 mg/L
2) Kesadahan Medium : 50-150 mg/L
3) Kesadahan Keras : 150-300 mg/L
4) Kesadahan Sangat Keras : >300 mg/L

2. Jenis- jenis kesadahan air


Pembagian jenis kesadahan air digolongkan menjadi 2 berdasarkan jenis anion yang
diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.
Berdasarkan sifatnya, kesadahan dpat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Kesadahan sementara (temporary)
Air yang memiliki kesadahan sementara adalah air sadah yang mengandung ion
bikarbonat (HCO3- ) dari Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) atau garam-garam Karbonat
(CO3- ). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air dengan
kesadahan sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air,
sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+
b. Kesadahan tetap (permanent)
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengandung anion selain anion bikarbonat,
misalnya dapat berupa ion Cl= , NO3- dan SO42- . Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi
berupa kalsium klorida (CaCl2). Kalsium nitrat Ca(NO3)2), kalsiun sulfat (CaSO4),
magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan
magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air
sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan dengan pemanasan. Untuk
membebaskan air tersebut dari 7 kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu
dengan mereakskan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan
adalah larutan karbonat yaitu Na2CO3 atau K2CO3. Penambahan larutan karbonat
diimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan Mg2+. Dengan reaksi :

Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti ar tersebut telah terbebas dari
ion Ca2+ dan Mg2+ (Widiyanto.2012) Air yang mengandung ion-ion kalsium dan
magnesium dalam jumlah lebih dari 17,1 ppm disebut sebagai air sadah. Adanya ion-ion
tersebut dalam air sadah dapat mengganggu kesehatan seperti terjadinya endapan kapur
pada ginjal atau saluran kencing (Supardi.2009) Proses ini tidak lepas dari siklus hidrologi,
Air hujan yang sampai ke bumi ada yang melimpas ada juga yang meresap ketanah. Ketika
mengalir di lapisan tanah atas, di dalam air terjadi aktivitas mikroba yang menghasilkan
karbondioksida (CO2). Air dan Karbondioksida ini lantas membentuk asam karbonat
(H2CO3). Asam inilah yang bereaksi dengan batu kapur, gamping (CaCO3, MGCO3)
menjadi kalsium bikarbonat (CaHCO3)2 dan magnesium karbonat (Mg(HCO3)2 (Gede,
H.Cahyana.2008).

3. Dampak air sadah


a. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit busa
.
Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang
bercampur sabun tidak dapat membentuk busa, tapi malah membentuk gumpalan soap
scum (sampah sabun) yang sukar dihilangkan. Efek ini timbul karena ion 2+
menghancurkan sifat surfaktan dari sabun dengan membentuk endapan padat (sampah
sabun tersebut). Komponen utama dari sampah tersebut adalah kalsium stearat, yang
muncul dari stearat natrium, komponen utama dari sabun:
2 C17H35COO- + Ca2+ → (C17H35COO)2Ca.
b. Dalam industry
Dalam industri, kesadahan air yang dipakai diamankan dengan sempit sebagai
mencegah kerugian. Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang dipakai mesti
terbebas dari kesadahan. Hal ini dikarenakan kalsium dan magnesium karbonat
cenderung mengendap pada permukaan pipa dan permukaan penukar panas. Presipitasi
(pembentukan padatan tak larut) ini terutama disebabkan oleh dekomposisi termal ion
bikarbonat, tapi bisa juga terjadi sampai batas tertentu walaupun tanpa hal telah tersedia
ion tersebut. Penumpukan endapan ini dapat mengakibatkan terhambatnya arus air di
dalam pipa. Dalam ketel uap, endapan mengganggu arus panas ke dalam air, mengurangi
efisiensi pemanasan dan memungkinkan komponen logam ketel uap terlalu panas. Dalam
sistem bertekanan, panas telah tersedia lebihnya ini dapat menyebabkan kegagalan ketel
uap. Kerusakan yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat bervariasi tergantung
pada bangun-bangun kristal, misalnya, kalsit atau aragonit.
c. Pada Industri tekstil, kertas, atau plastic
Pada industri tekstil, kertas, atau platik kesadahan dapat menimbulkan endapan
pada produk akibat pemanasan sehingga endapan ini akan mengakibatkan timbulnya
bercak. Bercak dapat mengurangi nilai produk.

d. Pada Alat Heat Exchanger (HE)


• Kesadahan akan menimbulkan endapan pada suhu tinggi dalam peralatan HE.
• Endapan yang timbul pada HE akan berpotensi menghambat aliran fluida dan
transfer panas.
• Dengan adanya hambatan aliran fluida dan transfer panas, maka beresiko
terjadinya bocor/jebol dan spotting/local heating yang dapat mengakibatkan
kerusakan alat.
• Endapan juga berpotensi menimbulkan korosi jenis under deposit corrosion yang
dapat merusak alat seperti kebocoran, dsb.
e. Pada Boiler
• Kesadahan akan menimbulkan masalah yang sama dengan masalah yang ada di
HE, tetapi lebih berbahaya karena boiler bekerja pada suhu dan tekanan yang
tinggi.
• Jika terjadi spotting/local heating, logam dapat meleleh. Jika kekuatan logam
melemah maka boiler dapat meledak.
• Resiko korosi juga lebih besar daripada HE karena tingginya suhu dan tekanan
operasi pada boiler.

4. Pengolahan air sadah


Air yang mengandung kadar kesadahan yang tinggi perlu dilakukan pengolahan, agar
kesadahan tidak menyebabkan dampak bagi pengunanya. Menurut Candra (2007) kesadahan
air dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Metode yang dapat digunakan untuk mengolah air
sadah yaitu :
a. Resin Penukar Ion
Resin Penukar Ion dapat didefinisikan sebagai senyawa hidrokarbon terpolimerisasi,
yang mengandung ikatan silang serta gugus-gugus fungsional yang mempunyai ion-ion
yang dapat dipertukarkan. Sebagai zat penukar ion, resin mempunyai karakteristik yang
berguna dalam analisis kimia, antara lain kemampuan menggelembung,kapasitas
pertukaran dan selektivitas penukaran. Pada saat dikontakkan dengan resin penukar ion,
maka ion terlarut dalam air akan tersera ke resin penukar ion dan resiin akan melepaskan
ion lain dalam kesetaraan ekivalen. Sebagai media penukar ion, maka resin enukar ion
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Kapasitas total yang tinggi, resin memiiki kapasitas pertukaran ion yang tinggi
2. Kelarutan yang rendah daam berbagai larutan sehingga dapat digunakan berulang-
ulang. Resin akan bekerja dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, karena itu resin
harus tahan terhadap air.
3. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range pH yang luas
serta tahan terhadap asam dan basa.
4. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis, tekanan
hidrostatis cairan serta tekanan osmosis.
Resin penukar ion dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Resin kation
Resin kation adalah resin penukar ion positif atau kation yang pada umumnya dibuat
dengan cara polimerisasi stirena dan divinil benzana yang dilanjutkan dengan proses
sulfonasi membentuk suatu molekul polystirena yang saling menyilang. Resin penukar ion
positif yang digunakan pada umumnya bersifat asam kuat dan lemah. Resin penukar ion
kation asam kuat digunakan untuk menghilangkan seluruh kation yang berada di air.
Adapun resin penukar ion kation asam lemah hanya dapat digunakan pada air yang
memiliki kesadahan yang berhubungan karbntak onat. Berikut ini adalah reaksi yang
terjadi pada resin kation pada saat kontak dengan air sadah:
RSO3Na + Ca2+ → (RSO3)2Ca + 2Na+
2RSO3Na + Mg2+ → (RSO3)2Mg + 2Na+
Resin kation memiliki gugus fungsi seperti sulfonat (RSO3H), fofonat (R-PO3H2),
fenolat (R-OH), atau karboksilat (RCOOH) dengan R adalah resin. Pada reaksi pertukaran
ion pada resin kation, resin mengikat Ca2+ dan Mg2+ dan melepaskan Na+ ke air.
b. Resin Anion
Resin penukar ion anion yang digunakan pada umumnya bersifat basa kuat dan lemah
(Sulistyowati, 2015). Resin anion dapat terjadi pertukaran ion karena terjadi absorbsi
kovalen yang bersifat asam. Gugus fungsi pada resin anion adalah senyawa amina
(Primer/R-NH2), (Sekunder/N2H), (Tersier/R-R’2N), dan gugus kuartener (R-NR’3/tipe I, R-
R’3N+OH)/tipe II. Dengan R’ adalah radikal organis seperti CH3.
Sebagai media penukar ion, maka resin penukar ion harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Kapasitas total yang tinggi Resin memiliki kapasitas pertukaran ion yang tinggi
dibandingkan dengan media penukar ion lainya.
b. Kelarutan yang rendah Resin memiliki kelarutan yang rendah sehingga dapat digunakan
berulang-ulang. Resin akan bekerja dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan,
karena itu resin harus tahan terhadap air.
c. Kestabilan kimia yang tinggi Resin diharapkan memiliki kestabilan kimia yang tinggi
untuk dapat bekerja pada range pH yang luas serta tahan terhadap asam dan basa
d. Kestabilan fisik yang tinggi Resin diharapkan memiliki kestabilan fisik yang tinggi agar
tahan terhadap tekanan mekanis, tekanan hidrostatis cair, dan tekanan osmosis.
Dalam proses pertukaran ion terdapat hal-hal yang mempengaruhi kerja resin,
seperti:
a. Waktu kontak
Waktu kontak adalah lama waktu paparan resin dengan air sadah yang akan diolah.
Semakin lama waktu kontak yang terjadi pada resin dan air sadah maka semakin besar
pula penurunan kesadahan yang terjadi. Waktu kontak berbanding lurus dengan
penurunan kesadahan karena waktu kontak mempengaruhi kinerja resin dimana
terjadi pertukaran ion. Seraya dengan berjalannya waktu apabila resin digunakan
beruangulang maka kemampuan pertukaran ion semakin menurun dan semakin lam
tidak mampu mempertukarkan ion-ion dalam air sadah, sehingga perlu dilakukan
regenerasi. Regenerasi resin bertujuan untuk menghilangkan ion kalsium dan
magnesium. Resin dapat diregenerasi dengan cara menrendam dalam larutan garam.
Larutan garam yang dibutuhkan sebesar 50 gram per 1 liter resin ( 20.000 ppm).
b. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel akan semakin besar luas permukaan, akan semakin
besar luasan kontak yang terjadi.
c. Kapasitas penukar ion
Kapasitas penukaran ion ditentukan oleh jumlah gugus fungsional persatuan massa
resin (Dewi, 2012). Penukar ion positif (resin kation) ialah resin yang dapat
mempertukarkan ion-ion positif dan penukar ion negatif ialah resin yang dapat
mempertukarkan ion-ion negatif. Pertukaran ion bersifat stokiometri, yakni satu H+
diganti oleh suatu Na+. masuk. Ion dapat ditukar yakni ion yang tidak terikat pada
matriks polimer disebut ion lawan (Counterion)

b. Pemanasan
Kasus kesadahan sementara dapat dengan mudah ditiadakan melalui proses
pemanasan. Dengan dipanaskan senyawa yang menandung ion bikarbonat akan bisa
menedapa pada dasar penampang. Reaksinya.
Ca(HCO3)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Mg(HCO3)2 (aq) → MgCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
c. Pengendapan kimia
Pengendapan kimia menjadi salah satu cara untuk proses menghilangkan kesadahan
pada air. Tujuan dari pengendapan kimia ini untuk membentuk garam-garam kalsium dan
magnesium menjadi garam-garam yang tidak larut, sehingga dapat dipisahkan dengan air.
Pengendapan kimia yang dilakukan untuk menghilangkan kesadahan dapat dilakukan
dengan proses soda kaustik.

d. Menggunakan senyawa zeloit


Zeolit adalah aluminosilikat berhidrat, alami atau buata, dengan struktur Kristal air 3
dimaensi yang terbuka. Senyawa ini mengadung kisi-ksisi yang di dalamnya terkandung
molekul air. Caranya, air dipanaskan kemudian dicampur dengan zeolit. Zeolit akan
menyerap molekul-molekul air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+sehingga tingkat
kesadahan air akan berkurang.

e. Penambahan Kapur (CaO) dan Soda Abu (Na2CO3).


Cara kimia ini cukup efektif. Kapur dan soda abu dapat menaikkan pH dan menyuplai
ion CO32- yang diperlukan untuk mengendapkan ion Ca2+ menjadi kalsium karbonat CaCO3.
Sementera pH yang relatif tinggi bisa menyebabkan ion Mg2+ terendapkan dalam senyawa
Mg(OH)2 dan dapat dipisahka dari larutannya. Reaksinya :

Ca2+(aq) + 2HCO3–(aq) + CaO(s) → 2CaCO3(s) + H2O(l)

5. Efek logam berat yang terkandung dalam air


Air adalah sumber kehidupan, tubuh kita mengandung lebih dari 70% air. Oleh karena itu
jika tubuh kita kekurangan air maka akan terasa lemas dan tidak fokus. Tentu dalam
mengkonsumsi air kita tidak boleh sembarangan karena setiap makanan dan minuman yang
kita konsumsi akan diserap oleh tubuh oleh karena itu kita perlu memperhatikan makanan
dan minuman yang masuk dalam tubuh kita.
Pola hidup sehat harus menjadi perhatian kita, di era digital ini banyak informasi tentang
kesehatan dan metode untuk menjaga kesehatan. Sebagai contoh yoga, diet khusus dan
lainya. Masyarakat dewasa ini sudah mulai peduli dengan kesehatan tubuh. Seiring
perkembangan teknologi dan globalisasi terutama di perkotaan mulai susah untuk mencari air
dengan kualitas yang baik. Banyaknya pabrik-pabrik, gedung bertingkat dan lainya membuat
kualitas air pada perkotaan dan daerah lain menjadi menurun. Hal ini perlu diperhatikan
karena air adalah sumber kehidupan, sehingga kualitas air perlu dijaga.
Dalam air terdapat berbagai macam kandungan, kandungan dalam air ada yang kita
butuhkan dan ada yang berbahaya. Kandungan air yang kita butuhkan anatara lain
magnesium, kalium, kalsium dan lainya. Sedangkan kandungan dalam air yang berbahaya
antara lain arsen, merkuri, timbal dan tembaga
Contoh kandungan zat berbahaya dalam air sebagai berikut :
Arsen (As) adalah adalah jenis logam yang banyak ditemukan di air
tanah, jika arsen masuk dalam tubuh kita maka akan menimbulkan bahaya
anatar lain penyakit ginjal dan kanker.
Merkuri (Hg) banyak ditemukan pada air sisa pertambangan dimana air
tersebut mengalir dan terserap dalam sawah atau perkebunan. Air yang
terdapat merkuri akan memberikan dampak yang buruk antara lain
bronchitis, paru-paru, kerusakan saluran pencernaan dan lainya.

Timbal (Pb) dalam air yang dikonsumsi akan membuat IQ kita menurun, selain
itu bahaya dari logam ini adalah ganggungan reproduksi, gangguan syaraf dan
bisa membuat masalah pada ginjal.

Tembaga (Cu) adalah salah satu logam berbahaya jika terkandung dalam air
yang kita konsumsi, jika kita terdapat tembaga akan mengakibatkan
keracunan. Gejala yang muncul jika terkenan dampak tembaga anatara lain
mual-mual, mencret, dan sakit perut.

6. Zat organic dalam air


Zat organik yang ada dalam air minum dapat berasal dari alam atau sebagai dampak dari
kegiatan manusia. Yang berasal dari alam misalnya asam humat (humic acid) dari daun dan
batang pohon yang membusuk; senyawa nitrogen (amina) dan senyawa sulfurik (merkaptan)
yang berasal dari organisme yang membusuk. Manusia dalam kehidupan sehari hari
membuang limbah berupa tinja, limbah cair, limbah padat dan gas baik yang berasal dari
kegiatan rumah tangga maupun dari kegiatan pertanian/kehutanan, industri, transportasi,
pertambangan dan sebagainya. Kegiatan pertanian/kehutanan menghasilkan limbah organik
berupa pestisida dan pupuk; industri mengeluarkan limbah organik sesuai produk dan
prosesnya, transportasi menge luarkan hidrokarbon dan senyawa organik lain; kegiatan
pertambangan juga menghasilkan limbah hidrokarbon dan senyawa organik lain.

7. Dampak tingginya kandungan organic pada air


Kadar zat organik yang berlebihan dalam air minum tidak diperbolehkan karena selain
menimbulkan warna, bau dan rasa yang tidak diinginkan, juga mungkin bersifat toksik baik
secara langsung maupun setelah bersenyawa dengan zat lain yang ada.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, air minum yang diterima konsumen melalui jaringan
distribusi seringkali masih berwarna, berbau dan berasa tidak sedap. Penyebabnya antara lain
karena tingginya kandungan zat organik dalam air baku baik pada kemarau panjang maupun
musim hujan serta banyaknya kebocoran pipa distribusi. Konsumen awam menilai kualitas air
dari penampilan fisik yaitu kekeruhan, warna, bau dan rasa yang langsung dapat
dilihat/dirasakan tanpa bantuan analisis laboratorium. Meskipun dari segi mikrobiologik air
minum dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) lebih aman, namun banyak konsumen
yang akhirnya memutuskan sambungan dengan PDAM dan beralih ke air tanah atau mereka
berlangganan air kemasan untuk minum dan hanya menggunakan air dari PDAM untuk mandi
dan cuci.Keadaan seperti ini tentu tidak kita kehendaki. Oleh karena perlu dicari cara untuk
menghilangkan atau menekan serendah mungkin kadar zat organik dalam air minum.
8. Cara mengurangi zat organic yang terkandung dalam air
a. Pemakaian karbon aktif
Pemakaian karbon aktif granuiar atau granular activated carbon (GAC) sampai kini
dipandang teknologi terbaik yang ada untuk mengendalikan senyawa organik sintetik.
Pemakaian GAC juga suatu proses efektif untuk menghilangkan zat organik alami atau
natural organic matter (NOM) yang terdapat dalam sumber air minum. Peniadaan NOM
penting karena dapat bereaksi dengan disinfektan, yang digunakan selama pengolahan,
berakibat timbulnya produk samping yaitu disinfeksi toksik. Pengolahan dengan GAC
dapat merupakan proses mahal. Data mengenai kapasitas adsorpsi dari GAC dapat
diperoleh menggunakan "bottle point technique isotherms".
Kapasitas adsorpsi karbon aktif untuk phenol meningkat secara nyata bila ada oksigen
molekuler.Karbon aktif menunjukkan dua kapasitas adsorpsi sebagai akibat keadaan
lingkungan berbeda yang terjadi dalam lingkungan isotherm adsorpsi .Adanya oksigen
mole kuler dalam lingkungan percobaan menghasil kan kapasitas adsorpsi yang lebih
tinggi dari karbon aktif untuk beberapa senyawa phenol bila dibandingkan dengan
kapasitas yang diperoleh tanpa adanya oksigen molekuler. Keadaan ini disebabkan karena
polimerisasi adsorbat pada permukaan karbon dengan adanya oksigen molekuler.
Selanjutnya peneli tian menunjukkan bahwa parameter equilbrium isotherm anoksik
(tidak ada oksigen molekuler) meramalkan kinerja adsorben GAC dalam keadaan anionik.
Sebaliknya, kapasitas adsorpsi yang lebih tinggi dari karbon dapat digunakan dalam suatu
percobaan terobosan, dengan menyediakan oksigen yang cukup.
b. Cara lain
Untuk menghilangkan senyawa yang berbau dalam air limbah selain dengan karbon
aktif juga dapat menggunakan ozonisasi dan biofilter yang diaerasi. Senyawa organik yang
menimbulkan bau selain amina dan merkaptan yang telah disebut terdahulu, juga
aldehida, ketone, indole dan skatole yang dapat dihasilkan oleh banyak proses
pengolahan air limbah. Kebanyakan senyawa organik yang berbau timbul dari
dekomposisi anaerobik dari senyawa yang mengandung nitrogen dan sulfur. Pengolahan
untuk menghilangkan bau ini perlu sebelum air limbah dibuang ke badan air penerima.

9. Pengendalian zat organic dalam air


Upaya yang lebih baik daripada mengurangi senyawa organik setelah terlanjur masuk ke
dalam air adalah mengendalikan sumber senyawa organik agar tidak terlalu banyak
mencemari sumber air. Untuk meniadakan sama sekali tidak mungkin karena badan air sendiri
merupakan habitat organisme akuatik yang dapat menjadi sumber zat organik alami.Upaya-
upaya tersebut antara lain dengan:
• memperbaiki sanitasi pembuangan tinja dan limbah rumah tangga sehingga tidak
mencemari sumber air baku untuk air minum;
• mengolah limbah industri dan pertambangan termasuk untuk mengurangi kadar zat
organik dalam limbah sebelum dibuang ke badan air penerima.
• membatasi penggunaan pestisida dengan menerapkan pengendalian hama terpadu.
• mengubah cara transportasi kayu yang semula melalui sungai diganti melalui
transportasi darat, tentu saja dengan pembuatan jalan dan penyediaan alat angkut;
mencegah erosi daerah hulu;
• melarang pembuangan limbah, sarana transportasi (terutama transportasi air) yang
mengandung senyawa organik;
• mencegah kecelakaan sarana transportasi air yang menyebabkan tumpahan bahan
bakar ke badan air;
• membersihkan daun dan batang yang jatuh ke badan air, vegetasi air termasuk
enceng gondok, bangkai hewan, sampah dan sebagainya yang ada dalam badan air
terutama yang digunakan sebagai sumber air baku untuk air minum,
• alga dan enceng gondok yang banyak tumbuh pada badan air seperti waduk; alga
diolah menjadi makanan ayam, sedangkan enceng gondok dapat diolah menjadi
kertas dan bahan pembuat berbagai hasil kerajinan tangan.

Anda mungkin juga menyukai