1 3
pH
Suhu
Kadar Disolved
2 4
Keasinan Oxygen (DO)
• TDS
• DHL
Kadar Keasinan - TDS
• Total Dissolved Solids (TDS) menunjukkan banyaknya zat yang terlarut atau
yang mengendap (padat) dalam air.
• TDS biasanya diukur secara gravimetri, dan mempunyai satuan mg/l.
• Keuntungan memakai parameter ini adalah bahwa TDS tidak tergantung/
independen terhadap suhu, dan tidak terpengaruh oleh jenis garam maupun
kombinasinya yang berasal dari sumber yang berbeda.
• Nilai TDS dapat diperoleh di laboratorium secara gravimetri atau secara
sederhana adalah sebagai berikut : TDS = Σ (anion + kation + silika + unsur
minor + metal + unsur terlarut lain).
Kadar Keasinan - DHL
• Air yang bergerak mengandung banyak oksigen terlarut, sedangkan air yang
tidak mengalir mengandung sedikit oksigen terlarut
• Bakteri dalam air dapat mengkonsumsi oksigen saat bahan organik membusuk.
• Kelebihan bahan organik di danau dan sungai dapat menyebabkan kondisi
eutrophic, yaitu keadaan kekurangan oksigen yang dapat menyebabkan badan
air “mati”.
• Kehidupan akuatik dapat mengalami kesulitan dalam genangan air yang memiliki
banyak bahan organik yang membusuk di dalamnya, terutama di musim panas
(konsentrasi oksigen terlarut berbanding terbalik dengan suhu air)
• Cold water can hold more
dissolved oxygen than warm
water.
Suhu
• Suhu air sangat berpengaruh terhadap jumlah oksigen terlarut di dalam air.
Jika suhu tinggi, air akan lebih cepat jenuh dengan oksigen dibanding
dengan suhunya rendah.
• Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia,
evaporasi dan volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air seperti
O2, CO2, N2, CH4 dan sebagainya.
• Kisaran suhu air yang sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada
perairan tropis dapat berlangsung berkisar antara 25-32°C.
Kesadahan Air
• Kesadahan air adalah tingkat mineral yang terkandung dalam air. Air dengan
kandungan mineral yang tinggi disebut dengan air sadah.
• Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau
dapat juga disebabkan karena adanya ionion lain dari polyvalent metal(logam
bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat,
klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.
Dampak air sadah
❑ Pemanasan
Proses pengolahan air sadah dengan pemanasan hanya dapat dilakukan untuk air
yang memiliki kesadahan sementara.
Air yang memiliki kesadahan sementara adalah air sadah yang mengandung ion
bikarbonat (HCO3-) dari Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) atau garam-garam
Karbonat (CO3-). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut
disebut air dengan kesadahan sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan
dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+dan atau
Mg2+.
Pengolahan Air Sadah
❑ Pengendapan kimia
Tujuan dari pengendapan kimia ini untuk membentuk garam-garam kalsium dan magnesium
menjadi garam-garam yang tidak larut, sehingga dapat dipisahkan dengan air. Pengendapan
kimia yang dilakukan untuk menghilangkan kesadahan dapat dilakukan dengan proses soda
kaustik.
❑ Pertukaran ion-ion
proses penyerapan ion–ion oleh resin dengan cara Ion-ion dalam fasa cair (biasanya dengan
pelarut air) diserap lewat ikatan kimiawi karena bereaksi dengan padatan resin. Resin sendiri
melepaskan ion lain sebagai ganti ion yang diserap. Selama operasi berlangsung setiap ion
akan dipertukarkan dengan ion penggantinya hingga seluruh resin jenuh dengan ion yang
diserap. Beberapa bahan penukar ion antara lain resin, zeolit, dan bentonit.
Air Asam Tambang / acid mine drainage
• Penimbunan overburden
Batuan limbah (overburden spoil) yang dihasilkan pada operasi
penambangan batubara dan batuan buangan (waste rock) dari proses
penambangan logam biasanya ditumpuk di atas tanah dalam lokasi
tambang. Selama berada dalam tumpukan bahan-bahan tersebut
mengalamai pelapukan fisik maupun kimia dapat menyebabkan
persoalan lingkungan jika mengandung mineral sulfida, termasuk
pembentukan AAT keluar dari bagian bawah tumpukan atau mengalir
di bawah tumpukan ke air tanah
SUMBER AIR ASAM TAMBANG
1 2
Pasif Aktif
• Prinsip perlakuan aktif adalah dengan pemberian alkalin
untuk meningkatkan pH AAT dan menurunkan kelarutan
logam (Skousen et al., 1999; Zipper et al., 2009),
• Perlakukan pasif AAT dibiarkan mengalami proses biologis,
geokimia, dan gravitasi, sehingga tidak memerlukan
pemeliharaan rutin atau pemberian bahan-bahan kimia
seperti pada perlakukan aktif.
Perlakuan Aktif