Anda di halaman 1dari 16

CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330
juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.
Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui
penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air,
sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak
tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar
air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada
bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air)
dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut Pengelolaan sumber daya air
yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi
dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang
mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun
2004 tentang Sumber Daya Air.

Adapun syarat kimia air minum yang sehat tidak boleh mengandung zat-zat
mineral seperti zat-zat kimia yang telah melampaui batas yang telah di tentukan.
Batas-batas itu diantaranya adalah :
a) Za-zat yang terlarut (sisa pengisatan) kurang dari 100 mb/l
b) Zat CO2 agresif = tidak ada
c) Zat H2S (asalm Sulfat) = tidak ada
d) Zat NH4 (amoniak) = tidak ada
e) Zat NO2 = tidak ada
f) Zat NO3 = kurang dari 20 mg/l
g) Zat Cl (Clorida) = kurang dari 250 mg/l
h) Zat SO4 (Sulfat) = kurang dari 250 mg/l
i) Zat Mg (magnesium) = kurang dari 125 mg/l
j) Zat Fe (Ferum) = kurang dari 0,2 mg/l
k) Zat Mn (mangan) = kurang dari 0,1 mg/l
l) Zat As (Arsenin) = kurang dari 0,05 mg/l

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 1


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

m) pH (Derajat Keasaman)= 6,5 – 7 dalam perhitungan Ph air memiliki


derajat keasaman (pH). Air bersih memiliki pH sebesar 6,5 hingga 9,0.
Zat-zat pencemar yang memiliki derajat asam menyebabkan derajat air
kurang dari 6,5
n) zat organik (sebagai angka KMnO4) kurang dari 10 mg/l

Untuk menyatakan banyaknya zat organik dalam air, kita pergunakan zat
kalium permanganat (KmnO4). Zat ini dapat mengoksidasi zat organik dalam air.
Bila yang diperlukan 15 MG-KMnO4 dalam 1 liter untuk mengoksidan maka kita
sebut banyaknya zat organik adalah 15 mg/l KmnO4.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul beberapa masalah yaiitu :

a. Bagaimana cara menetralisir dari zat-zat kimia seperti Fe, dan Mn yang ada
di air ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui cara menetralkan Air dari zat-zat kimia seperti Fe dan
Mn.

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 2


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Air Mengandung Asam

Pengolahan air asam harus dilakukan sebelum air tersebut dibuang ke badan
air, sehingga nantinya tidak mencemari perairan di sekitar lokasi tambang.
Pengolahan air asam dapat dilakukan dengan cara penetralan(netralisasi).
Netralisasi air limbah yang bersifat asam dapat menambahkan Ca(OH)2 ,noda
kaustik NaOH, atau soda abu Na2CO3. Kapur padam Ca(OH)2 biasanya tersedia
lebih murah dibandingkan senyawa basa lain atau bahkan soda abu Na2CO3,
sehingga menjadi bahan yang paling sering digunakan untuk netralisasi limbah cair
asam. Bahan yang sering digunakan dalam proses pengolahan limbah cair yang
bersifat asam adalah NaOH, Ammoni, Na2CO3, CaCO3, dan Ca(OH)2
Contoh Reaksi netralisasi limbah yang bersifat asam (mengandung H2SO4)
Reaksi :
H2SO4 + Ca(OH)2 → CaSO4 + 2 H2O

Sebelum proses penetralan dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu :

a. Kondisi lahan bekas penambangan.


Lokasi bekas penambangan batubara berbentuk cekungan setelah kegiatan
penambangan selesai. Ciri – ciri lokasi bekas penambangan ini adalah sebagai
berikut:
1. Mineral sulfida ( pirit ) terkandung pada batuan penutup ( over burden),
lapisan atas batubara dan setelah kegiatan penambangan selesai lapisan
batubara disisakan ± 10 cm ( floor batubara ) pada dasar cekungan untuk
mendapatkan batubara bersih.

2. Air permukaan terutama berasal dari air hujan dan air dari sekitar lokasi
penambangan yang masuk kedalam cekungan sehingga cekungan berbentuk
kolam yang besar.
3. Curah hujan yang tinggi akan menyebabkan air yang masuk kedalam
cekungan cukup besar sehingga volume air pada cekungan juga meningkat.

4. Material penutup (over burden ) pada lapisan batubara di daerah


penambangan adalah jenis mudstone, batupasir, dan batu lempung.

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 3


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

b. Proses terbentuknya air asam tambang pada daerah bekas penambangan.

Terbentuknya air asam tambang karena adanya reaksi kimia antara tiga
komponen utama pembentuk air asam tambang, yaitu : lapisan roof / floorbatubara
serta batuan penutup ( over burden ) yang mengandung mineral sulfida, air, dan
oksigen.

Penetralan air asam dapat menggunakan bahan kimia diantaranya seperti


Limestone (Calcium Carbonat), Hydrate Lime (Calcium Hydroxide), Caustic Soda
(Sodium Hydroxide), Soda Ash Briquettes (Sodium Carbonate), Anhydrous
Ammoni.

 Limestone (Calcium Carbonat)


Limestone atau biasa dikenal dengan batu gamping telah digunakan selama
berpuluh-puluh tahun untuk menaikkan pH dan mengendapkan logam di dalam air
asam. Penggunaan limestone merupakan penanganan yang termurah, teraman dan
termudah dari semua bahan-bahan kimia. Kekurangan dari limestone ini ialah
mempunyai keterbatasan karena kelarutan yang rendah dan limestone terlapisi.

 Hydrate Lime (Calcium Hydroxide)


Hydrated lime adalah suatu bahan kimia yang sangat umum digunakan
untuk menetralkan air asam. Hydrated lime sangat efektif dari segi biaya dalam
yang sangat besar dan keadaan acidity yang tinggi. Bubuk hydrated lime adalah
hydrophobic, begitu lama pencampuran diperlukan untuk membuat hydrated lime
dapat larut dalam air. Hydrated lime mempunyai batasan keefektifan dalam
beberapa tempat dimana suatu pH yang sangat tinggi diperlukan untuk mengubah
logam seperti mangan.

 Caustic Soda (Sodium Hydroxide)


Caustic Soda merupakan bahan kimia yang biasa digunakan dan sering
dicoba lebih jauh (tidak mempunyai sifat kelistrikan), kondisi aliran yang rendah.
Caustic menaikkan pH air dengan sangat cepat, sangat mudah larut dan digunakan
dimana kandungan mangan merupakan suatu masalah. Penggunaannya sangat
sederhana, yaitu dengan cara meneteskan cairan caustic ke dalam air asam, karena
kelarutannya akan menyebar di dalam air. Kekurangan utama dari penggunaan
cairan caustic untuk penanganan air asam ialah biaya yang tinggi dan bahaya dalam
penanganannya. Penggunaan caustic padat lebih murah dan lebih mudah dari pada
caustic cair.

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 4


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

 Soda Ash Briquettes (Sodium Carbonate)


Sodium Carbonate biasanya digunakan dalam debit kecil dengan kandungan
besi yang rendah. Pemilihan soda ash untuk penanganan air asam biasanya berdasar
pemakaian sebuah kotak atau tong dengan air masuk dan buangan.

 Anhydrous Ammoni
Anhydrous Ammonia digunakan dalam beberapa cara untuk menetralkan
acidity dan untuk mengendapkan logam-logam di dalam air asam. Ammonia
diinjeksikan ke dalam kolam atau kedalam inlet seperti uap air, kelarutan tinggi,
rekasi sangat cepat dan dapat menaikkan pH.Ammonia memerlukan asam (H+) dan
juga membentuk ion hydroxyl (OH-) yang dapat bereaksi dengan logam-logam
membentuk endapan. Injeksi ammonia sebaiknya dekat dengan dasar kolam atau
air inlet, karena ammonia lebih ringan dari pada air dan naik kepermukaan.
Ammonia efektif untuk membersihkan mangan yang terjadi pada pH 9,5.

Bahan yang sering digunakan dalam proses pengolahan limbah cair yang
bersifat asam adalah NaOH, Amomonia. Na2CO3, CaCO3, dan Ca(OH)2

2.2 Air Mengandung Basa

Banyak bahan asam kuat yang efektif digunakan untuk menetralkan air
limbah yang bersifat basa, seperti menambahkan dapat menambahkan H2SO4,
HCl, HNO3, H3PO4, atau CO2 yang bersumber dari flue gas. Asap gas yang terdri
dari 14 % CO2 dapat digunakan untuk netralisasi dengan melewatkan gelembung-
gelembung gas melalui air limbah CO2 ini terbentuk dari carbonik acid yang mana
dapat bereaksi dengan basa. Reaksi ini lambat tapi cukup untuk mendapatkan pH
antara 7 hingga 8. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan
spray tower.

Adapun beberapa sistem yang digunakan untuk bangunan netralisasi ini adalah
:Sistem Batch, yang digunakan untuk aliran air limbah hingga 380 m3/hari

-Sistem continouse, dengan pH control dimana dibutuhkan udara untuk


pengadukan dengan minimum aliran air 1-3 ft3/mm, ft2 atau 0,3-0,9 m3/mm, m2
pada kedalaman 9 ft (2,7 m).
-Sistem pengadukan mekanis, dimana daya yang digunakan 0,2-0,4 hp/thausand gal
( 0,04 - 0,08 kW/m3 )

Netralisasi limbah cair yg bersifat basa dinetralkan dengan asam mineral


kuat seperti H2SO4, HCI, atau dengan CO2. Biasanya jika sumber CO2 tidak
tersedia, netralisasi dilakukan dengan H2SO4,. Karena harga H2SO4 yang lebih
murah dibandingkan HCI. Reaksi dengan asam mineral berlangsung cepat,

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 5


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

sehingga perlu digunakan tangki berpengaduk yang dilengkapi sensor pH untuk


mengendalikan laju pemasukan asam.

Bahan yang sering digunakan dalam proses pengolahan limbah cair yang
bersifat basa adalah ialah H2SO4, HCI, SO2, HNO3, danH3O4
Contoh Reaksi netralisasi limbah yang bersifat basa (mengandung NaOH)
Reaksi :

HCl + NaOH → NaCl +H2O

2.3 Air Mengandung Besi dan Mangan

Baik besi maupun mangan, dalam air biasanya terlarut dalam bentuk
senyawa atau garam bikarbonat, garam sulfat, hidroksida dan juga dalam bentuk
kolloid atau dalam keadaan bergabung dengan senyawa organik. Oleh karena itu
cara pengolahannyapun harus disesuaikan dengan bentuk senyawa besi dan mangan
dalam air yang akan diolah. Ada beberapa cara untuk menghilangkan zat besi dan
mangan dalam air salah satu diantarannya yakni dengan cara oksidasi, dengan cara
koagulasi, cara elektrolitik, cara pertukaran ion, cara filtrasi kontak, proses soda
lime, pengolahan dengan bakteri besi dan cara lainnya.

Proses penghilangan besi dan mangan dengan cara oksidasi dapat dilakukan
dengan tiga macam cara yakni oksidasi dengan udara atau aerasi, oksidasi dengan
khlorine (khlorinasi) dan oksidasi dengan kalium permanganat. Selain dengan cara
oksidasi, penghilangan senyawa besi dan mangan dalam air yang umum digunakan
khususnya untuk skala rumah tangga yakni dengan mengalirkan ke suatu filter
dengan media mangan zeolit.

2.1.1 Menghilangkan Besi dan Mangan Dengan Cara Oksidasi.

Proses penghilangan besi dan mangan dengan cara oksidasi dapat dilakukan
dengan tiga macam cara yaitu :

1. Oksidasi dengan Udara (Aerasi)


Adanya kandungan alkalinity, (HCO3)- yang cukup besar dalam air, akan
menyebabkan senyawa besi atau mangan berada dalam bentuk senyawa ferro
bikarbonat, Fe(HCO3)2 atau mangano bikarbonat, Mn(HCO3)2. Oleh karena
bentuk CO2 bebas lebih stabil daripada (HCO3)-, maka senyawa bikarbonat
cenderung berubah menjadi senyawa karbonat.
Fe(HCO3)2 ===> FeCO3 + CO2 + H2O
Mn(HCO3)2 ===> MnCO3 + CO2 + H2O

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 6


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

Dari reakasi tersebut dapat dilihat, jika CO2 berkurang, maka


kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kanan dan selanjutnya reaksi akan menjadi
sebagai berikut :
FeCO3 + CO2 ===> Fe(OH)2 + CO2
MnCO3 + CO2 ===> Mn(OH)2 + CO2

Baik hidroksida besi (II) maupun hidroksida mangan (II) masih mempunyai
kelarutan yang cukup besar, sehingga jika terus dilakukan oksidasi dengan udara
atau aerasi akan terjadi reaksi (ion) sebagai berikut:
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ===> 4 Fe(OH)3 + 8 H+
2 Mn2+ + O2 + 2 H2O ===> 2 MnO2 + 4 H+

Sesuai dengan reaksi tersebut, maka untuk mengoksidasi setiap 1 mg/l zat
besi dibutuhkan 0,14 mg/l oksigen dan setiap 1 mg/l mangan dibutuhkan 0,29 mg/l.
Pada pH rendah, kecepatan reaksi oksidasi besi dengan oksigen (udara) relatif
lambat, sehingga pada prakteknya untuk mempercepat reaksi dilakukan dengan
cara menaikkan pH air yang akan diolah.

2. Oksidasi dengan Khlorine (Khlorinasi)


Khlorine, Cl2 dan ion hipokhlorit, (OCl)- adalah merupakan bahan
oksidator yang kuat sehingga meskipun pada kondisi pH rendah dan oksigen
terlarut sedikit, dapat mengoksidasi dengan cepat. Reaksi oksidasi antara besi dan
mangan dengan khlorine adalah sebagai berikut:
2 Fe2+ + Cl2 + 6 H2O ==> 2 Fe(OH)3 + 2 Cl- + 6 H+
Mn2+ + Cl2 + 2 H2O ==> MnO2 + 2 Cl- + 4 H+
Berdasarkan reaksi tersebut di atas, maka untuk mengoksidasi setiap 1 mg/l
zat besi dibutuhkan 0,64 mg/l khlorine dan setiap 1 mg/l mangan dibutuhkan 1,29
mg/l khlorine. Tetapi pada prakteknya, pemakaian khlorine ini lebih besar dari
kebutuhan teoritis karena adanya reaksi-reaksi samping yang mengikutinya.
Disamping itu apabila kandungan besi dalam air baku jumlahnya besar, maka
jumlah khlorine yang diperlukan dan endapan yang terjadi juga besar sehingga
beban flokulator, bak pengendap dan filter menjadi besar pula.

Berdasarkan sifatnya, pada tekanan atmosfir khlorine adalah berupa gas.


Oleh karena itu, untuk mengefisienkannya, khlorine disimpan dalam bentuk cair
dalam suatu tabung silinder bertekanan 5 sampai 10 atmosfir. Untuk melakukan
khlorinasi, khlorine dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan ke dalam air yang
jumlahnya diatur melalui orifice flowmeter atau dosimeter yang disebut
khlorinator. Pemakaian kaporit atau kalsium hipokhlorit untuk mengoksidasi atau

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 7


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

menghilangkan besi dan mangan relatif sangat mudah karena kaporit berupa serbuk
atau tablet yang mudah larut dalam air.

3. Oksidasi dengan kalium permangganat


Untuk menghilangkan besi dan mangan dalam air, dapat pula dilakukan
dengan mengoksidasinya dengan memakai oksidator kalium permanganat dengan
persamaan reaksi sebagai berikut :
3 Fe2+ + KMnO4 + 7 H2O ==> 3 Fe(OH)3 + MnO2 + K+ + 5 H+
3 Mn2+ + 2 KMnO4 + 2 H2O ==> 5 MnO2 + 2 K+ + 4 H+

Secara stokhiometri, untuk mengoksidasi 1 mg/l besi diperlukan 0,94 mg/l


kalium permanganat dan untuk 1 mg/l mangan diperlukan 1,92 mg/l kalium
permanganat. Dalam prakteknya, kebutuhan kalium permanganat ternyata lebih
sedikit dari kebutuhan yang dihitung berdasarkan stokhiometri. Hal ini disebabkan
karena terbentuknya mangan dioksida yang berlebihan yang dapat berfungsi
sebagai oksidator dan reaksi berlanjut sebagai berikut :
2 Fe2+ + 2 MnO2 + 5 H2O ==> 2 Fe(OH)3 + Mn2O3 + 4 H+
3 Mn2+ + MnO2 + 4 H2O ==> 2 Mn2O3 + 8 H+

2.1.2 Menghilangkan Besi dan Mangan dengan Cara Koagulasi

Proses menghilangkan besi dan mangan dengan koagulasi dapat dilakukan


dengan dua macam cara yaitu :

1. Proses Koagulasi dengan Penambahan Bahan Koagulan.


Sebagaimana diketahui pada bab-bab terdahulu bahwa zat besi dan mangan
banyak terdapat dalam air tanah dan pada umumnya berada dalam bentuk senyawa
valensi 2 atau dalam bentuk ion Fe2+ dan Mn2+Lain halnya jika besi dan mangan
tersebut berada dalam air dalam bentuk senyawa organik dan kolloid, misalnya
bersenyawa dengan zat warna organik atau asam humus (humic acid), maka
keadaan yang demikian susah dihilangkan baik dengan cara aerasi, penambahan
khlorine maupun dengan penambahan kalium permangganat. Adanya partikel-
partikel halus Fe(OH)3.n H2O air juga sukar mengendap dan menyebabkan air
menjadi keruh.

Untuk menghilangkan zat besi dan mangan seperti pada kasus tersebut di
atas, perlu dilakukan koagulasi dengan membubuhkan bahan koagulan, misalnya
aluminium sulfat, Al2(SO4).nH2O dalam air yang mengandung kolloid. Dengan
pembubuhan koagulan tersebut, kolloid dalam air menjadi bergabung dan
membentuk gumpalan (flock) kemudian mengendap. Setelah kolloid senyawa besi

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 8


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

dan mangan mengendap, kemudian air disaring dengan saringan pasir cepat atau
saringan pasir lambat.

2. Proses Koagulasi dengan Cara Elektrolitik


Ke dalam air baku dimasukkan elektroda dari lempengan logam aluminium
(Al) yang dialiri dengan listrik arus searah. Dengan adanya arus listrik tersebut,
maka elektroda logam Al tersebut sedikit demi sedikit akan larut ke dalam air
membentuk ion Al3+, yang oleh reaksi hidrolisa air akan membentuk
Al(OH)3 merupakan koagulan yang sangat efektif. Dengan terbentuknya
Al(OH)3.nH2O dan besi organik serta partikel-pertikel kolloid lain yang bermuatan
negatif akan tertarik oleh ion Al3+ sehingga menggumpal menjadi partikel yang
besar, mengendap dan dapat dipisahkan. Cara ini sangat efektif, tetapi makin besar
skalanya maka kebutuhan listriknya makin besar pula.

3. Penghilangan Fe dan Mn Dengan Cara Pertukaran Ion


Penghilangan besi dan mangan dengan cara pertukaran ion yaitu dengan
cara mengalirkan air baku yang mengandung Fe dan/atau Mn melalui suatu media
penukaran ion. Sehingga Fe dan Mn akan bereaksi dengan media penukaran ionnya.
Sebagai media penukaran ion yang sering dipakai zeolite alami yang merupakan
senyawa hydrous silikat aluminium dengan calsium dan natrium (Na). Disamping
bahan penukar ion alami ada juga penukar ion tiruan (resin sintetis) yang
mempunyai sifat-sifat yang lebih khusus.

Ditinjau dari siklus penukaran ionnya, ada 2 (dua) tipe yaitu : penukaran ion
dengan siklus Na yang regenerasinya dengan memakai larutan NaCl, dan
Penukaran ion dengan siklus H yang regenerasinya dengan menggunakan larutan
HCl. Reaksinya dapat ditulis sbb :

4. Dengan Siklus untuk Na.


a. Menggunakan Zeolite

Penghilangan Fe dan Mn dg zeolit Na2Z + Fe(HCO3)2 ==> FeZ + 2 Na(HCO3)


Na2Z + Mn(HCO3)2 ==> MnZ + 2 Na(HCO3)

Regenerasi dg NaCl FeZ + NaCl ===> Na2Z + FeCl2


MnZ + NaCl ===> Na2Z + MnCl2

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 9


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

b. Menggunakan Resin Sintetis

Penghilangan Fe dan Mn R-Na2 + Fe(HCO3)2 ===> R-Fe + 2 Na(HCO3)


R-Na2 + Mn(HCO3)2 ===> R-Mn + 2 Na(HCO3)

Regenerasi dg NaCl R-Fe FeCl2

+ 4 NaCl ===> 2 R-Na2 +

R-Mn MnCl2

5. Dengan Siklus Hidrogen (H)


a. Dengan Media Penukar Ion Zeolite

Penghilangan Fe dan Mn Fe(HCO3)2 FeZ

2 H2-Z + ====> + 4 H2(CO3)

Mn(HCO3)2 MnZ

Regenerasi dg HCl FeZ FeCl2

+ 4 HCl ====> 2 H2Z +

MnZ MnCl2

b. Dengan Media Penukar Ion Resin

Penghilangan Fe dan Mn R-H2 + Mn(HCO3)2 ====> R-Mn + 2 H2O + 2 CO2


R-H2 + Fe(HCO3)2 ====> R-Fe + 2 H2O + 2 CO2

Regenerasi dg HCl R-Mn + 2 Hcl ====> R-H2 + MnCl2


R-Fe + 2 HCl ====> R-H2 + FeCl2

Dilihat dari persamaan reaksinya maka proses penghilangan besi dan


mangan dengan pertukaran ion sangat mudah operasinya, tetapi jika air bakunya
mempunyai kekeruhan, kandungan zat organik serta kadar Fe3+ dan Mn2+ penukar

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 10


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

ionnya oleh kotoran tersebut sehingga daya penukar ionnya menjadi cepat jenuh.
Hal ini mengakibatkan regenerasi harus lebih sering dilakukan.

2.1.3 Penghilangan Besi dan Mangan dengan Filtrasi Kontak

Ada dua cara yang banyak dipakai yaitu :

1. Filtrasi dengan media filter yang mengandung MnO2


Air baku yang mengandung Fe dan Mn dialirkan ke suatu filter yang
medianya mengandung MnO2.nH2O. Selama mengalir melalui mediatersebut Fe
dan Mn yang terdapat dalam air baku akan teroksidasi menjadi bentuk Fe(OH)3 dan
Mn2O3 oksigen terlarut dalam air, dengan oksigen sebagai oksidator.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ===> 4 Fe(OH)3 + 8 H+
Mn2+ + MnO2.nH2O ===> MnO2.MnO.nH2O + H+
Untuk reaksi penghilangan besi tersebut diatas adalah merupakan reaksi
katalitik dengan MnO2 sebagai katalis, sedangkan untuk reaksi penghilangan Mn
adalah merupakan reaksi antara Mn2+ dengan hidrat mangandioksida. Jika
kandungan mangan dalam air baku besar maka hidrat mangandioksida yang ada
dalam media filter akan habis dan terbentuk senyawa MnO2.MnO.nH2O sehingga
kemampuan penghilangan Fe dan Mn nya makin lama makin berkurang.

Untuk memperbaharui daya reaksi dari media fiternya dapat dilakukan


dengan memberikan khlorine kedalam filter yang telah jenuh tersebut.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
MnO2.MnO.nH2O + 2 H2O + Cl2 ====> 2 MnO2.nH2O + 2 H+ + 2Cl-

2. Dengan Mangan Zeolite


Air baku yamg mengandung besi dan mangan dialirkan melalui suatu filter
bed yang media filternya terdiri dari mangan-zeolite (K2Z.MnO.Mn2O7). Mangan
Zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan besi dan mangan
yang ada dalam air teroksidasi menjadi bentuk ferri-oksida dan mangandioksida
yang tak larut dalam air.
Reaksinya adalah sebagai berikut :

K2Z.MnO.Mn2O7 + 4 Fe(HCO3)2 ====> K2Z + 3 MnO2 + 2 Fe2O3 + 8 CO2 +


4 H2O
K2Z.MnO.Mn2O7 + 2 Mn(HCO3)2 ===> K2Z + 5 MnO2 + 4 CO2 + 2 H2O

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 11


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

Reaksi penghilangan besi dan mangan dengan mangan zeoite tidak sama dengan
proses pertukaran ion, tetapi merupakan reaksi dari Fe2+ dan Mn2+dengan oksida
mangan tinggi (higher mangan oxide).

Filtrat yang terjadi mengandung mengandung ferri-oksida dan mangan-


dioksida yang tak larut dalam air dan dapat dipisahkan dengan pengendapan dan
penyaringan. Selama proses berlangsung kemampunan reaksinya makin lama
makin berkurang dan akhirnya menjadi jenuh. Untuk regenerasinya dapat dilakukan
dengan menambahkan larutan Kaliumpermanganat kedalam zeolite yang telah
jenuh tersebut sehingga akan terbentuk lagi mangan zeolite (K2Z.MnO.Mn2O7).

2.1.4 Penghilangan Besi dan Mangan dengan Proses Soda Lime

Proses ini adalah merupakan gabungan antara proses pemberian zat alkali
untuk menaikkan pH dengan proses aerasi. Dengan menaikkan pH air baku sampai
harga tertentu maka reaksi oksidasi besi dan mangan dengan cara aerasi dapat
berjalan lebih cepat. Zat alkali yang sering dipakai yaitu kapur (CaO) atau larutan
kapur [Ca(OH)2 ] dan soda api [Na(OH)] atau campuran antara keduanya. Cara
penambahan zat alkali yakni sebelum proses aerasi. Untuk oksidasi besi, sangat
efektif pada pH 8-9, sedang untuk oksidasi mangan baru efektif pada pH > 10. Oleh
karena pH air baku menjadi tinggi, maka setelah Fe dan Mn nya dipisahkan, air
olahan harus dinetralkan kembali.

2.1.5 Penghilangan Besi dan Mangan dengan Bakteri Besi

Pada saringan pasir lambat, pada saat operasi dengan kecepatan 10-30
meter/hari, setelah operasi berjalan 7-10 hari, maka pada permukaan atau dalam
media filternya akan tumbuh dan berkembang biak bakteri besi yang dapat
mengoksidasi besi atau mangan yang ada dalam air. Bakteri besi mendapatkan
energi aktivasi yang dihasilkan oleh reaksi oksida besi ataupun oksida mangan,
untuk proses perkembangbiakannya. Dengan didapatkannya energi tersebut maka
jumlah sel bakteri juga akan bertambah. Dengan bertambahnya jumlah sel bakteri
besi tersebut, maka kemampuan mengoksidasi-nyapun menjadi bertambah pula.
Sedangkan besi yang telah teroksidasi akan tersaring/tertinggal dalam filter. Yang
termasuk dalam grup Bakteri besi yang banyak dijumpai yaitu: Crenothrix yang
dapat menghilangkan besi maupun Mangan.

2.1.6 Penghilangan Besi dan Mangan dengan Filtrasi Dua Tahap

Cara ini sebetulnya untuk menghilangkan / meniadakan proses koagulasi


dan sedimentasi yaitu dengan cara melakukan penyaringan 2 (dua) tahap dengan
saringan pasir cepat. Setelah proses aerasi, maka senyawa besi dalam bentuk
Fe(OH)3larut dalam air dialirkan ke dalam saringan pasir cepat secara bertahap.

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 12


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

Cara ini dapat menghemat biaya operasi untuk koagulasi dan pengendapan tetapi
beban saringan pertama akan cukup besar.

2.1.7 Penghilangan Besi dan Mangan dengan Oksidasi Kontak

Khususnya untuk menghilangkan besi yang ada dalam air ada cara lain yang
dapat digunakan yaitu dengan Oksidasi Kontak (Contact Oxydation). Air baku
dialirkan melalui saringan pasir atau media lainnya yang permukaannya terlapisi
oleh zat oksiferrihidroksida (FeOOH). Pada saat melalui media tersebut
Fe2+ dengan waktu yang sangat singkat akan teroksidasi menjadi Fe3+ dengan
zat oksigen yang terlarut (DO) sebagai oksidator.

Tetapi jika kandugnan oksigen yang terlarut dalam air baku kecil misalnya
air tanah, maka air bakunya harus dikontakkan dengan udara dengan cara kontak
biasa atau menggunakan peralatan tertentu untuk suplai oksigen. Mekanisme reaksi
penghilangan besi dengan oksidasi kontak adalah merupakan reaksi auto-katalitik
dengan oksiferrihidroksida (FeOOH) sebagai katalis, yang banyak terdapat pada
bijih limonite. Jika dibandingkan dengan cara-cara yang lain, penghilangan besi
dengan cara ini mempunyai karakteristik yang sangat berbeda. Cara oksidasi kontak
ini mempunyai keuntungan:

1. Tanpa proses Koagulasi dan Pengendapan.


2. Kecepatan filtrasi besar.
3. Waktu pakai media filter (penyaringan) / katalis lama.
4. Tanpa proses regenerasi

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 13


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi untuk menghilangkan zat-zat kimia dari Air seperti Fe(Besi) dan
Mn(Mangan) yaitu bisa dengan cara :

1. Menghilangkan Besi dan Mangan Dengan Cara Oksidasi.


2. Menghilangkan Besi dan Mangan dengan Cara Koagulasi
3. Penghilangan Besi dan Mangan dengan Filtrasi Kontak
4. Penghilangan Besi dan Mangan dengan Proses Soda Lime
5. Penghilangan Besi dan Mangan dengan Bakteri Besi
6. Penghilangan Besi dan Mangan dengan Filtrasi Dua Tahap
7. Penghilangan Besi dan Mangan dengan Oksidasi Kontak

3.2 Saran

Untuk menghasilkan air yang benar-benar layak pakai atau memenuhi


syarat menjadi Air minum haruslah teliti menetralkan air yang terkontaminasi
oleh zat-zat kimia, agar supaya tidak menimbulkan penyakit pada tubuh kita.

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 14


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

DAFTAR PUSTAKA

Atin, Sofi “Cara Mengatasi Air yang Diduga Mengandung Asam, basa, Besi, dan
Mangan”. 14 februari 2018.
Tersedia :http://sofidulubaruatin.blogspot.co.id/2014/09/cara-mengatasi-air-yang-
diduga.html

Masri, Rina Marina dan Iskandar Muda Purwaamijaya, 2017. Rekayasa


Lingkungan . Bandung : Departemen Pendidikan Teknik Sipil , Fakultas
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan , Universitas Pendidikan Indonesia.

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 15


CARA MENETRALKAN AIR YANG TERKENA ZAT KIMIA – REKAYASA LINGKUNGAN

ANDIPA WIJA ANDRIANA (1501125) TEKNIK SIPIL - S1 16

Anda mungkin juga menyukai