1. TUJUAN PERCOBAAN
a. Minggu I
Dapat mengoperasikan Jarr Test
Dapat menentukan dosis optimum koagulan yang digunakan
b. Minggu II
Mahasiswa dapat memahami dan menggambarkan proses pwngolahan air baku
menjadi air bersih.
Mahasiswa dapat menghitunglaju alir koagulan yang digunakan.
Mahasiswa mampu menganalisa air disetiap bak.
b. Kekeruhan ( turbidity )
Parameter kekeruhan biasa dilakukan untuk analisis kualitas air bersih bukan air
limbah. Nilai kekeruhan bisa menunjukkan tingkat atau kadar padatan tersuspensi di
dalam air. Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan metode photometri dengan cara
menetukan persentase cahaya yang diserap atau dihamburkan oleh cairan jika diberikan
cahaya dengan intensitas tertentu. 1 Jakson Turbidity Unit ( JTU ) sama dengan
kekeruhan yang dihasilkan oleh 1 mg SiO2 dalam liter air distilasi. Satuan kekeruhan
yang lain adalah Nephelometri Turbidity Unit ( NTU ) yang didasarkan pada prinsip
penghambatan cahaya.
c. Alkalinitas
Definisi : julah anion dalam air yang akan bereaksi untuk menetralisir ion II.
Merupakan suatu ukuran kemampuan air menetralisir asam. Parameter yang tergolong
alkalinitas :
- CO32-, HCO3-, H2BO3-, CO2
- OH-, HSiO3-, H2PO4-, NH3
Parameter yang pada umumnya diperhatikan sebagai alkalinitas adalah sebagai
bikarbonat ( HCO3 ), carbonat ( CO3 ), dan hidroksida ( OH- ). Sumber alkalinitas antara
lain disolusi garam bicarbonat. Gas CO2 yang terlarut dalam air berasal dari transfer
CO2 dari udara dan respirasi mikroorganisme. Gas CO2 ini akan melarutkan mineral
magnesium dan calsium dalam bentuk CaCO3 atau MgCo3, dan menghasilkan komponen
hardness dan alkalinitas menurut reaksi :
H2O + CO2 + MgCO3 Mg (HCO3)2 Mg 2+ + 2( HCO3- )
H2O + CO2 + CaCO3 Mg (HCO3)2 Ca2+ + 2(HCO3- )
Pengukuran alkalinitas dilakukan dengan titrasi dengan asam. Jika digunakan 0,02 N
H2SO4 sebagai titran, maka 1 ml asam dapat menetralisir 1 mg alkalinitas sebagai CaCO 3.
Ion H+ dari asam bereaksi dengan komponen alkalinitas menurut persamaan reaksi :
H+ + OH- H2O
H+ + CO32- HC3-
H+ + HCO3- H2CO3
Jika asam sebagai titran ditambahkan perlahan-lahan ke air yang mengandung
alkalinitas, maka gambaran penurunan pH air bis diliht di kurva berikut
Solusi
PH 10 POH =4
(OH) = 10-4 mol 1
10-4 mol x 50 g eqi = 5 mg 1 sebagai
1 mol eqi
1 mg alkalinitas CaCO3 butuh 1 ml 0.02 N H2SO4. Untuk mengukur OH dalam 1 liter
sampai butuh 5 ml asam, padahal volume sample 200 ml
Jadi kebutuhan asam adalah 200/1000 x 5 ml = ml
Untuk mencapai pH 8,3 butuh 11 ml : berarti untuk ½ CO 32- butuh 10 ml (sisa untuk
mencapai asam yang digunakan) dan jumlah yang sama 10 ml untuk sisa ½ CO 32- yang
berubah jadi bicarbonate. Jadi tinggal 9 ml sisa titran untuk mengukur alkalinitas
bicarbonate yang berasal dari larutan asli (30 ml-11 ml-10 ml)
CO32- = 20 ml setara dengan 20 mg alkalinitas seabgai CaCO3
20/200 X 1000 = 100 mg/l
HCO3-M = 9 ml setara dengan 9 mg alaklinitas sebagai CaCO3
9/200 X 1000 = 45 mg/l
Total = 5 + 10 + 45 = 150 mg/l seabagi CaCO3
d. Kesadahan (Hardness)
Definisi :
- Konsentrasiu kation metal multi valen dalam larutan
- Dapat bereaksi dengan anion dan timbul prespitasi padatan
- Biasanya dinyatakan dalam mg lt CaCO3
Kesadahan dikenkal; dulu macam, yaitu kesadahan karbonat dan non klarbonat
a. Carbonat : Bersifat sementara karena akan hilang atau terendapkan jika mengalami
pemansan
Contoh : -Ca bikarbonat Ca( HCO3)2
-Mg bikarbonat
b. Non carbonat : kesadhan tetap tidakn hilang mengendap jika
dipanaskan contoh :Ca atau Mg sulfat ,clorida, nitrat
Ca( HCO3)2 CaCO3 (s) + CO2 + H2O
Pengukuram kesadahan dilakukan dengan cara titrasi oleh EDTA dengan indicator EBT
membentuk komplek warna merah. Jika digunakan 0.01 M EDTA .1 1 titran
menubnjukkan kesadahan sebagai CaCO3
Klasifikasi air sadah :
Air lunak 50 mg/l sebagai CaCO3
Air sadah sedang 50-150 mg/l
Air sadah 150-300 mg/l
Air sangat sadah >300 MG/L
Air sadah yang jika digunakan memerlukan lebih baynyak sabun agar tetap berbusa.
Menurut standar WHO kesdahan maksimum untuk air minum adalah 500 mg/l sebagai CaCO3.
Demikian juga menurut peraturan Mentri Kesehatan No.416/890 untuk syarat kualitas air minum
konversi : 1 gennan degree = 17,9 mg/l CaCO3
e. O2 (gas oksigen)
Salah satu gas yang bayak mendapat perhatian dalam pengelohan air umpan boiler adalh
gas O2 yang larut dalam air baku. Daftar kesetimbangan nilai oksigen terlarut sebagai
fungsi dari suhu dan konsentrasi CT (salinitas) disajikan di tabel berikut :
h1agncs!um
Mg,(PO+)z 262,0 43,8 ),14 0,88
phosphate
60,?
MgSOs t*0,4 0,83 1,20
Mangaocs<
62,9 0.80 j.26
l?3.¥
Mn(OHj• 89,0 44,4 1.i3 0,89
Karena terdapat dua keran aliran penambahan, maka perhitungan alum yang harus
ditambahkan dibagi dua.
P =
P = 151,7 cc/10 detik
b. Diketahui
D : Dosis alum 21mg/l
K : Konsentrasi alum pada 3.BE = 4,6% = 46
mg/l Q : Debit air pada ketinggian 32 cm = 82,1 l/dtk
Cara Menentukan Penambahan Alum pada Bak Flukolator
A. Penentuan Dosis Alum
1. Alat-alat yang digunakan
- Peralatan jar test : 1 set
- Beaker glass 1000 ml : 4 buah
- Pipet ukur 10 ml : 1 buah
3. Langkah kerja
- Memasukkan ke dalam masing-masing beaker glass air baku sebanyak 1000 ml
- Menambahkan alum ke dalam beaker glass dengan dosis yang berbeda
- Menghubungkan peralatan jas test ke arus listrik
- Mengaduk dengan kecepatan :
1 menit = 100 rpm
5 menit = 60 rpm
15 menit = didiamkan
- Menentukan dosis optimum penambahan alum dari percobaan ini
- Mengukur pH setelah flok mengendap
B. Pemeriksaan pH
Air permukaan di daerah tropis sering keruh dan mengandung zat-zat penyebab
warna. Kekeruhan dapat berasal dari erosi tanah, pertumbuhan ganggang atau kotoran
hewan yang terbawa air sewaktu mengalir di permukaan bumi. Warna dapat disebabkan
oleh substansi yang berasal dari pembusukan zat-zat organik, daun atau tanah seperti
gambut.
Koagulan yang umum digunakan adalah aluminium sulfat (Al2(SO4)3) dimana ion-
ion aluminium sulfat yang bermuatan positif tiga merupakan agen netralisasi. Untuk
mendapatkan koagulasi yang baik, koagulan dengan dosis optimum harus dibubuhkan
dalam air dan dicampurkan secara baik. Dosis optimal akan bervariasi tergantung pada
sifat alamiah air baku dan komposisi keseluruhan (pH, kekeruhan, komposisi kimia)
adalah tidak mungkin untuk menghitung dosis koagulan optimum untuk air baku
tertentu.
3.6.3 Proses Pengolahan Air
Dalam pengolahan air, agar diperoleh air bersih maka dilakukan proses tahap demi
tahap, yaitu mulai dari pengambilan air baku sampai air bersih yang sudah siap untuk
didistribusikan ke konsumen. Air bersih dan air buangan mempunyai karakteristik
tertentu seperti sifat fisik, kimia, dan biologi. Dalam proses pengolahan air ini harus
disesuaikan dengan ketidakmurnian dari air itu sendiri. Pengolahan air bersih
maksudnya adalahusaha-usaha untuk merubah sifat-sifat suatu zat. Dengan adanya
pengolahan air bersih ini maka akan didapatkan suatu air bersih yang memenuhi standar
kesehatan yang telah ditentukan.
Dalam proses pengolahan air ini pada umumnya dikenal dengan dua cara, yaitu :
1. Pengolahan lengkap (completed treatment process)
Pengolahan lengkap yaitu air akan mengalami pengolahan lengkap, baik fisika,
kimiawi, dan biologi. Pengolahan ini biasanya dilakukan terhadap air sungai kotor dan
keruh. Pada hakikatnya, pengolahan lengkap ini dibagi dalam tiga lingkungan
pengolahan, yaitu :
a. Pengolahan fisik
Pengolahan fisik ini untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran yang
kasar, penyisihan lumpur dan pasir serta mengurangi kadar organik yang ada dalam air
yang akan diolah.
b. Pengolahan kimia
Pengolahan kimia yaitu pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk
membantu proses selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan aluminium sulfat.
c. Pengolahan bakteriologi
3.6.7 Sedimentasi
Proses ini terjadi berdasarkan gaya gravitasi bumi terhadap flok-flok yang telah
terbentuk flok-flok yang mempunyai density yang lebih besar daripada air akan
mengendap dengan sendirinya. Pada bak ini sebagian besar kotoran air akan dipisahkan
tetapi tidak semuanya mengendap seperti kotoran-kotoran halus yang melayang,akan
disaring pada proses selanjutnya.
3.6.9 Desinfeksi
Desinfeksi bertujuan membunuh kuman-kuman yang terdapat dalam air dapat
menimbulkan bibit penyakit. Jenis bahan kimia yang dipergunakan untuk di proses
desinfeksi antara lain larutan kaporit dan gas chlor.
3.6.10 Pemeriksaan Dosis Aluminium Sulfat dengan Jar Test
Jar test adalah suatu metode untuk mengvaluasi proses koagulasi. Apabila
percobaan dilakukan secara tepat maka akan diperoleh informasi yang dapat membantu
operator instalasi dalam mengoptimalkan proses penjernihan air. Jar test memberikan
data mengenai kondisi optimum untuk parameter-parameter :
a. dosis koagulasi
b. pH sebelum dan sesudah proses
c. metoda pembubuhan bahan kimia.
5. LANGKAH KERJA
Percobaan 1
1. Mengambil air dari kolam.
2. Membuat larutan dengan konsentrasi 100, 150, 200, dan 250 ppm dengan air sampel.
3. Melakukan pengadukan cepat selama 5 menit dengan magnetic stirrer.
4. Mengurangi kecepatan dan melakukan pengadukan selama 15 menit.
5. Memberhentikan pengadukan dan mendiamkan selama 30 menit.
6. Melakukan pengukuran pH dan turbidity.
Percobaan 2
1. Mengukur panjang, lebar dan tinggi bak koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi.
2. Menjawab soal-soal yang diberikan.
3. Melakukan analisis dari percobaan yang dilakukan.
6. DATA PENGAMATAN
Pengukuran volume
1) Air baku
Bangun I = V.Persegi Panjang = P x l x t
= 2,7 m x 1,2m x 1,7m
= 5, 508 m3
Garis Kemiringan = a = √ b2 +c 2
= √ 1 ,22 +0,0 52
= √ 1,4 4 + 0,0025
= 1,2014 m
2) Koagulasi
Bangun a
Bagian I = V. Persegi Panjang = P x l x t
= 2,7 m x 1,25m x 1,8m
= 6,075 m3
Bangun b
Bagian I = V. Persegi Panjang = P x l x t
= 2,7 m x 1,25m x 1,91m
= 6,4462 m3
3) Flokulasi
Bangun a
Bagian I = V. Persegi Panjang = P x l x t
= 2,7 m x 1,25m x 2,05m
= 6,226875 m3
Bangun b
Bagian I = V. Persegi Panjang = P x l x t
= 2,7 m x 1,25m x 2,14m
= 6, 5002 m3
4) Sedimentasi 1
Bangun a
Bagian I = V. Persegi Panjang = P x l x t
= 2,7 m x 1,25m x 2,28m
= 6,9255 m3
Bangun b
Bagian I = V. Persegi Panjang = P x l x t
= 2,7 m x 1,125m x 2,37m
= 7,19887 m3
5) Aerasi
Bangun I = V. Persegi Panjang = P x l x t
= 2,7 m x 1, 55m x 2,02m
= 8,4537m3
C.) Perhitungan
M1. V1 = M2 . V2
50.000 . V1 = 100 . 2
50.000
V1 =
200 = 250 L
5.000.000 Mg
Ppm = = 50.000 ppm
100 L
Diketahui : t = 5 s/2 L
3600
Maka, x 2L = 1,440 L/Jam (untuk 1 jam)
5s
86,400
x 2L = 34,560 L/Hari (untuk 1 hari)
55
- Menghitung bak Koagulan :
- Menghitung Debit :
Volume 1440l
Debit : = = 288 L/s
Waktu 5s
Volume 0,1l
Debit : = = 0,02 L/s
Waktu 5s
DxB
P= : P = banyak alum, D = Dosis alum, Q = Debit air, K = Konsentrasi alum
K
626,08 cc /s
P= = 313, 04 cc/s
2
5,589 m3
t = = 77,625 jam
0,072m 3/Jam
2. Bak Koagulasi
a.bagian 1 :
6,260625 m3
t = = 86,953125 jam
0,072m 3/Jam
b.bagian 2 :
6,773625 m3
t = = 91,640675 jam
0,072m 3/Jam
3. Bak Floakulasi
a.bagian 1 :
6,50025 m3
t = = 90,28125 jam
0,072m 3/Jam
b.bagian 2 :
6,773625 m3
t = = 94,078125 jam
0,072m 3/Jam
4. Bak Sedimentasi 1
a.bagian 1 :
7,198875 m3
t = = 99,984375 jam
0,072m 3/Jam
b.bagian 2 :
8,0038125 m3
t = = 11,1640625 jam
0,072m 3/Jam
5. Bak Aerasi :
9,771975 m3
t = = 135,721875 jam
0,072m 3/Jam
6. Bak Sedimentasi 2 :
7,951m 3
t = = 110,4375 jam
0,072m 3/Jam
V
t =
Q
100 L
t = = 200 Jam
0,5 l/Jam