Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hirla Adelia Sukma N

NIM : 24030116130116
TUGAS KIMIA AIR

TEKNIK PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR BERSIH / AIR MINUM

Alat pengolahan air laut penting karena air merupakan sumber daya alam yang sangat
vital bagi kehidupan di bumi. Sumber air dapat diperoleh dari air laut, air tanah, mata air, air
sungai, dan air danau. Air laut merupakan air yang di dalamnya terlarut berbagai zat padat
dan gas, contoh : dalam 1000 gram air laut akan terdapat 35 gram senyawa terlarut yang
secara kolektif disebut garam, atau di dalam air laut 96,5 persen berupa air dan 3,5 persen
berupa zat-zat terlarut.
Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar / air
bersih sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan air minum serta
minimnya pengetahuan pengolahan air laut. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pantai,
pulau kecil seperti kepulauan seribu jakarta air tawar merupakan sumber air yang sangat
penting. Sering terdengar ketika musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal
di daerah pantai atau pulau kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan
sumber air tawar yang telah disiapkan di bak penampung air hujan namun tidak dapat
mencukupi kebutuhan pada musim kemarau. Bahkan yang lebih parahnya lagi bagi
masyarakat yang tinggal di Timur Tengah yang merupakan daerah gurun pasir yang
susah sekali untuk mendapatkan sumber air, apa lagi air bersih.
Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air laut itu begitu melimpah,
kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang justru berkembang pada
daerah pantai. Melihat kenyataan semacam itu manusia telah berupaya untuk pengolahan air
laut / air payau menjadi air tawar mulai dari yang menggunakan teknologi pengolahan air laut
seperti desalinasi air laut ( menyuling air laut ), filtrasi dan ionisasi (pertukaran ion). Sumber
air asin/payau yang sifatnya sangat melimpah telah membuat manusia berfikir untuk
mengolahnya / mengubah air laut menjadi air tawar. Sehingga dengan adanya pengolahan air
laut menjadi air bersih akan mudah untuk mendapatkan air minum meskipun tidak seperti air
minum yang telah ada di daratan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar para ahli telah mengembangkan sistem
pengolahan air laut/payau dengan teknologi membran semipermeabel. Membran (selaput)
semipermeabel adalah suatu selaput penyaring air skala molekul yang dapat ditembus oleh
molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain
yang lebih besar dari molekul air.

TEKNIK PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR BERSIH / AIR MINUM


Proses pengolahan air laut / air payau menjadi air bersih atau sering dikenal dengan
istilah desalinasi air laut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu:

1. Pengolahan air laut Proses destilasi air laut (penyulingan)


Proses destilisasi air laut memanfaatkan energi panas untuk menguapkan air asin. Uap
air tersebut selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air dan hasil ditampung sebagai air
bersih yang tawar.

2. Pengolahan air laut Proses penukar ion


Pada tahun 1852, Way menemukan bahwa menghilangkan ammonia dalam larutan air
yang meresap melalui tanah sesungguhnya berupa pertukaran ion dengan kalsium yang
terkandung di dalam sejenis silica tertentu dalam tanah. Dewasa ini penukaran ion pada air
sudah menjadi proses konversi kimia yang sangat bermanfaat. Proses ini digunakan secara
luas dan skala besar di industry
Teknik penukar ion memanfaatkan proses kimiawi untuk memisahkan garam dalam
air laut. Pada proses ini ion garam (Na+ Cl-) ditukar dengan ion seperti Ca2+ dan SO42-. Materi
penukar ion berasal dari bahan alam atau sintetis. Materi penukar ion alam misalnya zeolit
sedangkan yang sintetis resin (resin kation dan resin anion).
Proses pertukaran ion merupakan reaksi kimia yang ionnya terhidrata dan bersifat
mobil bergerak di dalam zat padat, dipertukarkan atas dasar ekuivalen dengan ion yang
bermuatan sama yang terdapat di dalam larutan air. Zat padat mempunyai struktur seperti jala
terbuka dan ion yang bergerak itu menetralisir muatan, atau muatan potensial, gugus yang
terpasang di dalam matriks zat padat itu disebut penukar ion.

a) Pertukaran kation

Pertukaran kation berlangsung bila kation yang bergerak dan bermuatan posirif terikat
pada gugus yang bermuatan negative di dalamnya penukar ion saling bertukar dengan kation
lain terdapat di dalam larutan air laut.

b) Pertukaran anion

Proses pertukaran ion berlangsung bila anion bergerak, bermuatan negatif yang
melekat pada gugus bermuatan positif di dalam resin, penukar kalor saling bertukar dengan
anion di dalam larutan.

3. Pengolahan air laut Proses filtrasi (filter air laut)


Proses ketiga ini lebih dikenal dengan Sea Water Reverse Osmosis sistem osmosis
balik (Reverse Osmosis). Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) adalah salah satu teknologi
pengolahan air laut menjadi air tawar yang paling sering digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air minum. Keistimewaan dari proses pengolahan air laut ini adalah mampu
menyaring molekul yang lebih besar dari molekul air.
Teknologi pengolahan air laut / Sea Water Reverse Osmosis menggunakan proses
membrane. Pemisahan air dari kandungan mineral dan mikro organisme yang tidak
dikehendaki didasarkan pada proses penyaringan dengan skala molekul. Untuk menghasilkan
air tawar(air murni), pemompaan dilakukan dengan tekanan tinggi ke modul membrane yang
mempunyai dua outlet yaitu outlet yang menhasilkan air tawar (air bersih) dan outlet yang
menghasilkan air garam/mineral yang telah dipekatkan.

Dalam proses membrane, terjadi proses penyaringan air laut berdasarkan ukuran
molekul, yaitu partikel yang molekulnya lebih besar dari molekul air, seperti ;

1. Larutan garam/mineral

2. Zat organik tertentu

3. Bakteri, virus, yrogen, dll

Aplikasi utama pengolahan air laut dengan Sea Water Reverse Osmosis adalah
menghilangkan larutan garam/desalinasi dengan efek tambahan untuk menghilangkan zat-zat
serta organisme lainnya. Biasanya filter air Reverse Osmosis terdiri dari 3 sistem, yaitu :

1. Pengolahan air tawar ( tap water Osmosis)


2. Pengolahan air payau ( brackish water treatment)

3. Pengolahan air laut ( sea water treatment)

Dalam proses filtrasi atau teknologi membran dikenal elektrodialisis dan reverse osmosis.
Dari dua teknologi membran tersebut reverse osmosis yang paling sering dipakai saat ini
sebagai teknologi sea water reverse osmosis (SWRO)

Dalam proses desalinasi air asin dengan sistem osmosis balik (RO), tidak memungkinkan
untuk memisahkan seluruh garam dari air lautnya, karena akan membutuhkan tekanan yang
sangat tinggi. Oleh akrena itu pada prakteknya, untuk menghasilkan air tawar maka air asin
dipompa dengan tekanan tinggi ke dalam suatu modul membrane RO yang mempunyai dua
buah outlet yakni outlet untuk air tawar dan outlet untuk air garam yang telah dipekatkan
(reject water). Oleh karena itu air yang akan masuk ke dalam membran RO harus mempunyai
persyaratan tertentu, misalnya kekeruhan harus nol, kadar besi harus < 0,1 mg/l, PH harus
dikontrol agar tidak terjadi pergerakan Scale di dalam membran osmosa balik. Air baku asin
yang masih mengandung partikel padatan tersuspensi, mineral, plankton dan lainnya, perlu
dilakukan pengolahan awal sebelum diproses di dalam unit Osmosis Balik. Unit pengolahan
pendahuluan tersebut terdiri dari beberapa peralatan utama yakni pompa air baku, tangki
reaktor (kontaktor), saringan pasir, filter mangan, zeolit, dan filter untuk penghilangan warna
(color removal), dan filter cartridge ukuran 1-5 µm. Sedangkan unit RO terdiri dari pompa
tekanan tinggi dan membran RO, serta pompa dosing KMnO4 dan sterilisator ultra violet. Air
asin dipompa ke tangki reaktor (kontaktor), sambil diinjeksi dengan larutan kalium
permanganat agar zat besi atau mangan yang larut dalam air baku dapat dioksidasi menjadi
bentuk senyawa oksida besi atau mangan yang tak larut dalam air. Selain itu, pembubuhan
kalium permanganat dapat berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyumbatan di dalam membran osmosa balik (RO).

Dari tangki reaktor, air dialirkan ke saringan pasir cepat agar senyawa besi atau mangan
yang telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS) yang berupa partikel halus, plankton
dan lainnya dapat tersaring. Air yang keluar dari saringan pasir selanjutnya dialirkan ke filter
mangan zeolit untuk menghilangkan zat besi atau managn yang belum teroksidasi di dalam
tangki reaktor sampai konsentrasi < 0,1 mg/l. Dari filter mangan zeolit, air dialirkan ke filter
karbon aktif untuk menghilangkan senyawa warna dalam air baku yang dapat mempercepat
penyumbatan membran osmosa balik. Setelah melalui filter karbon aktif, air dialirkan ke
filter cartridge yang dapat menyaring partikel dengan ukuran 1-5 µm. Setelah melalui filter
cartridge, air dialirkan ke unit Osmosa Baik dengan menggunakan pompa tekanan tinggi
sambil diinjeksi dengan zat anti biofouling. Akhirnya, Air yang keluar dari modul membran
Osmosa Balik yakni air tawar dan air buangan garam yang telah dipekatkan. Air hasil olahan
atau produk RO merupakan air yang dapat langsung diminum atau air siap minum, dan
ditampung di dalam tangki air siap minum. Sedangkan air garamnya (brine water) dibuang.

Anda mungkin juga menyukai