Anda di halaman 1dari 8

Pengolahan Air Laut untuk Air Proses Pada Suatu Industri

Oleh Josua Simamora

Air merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan
minum, kebutuhan rumah tangga, keperluan industri, dan lain-lain. Tanpa air, manusia dan makhluk
hidup lainnya tidak dapat hidup. Tubuh kita sebagian besar terdiri atas air, di mana air dapat berfungsi
sebagai alat angkut zat dari bagian tubuh yang satu ke bagian tubuh yang lain. Bertambahnya jumlah
penduduk, dengan sendirinya akan menyebabkan naiknya kebutuhan air yang bersih. Sumber air
bersih yang tersedia secara alami sangat terbatas, untuk itu diperlukan proses pengolahan
air.Koagulasi dan flokulasi merupakan salah satu langkah dalam pengolahan sumber air keruh
menjadi air minum dengan cara menghilangkan kekeruhannya. Kekeruhan dapat dihilangkan dengan
menambahkan koagulan dan flokulan. Koagulan berfungsi untuk mengikat partikel atau kotoran yang
terkandung di dalam air yang dilanjutkan dengan flokulan yang menjadikan partikel-partikel yang
telah berikatan menjadi gumpalan yang mempunyai ukuran lebih besar sehingga akan lebih mudah
mengendap. Dalam proses koagulasi-flokulasi yang biasa dan sudah sering digunakan sebagai
koagulan danflokulan adalah alum (tawas), sodium aluminat, ferri sulfat, dan Polyalumunium
Chlorida (PAC)(Hendrawati et al, 2015).

Indonesia adalah negeri nusantara, negeri kepulauan terbesar di dunia, memiliki kekayaan laut
yang berlimpah. Panjang pantai 81.000 km atau 14% garis pantai seluruh dunia, dimana 2/3 wilayah
Indonesia berupa perairan laut. Luas laut kedaulatan 3,1 juta km2 Luas laut ZEE (Zona Ekonomi
Eksklusif) 2,7 juta km2. Laut merupakan suatu lahan yang kaya dengan sumber daya alam termasuk
keanekaragaman sumber daya hayati yang kesemuanya dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa 70% permukaan bumi ditutup oleh
perairan/lautan dan lebih dari 90% kehidupan biomasa di planet bumi hidup di laut (sulistyono,2017).

Ada banyak sekali manfaat air dalam bidang industri, bahkan air dapat menjadi bahan utama
yang dipakai dalam kelangsungan proses maupun utilitas suatu industri. Contoh manfaat air dalam
industri adalah sebagai berikut

1. Pencucian Dalam pencucian, air dipakai untuk melarutkan pengotor-pengotor yang mungkin berada
dalam bahan baku, produk antara, maupun produk akhir. Pencucian menjadi hal yang penting untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses suatu pabrik. Contohnya adalah
mencegah teracuninya katalis yang digunakan dalam proses.
2. Air Pendingin Air pendingin dalam industri berfungsi untuk menurunkan temperatur dari bahan
baku, produk antara, ataupun produk akhir agar proses dapat berlangsung sesuai dengan yang
diinginkan.
3. Steam Steam dalam suatu pabrik dapat bertindak sebagai media penyimpan panas dan sebagai
penggerak turbin untuk menghasilkan energi. Air terproduksi dapat digunakan untuk menjalankan
fungsi-fungsi yang telah disebutkan, namun sebelumnya, air terproduksi harus memenuhi kriteria dan
syarat-syarat minimum agar dapat digunakan kembali.

Pengotor-pengotor yang ada dalam air terproduksi, contohnya garam-garam terlarut, dapat
mengganggu kerja boiler karena dapat menghambat perpindahan panas dalam boiler. Selain itu,
kualitas air baku yang buruk juga dapat menyebabkan korosi pada peralatan proses. Sedangkan untuk
pencucian, diperlukan air dengan kemurnian yang tinggi dan bebas dari mineral-mineral (air
demineralisasi). Dalam industri perminyakan, air terproduksi dapat digunakan dalam pengeboran dan
pengambilan minyak dari sumurnya, untuk mensubtitusi penggunaan air baru. Agar air terproduksi
dapat digunakan kembali, air tersebut harus diolah terlebih dahulu. Salah satu metode pengolahannya
adalah dengan menggunakan membran RO (Reverse Osmosis). Dahulu, penggunaan RO untuk
mengolah air terproduksi mengalami kegagalan [1,8-9,20,26]. Saat ini, membran RO dapat digunakan
agar air terproduksi dapat digunakan kembali untuk kebutuhan-kebutuhan industri. Membran RO
telah diaplikasikan di Kuwait untuk mengolah air limbah pabrik agar dapat digunakan kembal(ivory
daniel, 2017).

Salah satu teknologi pengolahan air yang memiliki kinerja yang cukup tinggi yaitu dengan
menggunakan teknologi membran. Beberapa keunggulan dari pemisahan dengan menggunakan
membran adalah tidak memerlukan penambahan bahan kimia dan tidak membutuhkan energi yang
besar (Husnah, 2018). Teknologi membran sudah banyak diaplikasikan pada proses pemisahan,
pemurnian dan pemekatan pada industri kimia dan pangan. Keunggulan utama dari teknologi ini
adalah tidak ada fase yang berubah dari komponen yang dipisahkan selain itumenggunakan suhu
proses yang rendah. Akibatnya energi yang dibutuhkan dari teknologi membran inicukup rendah,
selain itu kerusakan bahan yang diakibatkan oleh suhu tinggi dapat dicegah.Pada dasarnya membran
merupakanbarier semipermeable yang mampu melewatkan komponen tertentu namun menahan
komponen yang lain hal ini dipengaruhioleh mekanisme pemisahan serta ukuran bahan yang
dipisahkan. Berdasarkan cara pemakaiannya membran dibagi menjadi lima jenis, yaitu Mikrofiltrasi
(MF), Ultrafiltrasi (UF), Nanofiltrasi (NF), Osmosa Balik atau Reverse Osmosis (RO), dan
Elektrodialysis (ED) (Cheryan, 1998) Salah satu teknologi membran yang banyak digunakan saat ini
yaitu Reverse Osmosis(RO). Membran Reverse Osmosis didefinisikan sebagai membran
semipermeabel yang mampu melakukan pemisahan air tawar dari larutan garam dengan tekanan yang
lebih tinggi dari tekanan osmosa larutan garam. Pemisahan komponen terlarut berukuran 0,001
sampai 0,01 µm dan partikel yang berat molekulnya rendah dapat dilakukan oleh membran Reverse
Osmosis. Apabila membran semipermeabel memisahkan air tawar dan air garam, maka air tawar dan
air garam akan mendifusi membran dan mengencerkan larutan garam. Peristiwa ini disebut Peristiwa
Osmosa. Apabila tekanan air garam lebih tinggi dari tekanan osmosa, air yang terdapat dalam air
garam didorong menuju air garam melalui membran semipermeabel maka peristiwa ini disebut
Reverse Osmosa. Keunggulan dari teknologi Reverse osmosis ini dari teknologi yang lain antara lain
adalah energi yang dibutuhkan relatif rendah, minimnya permasalahan korosi alat, kemudahan dalam
penggantian dan pemasangan serta instalasinya yang mudah terintegrasi dengan sistem yang ada (C.B.
Rasrendra & Hanggara Sukandar, 2002). Beberapa penelitian tentang Desalinasi air laut
menggunakan teknologi Reverse Osmosis telah banyak dilakukan. Robiatun, 2003, meneliti
pemurnian air laut menggunakan Membran Reverse Osmosis dimana penggunaan membran ini
memberikan banyak keuntungan antara lain energi dan kapasitas yang dibutuhkan relatif kecil.
Aplikasi Membran Reverse Osmosis untuk memenuhi kebutuhan air minum di daerah Pesisir diteliti
oleh Nusa Idaman Said, 2003 dimana kadar garam air yang diolah dapat menurun hingga 98% dan
dapat langsung diminum karen telah bebas bakteri(Masriatini rully dan sefentry aan, 2020).

Indonesia yang terletak ditengah kepungan air laut, kekurangan air bersih dan garam banyak
menimpa masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Untuk mendapatkan air bersih masyarakat pesisir
pantai harus membeli air bersih untuk dikosumsi setiap harinya. Kekurangan air bersih tersebut
merupakan hal yang sangat serius untuk dicarikan solusi yaitu dengan memanfaatkan air laut yang
tersedia cukup banyak agar dapat diolah menjadi air bersih dan garam. Destilasi surya merupakan
salah satu cara untuk mengolah air laut menjadi air bersih, dimana air laut dipanaskan sehingga terjadi
penguapan dan terjadi pemisahan dari unsur-unsur yang terkandung di dalamnya dengan air tawar.
Proses destilasi dianggap sebagai salah satu cara yang paling sederhana karena sudah dikenal sejak
dulu. Selama ini alat destilasi tenaga surya lebih banyak dimanfaatkan untuk mengolah air laut
menjadi air bersih, antara lain dilakukan oleh ; Sumarsono M (2006) meneliti tentang analisis kinerja
destilator tenaga surya tipe atap berdasar sudut kemiringan ; Mulyanef dkk (2012) meneliti tentang
kaji eksperimental untuk meningkatkan performasi destilasi surya basin tiga tingkat menggunakan
beberapa bahan penyimpan panas. Sedangkan untuk menghasilkan garam belum banyak dilakukan,
salah satu oleh Hidayat R.R (2011) melakukan rancang bangun alat pemisah garam dan air tawar
dengan menggunakan energi matahari, dengan luas kolektor (200 x 120 x 5) cm2 , tipe kaca penutup
kolektor dua miring, 20 liter sampel air laut, dihasilkan garam sebanyak 621 gram/6 hari. Pada
penelitian ini penulis mencoba untuk menghasilkan air bersih dan garam pada alat destilasi tenaga
surya dengan tipe kaca penutup satu kemiringan(mulyanef et al, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, R., Adventi, F., & Persaulian, R. (2019). Pengaruh Suhu Reaksi, Kecepatan Pengadukan
dan Waktu Reaksi pada Pembuatan Sabun Padat dari Minyak Kelapa (Cocos nucifera L.).
Jurnal Teknik Kimia USU, 8(1), 11–17.

Ivory, D. (2016). Prospek Pemanfaatan Air Terproduksi. October, 0–9.

Sefentry, A., & Masriatini, R. (2020). Pemanfaatan Teknologi Membran Reverse Osmosis (RO) Pada
Proses Pengolahan Air Laut menjadi Air Bersih. Jurnal Redoks, 5(1), 58.

Sulistyono. (2013). Dampak Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut Pada Kegiatan Industri
Migas dan Metode Penanggulangannya. Forum Teknologi, 3(1), 49–57.

Hendrawati, H., Sumarni, S., & Nurhasni, . (2015). Penggunaan Kitosan sebagai Koagulan Alami
dalam Perbaikan Kualitas Air Danau. Jurnal Kimia VALENSI, 1(1), 1–11.

Anda mungkin juga menyukai