ABSTRAK
Kondisi air bersih di Indonesia pada saat ini baru mencapai 7% dan
khususnya pada daerah papua, sebanyak 24,64% rumah tangga mengkonsumsi air
dari mata air tak terlindungi dan sebanyak 18,69% rumah tangga di Papua
mendapatkan air bersih dari air hujan (BPS, 2021). Khususnya personil TNI yang
sedang melaksanakan tugas di daerah terpencil Papua, air merupakan salah satu
kebutuhan pokok untuk menunjang tugas. Di sisi lain juga, listrik belum
menjangkau untuk daerah pedalaman Papua sehingga dibutuhkan suatu alat
desalinasi air yang memanfaatkan sumber energi surya. Tujuan penelitian ini yaitu
mendapatkan hasil air bersih melalui proses reverse osmosis dengan menggunakan
parameter fisik, kimia, dan biologi dan mengetahui pengaruh debit operasi pada
alat reverse osmosis terhadap kualitas air bersih yang dihasilkan serta
mendapatkan efisiensi solar cell yang mampu mensuplai kebutuhan energi pada
baterai untuk alat desalinasi air metode penelitian yang digunakan yaitu Alat
desalinasi air ini menggunakan dua jenis metode filtrasi yaitu filtrasi alami dan
mesin reverse osmosis . Untuk filtrasi alami menggunakan kombinasi antara pasir
silika, batu zeolit, dan karbon aktif. Sedangkan untuk reverse osmosis memiliki 12
langkah filtrasi + UV, salah satunya adalah membran yang terbuat dari TFC (Thin
Film Composite) Karakterisasi hasil penelitian yang digunakan yaitu TDS meter,
PH meter, Turbiditymeter, Spectrofotometer XD 7500, Flowmeter. Hasil
penelitian ini yaitu metode reverse osmosis dapat mengurangi jumlah TDS dalam
air hingga 95,71% dari 350 Mg/L menjadi 15 Mg/L pada variasi debit 0,05
L/Menit dan nilai pH dalam air sebesar 9,74% dari 7,8 menjadi 7,04 pada variasi
debit 0,05 L/Menit. Maka dari itu debit aliran yang kecil yaitu 0,05 L/Menit akan
lebih efektif untuk memperbaiki kualitas air dengan menurunkan kadar TDS dan
pH dalam air dengan metode reverse osmosis mampu menyisihkan kadar TDS
sebesar 85,69 % dan nilai pH dalam air sebesar 2,63%. Efisiensi solar cell dengan
kapasitas 100 wp yang dilaksanakan pengujian selama 4 hari rata-rata sebesar
11,18% dengan energi yang masuk ke pengisian baterai rata-rata sebesar 2.314 wh
dengan daya yang dihasilkan sebesar 88,02 W.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2.1 Bagaimana merubah air hasil filtrasi alami menjadi air siap konsumsi
dengan alat Reverse Osmosis menggunakan parameter fisik, kimia, dan biologi
yang sesuai dengan standar KEMENKES?
1.2.2 Bagaimana efisiensi instalasi energi solar cell yang dihasilkan panel surya
agar dapat mensuplai arus untuk alat desalinasi ?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.3 Langkah-langkah Reverse Osmosis.
2.3.1 Sediment Spun PP (Step 1).
Cartridge filter yang terbuat dari spun (Polypropylene = PP) yang dapat
diisi ulang yang berfungsi untuk menyaring atau memfilter air dari kandungan
lumpur, pasir, tanah sehingga menghasilkan air jernih bebas dari pencemaran
lumpur. Cartridge ini dapat mengurangi kandungan lumpur didalam air sehingga
keluaran air menjadi jernih. Namun akibatnya spun menjadi kuning atau hitam
dikarenakan kotoran yang tersangkut di dalam spun. Untuk itu diperlukan
perawatan untuk membersihkan kembali lumpur atau tanah atau pasir yang
tersangkut di permukaan spun. Perawatan ini dapat dilakukan sebulan sekali atau
bila dilihat sudah menghitam maka harus segera dibersihkan ulang. Apabila spun
sudah tidak dapat dicuci lagi dikarenakan sudah jenuh maka sudah saatnya
untuk segera diganti dengan spun yang baru. Kondisi ini biasanya terjadi setelah
6 bulan atau 1 tahun (Pei dkk, 2012).
2.3.2 Granular Activated Carbon (Step 2).
Karbon aktif merupakan bahan penyerap (adsorben) yang paling banyak
digunakan pada pengolahan air untuk menghilangkan rasa, bau dan warna yang
tidak menyenangkan. Karbon aktif mempunyai sejumlah kapiler di dalam partikel-
partikelnya. Permukaan karbon aktif yang bisa digunakan untuk adsorpsi
(penyerapan bahan/ senyawa tertentu pada permukaan padat) terdiri dari luas
penampang luar dan luas permukaan pori-pori/ kapilernya. Hanya dengan satu
gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas
permukaan sebesar 500 m2, dengan luas permukaan yang sangat besar, karbon
aktif sangat efektif menyerap zat terlarut dalam air, baik organik maupun
anorganik (Yuliana, 2019)
2.3.3 Carbon Block Filter (Step 3).
Menurut (Zanib, 2022) Cartridge Carbon Block Filter berfungsi untuk
menghilangkan klorin, rasa, warna dan bau pada air. Carbon Block Cartridge
sangat efektif untuk mengurangi rasa & bau tidak enak, klorin, kista, timbal,
logam berat dan kontaminan lainnya yang tidak diinginkan. Cartridge carbon
block filter
5
terbuat dari karbon aktif terikat, perawatan air yang superior tanpa pelepasan
partikel karbon.
2.3.4TFC (Thin Film Composite) Membran (Step 4).
Membran Reverse Osmosis didefinisikan sebagai membran
semipermeabel yang mampu melakukan pemisahan air tawar dari larutan garam
dengan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan osmosis larutan garam. Pemisahan
komponen terlarut berukuran 0,001 µm sampai 0,01 µm dan partikel yang berat
molekulnya rendah dapat dilakukan oleh membran Reverse Osmosis. Apabila
membran semipermeabel memisahkan air tawar dan air garam, maka air tawar
dan air garam akan mendifusi membran dan mengencerkan larutan garam.
Peristiwa ini disebut Peristiwa Osmosis (Hidayat, 2011). Aplikasi teknologi
membran untuk pengolahan air merupakan salah satu teknologi utama yang telah
dikembangkan di Indonesia.
2.3.5Post Carbon Cartridge (Step 5).
Post Carbon Cartridge adalah media filter tambahan yang digunakan
pada proses filter air membran RO, berfungsi untuk mereduksi kandungan
residu klorin dan bakteri yang terlarut di dalam air, mengatasi masalah bau dan
warna pada air baku sehingga air akan terasa lebih segar setelah dilewatkan ke
post carbon. Karbon aktif yang bagus ditunjukkan dengan nilai iodine number.
Semakin tinggi nilai iodin number, semakin besar pula daya serap terhadap
kotorannya. Persyaratan karbon aktif memiliki iodine number min 700 mg/g ke
atas (Lazim dan Fatoni, 2018).
2.3.6 Post Bio Yellow (Step 6).
Post Bio Yellow adalah pelengkap untuk mesin Reverse Osmosis (RO)
yang mengandung Bio ceramic yang melepaskan far infrared & Mineral
tambahan untuk memperbaiki rasa. Berfungsi untuk menambahkan mineral pada
air dan menyegarkan rasa air yang telah disaring oleh proses Reverse Osmosis
(Yusuf, 2020).
2.3.7Post Anti Bacterial (Step 7).
Post Carbon Micron ini digunakan pada tahap setelah penyaringan oleh
membran RO pada 1 set mesin RO undersink. berfungsi untuk memperbaiki rasa
air yang telah melewati proses demineralisasi oleh membran RO dan untuk
6
membantu mengurangi kimia organik, mikroorganisme, serta bau yang terlewat
dari penyaringan membran RO (Yusuf, 2020).
2.3.8Bio Alkaline Filter (Step 8-12).
Bio Alkaline filter meningkatkan kandungan oksigen dari air sampai 25% dan
meningkatkan pH dari air untuk membantu memelihara pH yang baik untuk
tubuh. Penambahan bio alkaline filter juga dapat menyuplai mineral-mineral
esensial yang dibutuhkan untuk tubuh seperti kalsium, Natrium, Kalium, dan
Magnesium. Bio alkaline juga memberikan efek antioksidan yang baik bagi
tubuh.
2.3.9Sterilizer UltraViolet (Step 13).
Sinar ultraviolet hanya dapat efektif untuk mengendalikan
mikroorganisme pada permukaan yang terpapar langsung oleh sinar ultraviolet,
atau mikroba berada di dekat permukaan medium yang transparan. Absorbsi
maksimal sinar ultraviolet di dalam sel terjadi pada asam nukleat, maka
diperkirakan mekanisme utama perusakan sel oleh sinar ultraviolet
pada ribosomsehingga
mengakibatkan terjadinya mutasi atau kematian sel (Desriyanti, dkk, 2020).
8
2.4.2Controller.
Biasa disebut dengan Solar Charge Controller (SCC) merupakan
komponen pendukung dalam sistem PLTS. Fungsinya adalah sebagai pengatur
charging energy yang bisa diisi pada baterai diubah oleh panel surya.
2.4.3 Baterai.
Baterai merupakan suatu komponen yang mengatur pengisian arus listrik
dari panel surya ke baterai dan sebaliknya.
2.4.4Inverter.
Inverter adalah suatu perangkat elektronik yang mampu mengubah arus
listrik searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC) pada tegangan dan frekuensi
yang di perlukan sesuai dengan perancangan rangakaiannya. Sumber dari arus
listrik searah (DC) yaitu masukan dari interver tersebut berupa baterai, aki,
maupun sel surya.
2.5 Pompa.
Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk menaikkan cairan dari
head (elevasi, tekanan, kecepatan) yang rendah ke head yang lebih tinggi, pompa
membutuhkan gaya putar (daya poros) dari mesin penggerak (motor, engine). Di
dalam roda jalan (impeller) fluida mendapat percepatan sedemikian rupa
sehingga fluida tersebut mempunyai kecepatan mengalir ke luar sudu dari sudu-
sudu roda jalan. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan
berubah menjadi head statis di sudu-sudu pengarah atau rumah pompa
(Suarda,2016).
2.6TDS Meter.
TDS meter merupakan alat ukur yang bertujuan untuk mengatur
kandungan zat padat yang terlarut dalam air atau Total Dissolved Solid. TDS
meter memiliki satuan ppm (part per million) atau mg/l.
2.7 PH Meter.
Alat ukur pH meter digunakan untuk mengukur derajat keasaman pada
kandungan air. Dimana pada air minum kadar normal yang boleh di konsumsi
manusia berdasarkan PERMENKES No. 492 Tahun 2010 berkisar antara 6,5 –
8,5.
9
BAB III
METODE PENILITIAN
3.1 Jenis Penelitian.
10
Mulai
Perancangan Alat
Pengujian Alat Tidak
Selesai
g
b c
d
h e
f
Gambar 3.2 Desain Alat Desalinasi Air dengan Tenaga Solar Cell.
(Sumber : Diolah oleh peneliti, 2023)
Keterangan Gambar :
a. Solar Cell. e. Tanki & Pompa RO.
b. Inverter. f. Filter Bahan Alami.
c. Reserve Osmosis System. g. Solar charger controller & Digital monitor
d. Baterai 12 volt. h. Konstruksi body.
11
3.5 Blok Diagram Kerja Alat Reverse Osmosis 12 Step.
12
3.7.3 Arus Listrik yang masuk kedalam baterai adalah arus DC (Direct Current)
atau arus searah. Karena pompa RO adalah arus AC maka menggunakan inventer
sebagai pengubah arus DC ke AC.
3.7.4 Pada saat proses desalinasi berlangsung siang hari, listrik yang
digunakan langsung dari panel surya apabila baterai terisi penuh yang diatur oleh
SCC dan pada malam hari menggunakan baterai.
3.8 Indikator Capaian Penelitian.
Indikator keberhasilan dalam penilitian ini adalah :
3.8.1 Alat desalinasi air dengan memanfaatkan energi alternatif panel surya
diharapkan mampu membantu masyarakat dan personil TNI dalam mendapatkan
air bersih.
3.8.2 Hasil air bersih yang telah di proses pada alat desalinasi air dengan
memanfaatkan energi panel surya diharapkan dapat membantu masyarakat
khususnya di daerah – daerah pedalaman dan pesisir yang sedang mengalami
kekurangan air bersih dan kekurangan suplai listrik.
3.8.3 Pemanfaatan energi surya dapat dijadikan sebagai energi alternatif
pengganti sumber tenaga listrik. Energi surya tersebut dapat digunakan untuk
mengisi ulang baterai, sehingga alat ini bisa mengurangi emisi gas yang dapat
menyebabkan pemanasan global.
3.9 Teknik Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengumpulan
data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan secara
langsung dari sumber penelitian. Data sekunder merupakan data yang telah
dikumpulkan oleh orang lain sebelumnya, namun tidak dipersiapkan untuk
penelitian secara khusus, akan tetapi data tersebut dapat digunakan sebagai data
penelitian oleh orang lain. Adapun proses pengambilan data sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tabel Rencana Pengujian Kinerja Alat (Data Primer).
Debit Parameter Air
No. Jenis Air
(L/Menit) TDS PH
13
2
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pada tabel uji kinerja alat diatas maka diperoleh hasil bahwa
alat Reverse Osmosis akan bekerja dengan baik apabila debit diatur pada 0,05
liter/menit. Tabel menunjukkan bahwa semakin kecil debit air maka akan
meningkat pula kualitas air yang didapatkan berdasarkan parameter PH dan TDS.
15
4.2 Hasil Uji Laboratorium
Tujuan dasar dari alat desalinasi air dengan metode Reverse Osmosis
adalah menghasilkan air yang layak untuk dikonsumsi manusia. Sehingga selain
melakukan proses pengujian dengan alat ukur yang tersedia perlu juga suatu dasar
yang kuat untuk menjadikan bahwa air ini layak atau tidaknya di konsumsi yaitu
dengan menguji kualitas air di laboratorium dengan alat ukur yang lebih lengkap
dan akurat. Maka dari itu penulis melaksanakan pengujian kualitas air Reverse
Osmosis di laboratorium milik Perumda Tugu Tirta, Kota Malang, Jawa Timur.
Berikut merupakan data hasil pengujian kualitas air dengan parameter yang lebih
lengkap :
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Laboratorium Untuk Air Reverse Osmosis.
Jenis Air
Parameter Kadar
No. Ket
yang diuji maksimum
Air Air Air
PDAM Sumur Sungai
1 TDS (mg/L) 20 15 11 500 ✓
2 Kekeruhan (NTU) 0,06 0,2 0,19 5 ✓
3 Suhu (°C) 26 26,2 26,2 ±3 ✓
4 Klorida (mg/L) 3,1 2,9 3,1 250 ✓
5 PH 7,61 7,61 7,61 6,5 – 8,5 ✓
6 Nitrat (NO2) 0,204 0,208 0,209 50 ✓
(mg/L)
7 Nitrit (NO3) (mg/L) 5,4 3,5 1,9 3 ✓
8 Sianida 0,031 0,032 0,032 0,07 ✓
Bakteri Coliform
9 (CFU/100 ml) 0 0 0 0 ✓
Bakteri E.Coli
10 0 0 0 0 ✓
(CFU/100 ml)
(Sumber : Diolah oleh peneliti,2023)
Berdasarkan tabel diatas yang diperoleh dari pengujian kualitas air minum
yang dilakukan dengan penambahan parameter pendukung untuk standar air
minum, maka diperoleh hasil bahwa air yang telah di proses pada alat Reverse
Osmosis dinyatakan memenuhi syarat sebagai air layak konsumsi berdasarkan
standar yang telah ditetapkan oleh PERMENKES NO. 492 Tahun 2010 tentang
persyaratan air minum.
16
4.3 Pembahasan Hasil Pengujian dengan TDS Meter.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa perbandingan antara
variasi debit yang digunakan dengan nilai TDS yang dihasilkan, pernyataan
tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan grafik dibawah ini.
17
4.4 Pembahasan Hasil Pengujian dengan PH Meter.
Berdasarkan Tabel 4.1, pada proses pengujian alat Reverse Osmosis 12
Step yang dilaksanakan dapat diketahui bahwa perbandingan dan pengaruh antara
kelima variasi debit yang digunakan dengan nilai pH yang dihasilkan, Pernyataan
tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan grafik dibawah ini.
Berdasarkan grafik diatas ini dapat kita lihat bahwa pada saat pengujian
kualitas air dengan parameter pH, variasi debit air dapat mempengaruhi tingkat
kualitas air. Dimana semakin rendah debit air yang beroperasi maka akan
semakin menurun nilai pH yang terjadi namun nilai pH tidak selalu mengalami
penurunan bahkan terjadi peningkatan kadar pH. Pada pengujian air PDAM
terjadi penurunan nilai pH hingga 1,25% (dari 8 menjadi 7,9) pada debit ke 0,10
L/Menit ke 0,05 L/Menit namun pada debit 0,20 L/Menit ke 0,18 L/Menit terjadi
peningkatan nilai pH sebesar 3,70% dari 8,1 menjadi 8,4. Kemudian pada
pengujian air sumur terjadi penurunan hingga 2,75% (dari 7,26 menjadi 7,06)
pada debit ke 0,10 L/Menit ke 0,05 L/Menit. Sedangkan pada air sungai terjadi
penurunan pH sebesar 4,08% (dari 7,34 menjadi 7,04) pada debit 0,10 L/Menit
ke 0,05 L/Menit. Secara umum pada seluruh pengujian apabila dirata-ratakan
terjadi penurunan kadar pH sebesar 1,00%.
4.5 Efisiensi Panel Surya Pada Alat Desalinasi.
Pengujian yang telah dilaksanakan sebanyak 4 kali dilaksanakan pada
tanggal 11 – 14 April 2023, didapatkan efisiensi panel surya melalui proses
perhitungan serta pengukuran dengan alat ukur digital monitor watt, volt dan
ampere meter. Pengujian dilaksanakan untuk mengetahui efisiensi panel surya
dalam kondisi cuaca yang berbeda – beda.
18
Tabel 4.3 Hasil Efisiensi Panel Surya Pada Alat Desalinasi.
Daya Energi Energi
Daya yang
yang yang yang
Tempat dan Dihasilkan Efisiensi
Diterima Diterima dihasilkan
Uji Tanggal Panel Panel
Panel panel panel
Pengujian Surya (%)
Surya surya surya
(Watt)
(Watt) (Wh) (Wh)
Poltekad,
1 576,79 93 1877 230,4 12,3
11-04-2023
Poltekad,
2 881,59 89,48 2866 365,7 12,8
12-04-2023
Poltekad,
3 717,57 93,48 2364 277 11,7
13-04-2023
Poltekad,
4 990,93 76,3 2149 170,8 7,9
14-04-2023
(Sumber : Diolah oleh peneliti,2023)
19
Pada gambar diatas menunjukan grafik efisiensi yang dihasilkan oleh
panel surya, efisiensi panel tertinggi terjadi pada pengujian kedua yaitu didapat
efisiensi panel sebesar 12,8% yang mana efisiensi panel tersebut termasuk
kedalam panel yang standard atau baik. Sedangkan pada pengujian pertama,
ketiga dan keempat didapatkan efisiensi panel yang menurun hal tersebut
diakibatkan oleh temperatur yang tinggi, energi yang dihasilkan panel tidak
tersalurkan yang mana energi tersebut masuk kedalam penyimpanan baterai atau
ke sistem namun baterai dalam keadaan penuh serta sistem dalam keadaan tidak
beroperasi. Pada grafik tersebut juga menunjukan adanya naik turun efisiensi hal
tersebut diakibatkan oleh faktor cuaca dan intensitas radiasi yang diterima tidak
konstan.
4.6 Kelebihan dari Gagasan yang Ditawarkan.
1) Reverse osmosis mampu menghilangkan zat terlarut dan tidak
memerlukan penambahan bahan kimia
2) Reverse osmosis tidak perlu penambahan pemanas, sehingga air yang
keluar dari proses memiliki suhu yang sama dengan air umpan.
3) Efisiensi sistem reverse osmosis sangat tinggi, peralatan yang
dibutuhkan sederhana dengan perawatan mudah.
4) Penggunaann panel surya merupakan sumber energi terbarukan yang
sangat efektif untuk memenuhi kebutuhan listrik alat desalinasi air ini.
5) Tidak memerlukan listrik dari PLN untuk menjalankan alat ini.
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penilitian yang sudah dibahas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1) Metode Reverse Osmosis yang dikolaborasikan dengan filtrasi
alami dalam proses pemurnian air secara umum cukup efektif
meminimalisir atau mereduksi kadar parameter fisik, kimia, dan biologi
dalam berbagai jenis air yang diuji seperti Air PDAM, Air Sumur, Air
Sungai Brantas. Metode Reverse Osmosis dapat mengurangi jumlah TDS
dalam air hingga 95,71% dari 350 Mg/L menjadi 15 Mg/L pada variasi
debit 0,05 L/Menit dan nilai pH dalam air sebesar 9,74% dari 7,8 menjadi
7,04 pada variasi debit 0,05 L/Menit. Maka dari itu debit aliran yang kecil
yaitu 0,05 L/Menit akan lebih efektif untuk memperbaiki kualitas air
dengan menurunkan kadar TDS dan pH dalam air. Secara keseluruhan
metode Reverse Osmosis mampu menyisihkan kadar TDS sebesar 85,69
% dan nilai pH dalam air sebesar 2,63%. Sehingga dengan data tersebut
masyarakat umum dan personil TNI yang sedang melaksanakan tugas
operasi dapat terpenuhi dalam kebutuhan air bersih di daerah krisis air
bersih
2) Efisiensi solar cell dengan kapasitas 100 wp yang dilaksanakan
pengujian selama 4 hari rata-rata sebesar 11,18% dengan energi yang
masuk ke pengisian baterai rata-rata sebesar 2.314 wh dengan daya yang
dihasilkan sebesar 88,02 W. Sehingga dengan data tersebut alat desalinasi
bisa dijalankan walau daerah jauh dari sumber listrik.
5.1 Kesimpulan.
Untuk pengembangan lebih lanjut disarankan untuk memperbesar
kapasitas solar cell, pompa RO, dan menambah alat reverse osmosis agar air
bersih yang dihasilkan dapat lebih banyak sehingga kebutuhan air bersih terpenuhi
untuk masyarakat banyak dan personil TNI yang sedang menjalankan tugas
operasi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Saleem, M. W., Abbas, A., Asim, M., Uddin, G. M., Chaudhary, T. N., & Ullah,
A. (2021). Design and Cost Estimation of Solar Powered Reverse Osmosis
Desalination System. Advances in Mechanical Engineering, 13(6), 1–11.
https://doi.org/10.1177/16878140211029090.
Harun, A., & Rasyid, A. (2022). Desain Penyaring Air Siap Minum Dengan
Pemanfaatan Tenaga Surya Untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Desa
Terpencil. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik, 2(Januari), 1–10.
http://jurnalmahasiswa.umsu.ac.id/index.php/jimt 1.
Arif, N. P. (2020). Rancang Bangun Destilasi Air Laut Menjadi Air Minum
Menggunakan Solar PV Dengan Metode MPPT P&O. Suara
Teknikhttps://doi.org/10.29406/stek.v11i2.2058
Nuryasin Abdillah. (2021). Implementasi Metode Reverse Osmosis Pada
Perhitungan Kapasitas Tangki Pengolahan Air Laut. Jurnal Unitek, 14(1),
10–16.https://doi.org/10.52072/unitek.v14i1.182
Sasongko, N. A., Octavian, A., Marsetio, M., & Laksmono, R. (2019).
Pemanfaatan Teknologi Energi Surya Dalam Memenuhi Kebutuhan Air
Bersih Di Markas Tni Perbatasan MaritimJurnal Pertahanan & Bela
Negara, 9(1), 45. https://doi.org/10.33172/jpbh.v9i1.499.
Rosanda, D. (2020). Rancang Bangun Sistem Destilasi Air Laut Dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya [Universitas Teknologi PLN]. In
Skripsi. http://156.67.221.169/id/eprint/3168Salama, L. T. A., &
Abdalla, K. Z. (2019). Design and Analysis of Solar Photovoltaic
Powered Seawater Eeverse Osmosis Plant in the Southern Region of the
Gaza Strip. Desalination and Water Treatment, 143(March), 96–101.
https://doi.org/10.5004/dwt.2019.23610.
Amanda, G. (2019). Perbandingan Penggunaan Motor Dc Dengan Motor Ac
Sebagai Penggerak Pompa.
22
Pratama, E. A. (2019). Analisis Kemampuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Sistem 240 Volt DC di Pantai Baru Yogyakarta (Doctoral
dissertation, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta).
Siswadi. (2016). Analisis Tekanan Pompa Terhadap Debit Air. Jurnal Ilmu-Ilmu
Teknik - Sistem, 11(3), 40.
Sefentry, A., & Masriatini, R. (2020). Pemanfaatan Teknologi Membran Reverse
Osmosis (RO) Pada Proses Pengolahan Air Laut menjadi Air Bersih.
Jurnal Redoks, 5(1), 58. https://doi.org/10.31851/redoks.v5i1.4128
Syahid. (2019). Pengolahan Air Minum Sistem Reverse Osmosis di Pesantren
Hidayatullah Gowa. JURNAL TEPAT for Community
Engagement and Services, 2(2), 60–65.
https://doi.org/10.25042/jurnal_tepat.v2i2.112
Roslinda, E., & Hardiansyah, G. (2019). Teknologi Multi Media Filter Untuk
Memproduksi Air Bersih Di Lahan Gambut. (Jurnal Pengabdian Dan
Pemberdayaan Masyarakat),
Gunawan, L. A., Agung, A. I., Widyartono, M., & Haryudo, S. I. (2021).
Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya Portable. Jurnal
Teknik Elektro, 10(1), 65–71.
Widiharsa, F. A. (2021). Penggunaan DC Buck Converter Voltage Regulator
Sebagai Alternatif Pengatur Sistem Pengisian Baterai Pada PLTS Off
Grid. Prosiding Sistek (Seminar Nasional Teknologi) Fakultas Teknik –
Universitas Merdeka Malang Tahun 2021
Putri, R., Meliala, S., & Zuraida, Z. (2020). Penerapan Instalasi Panel Surya Off
Grid Menuju Energi Mandiri Di Yayasan Pendidikan Islam Dayah
Miftahul Jannah. JET (Journal of Electrical …, 5(3), 117–120.
Ramadhan, W., Kurniawan, A., Lestari, W., Setiawan, D., Studi, P., Elektro, T.,
Teknik, F., Kuning, U. L., Program, D., Teknik, S., Teknik, F., &
Lancang, U. (2021). Pemanfaatan Sinar Matahari Sebagai Energi
Alternatif Untuk Kebutuhan Energi Listrik. Seminar Nasional Karya
Ilmiah Multidisiplin, 1(1), 168-176 9(1), 45.
https://doi.org/10.33172/jpbh.v9i1.499.
23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
b. Tampak belakang
c. Tampak atas
24
d. Tampak samping
3.Reverse Osmosis.
25