Anda di halaman 1dari 4

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI NANOMATERIAL DALAM PROSES

PERMUNIAN AIR UNTUK PENYEDIAAN PASOKAN AIR BERSIH

IMPLEMETATION OF NANOMATERIALS TECHNOLOGY FOR PROCESS WATER


PURIFICATION FOR CLEAN WATER SUPPLY

Arsy Bintang Ramadhani

Universitas Negeri Malang

Jl. Semarang No.5, Sumbersari,Kec.Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145

*korespondensi penulis. Email:arsybintangramadhani@gmail.com

Naskah dibuat: 2 November2020 Direvisi: Dipublikasikan:

ABSTRACT
In modern times, there are many problems related to human’s daily lives. Climate change and
forest destruction involve in reduced water infiltration and filtration area each year . Water is
basic human need, reduce clean water suitable for consumption has made scientists innovate in
water purification technology to increase the supply of celan water for humans. Nanotechnology
was developed by scientists so that it can be used as to help the water purification process. A
number of studies on the application of nanotechnology in various fields of life have emerged.
This journal will discuss the implementation of nanotechnology and nanomaterials in
overcoming this problem of clean water shortages
Keywords: Nanotechnology, Nanomaterial, purification water , water reserves

ABSTRAk

Pada zaman moderen ini timbul banyak masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari–hari
manusia. Perubahan iklim dan perusakan hutan mengakibatkan daerah peresapan dan
penyaringan air menjadi berkurang setiap tahunnya. Air merupakan kebutuhan pokok manusia,
berkurangnya air bersih layak konsumsi membuat para ilmuwan berinovasi dalam teknologi
pemurnian air untuk menambah cadangan pasokan air bersih bagi manusia. Teknologi nano
dikembangkan oleh para ilmuwan agar dapat dijadikan alat untuk membantu proses pemurnian
air. Sejumlah studi mengenai aplikasi nanoteknologi dalam berbagai bidang kehidupan pun
bermunculan. Dalam jurnal ini akan diulas tentang pengimplentasian nanoteknologi dan
nanomaterial dalam mengatasi masalah kekurangan air bersih ini.
Kata kunci: Nanoteknologi, Nanomaterial, pemurnian air, cadangan air
1.Pendahuluan

Air merupakan salah satu kebutuhan untuk menunjang kebutuhan manusia. Air sangat
dimanfaatkan manusia untuk membantu menjalankan kegiatan sehari-hari seperti mandi, minum,
memasak dan pekerjaan yang lain. Namun dari banyak jenis air yang berada dipermukaan bumi,
manusia hanya membutuhkan air yang memiliki kandungan yang bersih. Kualitas Air bersih dari
zaman ke zaman mengalami penurunan, hal itu disebabkan karena kurangnya daerah resapan air,
pencemaran limbah dan kurangnya sumber mata air.

Menurut WHO(2011) , lebih dari 760 juta manusia hidup tanpa mengkonsumsi air bersih.
Disamping itu biaya air minum pun semakin meningkat setiap harinya. Beberapa tahun terakhir ,
menunjukkan bukti-bukti meningkatnya jumlah sumber air bersih yang terkontaminasi terutama
pada negara berkembang oleh polutan seperti obat-obatan, limbah alat medis, produk perawatan
pribadi, dan limbah sisa produksi.

Pengolahan dan penyaringan air limbah secara tradisional tidak efektif dalam menghilangkan
masalah kontaminasi polutan terhadap sumber air tersebut. Polutan-polutan tersebut tentunya
dapat membahayakan kesehatan apabila dikonsumsi tanpa ada proses penyaringan dan
pengolahan yang baik. Hal itu menjadi tantangan bagi kita semua dalam mencari solusi alternatif
dalam menyelesaikan masalah pengolahan air bersih ini.

Dalam kurun waktu beberapa tahun ilmuwan terus mengembangkan teknologi yang dapat
membantu pengelolaan limbah dapat melului ekstraksi dengan pelarut mikro, ultrafiltrasi,
sedimentasi, dan Adsorpsi. Adsorpsi merupakan metode yang umum digunakan dalam proses
penyaringan air yang terkontaminasi , hal itu dikarenakan pengaplikasian yang sangat mudah
dan dan harga yang relatif terjangkau. Adsorpsi dapat diaplikasikan untuk menghilangkan
organic larut dan tak larut, anorganik dan polutan biologis.

Pada mulanya karbon aktif digunakan dalam proses penghilangan polutan dalam air. Dalam
penelitian baru para peneliti menemukan pengganti karbon aktif yang lebih efektif dalam proses
pengadsorpsian. Berbagai nanomaterial dirancang dan dikembangkan sebagai penghilat polutan
air.
2.Nanomaterial sebagai bahan pengolahan air

2.1 Sistem pemurnian air dengan nanoselulosa

Material berbahan dasar nanoselulosa secara kimiawi inert memiliki permukaan hidrofilik
serbaguna, hal ini menjadikan bahan nano paling menjanjikan untuk digunakan sebagi membran
dan filter dalam proses menghilangkan bakteri dan kontaminan air yang tercemar.

Berbagai material nanoselulosa yang dapat digunakan dalam proses pemurnian air yaitu
nanokristal selulosa (CNC) dan nanofibril selulosa.(CNF). Ini adalah nanomaterial seperti batang
yang memiliki ukuran dari 100 hingga 200 nm dengan diameter 2 hingga 20 nm. Panjang dan
diameter tersebut sebagian besar didasarkan dengan jalur preparasi untuk sintesis nanoselulosa.

Gambar 1 Susunan kimiawi nanoselulosa

Sumber: http://chocogreentea.blogspot.com/2016/04/serat-nanoselulosa-sumber-dan-
berbagai.html

Bahan nanoselulosa digunakan untuk menghilangkan polutan organik pada air seperti zat
pewarna, pestisida, dan minyak yang ada dalam air. Membran biobased penuh menggunakan
nanoselulosa yang digunakan untuk menghilangkan ion logam Cu2+, Fe, sulfat fluoride dan
senyawa organik lainnya. Filter nanolelulosa berbasis bio ini lebih unggul daripada filter
konvensional.Sistem pemurnian air didasarkan pada prinsip penyerapan.

Material nanolelulosa memiliki keterbatasan biaya untuk produksi skala besar


dankekhususannya. penilitian saat ini dikhususkan pada nanolelulosa hibrida yang
dikombinasikan dengan beberapa bahan nano lainnya.

2.2 Sistem Pengelolaan air bersih menggunakan Graphene oksida

Graphene adalah salah satu material super yang penggunaannya sangat luas mulai dari
superkonduktor hingga dapat mengontrol kandungan gula dalam darah.Graphene oksida tersusun
atas atom-atom karbon yang dibatasi dengan atom oksigen dan hidrogen. Atom-atom tersebut
dapat membuat graphene memiliki tambahan saringan, namun akan menghilangkan sifat
elektromagnetik dari graphene.

Peneliti mulai membuat graphene oksida dengan mengupas bongkahan grafit, bentuk karbon
yang ditemukan dalam pensil, dan membuat serpihan graphene . Kemudian mereka merubah
bentuk serpihan graphene menjadi cairan. Saat vaku menyedot cairan keluar dari wadah, material
yang awalnya berbentuk serpihan tadi membentuk lembaran. Lalu para peneliti mengikat
serpihan tersebut bersama-sama dengan menambahkan rantai atom karbon dan oksigen.

Rantai-rantai itu akan membentuk suatu labirin yang saling berhubungan. Labirin itu memiliki
ukuran yang pas sehingga muda dilewati molekul air tetapi sulit dilewati molekul mineral.

2.3 Pengolahan air dengan Carbon Nanotube(CNT)

CNT tersusun atas atom-atom karbon rantai panjang, namun berbentuk tabung berskala
nanometer.CNT dapat memberikan pori-pori membrane untuk proses desalinasi dan
dekontaminasi air. Ukuran pori-pori CNT dapat dimodifikasiuntuk menyaring ion-ion mineral
tertentu. CnT sangat cocok untuk produksi standarisasi air minumbersih. Selain kelebihan
tersebut, bentuk tabung CNT membuat aliran air rendah gesekan, sehingga dapat lebih
menghemat kebutuhan energi, tak hanya itu, membrane CNT juga tidak mudah tersumbat karena
gumpalan dan bisa membersihkan sendiri.

2.4 Biological treatment

Biological treatment

Daftar Pustaka

R. Levin, P. Epstein, T. Ford, W. Harrington, E. Olson, E.


Reichard, US drinking water challenges in the 840
twenty-first century, Environmental Health
Perspectives 110 (2002) 43-52. 841

http://technonews.id/graphene-dan-karbon-nanotube-ternyata-bisa-menjadi-solusi-
mengatasi-krisis-air-bersih-dunia/

Anda mungkin juga menyukai