Ditulis sebagai bagian dari pelaporan kegiatan Projek Profil Pelajar Pancasila
Disusun oleh:
Kelas X.5
Jalan Raya Terusan Bojong, Klapanunggal, Kec. Klapanunggal, Kab. Bogor, Jawa
Barat 16820
KATA PENGANTAR
Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun manfaat dari kegiatan projek yang dapat kami ambil yakni
kami menjadi tahu cara membuat filter air dan cara menjernihkan air.
Mendapat pasokan air bersih di sekolah dengan cara yang lebih hemat dan
ramah lingkungan.
Air yang telah difilter menggunakan alat kami bisa untuk disinkronisasi
dengan sistem hidroponik.
Mengembangkan karakter dari dimensi kedua profil pelajar Pancasila.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3. Penjernihan air
Mengutip Desain Alat Penjernih Air Laut Menjadi Air Bersih Dengan
Tenaga Matahari tulisan Anas (2014: 17), penjernihan air merujuk pada sejumlah
proses yang dijalankan agar air dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu,
seperti untuk air minum, proses industri, medis dan lain-lain.
Secara umum proses penjernihan air dapat dilakukan secara kimiawi,
biologi dan fisika. Dalam lingkup kerja ini kami fokus pada proses filtrasi secara
fisika yang terdiri dari:
a) Penyaringan, yakni pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya
padatan akan terendapkan. Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain
katun merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana. Air keruh
disaring dengan menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat
membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh.
b) Pengendapan, bertujuan untuk memisahkan air dari partikel-partikel padat
dalam air dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Padatan yang berat jenisnya
lebih besar daripada air akan mengendap di dasar
c) Absorbsi, merupakan penyerapan bahan-bahan tertentu yang terlarut dalam
air.
d) Adsorpsi atau penjerapan, adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu
fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat
penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat
terjerap, adsorbat) pada permukaannya.
Adapun material yang digunakan untuk filtrasi secara fisika yaitu batu krikil,
arang, spons, pasir, ijuk, zeolit, dan batok kelapa yang masing-masing memiliki
kegunaan tersendiri.
(gambar 2.1)
1. Spons.
Spons berfungsi untuk menyerap endapan-endapan air yang membuat
warna air menjadi keruh.
2. Kerikil
Berfungsi untuk bahan penyaring dan membantu aeraksi oksigen. Kerikil
juga berfungsi menghilangkan busa-busa bekas penggunaan detergen.
3. Ijuk
Untuk menyaring partikel yang lolos dari lapisan sebelumnya dan
meratakan air yang mengalir.
4. Arang
Arang sebagai penyerap partikel halus, penyerap bau dan warna yang
terdapat di dalam air. Arang termasuk ke bagian absorpsi.
5. Batu zeolit
menghilangkan dan memfilter partikel ketidakmurnian pada air, seperti
mikroorganisme, Suspended Solids atau Dissolved Substances pada
beragam jenis air, menghilangkan kandungan kapur, ammonia, dan berbagai
mineral penyebab hardness pada air.
6. Batok kelapa
Batok kelapa sebagai karbon aktif sangat efektif menjernihkan dan
menyerap bau, rasa, serta racun pada air.
Semua bahan memiliki perbandingan khusus, dengan masing masing tinggi 5 Cm.
Kecuali pada arang, kerikil, dan batok kelapa dengan tinggi 7 Cm
adapun peralatan pelengkap berupa : soldier, lem paralon, gunting, ember, keran.
Pembuatan
alat
Minggu 15/01/2023
merakit alat dengan cara .
1. Hitung volume
ember. Dan buat
perbandingan
bahannya.
2. Lubangi ember
dengan soldier.
3. Pasang keran
dengan lem
paralon. Diamkan
hingga kering
4. Masukan bahan-
bahan.
Rabu, 18/01/2023
dilakukan pengujian kedua
dan projek kami berhasil.
Endapan hilang, dan bau
deterjen sudah hilang.
(tabel 2.1)
Hasil dari kegiatan yang kami lakukan yakni kami dapat membuat
filtrasi versi kami sendiri dengan tiga kali percobaan. Percobaan pertama itu
merupakan fase abstraksi bagi kami. Karena pada saat itu belum terlalu terbayang
konsep seperti apa yang akan kami kerjakan. Sangat banyak kesalahan yang harus
kami koreksi pada fase abstraksi, seperti perbandingan bahan-bahan yang
tentunya akan sangat berpengaruh pada keberhasilan alat. Selain itu, kesalahan
kami adalah ketidak kompakan. Banyak perbedaan pendapat diantara kami
mengenai ketepatan letak bahan sehingga kami harus menyatukan ide-ide kami
dan itu cukup menyita waktu.
Hingga pada percobaan kedua, fase ini kami sebut fase eksperimen.
disini kami sudah mulai menemukan konsep dan mengembangkan ide-ide kami
yang sepemikiran. Kami memutuskan untuk membuat gambaran mengenai projek
yang kami buat. Kira-kira seperti ini:
( gambar 2.2 )
Dengan adanya sketsa itu ternyata tidak serta merta membuat projek kami berjalan
lancar. Disini kami belum bisa untuk menghilangkan zat-zat deterjen di dalam
limbah air. Busa-busa dalam air yang telah difilter masih sangat banyak, baunya
pun masih bau deterjen. Selain itu saat airnya dipegang akan menyisakan minyak,
dan terasa licin. Setelah konsultasi kepada guru yang bersangkutan, dan
ditemukan masalah pada penyusunan dan pemilihan bahan yang menyebabkan
buih-buih deterjen masih ada disitu, kami memutuskan untuk merombak ulang
projek kami.
Kemudian tahap terakhir. Kami menyebutnya fase final. setelah
melakukan perombakan projek, sesuai dengan saran dari guru yang bersangkutan,
kami menambah bahan-bahan yang bisa mempersempit kemunculan buih-buih
deterjen. Seperti