Anda di halaman 1dari 13

MENDAYAGUNAKAN AIR LIMBAH SEKOLAH DENGAN

ALAT FILTRASI BERBAHAN DASAR SEDERHANA

Ditulis sebagai bagian dari pelaporan kegiatan Projek Profil Pelajar Pancasila

Disusun oleh:

Abil Putra Akila 0063140746


Ageeiany Amarilla Daulay 0061910175
Aisyha Nazaara Assha Septiandra 0064761030
Audry Fathia Armansyah 0071789981
Cahya Nurahmah 0075446592
Dafi Setiawan Anhar 0075543706
Lusia Margaretha 0061194296
Maghfira Izzani Maulania Garwanti 0077357240
Muhammad Mahesa Kusuma Putra 0075649168
Rashya Putra Kristianto 0077507641
Ratu Anggita Reinandra 0066804321

Kelas X.5

SMA NEGERI 1 KLAPANUNGGAL

Jalan Raya Terusan Bojong, Klapanunggal, Kec. Klapanunggal, Kab. Bogor, Jawa
Barat 16820
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, tiada kalimat yang pantas kami ucapkan kecuali rasa


syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah dengan judul
“Mendayagunakan Limbah Air Sekolah dengan Alat Filtrasi Berbahan Dasar
Sederhana”. Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Dan
tak lupa terimakasih kami haturkan kepada bapak dan ibu guru yang sudah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar sekiranya makalah ini bisa dipraktikan oleh pembaca dalam menangani
kasus pendayagunaan air limbah.
Sebagai penyusun makalah kami merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan maupun tata bahasa makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Bogor, Januari 2023

Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Kodoatie (2003) Air bersih adalah air yang dipakai untuk
kegiatan sehari-hari seperti mencuci, mandi, dan memasak. Air juga
merupakan sesuatu yang sangat vital bagi manusia khususnya di sekolah,
semua warga sekolah pasti memerlukan air untuk berktivitas. Mulai dari
mencuci tangan, berwudhu, piket, sampai mengambil air untuk keperluan
praktik mata pelajaran. Hal yang melatar belakangi kami memilih projek ini
adalah karena dampak dari aktivitas yang menggunakan air tersebut membuat
air terbuang sia-sia dan limbah air kian hari kian meningkat.
Menurut Mahida (1984) limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat,
konsentrasi, dan jumlahnya, baik yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat membahyakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya.
Projek yang kami buat ini dimaksudkan untuk memberikan solusi dari
permasalahan pembuangan limbah air di sekolah. Kami membuat filter air
yang bisa mendaur ulang atau mendayagunakan air limbah menjadi air bersih
yang bisa dipakai lagi. Projek kami berbahan dasar sederhana dan ramah
lingkungan. Metode yang kami gunakan dalam filter air ini adalah filtrasi dan
absorpsi dimana molekul-molekul yang mengalami absorpsi memasuki
volume, tidak hanya di permukaan saja.
1.2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari projek yang kami kerjakan secara umum adalah untuk
memperoleh alat penjernih air berupa filter air sederhana, meningkatkan
kebersamaan antar anggota kelompok, dan menambah wawasan dalam
menjawab persoalan-persoalan di lingkungan sekolah dengan menerapkan
pengetahuan yang didapat dari guru.
Sedangkan tujuan spesifik kami yaitu untuk mengolah air limbah di
sekolah menjadi air yang bisa digunakan lagi khususnya untuk menyiram
tanaman hasil projek kelompok lain. Bukan hanya itu, kami juga berupaya
untuk mengurangi kuantitas jumlah limbah di sekolah. Dengan cara itu maka
lambat laun pemborosan air akan berkurang.
1.3. Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat dari kegiatan projek yang dapat kami ambil yakni

 kami menjadi tahu cara membuat filter air dan cara menjernihkan air.
 Mendapat pasokan air bersih di sekolah dengan cara yang lebih hemat dan
ramah lingkungan.
 Air yang telah difilter menggunakan alat kami bisa untuk disinkronisasi
dengan sistem hidroponik.
 Mengembangkan karakter dari dimensi kedua profil pelajar Pancasila.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penjernihan Air Limbah

air adalah senyawa yang sangat penting bagi semua bentuk


kehidupan di bumi. Rumus kimianya adalah H2O, yang setiap molekulnya
mengandung satu oksigen dan dua atom hidrogen yang dihubungkan dengan
ikatan kovalen. Sedangkan limbah adalah zat yang dihasilkan dari suatu
proses produksi, baik industri maupun domestik. Jadi air limbah atau limbah
cair merupakan air yang telah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh
manusia. Dari berbagai sumber yang kami dapatkan, berikut penjabarannya:

1. Jenis-jenis limbah cair

Menurut peraturan pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang


pengelolan kualitas air dan pengendalian pencemaran air menjelaskan
pengertian dari limbah yaitu sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang
berwujud cair. Limbah cair dapat di klasifikasikan menjadi empat yaitu:

a) Limbah cair domestik (domestic wastewater)


Limbah ini termasuk limbah hasil buangan dari perumahan
(rumah tangga), bangunan, perdagangan, dan perkantoran. Contohnya
ada air sabun, air detergen sisa cucian, dan air tinja.
b) Limbah cair industri (industrial wastewater)
Yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contohnya sisa
pewarnaan kain dari industri tekstil, air dari industri pengolahan
makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.
c) Rembesan dan luapan (infiltratition and inflow)
Limbah cair ini berasal dari berbagai sumber yang memasuki
saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau
melalui luapan dari permukaan. Air limbah dapat merembes ke dalam
saluran pembuangan melalui pipa yang rusak. Sedangkan luapan dapat
melalui bagian saluran yang membuka atau yang terhubung
kepermukaan. Contohnya yaitu air buangan dari talang atap, pendingin
ruangan, bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau
perkebunan.
d) Air hujan (storm water)
Yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan
tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa
partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair.
2. Pencemaran Air
Menurut Kristanto (2002) pencemaran air adalah penyimpangan sifat-
sifat air dari keadaaan normal. Air dapat tercemar oleh komponen-komponen
anorganik, diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Komponen
logam berat ini berasal dari kegiatan industri.
Menurut Darmono (1995) danberdasarkansitus ilmu geografi, jenis air
tercemar dibagi menjadi 4 yaitu:
a) Pencemaran mikroorganisme
Jenis pencemaran ini terjadi ketika air terkontaminasi oleh limbah, zat
berbahaya, maupum mikroorganisme. Pencemaran ini seringkali dapat
menyebabkan suatu perubahan kimiawi yang tentu saja akan mengurangi nilai
gizi dan juga berpotensi menimbulkan penyakit.
b) Pencemaran anorganik nutrisi tanaman
Penggunaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang pertanian telah
dilakukan sejak lama secara meluas. Pupuk kimia ini dapat menghasilkan
produksi tanaman yang tinggi sehingga menguntungkan petani. Tetapi dilain
pihak, niotrat dan sofrat dapat mencemari sungai, danau, dan lautan.
c) Pencemaran bahan kimia anorganik.
Asam, garam, dan bahan toxic logam lainnya dalam kadar yang tinggi
dapat menyebabkan air tidak enak diminum. Disamping dapat menyebabkan
matinya kehidupan air, itu juga dapat menurunkan produksi pangan karena
korosif.
d) Pencemaran bahan kimia organik.
Bahan kimia organik yang dilakukan manusia dapat
menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme air lainnya, lebih dari
700 bahan kimia synthetic organic ditemukan dalam jumlah relatif sedikit
pada permukaan air tanah untuk diminum di Amerika, hingga menyebabkan
gangguan ginjal.

3. Penjernihan air
Mengutip Desain Alat Penjernih Air Laut Menjadi Air Bersih Dengan
Tenaga Matahari tulisan Anas (2014: 17), penjernihan air merujuk pada sejumlah
proses yang dijalankan agar air dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu,
seperti untuk air minum, proses industri, medis dan lain-lain.
Secara umum proses penjernihan air dapat dilakukan secara kimiawi,
biologi dan fisika. Dalam lingkup kerja ini kami fokus pada proses filtrasi secara
fisika yang terdiri dari:
a) Penyaringan, yakni pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya
padatan akan terendapkan. Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain
katun merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana. Air keruh
disaring dengan menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat
membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh.
b) Pengendapan, bertujuan untuk memisahkan air dari partikel-partikel padat
dalam air dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Padatan yang berat jenisnya
lebih besar daripada air akan mengendap di dasar
c) Absorbsi, merupakan penyerapan bahan-bahan tertentu yang terlarut dalam
air.
d) Adsorpsi atau penjerapan, adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu
fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat
penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat
terjerap, adsorbat) pada permukaannya.
Adapun material yang digunakan untuk filtrasi secara fisika yaitu batu krikil,
arang, spons, pasir, ijuk, zeolit, dan batok kelapa yang masing-masing memiliki
kegunaan tersendiri.

2.2. Alat dan Bahan

(gambar 2.1)

1. Spons.
Spons berfungsi untuk menyerap endapan-endapan air yang membuat
warna air menjadi keruh.
2. Kerikil
Berfungsi untuk bahan penyaring dan membantu aeraksi oksigen. Kerikil
juga berfungsi menghilangkan busa-busa bekas penggunaan detergen.
3. Ijuk
Untuk menyaring partikel yang lolos dari lapisan sebelumnya dan
meratakan air yang mengalir.
4. Arang
Arang sebagai penyerap partikel halus, penyerap bau dan warna yang
terdapat di dalam air. Arang termasuk ke bagian absorpsi.
5. Batu zeolit
menghilangkan dan memfilter partikel ketidakmurnian pada air, seperti
mikroorganisme, Suspended Solids atau Dissolved Substances pada
beragam jenis air, menghilangkan kandungan kapur, ammonia, dan berbagai
mineral penyebab hardness pada air.
6. Batok kelapa
Batok kelapa sebagai karbon aktif sangat efektif menjernihkan dan
menyerap bau, rasa, serta racun pada air.

Semua bahan memiliki perbandingan khusus, dengan masing masing tinggi 5 Cm.
Kecuali pada arang, kerikil, dan batok kelapa dengan tinggi 7 Cm

adapun peralatan pelengkap berupa : soldier, lem paralon, gunting, ember, keran.

2.3. Langkah Kerja

Langkah Keterangan Dokumentasi

Pada hari jumat


13/01/2023 kami
menyiapkan, mencuci alat
dan bahan.
Membuat sampel air kotor.

Pembuatan
alat
Minggu 15/01/2023
merakit alat dengan cara .
1. Hitung volume
ember. Dan buat
perbandingan
bahannya.
2. Lubangi ember
dengan soldier.
3. Pasang keran
dengan lem
paralon. Diamkan
hingga kering
4. Masukan bahan-
bahan.

Menyiapkan air Sampel air kotor yang


yang akan di uji. sudah diendapkan selama
3 hari disiapkan. Pada
16/01/2023 endapan
sangat banyak, dan bau
deterjen menyeruak.
Pengujian alat Senin, 16/01/2023
dilakukan pengujian alat.
Pada pengujian pertama
projek kami gagal.
Endapan tidak hilang
sempurna dan masih
mengandung deterjen

Rabu, 18/01/2023
dilakukan pengujian kedua
dan projek kami berhasil.
Endapan hilang, dan bau
deterjen sudah hilang.

(tabel 2.1)

2.4. Hasil kegiatan

Hasil dari kegiatan yang kami lakukan yakni kami dapat membuat
filtrasi versi kami sendiri dengan tiga kali percobaan. Percobaan pertama itu
merupakan fase abstraksi bagi kami. Karena pada saat itu belum terlalu terbayang
konsep seperti apa yang akan kami kerjakan. Sangat banyak kesalahan yang harus
kami koreksi pada fase abstraksi, seperti perbandingan bahan-bahan yang
tentunya akan sangat berpengaruh pada keberhasilan alat. Selain itu, kesalahan
kami adalah ketidak kompakan. Banyak perbedaan pendapat diantara kami
mengenai ketepatan letak bahan sehingga kami harus menyatukan ide-ide kami
dan itu cukup menyita waktu.

Hingga pada percobaan kedua, fase ini kami sebut fase eksperimen.
disini kami sudah mulai menemukan konsep dan mengembangkan ide-ide kami
yang sepemikiran. Kami memutuskan untuk membuat gambaran mengenai projek
yang kami buat. Kira-kira seperti ini:
( gambar 2.2 )
Dengan adanya sketsa itu ternyata tidak serta merta membuat projek kami berjalan
lancar. Disini kami belum bisa untuk menghilangkan zat-zat deterjen di dalam
limbah air. Busa-busa dalam air yang telah difilter masih sangat banyak, baunya
pun masih bau deterjen. Selain itu saat airnya dipegang akan menyisakan minyak,
dan terasa licin. Setelah konsultasi kepada guru yang bersangkutan, dan
ditemukan masalah pada penyusunan dan pemilihan bahan yang menyebabkan
buih-buih deterjen masih ada disitu, kami memutuskan untuk merombak ulang
projek kami.
Kemudian tahap terakhir. Kami menyebutnya fase final. setelah
melakukan perombakan projek, sesuai dengan saran dari guru yang bersangkutan,
kami menambah bahan-bahan yang bisa mempersempit kemunculan buih-buih
deterjen. Seperti

Anda mungkin juga menyukai