Disusun oleh :
Kelompok 02
Lina Artiani ( 22201002)
Haryadin ( 22201018 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, karunia serta
kasih sayang-Nya kita dapat menyelesaikan makalah Etika Profesi. Sholawat serta salam
semoga kita tetap di kasih kesehatan. Tidak lupa pula kita ucapkan terima kasih kepada Ibuk
Nurhidayah S.Si., M.Ling selaku dosen pengantar mata Pengelolaan Sumber Daya Air
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya. Demikian makalah ini saya susun, semoga dapat
bermanfaat
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................................
B. Rumus Masalah...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pengolahan air limbah domestik yang efektif dibutuhkan untuk mengurangi atau
lingkungan dapat disebabkan oleh masuknya polutan ke dalam sumber air bersih,
yakni air tanah atau sungai. Jika dibuang ke sungai sebagai badan air penerima,
polutan dari air limbah domestik yang tidak terolah dengan baik akan menyebabkan
buangan dari aktivitas keseharian manusia, aktivitas industry maupun dari instalasi
Air limbah domestik berasal dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari seperti air
bekas mandi atau yang berasal dari toilet (tinja dan urin), bekas cuci pakaian, bekas
cuci peralatan masak dan makan, sisa makanan atau minuman berwujud cair.
urin) secara aman, dan dibuang secara aman Menurut (Pruss, 1999) air limbah
bakteri, parasit dan virus, bahan organik dan anorganik, serta padatan tersuspensi
Air imbah domestic juga dapat menjadi salah satu penyumbang pencemaran
lingkungan jika dibuang tanpa pengolahan. (WHO, 2020), bahwa secara global, ada
80% lebih air limbah dibuang tanpa pengolahan yang memadai. Apa yang
disampaikan oleh WHO sejalan denga apa yang disampaikan Direktur PPA Direktorat
Jenderal PPKL Kementerian LHK, (Irianto 2017) 59% sungai di Indonesia mengalami
pencemaran berat akibat buangan dari kegiatan berbagai limbah industry, domestic,
dibutuhkan upaya yang menyeluruh dan berkelanjutan agar air limbah domestik dapat
dibuang secara aman ata dilakukan daur ulang sehingga dapat dimanfaatkan kembali.
Hasil pengolahan air limbah domestik haruslah memenuhi baku mutu lingkungan
yang sudah ditetapkan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri LHK Nomor
68/2016 tentang standar maksimum yang diperbolehkan pada air limbah domestik.
(Irianto, 2017) mengemukakan tentang cara mengelola limbah, yakni melalui 2 cara:
pencemaran;
(2) pemanfaatan limbah menjadi dapat digunakan kembali melalui perlakuan tertentu.
Selain untuk mencapai standar maksimum yang diperbolehkan pada air limbah
domestic untuk dibuang ke lingkungan, upaya yang juga perlu dilakukan adalah daur
ulang. Pilihan untuk mendaur-ulang (recycle) dan menggunakan kembali (reuse) hasil
tantangan akan krisis air serta menjaga kelestarian fungsi lingkungan. Penyebab krisis
air bukan hanya akibat mengambil air tanah secara tidak terkendali, tetapi juga akibat
pencemaran pada sumber air, serta menyebabkan rusaknya lingkungan. (WHO, 2020)
menyebut, terdapat pengaruh ketersediaan, kualitas dan kuantitas air dan sanitasi bagi
menyatakan bahwa kelangkaan air diperkirakan akan meningkat hingga 2030 untuk
wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Dan kualitas air diperkirakan juga menurun
signifikan. (Fitriansyah et al., 2020) masyarakat masih kerap membuang sampah pada
lingkungan perairan sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran sumber air bersih
sehingga menyebabkan terjadinya krisis air bersih. Salah satu upaya yang dapat
dijadikan langkah nyata untuk mengatasi masalah kelangkaan air adalah dengan
menciptakan teknologi yang dapat mendaur ulang air limbah. Percobaan ini dilakukan
PEMBAHASAN
Air limbah dapat dikategorikan menjadi dua golongan besar yakni air limbah organik dan
anorganik. Air limbah organik adalah air limbah yang mengandung polutan organik seperti
karbohidrat, gula, protein dan lain sebagainya. Kategori limbah organik yang sering dijumpai
adalah air limbah domestik, yakni air limbah yang berasal dari kegiatan manusia seperti
toilet, kamar mandi, wastavel, kantin dan lain-lain. Untuk mengolah air limbah seperti ini,
teknologi proses yang digunakan pada umumnya adalah proses pengolahan secara biologi,
yakni pengolahan dengan memanfaatkan aktifitas mikroba. Sedangkan air limbah anorganik
yakni air limbah yang mengandung polutan an organik seperti asam, basa, logam dan lain
Di perkotaan, pencemaran oleh air limbah ke badan sungai berasal dari 3 sumber utama,
yakni air limbah domestik permukiman, air limbah domestik gedung dan perkantoran serta
air limbah industri. Di antara ketiga sumber tersebut, air limbah domestik permukiman
menyumbang hampir 80% dari total air limbah yang dibuang ke lingkungan (JICA, 1990).
Pada prinsipnya air limbah domestik ini secara alami akan mengalami pemurnian sendiri (self
purification) di alam. Apabila cemaran yang masuk ke alam badan air bebannya rendah, maka
proses pemurnian sendiri akan cepat terjadi. Sebaliknya, apabila beban pencemaran yang
dibuang ke alam kadarnya terlalu tinggi, proses pemurnian alami akan berjalan sangat lambat.
Bahkan sampai beban pencemaran tertentu, alam sudah tidak dapat lagi melakukan
pemurnian sendiri, sehingga kualitas air di badan-badan air sudah sangat buruk. Kasus yang
terakhir inilah yang saat ini cenderung terjadi di DKI Jakarta ataupun kota kota besar lainnya
di Indonesia. Karena yang diolah hanya yang dari toilet atau “black water” saja, sedangkan
air limbah dari kamar mandi, dapur, wastavel yang dikenal dengan istilah “grey water” tidak
rata-rata mengkonsumsi air bersih untuk keperluan sehari hari sekitar 200 – 250 liter per
orang per hari. Dengan tingginya kebutuhan air per kapita, ditunjang dengan karakteristik
kota dimana cenderung kepadatan penduduknya relatif tinggi dan meningkat dari tahun ke
tahun, menjadikan tingginya pasokan air bersih di perkotaan. Air bersih yang telah dipakai
masyarakat perkotaan untuk keperluan sehari hari ini, pada umumnya 80% menjadi air
limbah yang dikenal dengan air limbah domestik yang merupakan masalah terhadap
lingkungan. Contoh konkritnya adalah sering dijumpainya ikan-ikan yang mati di teluk.
Timbulnya bau busuk dan warna hitam terutama di musim kemarau di sungai-sungai di kota
besar.
Di dalam meningkatkan penerapan daur ulang air limbah, Pemerintah Indonesia telah
menerbitkan beberapa aturan walaupun dalam beberapa hal perlu ditambah atau
Lingkungan Hidup.
b. Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 2008 tentang penghematan air dan energi.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6 tahun 2011 tentang pengelolaan sumber
daya air dimana pada pasal 37 ayat 1 menyebutkan bahwa daur ulang air limbah
wajib dilakukan oleh pengguna air dalam jumlah besar, hotel, restoran, rumah sakit
Adaptation 2012.
Air limbah rumah tangga/ domestik (air bekas untuk keperluan mandi, cuci dan toilet)
yang berasal dari beberapa rumah dikumpulkan dalam bak pengumpul air limbah (equalisasi)
melalui saluran air limbah. Air limbah yang sudah terkumpul dalam bak pengumpul air
limbah dialirkan ke reaktor biofilter anaerob-aerob. Secara umum kualitas air hasil
pengolahan air limbah rumah tangga secara biologis dengan reaktor biofilter anaerob-aerob
sudah jernih dan memenuhi persyaratan untuk di buang ke saluran umum. Secara teknis air
hasil pengolahan air limbah rumah tangga dengan sistem tersebut dapat ditingkatkan
kualitasnya menjadi air bersih melalui proses lanjutan yang terdiri dari proses oksidasi,
penyaringan dengan saringan pasir cepat, penyaringan dengan saringan mangan zeolit,
ultraviolet.
Air hasil pengolahan limbah rumah tangga ditampung dalam bak antara selanjutnya
dipompa dengan menggunakan pompa semi jet, sambil diinjeksi dengan larutan kaporit atau
Dari tangki reaktor air dialirkan ke saringan pasir cepat untuk menyaring oksida besi, mangan
dan logam-logam valensi II yang terbentuk di dalam tangki reaktor. Setelah disaring dengan
saringan pasir, air dialirkan ke filter mangan zeolit untuk menghilangkan zat besi atau
mangan yang belum sempat teroksidasi oleh khlorine atau kaporit. Dari filter mangan zeolit
air selanjutnya dialirkan ke filter karbon aktif untuk menghilangkan polutan mikro misalnya
zat organik, deterjen, bau, senyawa phenol, logam berat dan lain-lain. Setelah melalui filter
karbon aktif air dialirkan ke filter cartrige ukuran 0,5 mikron untuk menghilangkan sisa
partikel padatan yang ada di dalam air, sehingga air menjadi benar-benar jernih dan
memenuhi persyaratan sebagai air bersih. Proses daur ulang limbah rumah tangga dapat
dilihat pada gambar 3. Untuk menjamin air produk bebas dari bakteri dan mikroorganisme
lain air dialirkan ke sterilisator ultra violet yang pasang setelah filter cartridge dan
Air limbah domestik, untuk dapat dipergunakan kembali atau di daur ulang, harus
melalui tahapan proses sesuai dengan penggunaan yang diinginkan. Tahapan tersebut
meliputi:
dan cukup jauh letaknya, sehingga diperlukan suatu sistem pengumpulan air limbah.
Sistem Pengumpulan ini dilakukan dengan gravitasi. Namum bila rumah sakit sudah
terbangun dan saluran air limbah masih tercampur dengan air hujan, maka perlu
pemisahan dan pembuatan saluran baru. Bila dilakukan dengan grafitasi akan
menimbulkan biaya besar dan tingkat kesulitan tinggi. Untuk kasus seperti ini,
Air limbah dari sumber yang telah terkumpul, diproses dengan menggunakan
Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
sampai memenuhi baku mutu lingkungan. Teknologi pengolahan air limbah yang
dapat diaplikasikan untuk air limbah domestik ada berbagai macam diantaranya
adalah:
•Teknologi Membran.
c. Pengolahan Akhir untuk Daur Ulang Air Limbah. Proses ini diterapkan untuk
Teknologinya ada berbagai macam tergantung dari kualitas air yang diinginkan.
Teknologi Daur Ulang Air Limbah Domestik dapat menggunakan metode yang
sederhana, seperti penggunaan saringan pasir dan karbon atau dengan metode yang
lebih modern, yakni dengan menggunakan sistem membran maupun dengan resin ion
exchange.
Daur ulang dari hasil limbah domestic dapat dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan
a. Siram tanaman.
Penggunaan air untuk siram taman ini cukup besar, dapat mencapai antara 5-10 liter
per m2. Secara umum kualitas air limbah domestik tidak lah bermasalah bila langsung
dipergunakan untuk penyiraman tanaman. Namun perlu diwaspadai akan bahaya bila
meresap dan mencemari air sumur dangkal. Sehingga ada persyaratan air yang
diperbolehkan untuk siram tanaman seperti yang diatur pada PP No. 20 tahun 1990
b. Pencucian kendaraan.
Untuk air kategori ini tidak memerlukan kualitas air bersih atau air minum. Yang
terpenting air tidak terkontaminasi minyak, garam atau zat kimia lain yang dapat
menimbulkan karat.
Kuaitas air flushing toilet ini juga tidak harus sampai air bersih. Dalam penggunaan
air daur ulang untuk flushing toilet, perpipaan air flushing dengan air bersih harus
pemisahan perpipaan seperti ini untuk dapat memanfaatkan air daur ulang guna
d. Kebutuhan MCK.
Untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus ini memerlukan kualitas air yang memenuhi
standar air bersih yakni mengikuti Permenkes No. 407 tahun 2002. Agar supaya air
limbah dapat mencapai kualitas ini, perlu aplikasi teknologi pengolahan yang
memadai.
Untuk keperluan ini air daur ulang harus jernih, tidak menimbulkan karat dan tidak
Sumber air untuk proses daur ulang air dapat mencakup air limbah kota, air proses
industri dan air pendingin, limpasan air hujan, limpasan pertanian dan air dari kegiatan
pengambilan sumber daya alam. Sumber-sumber air harus memenuhi baku mutu air yang
sesuai untuk penggunaannya. Untuk mendapatkan kualitas air daur ulang yang tepat
diperlukan pengolahan yang menghasilkan kualitas air yang seuai dengan yang dibutuhkan
atau kebutuhan yang spesifik. Contohnya, air daur ulang untuk irigasi yang membutuhkan
kualitas air yang dapat mencegah kerusakan dari tanaman atau tanah, mempertahankan
• Kontrol debu atau pembersihan permukaan jalan, lokasi konstruksi, dan area perdagangan
lainnya
• Restorasi lingkungan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan penduduk yang pesat membutuhkan sumber air yang terus meningkat,
sementara sumber air yang tersedia jumlahnya terbatas dan kualitas airnya sudah
menurun. Penggunaan air daur ulang telah banyak dibahas sebagai salah satu sumber
air alternatif yang memungkinkan dapat disediakan di daerah yang kekurangan air dan
pengolahan daur ulang air adalah pengolahan air limbah yang diolah sampai batas
dengan pengolahan air limbah tersebut sampai hasilnya dapat dipergunakan untuk
suatu keperluan tertentu. Proses teknologi daur ulang air limbah yang dapat digunakan
ada berbagai macam tergantung dari kualitas air olahan yang diinginkan. Makalah ini
mencakup pembahasan penggunaan air daur ulang, teknologi daur ulang air limbah,
contoh penerapan daur ulang air limbah untuk air proses di industri, air minum,
kebutuhan sehari-hari dan tahap perencanaan daur ulang yang diperlukan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Widayat, W. (2009). Daur ulang air limbah domestik kapasitas 0, 9 M3 per jam
menggunakan kombinasi reaktor biofilter anaerob aerob dan pengolahahan lanjutan. Jurnal
Air Indonesia, 5(1).