Dosen :
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk
hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang
digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun.
Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin
lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak
disengaja.
Air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering
ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan
penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan masalah
tersebut, maka perlu diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia
tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut. Kebutuhan air bagi
manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar manusia mampu
hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.
Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan persyaratan
utamanya yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan biaya yang murah dalam
proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya.
Sistem perpipaan
Sistem ini menggunakan pipa sebagai sarana pendistribusian air. Unit pelayanannya
dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman dan Sambungan
Umum. Untuk mendistribusikan air bersih dengan perpipaan terdapat beberapa sistem
pengaliran yang tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah
keadaan topografi, lokasi sumber air baku, dan elevasi daerah layanan. Sistem
pengaliran tersebut antara lain:
1. Pengaliran gravitasi
Sistem pengaliran dengan gravitasi dilakukan dengan memanfaatkan
tekanan akibat beda elevasi muka tanah, dalam hal ini jika daerah pelayanan
terletak lebih rendah dari sumber air. Diperlukan beda elevasi antara sumber
dan daerah layanan yang cukup besar sehingga tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan.
2. Pengaliran pemompaan
Sistem pengaliran dengan pemompaan digunakan di daerah yang relative
datar dan tidak memiliki beda elevasi yang cukup besar. Distribusi air ke
daerah layanan dengan mengandalkan tekanan dari pompa. Pada sistem ini
tekanan sistem yang optimal perlou diperhitungkan sehingga tidak terjadi
kelebihan atau kekurangan tekanan yang dapat mengganggu sistem
pengaliran.
3. Sistem kombinasi
Sistem ini merupakan sistem gabungan dari sistem gravitasi dan sistem
pemompaan. Pada sistem ini, air sebelum didistribusikan terlebih dahulu
ditampung di reservoir. Pendistribusian air dapat dilakukan melalui sistem
gravitasi maupun sistem pemompaan.
Rangkaian dari beberapa pipa dalam distribusi air bersih/ minum disebut
jaringan pipa. Bentuk sistem jaringan perpipaan tergantung pada pola jalan
yang ada dan jalan rencana. Selain itu juga bergantung pada topografi, pola
perkembangan daerah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan. Pada
dasarnya ada dua pola sistem jaringan distribusi yaitu sistem cabang dan
sistem loop.
1. Sistem cabang
Sistem cabang adalah sistem pendistribusi air bersih yang bersifat
terputus membentuk cabang-cabang sesuai dengan daerah layan. Pada
sistem ini air mengalir dalam satu arah dan area layan disuplai melalui
satu jalur pipa utama.
2. Sistem loop
Sistem loop terdiri dari pipa-pipa utama dan sekunder yang saling
berhubungan satu sama lain dan membentuk loop (melingkar).
3.1 Kesimpulan
Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Secara umum,
pengolahan air bersih terdiri dari 3 aspek, yakni pengolahan secara fisika, kimia dan
biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya
penambahan bahan kimia. Sedangkan pada pengolahan secara biologis, biasanya
memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya.
Adapun skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia terbagi atas
bangunan intake (bangunan pengumpul air), bak prasedimentasi (optional), WTP (Water
Treatment Plant) dan reservoir. Sedangkan sistem penyediaan air bersih terdiri atas
sistem perpipaan dan sistem non perpipaan. Sistem perpipaan menggunakan pipa sebagai
sarana pendistribusian air. Unit pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah
(SR), Sambungan Halaman dan Sambungan Umum. Sedangkan sistem non perpipaan
tidak menggunakan pipa. Unit pelayanannya adalah Sumur Umum, Hidran Umum (HU)
serta terminal air (kendaraan dengan tangki air/water tank).