UNIVERSITAS RIAU
Makalah Mata Kuliah Teknologi Membran Tahun 2023
Abstrak :
Makalah ini menyajikan gambaran mengenai Air merupakan zat yang sangat
penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi. Air merupakan
kebutuhan primer di bandingkan dengan kebutuhan zat lainnya. Munculnya
permasalahan mengenai krisis air bersih yang disebabkan oleh berbagai faktor
seperti pencemaran berbagai sumber air akibat dari pembuangan limbah industri
dan penggunaan air tanah yang berlebihan. Oleh karena itu, diperlukan suatu
upaya yang dapat mengatasi krisis air tersebut seperti penerapan teknologi
pengolahan air. Teknologi membran merupakan salah satu teknologi baru yang
telah banyak digunakan dalam proses pemisahan dan diaplikasikan dalam
berbagai bidang baik industri proses, farmasi, kedokteran dan juga sebagai
teknologi pengolahan air. Membran yang sering digunakan dalam teknologi
pengolahan air diantaranya adalah mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi dan
reverse osmosis. Sumber air yang dapat diolah bisa berasal dari air permukaan, air
tanah, air payau, air laut dan juga air limbah. Pengolahan air yang bersumber dari
air limbah akan memberikan nilai positif tidak hanya bagi industri tetapi juga bagi
lingkungan. Pengolahan air dilakukan berdasarkan pada penggunaan air misalnya
untuk air minum. Penggunaan proses membran nanofiltrasi untuk pengolahan air
minum dari sumber air alami sudah banyak diterapkan, begitu pula dengan
industri-industri yang menggunakan air dalam jumlah yang besar sebagai bahan
bakunya saat ini sudah mulai mengolah air limbahnya untuk dijadikan kembali
sebagai air proses.
Kata kunci: Air limbah, air minum, membran nanofiltrasi, selulosa asetat,
pengolahan air.
1. Pendahuluan
Setiap makhluk hidup terutama manusia membutuhkan air untuk dapat
hidup. Air dapat menopang hidup manusia dari berbagai aspek seperti pekerjaan
maupun metabolism tubuh. Air juga merupakan salah satu sumber daya yang
dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Air murni memiliki
banyak seklai kegunaan. Pertanian (70%), industri (19%), dan kebutuhan
domestik (11%) merupakan tiga bidang yang paling banyak memerlukan air
bersih. Walaupun air mudah didapatkan, masih terdapat kemungkinan terjadinya
krisis air. Hal ini dapat terjadi apabila didapatkan faktor-faktor seperti
penyalahgunaan air, polusi pada sumber air, pengaturan air yang salah maupun
perubahan iklim dan bertambahnya populasi makhluk hidup.
Krisis air bersih dapat menjadi permasalahan yang besar. Beberapa indikator
terjadinya krisis air diantaranya adalah persediaan air minum yang semakin sulit,
persediaan air sanitasi yang semakin sulit, tercemarnya sumber air yang
mengganggu keragaman hayati dalam ekosistem air, penggunaan air tanah yang
berlebihan. Beberapa pihak bahkan menyatakan bahwa sumber air yang semakin
langka dapat menyebabkan timbulnya perang. Pencemaran terhadap sumber air
merupakan dampak dari adanya pembuangan limbah industri ke lingkungan atau
badan air yang tidak melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Industri sendiri
merupakan pengguna air dalam jumlah yang cukup signifikan apabila
dibandingkan dengan kebutuhan air minum dan air sanitasi. Bahkan untuk
beberapa industri, air menjadi komponen utama dan penentu kualitas produk. Saat
ini, laju pertumbuhan industri terutama di Indonesia semakin meningkat dan itu
artinya semakin banyak pula limbah industri yang dihasilkan. Tidak tersedianya
teknologi pengolahan limbah yang memadai serta mahalnya teknologi pengolahan
limbah menjadi kendala besar bagi industri. Pada akhirnya efluen dari pengolahan
limbah yang tidak memenuhi standar baku mutu air limbah yang layak tetap di
buang ke lingkungan atau badan air. Dampak dari pembuangan limbah yang terus
berkelanjutan tersebut menyebabkan pencemaran sumber air yang semakin luas
dan semakin parah. Dampak dari hal tersebut yang terus berkelanjutan
mengakibatkan sulitnya menemukan persediaan sumber air. Solusi untuk
mengatasi krisis air bersih ini adalah dengan melakukan pengolahan air. Dahulu,
pengolahan air dilakukan secara konvensional seperti koagulasi, flokulasi,
sedimentasi dan filtrasi. Saat ini pengolahan air dapat dilakukan dengan
menggunakan teknologi membran khususnya nanofiltrasi. Teknologi membran
merupakan teknologi yang baru berkembang belum lama ini. Pemisahan dengan
menggunakan membran tidak dipengaruhi oleh kesetimbangan fasa. Saat ini,
banyak penelitian yang telah dan bahkan sedang dilakukan yang berhubungan
dengan pengolahan air. Sumber-sumber air yang dapat diolah dapat berupa air
permukaan (air sungai, air danau), air tanah, air payau, air laut dan juga air limbah
dengan menggunakan proses membran nanofiltrasi untuk menghasilkan air bersih
khususnya air minum.
Dalam proses pemanfaatan air limbah menjadi air minum, diperlukan
pengolahan yang memenuhi standar kualitas yang ada, agar produk yang dihasilkan
berkualitas tinggi dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Pengolahan air
minum yang sudah diterapkan di Indonesia berupa pengolahan konvensional yang
terdiri dari KoagulasiFlokulasi, Sedimentasi dan Filtrasi. Akhir-akhir ini, salah satu
teknologi yang banyak digunakan di negara- negara maju adalah Teknologi
Membran. Teknologi ini merupakan teknologi bersih yang ramah lingkungan
karena tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan Teknologi
membran ini dapat mengurangi senyawa organik dan anorganik yang berada dalam
air tanpa adanya penggunaan bahan kimia dalam pengoperasiannya. (Wenten 1999).
Pada penelitian ini, modifikasi permukaan dilakukan dengan
pencampuran zat aditif PEG. PEG berperan dalam membentuk pori-pori,
meningkatkan jumlah pori-pori pada membran nanofiltrasi sehingga
meningkatkan permeabilitas membran, menekan jumlah macrovoids dan
memberikan sifat hidrofilik pada membran (Ma dkk., 2011, Sukmawati dan
Firdaus, 2014). Akan tetapi, modifikasi dengan penambahan zat aditif
menghasilkan membran yang mempunyai struktur tidak stabil karena tidak adanya
ikatan kimia antara polimer dan zat aditif (Nur dkk., 2013). Oleh karena itu, untuk
mendapatkan membran non-fouling yang memiliki struktur lebih stabil, maka
dapat dilakukan modifikasi permukaan membran menggunakan kombinasi metode
pencampuran zat aditif diikuti dengan pretreatment sebelum koagulasi. Pre-
treatment dilakukan dengan penyinaran sinar UV pada membran sebelum
dilakukan proses koagulasi. Penyinaran sinar UV berfungsi untuk pemotongan
rantai polimer (chain scission) dan proses ikatan silang (crosslinking) (Susanto
dkk., 2007). Untuk itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
penambahan zat aditif dan penyinaran sinar UV terhadap kinerja dan karakteristik
membran nanofiltrasi non-fouling selulosa asetat pada Limbah Air.