Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air
tawar sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi
masyarakat yang tinggal di daerah pantai atau pulau kecil air tawar
merupakan sumber air yang sangat penting. Sering terdengar ketika musim
kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah pantai atau
pulau kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber
air yang telah disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak
dapat mencukupi kebutuhan pada musim kemarau (Said dkk, 2010).
Dalam memenuhi kebutuhan akan air tawar manusia telah
mengembangkan sistem pengolahan air laut dengan teknologi membran
semipermeabel. Membran (selaput) semipermeabel adalah suatu selaput
penyaring skala molekul yang dapat ditembus oleh molekul air dengan
mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain
yang lebih besar dari molekul air. Teknologi pengolahan air laut ini lebih
dikenal dengan sistem osmosa balik (Reverse Osmosis disingkat RO).
Teknologi ini menerapkan sistem osmosis yang dibalik yaitu dengan
memberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmosis air asin/payau.
Air asin/payau tersebut ditekan supaya melewati membran yang bersifat
semipermeabel, molekul yang mempunyai diameter lebih besar dari air
akan tersaring. Di Indonesia, sistem reverse osmosis (RO) sudah ada sekitar
akhir tahun 80-an, tapi baru populer atau terkenal 5 tahun sekarang ini.
Ketika awal datang ke Indonesia, harga satu unit produk reverse osmosis
untuk rumah tangga lebih mahal daripada satu unit kendaraan roda dua.
Sistem reverse osmosis Indonesia kebanyakan mengadopsi sistem reverse
osmosis dari berbagai negara seperi Amerika Serikat (USA), Taiwan,
Jepang dan Korea. Sistem reverse osmosis Indonesia sudah cukup marak
dipakai di beberapa kota di Indonesia Dengan makin maraknya sistem
reverse osmosis Indonesia, tentu akan membantu masyarakat meningkatkan
kesehatannya (Said dkk, 2010).

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pembuatan makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan membran Reverse Osmosis?
2. Bagaimana prinsip dari membran Reverse Osmosis?
3. Apa saja aplikasi dari membran Reverse Osmosis?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari membran Reverse Osmosis.
2. Mengetahui prinsip kerja dari membran Reverse Osmosis.
3. Mengetahui aplikasi dari membran Reverse Osmosis.

1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
menggunakan dan mempelajari buku elektronik, koran elektronik, dan atau
jurnal penelitian yang terkait dengan judul makalah ini.

2
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Membran Reverse Osmosis


Reverse Osmosis adalah suatu metode pemurnian air melalui
membran semi permeable di mana suatu tekanan tinggi (50-60 psi)
diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga akan "memaksa" air
melewati proses osmosis terbalik dari bagian yang memiliki kepekatan
tinggi ke bagian dengan kepekatan rendah. Selama proses ini terjadi,
kotoran dan bahan yang berbahaya akan dibuang sebagai air yang
tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang lebih kecil dari poripori
Reverse Osmosis akan melewati pori-pori membran dan hasilnya
adalah air yang murni. Proses ini mirip dengan proses filtrasi membran.
Mekanisme utama pemisahan partikel-partikel asing dalam air dan air
pada proses filtrasi membran adalah pemisahan atau ekslusi
berdasarkan ukuran partikel. Perbedaannya adalah, proses Reverse
Osmosis melibatkan mekanisme difusi sehingga efisiensi pemisahan
partikel tergantung kadar partikel nondominan dalam larutan, tekanan
dan rasio dari water flux rate (rasio aliran air). Membran Reverse
Osmosis menghasilkan air murni 99,99%. Diameternya lebih kecil dari
0,0001 mikron (500.000 kali lebih kecil dibandingkan dengan sehelai
rambut), sama dengan penyaring micron, berfungsi membuang kotoran,
bahan mikro, bakteri, virus dan sebagainya (Annisaa, 2009)
Casban (2017) juga menuliskan dalam jurnal hasil penelitiaannya
bahwa Reverse Osmosis merupakan proses kebalikan dari osmosis
dimana fluida yang memiliki konsentrasi kontaminan yang tinggi
sebagai air baku diberi tekanan agar menjadi fluida yang memiliki
konsentrasi kontaminan yang rendah sebagai air bersih (Denny S,
2013). Membran merupakan media pemisah yang bersifat selektif
permeable dengan menahan komponen tertentu dan melewatkan
komponen lainnya, proses pemisahan didasarkan pada ukuran partikel

3
dan beda muatan dengan gaya dorong (driving force) berupa tekanan
terbukti cocok diterapkan dalam industri pengolahan air bersih.
Membran Reverse Osmosis memiliki spesifikasi yaitu ketebalan
150 μm (sublayer) dan 1 μm (toplayer), ukuran pri <2 μm, Driving
force 15-25 bar (air payau), 40-80 bar (air laut). Fungsi dari membran
ini adalah merejeksi kadar garam, menghilangkan partikel dari air
sampai ukuran terkecil, dan menghilangkan bakteri serta virus
(Hartomo, 2006).

Gambar 1. Struktur Membran Reverse Osmosis

2.2 Prinsip Kerja Membran Reverse Osmosis


Proses reverse osmosis pada prinsipnya adalah kebalikan proses
osmosis. Dengan memberikan tekanan larutan dengan kadar garam
tinggi (concentrated solution) supaya terjadi aliran molekul air yang
menuju larutan dengan kadar garam rendah (dilute solution). Pada
proses ini molekul garam tidak dapat menembus membrane
semipermeable, sehingga yang terjadi hanyalah aliran molekul air saja.
Melalui proses ini, kita akan mendapatkan air murni yang dihasilkan
dari larutan berkadar garam tinggi. Inilah prinsip dasar reverse osmosis.
Berdasarkan penjelasan sederhana diatas, dalam proses reverse
osmosis minimal selalu membutuhkan dua komponen yaitu adanya
tekanan tinggi (high pressure) dan membrane semi permeable. Itulah
alasan kenapa pada mesin reverse osmosis modern, membrane semi
permeable dan pompa tekanan tinggi (high pressure pump) menjadi
komponen utama yang harus ada (Mulder, 1996).

4
Proses dari teknologi Reverse Osmosis menggunakan membran
semipermeable yang diameternya lebih kecil dari 0.0001 mikron
(500,000 kali lebih kecil dibandingkan dengan sehelai rambut atau
sama dengan penyaring micron berfungsi membuang berbagai kotoran,
bahan mikro, bakteri, virus dan sebagainya) dan diberikan tekanan
tinggi agar proses penyaringan dapat berjalan. Proses ini dapat
menghilangkan partikel garam dan partikel-partikel pencemar lainnya
dimana ukuran dari partikel-partikel tersebut lebih besar dari membran
Reverse Osmosis. Karena itu, Reverse Osmosis disebut sebagai metode
pemurnian air yang paling efektif (Winata, 2016).
Di dalam membran Reverse Osmosis tersebut terjadi proses
penyaringan dengan ukuran molekul, yakni pertikel yang molekulnya
lebih besar daripada molekul air, misalnya molekul garam dan lainnya,
akan terpisah dan akan terikut ke dalam air buangan (brine/reject
water). Oleh karena itu air yang akan masuk ke dalam membran
Reverse Osmosis harus mempunyai persyaratan tertentu misalnya
kekeruhan harus nol, kadar besi harus < 0,1 mg/L, pH harus dikontrol
agar tidak terjadi pengerakan kalsium dan lainnya. Membran Reverse
Osmosis bertindak sebagai “barrier” yang bersifat semi permeabel
yang dengan mudah melewatkan komponen secara selektif (pelarut,
biasanya air) dan menghalangi zat terlarut secara parsial maupun
keseluruhan. Air akan berpindah dari sisi umpan ke sisi permeat
dengan proses difusi dengan tekanan sebagai driving force atau gaya
dorong yang dibutuhkan agar membran dapat bekerja (Wanten et al,
2010).

2.3 Aplikasi Membran Reverse Osmosis


Sistem reverse osmosis (RO) komersial pada awalnya
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kapal laut yang
sedang berlayar dalam jangka waktu lama. Sistem ini menggunakan
pompa bertekanan tinggi untuk mendorong air melewati membran dan
memisahkannya dari komponen-komponen yang tidak diinginkan. Saat

5
pertama kali diluncurkan, sistem Reverse Osmosis menggunakan
membran yang cukup tebal serta diperlukan tempat yang luas untuk
instalasi peralatanny. Namun seiring perkembangan membran yang
semakin pesat, terutama pada elemen dan sistem konfigurasi yang
digunakan, sistem Reverse Osmosis kini telah dapat diaplikasikan pada
skala rumah tangga. Selain itu, penggunaan jenis membran yang sangat
tipis dan instalasi peralatan yang tidak lagi memerlukan tempat luas,
turut mendukung sistem Reverse Osmosis menjadi sistem yang umum
digunakan untuk proses pemurnian air skala rumah tangga (Ariyanti &
Widiasa, 2011).
Sebagai sistem pemurnian air skala rumah tangga, Reverse
Osmosis telah terbukti sangat efektif mengatasi permasalahan kualitas
air dibandingkan metode pemurnian yang lain seperti karbon aktif,
water softener, distilasi, UV, dan netralisasi. Sistem Reverse Osmosis
dapat memisahkan komponen-komponen yang tidak diinginkan seperti
komponen organik, non organik, bakteri, virus, partikulat, serta ion
atau garam terlarut. Sistem Reverse Osmosis juga dikenal sebagai
media filter yang memiliki pori paling kecil dibandingkan filter-filter
yang lain yaitu 0.0001 mikron. Beberapa riset dan paten tentang
keefektifan sistem Reverse Osmosis dengan berbagai macam desain
dan konfigurasi turut mendukung perkembangan sistem Reverse
Osmosis skala rumah tangga (Ariyanti & Widiasa, 2011).
Reverse Osmosis telah terbukti dapat memisahkan molekul organik
dari pelarutnya ataupun dari fermentation broth , hal ini dikemukanan
oleh Febrianto (2015), yang mencoba memisahkan berbagai macam
molekul organik terlarut dari suatu model campuran. Berikut adalah
contoh contoh pengaplikasian dari metode Reverse Osmosis pada
bidang bioproses.

6
Adapun spektrum dari filtrasi menggunakan metode Reverse
Osmosis dapat dilihat pada gambar 1. berikut

Gambar 1.
Spektrum Pemisahan dengan RO.
Terlihat bahwa RO dapat digunakan pada proses pemurnian perasa dan
pengharum, antibiotik, garam garam yang larut dalam air, gula, dan
asam amino (Febrianto, 2015).

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Reverse Osmosis adalah suatu metode pemurnian air melalui membran
semi permeable di mana suatu tekanan tinggi (50-60 psi) diberikan
melampaui tarikan osmosis sehingga akan "memaksa" air melewati proses
osmosis terbalik dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian
dengan kepekatan rendah. Proses reverse osmosis pada prinsipnya adalah
kebalikan proses osmosis. Dengan memberikan tekanan larutan dengan
kadar garam tinggi (concentrated solution) supaya terjadi aliran molekul air
yang menuju larutan dengan kadar garam rendah (dilute solution).

3.2 Saran
Penulis diharapkan dapat lebih banyak mempelajari literasi-literasi
terkait untuk meambah pengetahuan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, D., dan Widiasa, I. N. 2011. Aplikasi Teknologi Reverse Osmosis


Untuk Pemurnian Air Skala Rumah Tangga. TEKNIK. 32(3) : 193-
198.

Casban. 2017. Analisis Efisiensi Turbocharger dalam Reverse Osmosis


Sistem Paket Pompa Pada Post Treatment Water Plant. Seminar
Nasional Sains dan Teknologi.

Febrianto, Dani. 2015. Aplikasi Reverse Osmosis pada Industri Bioproses.

Hartomo, A. J. dan Widiatmoko, M.C. 2006. Teknologi Membran


Pemurnian Air. Andi Offset, Yogyakarta.

Mulder, M. 1996. Basic Principles of Membrane Technology. Kluwer


Academic Publisher, Netherlands.

Said, N. I., dkk. 2010. Pengolahan Air Asin atau Payau dengan Sistem
Osmosis Balik. Erlangga, Jakarta.

Wanten, I. G, dkk. 2010. Pengantar Teknologi Membran. ITB, Bandung.

Winata, N. I. 2016. Teknologi Membran untuk Purifikasi Air. ITB,


Bandung.

Anda mungkin juga menyukai