NAMA : DITHA AYUNDA AMELIA

NIM : 1711012220001

Indonesia memiliki wilayah tanah gambut yang sangat luas. Di dalam tanah gambut
mengandung senyawa humat yang berfungsi sebagai medium penyerapan makro maupun mikro
nutrient bagi tanaman. Selain sebagai medium penyerapan nutrisi bagi tanaman, senyawa humat
juga dapat mengikat berbagai jenis logam berat. Senyawa humat terbagi menjadi 3 fraksi yaitu
asam humat, asam fulvat dan humin. Menurut Suyanta dkk (2004), senyawa humat memiliki
banyak gugus yang mengandung oksigen dan bermacam-macam gugus fungsional seperti –
COOH, -OH fenolik, -OH enolik, quinon, hidroksiquinon, lakton, eter, -OH alkoholik.
Setiap fraksi senyawa humat mengandung gugus fungsi yang beragam, misalnya saja pada
asam humat gugus fungsional utama yang terdapat di dalamnya adalah asam karboksilat,
alkohol, fenol, karbonil, fosfat, sulfat, amida, dan sulfida. Perbedaan gugus fungsional pada
setiap fraksi senyawa humat ini dapat memudahkan untuk mengidentifikasi jenis fraksi yang
terkandung dalam sampel tanah gambut. Alat yang paling sering digunakan untuk
mengkarakterisasi fraksi senyawa humat adalah spektroskopi infrared. Dengan menggunakan
intstrumen spektroskopi infrared, gugus-gugus atau jenis ikatan yang terkandung di dalam fraksi
akan terbaca dalam bentuk panjang gelombang serapan yang beragam dimana panjang
gelombang serapan ini mencirikan jenis ikatan maupun gugus fungsional.

(Spektra IR Asam Humat)

(Spektra IR Asam Fulvat)

Dari kedua grafik spektra IR di atas dapat terlihat bilangan gelombang pada masing-
masing fraksi berbeda-beda. Pada spektra asam fulvat bilangan gelombang 3425.3 cm -1
menunjukkan vibrasi ulur –OH, 1720,4 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur C-H, vibrasi ulur C=O
dari –COOH. Pada 1627,8 cm-1 menunjukkan ikatan C=C aromatic dan H terkonjugasi dari
keton. 1199,6 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur C-O dan transformasi dari –COOH. Sejauh ini hasil
karakterisasi fraksi senyawa humat menggunakan spektroskopi IR masih dirasa akurat dan
banyak digunakan dalam penelitian