PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kadar asam salisilat dalam sampel produk bedak salicyl sudah
memenuhi standar kurang dari sama dengan 2% dan sesuai
denganKomposisi yang tertera pada produk.
2. Mengetahui metode yang dapat digunakan pada analisis kadar asam
salisilat dalam produk bedak salicyl secara laboratorium.
1.4 Prinsip
1.4.1 Spektrometri Inframerah
Radiasi inframerah (2500-50000 nm atau 4000-200 cm-1) dapat
menyebabkan terjadinya vibrasi dan/ rotasi suatu gugus fungsional
dalam molekul sehingga gugus fungsi yang berlainan dalam suatu
struktur kimia masing-masing akan menunjukkan spectrum serapan
inframerah yang karakteristik (Indriyanti, 2011).
1.4.2 Spektrometri Ultra Violet (UV)
Hukum Lambert Beer
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, absorbansi dari suatu sampel
akansebanding dengan ketebalan, konsentrasi sampel dan absorptifitas molar.
Bilaketebalan benda (b) atau konsentrasi materi (c) yang dilewati
bertambah, makacahaya akan lebih banyak diserap. Jadi absorbansi
berbanding lurus denganketebalan dan konsentrasi. Selain itu, faktor yang
berpengaruh terhadap besarkecilnya absorbansi adalah absorptifitas
molar () dari larutan yang di ukur itusendiri. Sehingga dari persamaan
diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
A=bc
(Nurkomasari, Risa., dkk., 2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asam Salisilat
Asam salisilat mendapatkan namanya dari spesies dedalu (bahasa Latin: salix),
yang memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan dari situlah manusia
mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam pengobatan tradisional telah dilakukan
oleh bangsa Sumeria, Asyur dan sejumlah suku Indian seperti Cherokee. Pada saat
ini, asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan obat aspirin.
Sifat
Titik didih
211 C (2666 Pa)
hxC
E=h x V =h x C=
Keterangan :
V = Frekuensi
= Panjang gelombang
(Basset,1994).
Setiap senyawa pada keadaan tertentu telah mempunyai tiga macam
gerak,yaitu:
Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih
besar,maka dapat menimbulkan vbrasi bengkokan/vibrasi deformasi yang
mempengaruhi osilasi atom atau molekul secara keseluruhan.Terbagi
menjadi Vibrasi goyangan,guntingan,kibasan dan twisting (Junaidi,2009).
Titik lebur adalah suhu dimana seluruh padatan dari senyawa mulai
meleleh.Titik lebur merupakan sifat fisik yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi senyawa.Pada praktiknya,Padatan biasanya melebur dalam
rentang suhu daripada pada suhu spesifik sehingga yang biasa digunakan
untuk identifikasi adalah rentang suhu titik leburnya.Senyawa yang dapat
meleleh dalam rentang suhu yang sempit biasanya diasumsikan bahwa
senyawa tersebut murni.Sebaliknya,jika senyawa dapat melebur dalam rentang
yang lebar dapat diasumsikan bahwa senyawa tersbut tidak murni.Selain
meleleh pada rentang yang lebar,senyawa yang tidak murni juga akan melebur
pada suhu yang lebih rendah daripada senyawa yang murni (Gholib dan
Rohman,2007).
METODE PENELITIAN
a. Alkalimetri
Timbang seksama 3gram, larutkan dalam 15ml Etanol (95%)P hangat yang
telah dinetralkan terhadap larutan fenolftalien tambahkan 20ml air.
b. Spektrofotometri UV
Buret diisi dengan larutan stok asam salisilat 100 ppm lalu diambil
larutan stok dari buret sesuai perhitungan dan dimasukkan dalam labu
takar 20 mL setelah itu ditambah NaOH 0,5N hingga tanda batas lalu
dibaca dengan spektro UV hasil absorbansinya.
Penetapan kadar
Senyawa asam salisilat mudah larut dalam etanol sedangkan talkum tidak
larut dalam etanol sehingga pemisahan cukup mudah yaitu dengan mencampurkan
sediaan dengan etanol yang kemudian dikocok. Sediaan yang telah dicampur
etanol tersebut kemudian di saring menggunakan kertas saring lalu filtrat diambil.
Filtrat dikeringkan di cawan penguap yang disimpan pada oven hingga diperoleh
asam salisilat kering. Isolat asam salisilat harus dikeringkan sekering mungkin
hingga tidak terdapat H2O lagi didalamnya karena ikatan H-O pada H 2O akan
mempengaruhi spektrum serapannya.
Selanjutnya dibuat lempeng uji dimana dibuat 2 keping yaitu keping KBR
dan KBR + sampel asam salisilatkeping KBR digunakan untuk pembanding
keping lainnya digunakan untuk uji serapannya. Pembuatan lampeng dilakukan
dengan cara penggerusan bahan keping yang akan diuji serapannya yang
kemudian bahan tersebut dikompres dengan tekanan tinggi hingga membentuk
keping yang sesuai dengan alat spektro. Setelah keping tersebut dicetak, keping
dimasukan kedalam alat lalu di uji absorbansinya. Dari hasil pengukuran, didapat
data berupa spektrum serapan.
Prinsip kerja dari spektro IR ini yaitu didasarkan atas senyawa yang terdiri
atas dua atom atau diatom yang digambarkan dengan dua buah bola yang saling
terikat oleh pegas. Jika pegas direntangkan atau ditekan pada jarak keseimbangan
tersebut maka energi potensial dari sistim tersebut akan naik.
Setiap senyawa pada keadaan tertentu telah mempunyai tiga macam gerak, yaitu :
Bila ikatan bergetar, maka energi vibrasi secara terus menerus dan secara
periodik berubah dari energi kinetik ke energi potensial dan sebaiknya. Jumlah
energi total adalah sebanding dengan frekwensi vibrasi dan tetapan gaya ( k ) dari
pegas dan massa ( m1 dan m2 ) dari dua atom yang terikat. Energi yang dimiliki
oleh sinar infra merah hanya cukup kuat untuk mengadakan perubahan vibrasi.
Hasil dari uji serapan ini dapat sangat bermanfaat untuk membuktikan
bahwa metode yang digunakan untuk pemisahaan asam salisilat dalam sediaan
bedak salysil sangat baik. Dengan demikian pemisahan ini dapat digunakan untuk
metode metode selanjutnya yang membutuhkan isolat murni untuk pengujiannya.
80 AsamSalisilat_11-04-2012
AsamSalisilat_27-03-2012
%T
60
1870,48
2111,59
40
2369,09
2594,76
3238,03
2832,97
867,49
20
1674,71
1210,34
1296,66
1444,21
659,18
759,00
0
Date: 11/04/2012
Time: 13:38:45
Username: Owner
Normalization: Datapoints
Threshold: 0,000000
Smooth: None
Intercept 0,012981
Pada praktikum kali ini digunakan pelarut NaOH 0,5 N untuk melarutkan sampel.
NaOH digunakan untuk membuat garam natrium salisilat yang nantinya akan di
ukur absorbansinya. Kemudian dilakukan pemilihan panjang gelombang mengacu
pada literatur, panjang gelombang yang menghasilkan gelombang maksimum
untuk senyawa asam salisilat adalah panjang gelombang 296-300 nm. Pada
penetapan kadar asam salisilat dalam sediaan bedak salycil secara
spektrofotometri ultra violet diperoleh panjang gelombang 296-300 nm(menurut
literatur) dalam pelarut natrium hidroksida 0,5 N. Dibuat kurva standar baku dari
baku asam salisilat murni dengan konsentrasi 10 ppm, 11 ppm, 12 ppm, 13 ppm,
14 ppm, 15 ppm. Setelah itu dibuat larutan sampel dengan cara preparasi terlebih
dahulu yaitu dengan cara sampel dilarutkan menggunakan etanol. Lalu sampel
dikeringkan dalam oven agar etanolnya hilang dari sampel. Setelah sampel kering,
sampel dilarutkan didalam larutan Natrium Hidroksida 0,5 N. Tujuan dari etanol
dihilangkan dari sampel karena adanya etanol dalam sampel akan mempengaruhi
hasil absorbansi karena blanko dan standar hanya dilarutkan di Natrium
Hidroksida 0,5 N dan tidak mengandung etanol. Dari hasil pengukuran tidak
diperoleh absorbansi yang baik. Hal ini terjadi karena pada tahap preparasi sampel
tidak dilakukan dengan baik sehingga pada saat penimbangan dan pengenceran
larutan baku tidak sesuai. Saat pengukuran menggunakan spektrofotometer di
hasilkan absorbansi yang baik pada panjang gelombang maksimum. Tapi karena
kurva baku yang dibuat terlalu besar maka tidak bisa ditentukan konsenstrasi asam
salisilat dalam sampel. Untuk penetapan kadar lainnya. Diharapkan agar lebih
berhati-hati dalam preparasi sampel dan juga preparasi pemeriksaan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran