Anda di halaman 1dari 25

Dasar-dasar

Spektrofotometri UV-Vis

1
Satuan
1 Å = 1 angstrom = 10-10 m = 10-8 cm
1 µ = 1 mikron = 10-6 m = 10-4 cm = 104 Å
1 mµ = 1 milimikron = 10-9 m = 10-7 cm = 10 Å

1 nm = 1 nanometer = 10-9 m = 10-7 cm = 10 Å = 1 mµ

Panjang gelombang pada daerah UV dan Vis biasanya


dinyatakan dalam satuan “nm”

2
Daerah UV dan Daerah Vis
Daerah UV (ultraviolet)
200 – 400 nm
Sumber sinar

 lampu “hydrogen - discharge” ← the high-voltage


(180 – 400 nm)
 lampu “deuterium-discharge”

Daerah Vis (visibel)

400 – 800 nm
Sumber sinar

 lampu “tungsten- filament”


(400 – 800 nm)

3
Radiasi Elektromagnetik
Suatu bentuk energi radiasi yang memperlihatkan sifat
partikel dan gelombang.

Sifat gelombang (sifat optis radiasi elektromagnetik)


yaitu difraksi.

Sifat foton(partikel): proses penyerapan atau emisi pada


interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan zat.

4
Interaksi antara sinar dan zat
dipantulkan
(reflection) sampel
dihamburkan
(Scattering)

sinar dari menuju detektor


sumber I
Io
diserap
(absorption)

Io = intensitas sinar sebelum mengenai sampel


I = intensitas sinar yang diteruskan

Perhitungan intensitas pita serapan


 menggunakan hukum Lambert dan Beer
5
Interaksi antara sinar dan zat
Radiasi adalah suatu bentuk energi. Interaksi antara suatu
molekul dengan radiasi menyebabkan molekul bergerak dari
tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi yaitu ke
tingkat energi eksitasi.
Radiasi pada daerah UV dan Vis mempengaruhi transisi
elektronik. Energi yang serap pada transisi elektronik
menyebabkan terjadinya eksitasi elektron yang terdapat pada
orbital molekul ke orbital berikutnya yang mempunyai tingkat
energi yang lebih tinggi; jadi elektron mengalami eksitasi dari
tingkat dasar ke tingkat tereksitasi.
Keadaan tereksitasi berlangsung sangat singkat (10-9 - 10-7 detik)

6
Interaksi antara sinar dan zat

Dalam teori : transisi elektronik tunggal memberikan garis


tunggal yang tajam pada spektra serapan. Ini hanya
berlaku untuk molekul dalam bentuk gas atau untuk atom
dimana transisi selain elektronik ditekan.
Untuk molekul dalam larutan, terlihat adanya pita serapan
yang lebar pada spektra UV yang disebabkan
oleh berbagai jenis transisi (elektronik, vibrasi, dan
rotasi) yang saling berhubungan, dan karena interaksi
solut-pelarut.

7
Skema tingkat energi orbital molekul

8
Analisis kualitatif

 Gugus Kromofor: gugus tidak jenuh kovalen yang ada pada


senyawa (mengandung ikatan phi)‫תּ‬
 Gugus auksokrom: gugus yg terikat pada kromofor dan
mempengaruhi serapan.
 Pergeseran serapan kearah panjang gelombang lebih panjang
disebut batokromik, ke arah Panjang gelombang lebih pendek
disebut hipsokromik.
 Memberikan informasi ada tidaknya gugus fungsional, atau
mengetahui gugus fungsional dengan membandingkan antara
Panjang gelombang yang sampel terukur dengan Panjang
gelombang pengukuran yang sudah diketahui.

9
Analisa kuantitatif

Ada beberapa tehnik analisis yang dikembangkan:


Penentuan secara langsung dilakukan jika molekul
analit memiliki gugus kromofor.
Sampel harus encer( tak boleh terlalu pekat)
Standar harus digunakan untuk menentukan
absorbsivitas sehingga konsentrasi dapat dihitung
dengan persamaan berikut:

A = a.b.c

10
Hukum Lambert-Beer
Cara menyatakan hukum Lambert-Beer :

T = I / Io = transmitan A = log (Io/I) = absorbansi


(serapan)
- log (I/ Io) = a.b.c log (Io /I) = a.b.c
- log T = a.b.c A = a.b.c

Seringkali a dinyatakan dalam ppm (mg zat/1 L larutan).


Jika c dinyatakan dalam mol per liter, dan b dalam cm,
 a diganti dengan ε (koefisien ekstingsi molar, =
molar absorptivitas = absortivitas molar)
dan selanjutnya persamaan Lambert-Beers
menjadi
- log T = ε.b.c atau A = ε.b.c 11
Hukum Lambert-Beer
A=ε.b.c
dimana
A : Absorbansi (= serapan)
ε : molar absorptivitas (L mol-1 cm-1)
c : kosentrasi larutan (mol/L)
b : tebal sel ≈ tebal kuvet ≈ tebal larutan (cm)
nilai c biasanya hanya untuk larutan encer (c ≤ 0,1 mol/L)
Jadi, Serapan (A) proporsional dengan konsentrasi larutan

zat (c) dan ketebalan sel (b)

12
Hukum Lambert-Beer

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap


spektrum serapan suatu zat :
- pelarut
- pH larutan
- suhu
- konsentrasi elektrolit yang tinggi
- zat asing yang mengganggu

13
Pelarut
• Harus dapat melarutkan zat uji dan meneruskan
radiasi pada daerah  yang digunakan

• Senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa yang hanya


memiliki gugus alkil jenuh, gugus alkohol, dan gugus
eter adalah transparan (tidak memberikan serapan)
pada daerah 200-1000 mµ

 dapat digunakan sebagai pelarut pada penentuan


spektra yang melalui daerah ini

• Pelarut paling umum untuk penentuan spektrum UV


adalah etanol 95%

14
Tahapan Kerja Analisis
1. Mencari “Operating Time” (OT)
Tujuan :
mengetahui waktu dimana suatu proses reaksi
berlangsung stabil
Pada saat reaksi berlangsung stabil (=pada saat OT)
 diukur serapan larutan uji
Pengukuran pada saat reaksi berlangsung tidak stabil
 data yang diperoleh tidak menentu
Bagaimana mencari dan mengetahui OT ?

15
Tahapan Kerja Analisis
2. Mencari  maksimum (maks)
Tujuan :
memperoleh serapan maksimum
Serapan maksimum diperoleh jika pengukuran dilakukan pada maks
Perubahan serapan per unit konsentrasi pada maks adalah sangat
besar
“ semua yang terserap larutan uji idealnya juga terukur maksimal
oleh spektrofotometer “ sehingga diperoleh hasil uji yang
maksimal.
maks harus dicari walaupun dalam prosedur
aslinya biasanya juga telah disebutkan
Bagaimana mencari dan mengetahui maks ?

16
Tahapan Kerja Analisis
3. Membuat kurva standar
a. Dibuat dari satu seri larutan standar - menggunakan
zat standar - dalam berbagai kadar
Zat standar = zat yang diuji (terdapat dalam larutan uji)
b. Diukur serapan satu seri larutan standar pada OT dan
 maks yang diperoleh pada tahap 1 dan 2.
Serapan tiap-tiap kadar larutan standar dicatat, dicari
persamaan garis lurus dan koefisien korelasinya;
absis (X) untuk konsentrasi (c) larutan standar,
ordinat (Y) untuk serapan (A)

17
Kurva kalibrasi

18
Tahapan Kerja Analisis
4. Mencari kadar zat dalam larutan uji
a. Larutan uji dalam kuvet yang telah dipersiapkan
diukur serapannya pada OT dan  maks yang
telah diketahui.
Dilakukan beberapa kali pengulangan pengujian
(4 replikasi).
b). Dengan bantuan kurva standar atau persamaan
garis linier yang diperoleh dapat diketahui kadar
zat dalam sampel.

19
Instrumentasi
Spektrofotometer

Penggolongan berdasarkan sistem optik

-- single beam
Sistem optik -- -- single detector
-- double beam --
-- double detector

Pada double beam,


sumber cahaya utama terbagi menuju 2 beam :
satu menuju kuvet (mengandung larutan sampel) dan satu menuju kuvet (mengandung pelarut
referensi)

 double beam – double detector (UV-1700)

20
Instrumen

21
Instrumen

22
Sampel

Sampel (molekul, ion) yang diuji pada daerah UV


atau Vis biasanya berupa gas atau larutan dan
ditempatkan dalam wadah atau kuvet

23
24
Aplikasi UV/Vis

 Bidang lingkungan
(misal : analisis berbagai logam dalam air)
 Bidang klinik
(misal : analisis barbiturat dalam serum)
 Bidang industri
Bidang industri farmasi : analisis antibiotika, hormon,
vitamin, analgesik)
Bidang industri lain : analisis makanan, cat, gelas, logam
 Bidang Forensik
25 (misal : analisis narkotika, alkohol dalam darah)

Anda mungkin juga menyukai