Anda di halaman 1dari 4

1.

Slide 2: memperlihatkan bgmn sel terlihat oleh mata telanjang/mata normal, secara
seluler, molukuler, hingga atom. Saat ini manusia bisa mempelajari hingga seukuran
tersebut. Semua dimungkinkan karena perkembangan teknologi.
2. Slide 3: terlihat mata biasa mampu melihat dengan perbesaran berapa (lihat ke bawah
ke garis-garis biru muda, ruler logaritmik (minimal-maksimal pada angka berapa).
Berikutnya silahkan lihat bagaimana kemampuan mikroskop cahaya. Perhatikan pada
kisaran berapa, minimal-maksimal nya. Bedakan dengan kemampuan mikroskop
elektron, minimal di angka berapa, maksimal di angka berapa, serta barang apa saja
(yg di highlight kuning) yang bisa terlihat pada perbesaran tertentu. Kemudian
sekarang perhatikan perpotongan kemampuan mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron, Anda lihat mikroskop cahaya mampu melihat dari telur katak hingga
bakteri! Hal ini menunjukkan kepada kita, bahwa hanya dengan mikroskop cahaya
saja, kita akan mampu mempelajari organisme umum yg dapat kita jumpai sehari-
hari. Dengan kata lain, Anda membutuhkan mikroskop elektron hanya saat Anda
mempelajari sesuatu organisme tertentu saja secara detil. Jika tidak, maka Anda
cukup mempelajari dengan mikroskop cahaya biasa. Sekarang perhatikan dua panah
merah paling kiri di mikroskop cahaya (limit dan limit). disitulah diperlukan "bantuan
khusus" untuk dapat melihat, sebab kemampuan resolusinya.
3. Slide 4: Mikroskop cahaya (compound microscope), alat ini menggunakan prinsip
mikroskop cahaya biasa, perbedaannya adalah dengan kombinasi lensa yang
kompleks, maka kemampuannya menjadi ditingkatkan.
4. Slide 5: memperlihatkan bagaimana dua cahaya yang gelombangnya saling
memperkuat, serta saling meniadakan, sehingga impresi yang tampak oleh mata kita
adalah makin jelas, atau makin tidak jelas/redup.
5. Slide 6: memperlihatkan bagaimana bayangan tepi dari suatu titik cahaya.
6. Slide 7 memperlihatkan bagaimana kontras dibentuk saat titik cahaya melalui benda
yang kita amati di mikroskop. Cahaya yang lurus melalui benda, cahaya yang
dibelokkan saat melalui benda, dan bagaimana image/bayangan yang
terbentuk/impresi kita yang melihat. Sehingga pada
7. Slide 8: ilmuwan bisa memperjelas, memperkuat, image/bayangan, dan mendapatkan
apa yang ingin dipelajarinya. Saat ini berbagai macam mikroskop berada pada
kemampuan ini, sehingga ilmuwan bisa mendapatkan impresi 3D menggunakan
kemampuan2 yg ditingkatkan tersebut.
8. slide 9: memperlihatkan bagaimana benda/organ tertentu dipotong2 untuk
mendapatkan image yang diinginkan. image yg terbentuk 2D, namun detil yg didapat
sudah bagus. Tantangannya adalah kita harus mampu merekonstruksi bgmn benda
aslinya.
9. Slide 10: Memperlihatkan pewarnaan komponen sel untuk membedakan satu bagian
komponen sel dengan bagian lain. Gambar A menunjukkan komponen sel pada
tubulus kolektivus pada ginjal diberi pewarna hematoxylin dan eosin, zat warna yang
paling umum digunakan dalam histologi. Nukleus berwarna merah dan matriks
ekstraseluler berwarna ungu. Gambar B menunjukkan komponen seluler akar tanaman
muda yang diberi warna safranin dan fast green. Warna fast green menunjukkan
dinding sel seluosa dan warna safranin menunjukkan dinding saluran xylem
10. Slide 11: Menunjukkan RNA hibridasi dari observasi in situ. Molekul spesifik dapat
diketahui lokasinya pada sel berdasarkan fluoresensi mikroskopis
11. Slide 12: Menunjukkan bagan fluoresensi dan mikroskop fluoresensi. Suatu orbit
elektron atau molekul fluorokrom dapat berada dalam excited state bersama dengan
absorpsi foton. Fluoresensi terjadi ketika elektron kembali ke ground state dan
mengemudikan satu foton. Terlalu banyak cahaya dapat merusak molekul fluorokrom.
Pada mikroskop fluoresensi terdapat 2 filter yaitu filter barrier dan beam splitting
mirror
12. Slide 13: Menunjukkan fluorescent probe(molekul yang menyerap cahaya dengan
panjang gelombang cahaya tertentu dan mengemisi cahaya dengan gelombang yang
lebih panjang) emisi maksimum biasanya diketahui dengan spektrum warna yang
bervariasi.
13. Slide 14: Menunjukkan perbedaan fluoroscent probe yang terdapat pada sel yang
sama dapat diketahui dari perbedaan warna. Pada gambar ditunjukkan proses mitosis
pada sel, terdapat tiga fluoroscent probes yang digunakan untuk membedakan
komponen seluler. Benang spindel berwarna hijau, sentromer berwarna merah dan
kromosom berwana biru
14. Slide 15: Menunjukkan fluoroscent nanoparticles atau titik kuantum. Merupakan
partikel kecil dari kadmium selenida, semi konduktor. Dapat berpasangan dengan
molekul protein seperti antibodi atau streptavidin. Semakin besar titik kuantumnya
semakin panjang gelombangnya
15. Slide 16: Menunjukkan gambar immunofluorescence. Gambar A menunjukkan
transmisi elektron mikrograf dari sel epitel menunjukkan distribusi mikrotubulus.
Gambar B menunjukkan area yang sama dengan warna antibodi fluoroscent yang
kontras dengan tubulin atau gabungan protein dari mikrotubulus
16. Slide 17: Menunjukkan imunositokimia tidak langsung. Imunositokimia merupakan
metode potensial untuk identifikasi protein atau antigen dalam sel dan jaringan, tetapi
metode ini tergantung pada spesifitas antibodi yang mengikat epitope protein yang
digunakan sebagai imunogen. Spesifitasnya bergantung pada spesifitas antibody dan
metode yang digunakan. Metode deteksi ini sangat sensitif karena banyak antibodi
sekunder mengenali setiap antibodi primer. Antibodi sekunder berikatan kovalen
dengan penanda molekul yang menyebabkan antigen dapat dideteksi
17. Slide 18: melihat objek yang kompleks dengan menggunakan mikroskop cahaya
dengan menggunakan pendekatan komputasi dan pendekatan optikal. Contohnya
adalah CT scan yang dilakukan oleh ahli radiologi.
18. Slide 19: mikroskop confocal lebih unggul daripada mikroskop cahaya karena dapat
menghasilkan detail yang kompleks. Mikroskop confocal biasanya menggunakan
fluoresensi yang memusatkan cahaya pada satu titik di specimen yang diamati.
19. Slide 20: Dua mikrograf pertama adalah dari Embrio Drosophila yang sama-sama
berada pada tahap gastrula utuh, yang telah diwarnai dengan probe fluoresen.
20. Slide 21: Protein fluorescent hijau (GFP) sebagai reporter. Percobaan dilakukan pada
lalat buah, gen GFP bergabung (menggunakan teknik DNA rekombinan) ke promotor
lalat yang hanya aktif dalam kumpulan neuron khusus. Gambar embrio lalat hidup ini
ditangkap oleh mikroskop fluoresensi dan menunjukkan sekitar 20 neuron, masing-
masing dengan proyeksi panjang (akson dan dendrit).
21. Slide 22: Memvisualisasikan konsentrasi Ca2+ intraseluler dengan menggunakan
indikator fluoresen. Pohon percabangan dendrit dari sel Purkinje di otak kecil
menerima lebih dari 100.000 sinapsis dari neuron lain.
22. Slide 23: molekul tunggal dapat dilihat, disentuh, dan dipindahkan dengan mikroskop
gaya atom.
SEM TEM
 Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan
pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro
magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki
kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada
mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi
dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
 Mikroskop transmisi elektron (TEM)
Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM)adalah sebuah
mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di
mana elektron ditembuskan ke dalam objek pengamatan dan pengamat mengamati
hasil tembusannya pada layar.
 Mikroskop pemindai elektron (SEM)
Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detail arsitektur
permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan objek diamati secara tiga
dimensi.
 Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)adalah merupakan salah satu tipe
yang merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron (TEM).Pada
sistem STEM ini, elektron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan
cara kerja SEM, optik elektron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan
memindai objek menggunakan pola pemindaian dimana objek tersebut dipindai dari
satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots)yang
membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT pada televisi / monitor.
 Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM)
Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM, yang dalam bahasa
Inggrisnya disebut Environmental SEM (ESEM) yang dikembangkan guna mengatasi
objek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai objek TEM maupun SEM.
Objek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami yang ingin
diamati secara detail tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu
terhadap objek yang apabila menggunakat alat SEM konvensional perlu ditambahkan
beberapa trik yang memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai