Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

MENGENAL DAN MENGGUNAKAN MIKROSKO

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah


Biologi Dasar Pada Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas
Sains danTeknologi Universitas
Isalam Negeri Alauddin
Makassar

Oleh :

AHMAD ABDULAAH FAQIH


6070012152

LABORATORIUM PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan dibidang teknologi semakin hari semakin berkembang, salah

satunya di bidang biologi. Bidang biologi terdapat berbagai macam alat yang dapat

mempermudah kita untuk mempelajari mahluk hidup. Salah satu bentuk alat yang

sering kita gunakan adalah mikroskop. Mikroskop merupakan alat utama dalam

memperoleh pembesaran yang cukup besar dari benda–benda yang sangat kecil,

yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Berbicara tentang mikroskop, mungkin kita sudah mengetahui fungsi-

fungsi, manfaat dan kegunaan mikroskop tapi belum tentu semua orang mampu

menggunakannya. Sehingga dari kenyataan tersebut, maka kita akan mempelajari

tentang mikroskop dan cara penggunaannya pada praktikum yang akan dilakukan

kali ini.

Mikroskop terbagi menjadi dua jenis yaitu mikroskop monokuler dan

mikroskop binokuler. Mikroskop monokuler menggunakan satu lensa okuler dalam

penggunaan pengamatannya sedangkan mikroskop binokuler, menggunakan dua

lensa okuler pada penggunaannya.

Berdasarkan uraian diatas maka perlunya diadakan suatu praktikum

mengenai pengenalan dan penggunaan mikroskop disamping itu untuk lebih

menambah pengetahuan kita tentang apa itu mikroskop dan seperti apa

penggunaannya.
B. Rumusan masalah

1. Bagaimana menggunakan mikroskop dengan baik dan benar?

2. Apa saja bagian-bagian dari mikroskop?

3. Apakah maanfaat dari mikroskop?

4. Bagaimana bentuk sediaan yang telah dibuat di bawah mikroskop ?

C. Tujuan

1. Mengetahui cara penggunaan mikroskop secara baik dan benar

2. Mengenal bagian-bagian mikroskop

3. Untuk mengetahui manfaat dari mikroskop

4. Untuk melihat sediaan yang telah dibuat di bawah mikroskop


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Perkembangan Mikrosaskop

Mikroskop bahasa Yunani Micros = kecil dan scopein = melihat adalah

sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar.

Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut

mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh

mata. Di dalam perkembangannya, mikroskop mampu mempelajari organisme

hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,

sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan

mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi. Organisme yang sangat

kecil ini disebut sebagai mikroorganisme atau kadang-kadang disebut sebagai

mikroba, ataupun jasad renik. Dapat di amati dengan mikroskop (Anonim, 2012).

Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah Antonie

Van Leeuwenhock (1632-1723) tahun 1675. Antonie membuat mikroskop dengan

kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga dia

bisa mengamati mikro organisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang

dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan gigi. Ia menyebut

benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ (Anonim, 2012).

Antonie Van Leuwenhook mengembangkan kekuatan lensa (mikroskop

cahaya sederhana) yang memperbesar organisme 100 sampai 300 kali sehingga

mampu mengamati mikroba satu sel. Penelitian sel dengan mikroskop cahaya

selama tahun 1800-an dan awal tahu 1900-an menemukan banyak perbedaan antara
sel mikroba dengan sel dari organisme yang lebih tinggi. Sebelum penemuan

mikroskop elektron, pengertian struktur mikroba terbatas pada struktur yang dapat

dilihat dengan mikroskop cahaya sehingga gambaran anatomi mikroba belum

diketahui (Ristiati, 2012).

Macam atau jenis mikroskop beraneka ragam, dari yang sederhana, untuk

keperluan sekolah menengah, sampai dengan yang cukup canggih untuk keperluan

penelitian. Ciri utama dari sumber keragamannya antara lain dari mikroskop satu

okuler (monokuler) dengan tabung tegak dan miring, penggunaan dua okuler

(binokuler) atau tiga okuler (trikuler), kekuatan lensa yang dipakai, sumber sinar

(menggunakkan lampu yang terpasang), bahkan dapat dipasang kamera (kamera

diam atau video) pada mikroskop trikuler dan dapat disambung ke monitor TV

(Riandi, 2000).

Dua parameter penting dalam mikroskopi (teknik teknik penggunaan

mikroskop) adalah perbesaran dan daya resolusi atau daya urai. Perbesaran

perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran sebenarnya. Resolusi adalah

ukuran kejelasan citra, jarak minimum yang dapat memisahkan dua titik sehingga

masih bisa dibedakan sebagai dua titik. Misalnya, benda-benda yang tampak oleh

mata telanjang sebagai suatu bintang di langit mungkin di resolusi sebagai bintang

kembar oleh teleskop. Dengan mikroskop diperoleh perbesaran sehingga

memungkinkan untuk mengamati organisme dan struktur yang tidak tampak

dengan mata telanjang. Mikroskop memungkinkan perbesaran dengan kisaran luas

sampai ratusan ribu kali (Campbell, 2008).


Menurut Arif (2008) kategori mikroskop adalah mikroskop cahaya/optis

dan mikroskop elektron.

a. Mikroskop cahaya/optis Merupakan mikroskop yang menggunakan lensa dari

gelas dan cahaya matahari atau lampu sebagai sumber penyinaran. Dalam

mikroskop cahaya, cahaya tampak diteruskan melalui spesimen dan kemudian

melalui lensa. Lensa ini merefraksi (membengkokkan) cahaya sedemikian rupa

sehingga citra spesimen diperbesar ketika diproyeksikan ke mata, ke film

fotografi atau sensor digital, atau ke layar video. Mikroskop cahaya dapat

memperbesar secara efektif sekitar 1000 kali dari ukuran asli spesimen. Seperti

halnya daya resolusi mata manusia yang terbatas, mikroskop cahaya juga tidak

dapat meresolusi detail yang lebih kecil dari 0,2 mikrometer, atau 200

nanometer.

Menurut Campbell (2008) mikroskop optis terbagi atas dua jenis yaitu

mikroskop biologi dan mikroskop stereo.

1. Mikroskop biologi digunakan untuk mengamati benda tipis dan

transparan.penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam/lampu.

Mikroskop biologi umunya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan

kekuatan perbesaran sebagai berikut:

a. Objektif 4x dengan okuler 10x,perbesaran 40x

b. Objektif 10x dengan okuler 10x,perbesaran 100x

c. Objektif 40x dengan okuler 10x,perbesaran 400x

d. Objektif 100x dengan okuler 10x,perbesaran 1000x


2. Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak

terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun

dari bawah dengan sinar lampu atau alam. Meiliki dua objektif dan dua buah

okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua

belah mata. Kekuatan perbesaran tidak terlalu kuat umumnya sebagai

berikut: Objektif 1x atau 2x dengan okuler 10x atau 15x Teknik dalam

penggunaan mikroskop cahaya ada enam yaitu, sebagai berikut:

a. Medan terang (spesimen tak diwarnai) Meneruskan cahaya langsung

melalui spesimen. Citra memiliki kontras kecil, kecuali jika sel

berpigmen alami atau secara buatan.

b. Medan terang (spesimen di warnai) Mewarnai dengan berbagai pewarna

akan meningkatkan kontras. Sebagian prosedur pewarnaan mensyaratkan

sel untuk difiksasi.

c. Fase-kontras Meningkatkan kontras pada sel yang tidak diwarnai dengan

memperbesar variasi dentitas (kerapatan) dalam spesimen; sangat berguna

untuk mempelajari sel hidup yang tak berpigmen.

d. Diferensial-interferensi-kontras. Seperti mikroskop fase kontras,

penggunaan modifikasi optik untuk melebih-lebihkan perbedaan dentitas

menjadikan citra nyaris seperti 3-D.

e. Flouresensi Menunjukkan letak molekul spesifik dalam sel dengan cara

melabeli molekul menggunakan pewarna atau antibodi flourense. Zat-zat

flourense ini menyerap radiasi ultraviolet dan memancarkan cahaya

tampak.
f. Konfokus Teknik pembagian optik flourense yang menggunakan bukan

lubang jarum untuk melenyapkan cahaya yang tidak fokus dari sampel

yang tebal, menciptakan bidang tunggal flourense pada citra. Dengan

menangkap citra-citra yang tajam di banyak tempat. Rekonstruksi 3-D

dapat diciptakan.

b. Mikroskop elektron Karena keterbatasan daya tembus cahaya dan sulitnya

membuat lensa yang sangat tipis tipis maka sangat sulit untu k mendapatkan

perbesaran yang lebih tinggi dari 1000x dengan miroskop monokuler. Untuk

mengamati bagian-bagian sel yang sangat halus digunakan mikroskop elektron

yang menggunakan megnit sebagai pengganti lensa, dan elektron sebagai

pengganti cahaya. Elektron mempunyai gelombang yang lebih pendek

daripada cahaya putih sehingga memiliki daya tembus yang besar. Ada dau

jenis mikroskop elektron,yaitu: mikroskop elektron transmisi (TEM=

trasmission electron microscope) dan mikroskop elektron skening (SEM=

scanning electron microscope).

B. Bagian–bagian Mikroskop

Menurut Skelvieui (2010), menyatakan bahwa mikroskop dapat dibedakan

dalam dua bagian besar, yaitu bagian mekanik dan bagian optik.

1. Bagian mekanik adalah:

a. Buluh teropong (tubus) dimana pada kedua ujungnya dipasang lensa-lensa

okuler yang menghadap ke mata dan lensa obyektif yang menghadap ke

benda yang derajat, tetapi ada juga yang tidak dapat berputar.
b. Revolver suatu bagian berbentuk bulat dimana satu permukaannya datar

dan yang lain cembung. Pada bagian cembung terdapat lubang-lubang

berskrup untuk melekatkan lensa-lensa obyektif.

c. Pegangngan merupakan pendukung teropong dan sebagai tempat

pegangngan bila mikroskop diangkat. Meja benda terbuat dari logam yang

pipih berbentuk persegi. Di bagian tengah dari meja benda tersebut terdapat

lubang untuk meneruskan cahaya atau sinar guna menerangi benda. Pada

bagian tersebut inilah tempat meletakkan preparat yang akan diperiksa.

d. Meja benda yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek

yang akan di amati,pada meja benda terdapat penjepit objek,yang menjaga

objek di tempat yang di inginkan.

e. Makrometer (pemutar kasar) yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan

atau menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan

kejelasan dari gambaran objek yang di inginkan.

f. Mikrometer (pemutar halus) yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikikan

atau menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan

kejelasan dari gambaran ojek yang di inginkan.

g. Kaki mikroskop yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyangga yang

menjaga mikroskop tetep pada tempat yang di inginkan.

2. Bagian optik adalah :

a. Lensa obyektif di dalam tubus mikroskop membentuk bayangan nyata dari

preparat (benda). Bayangan nyata ini selanjutnya diperbesar oleh lensa

okuler. Untuk memperoleh obyektif yang baik perlu diperhatikan


perbesaran dan daya pisahnya. Makin pendek jarak titik api suatu lensa

makin kuat perbesarannya. Misalnya obyektif yang mempunyai jarak titik

api 55 mm, sedangkan obyektif yang mempunyai perbesaran maksimum

(120 kali) mempunyai jarak titik api 1,5 mm.

b. Lensa okuler adalah lensa yang berfungsi untuk membuat bayangan semu

yang terakhir, sehingga bayangan semu tersebut dapat dilihat langsung

dengan mata.

c. Kondensor terletak dibawah meja benda, funsi kondensor adalah untuk

mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam mikroskop. Kondensor

dapat dinaik-turunkan dengan memutar penyetel kondensor.

d. Diafragma yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya

cahaya yang masuk dan mengenai preparat.

e. Cermin yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahhkan

cahaya yang diterima.

3. Manfaat mikroskop

Fungsi mikroskop yang paling utama adalah untuk melihat dan

mengamati objek dengan ukuran mikroskopis atau objek yang sangat kecil yang

tidak bias dilihat oleh mata telanjang. Fungsi lainya pada mikroskop tetap akan

berakar pada fungsi utamanya, bedanya beberapa jenis mikroskop dibuat untuk

fungsi yang lebih detail, contohnya ada mikroskop yang hanya dibuat untuk

mngamati satu jenis objeck mikroskopis saja. Berdasarkan hasil percobaan yang

telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa mikroskop merupakan alat yang
digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil, sehingga mudah

untuk diteliti.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat di laksanakannya praktikum pada hari Kamis tanggal 7

Januari 2022 dan bertempat di Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut, alat tulis,

Mikroskop, dan kaca preparat.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagi berikut :

preparat otot olos usus : doudenum, yeyunum, dan ileum.

C. Prosedur kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu:

a. Menyediakan alat dan bahan

b. Meletakkan mikroskop pada meja datar, kemudian carilah cahaya dengan

memutar cermin dan kondensor serta diafragma sampai dibawah medan

pandang terlihat bulatan terang.

c. Menyambungkan kabel mikroskop ke sumber listrik

d. Menekan tombol power on/off


e. Menyiapkan preparat yang akan diamati.

f. Meletakkan preparat di atas meja deck glass dan otot lurik

g. Menjepit objek dengan penjepit mikroskop

h. Mencari bayangan benda pada preparat hingga gambarnya terlihat jelas

i. Mengambil gambar hasil pengamatan pada mikroskop

j. Setelah selesai menggunakan mikroskop, bersihkan mikroskop dan atur

kembali posisi lensa objektif paling kecil berhadapan dengan lubang meja

sediaan.

k. Menyimpan mikroskop secara aman pada tempatnya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil pengamatan mikroskop

GAMBAR ASLI GAMBAR KETERANGAN

LITERATUR

1. Lensa okuler
2. Revolver
3. Lensa obyektif
4. Penggaris
5. Pengatur penggaris
6. Mikrometer
7. Kondensor
8. Tombol power(on
off)
9. Cermin
10. Makrometer
11. Diafragma
12. Meja preparat
13. Penjepit kaca
preparat

Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilnnu Peternakan Fakultas Sains dan


Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.2022
2. Hasil Pegamatan Duddenum
Tabel 2 gambar dudeneum
GAMBAR ASLI GAMBAR LITERATUR KETERANGAN

1. Tunika

2. Sub mukos

3. Serosa

4. Kelenjar

Brunner

5. Mukosa

6. Inti sel

Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilnnu Peternakan Fakultas Sains dan


Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Tabel 3 Gambar Jejenum
GAMBAR ASLI GAMBAR LITERATUR KETERANGAN

1. Epitalium

2. Lactael

3. Lamina

4. Muskularis

mucosae

Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilnnu Peternakan Fakultas Sains dan


Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

3. Gambar Ileum
GAMBAR ASLI GAMBAR LITERATUR KETERANGAN

1. Viu

2. Lapisan

3. Serosa

Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilnnu Peternakan Fakultas Sains dan


Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

B. Pembahasan
Dari hasil percobaan dan penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh

hasil yaitu, Duodenum dibagi dalam empat bagian yang tersusun secara berurutan.

Bagian pertama dari duodenum berasal dari pylorus lambung lalu berjalan ke atas
dan belakang hingga setinggi vertebra lumbalis II, bagian kedua yang berjalan

vertikal ke bawah di depan hilum renale dextrum di sisi kanan vertebra lumbalis II

dan III, bagian ketiga yang berjalan horizontal lalu melintas di depan columna

vertebralis dan berjalan menyusuri sisi bawah kaput pankreatis, dan bagian keempat

yang berjalan ke atas lalu ke kiri hingga mencapai flexura duodenojejunalis, yang

tetap berada pada posisinya karena ditahan oleh ligamentum Treitz (Snell, 2014).

Struktur mukosa duodenum membentuk kerutan–kerutan yang berbentuk

sirkular, yang disebut plicae circulares. Struktur kerutan ini dijumpai di seluruh

bagian duodenum kecuali di bagian pertama, yang struktur mukosanya cenderung

halus. Pada plicae circulares di dinding pertengahan pada bagian kedua duodenum,

khususnya pada muara ductus choledochus dan ductus 6 pancreaticus, terdapat

suatu peninggian kecil yang berbentuk bulat dan disebut sebagai papilla duodeni

major (Snell, 2014).

Berdasarkan gambar literature yang saya dapat dari internet memiliki

kesamaan pada dudeneum yang saya amati namun pada gambar dudeneum yang

menggunakan lensa yang diperbesar 40x yang saya lihat langsung lebih jelas

bagian–bagiannya dibanding gambar yang saya dapat di internet sebagai gambar

perbandingan.

Dengan menggunakan mikroskop saya dapat melihat dudeneum, gambar

dudeneum yang menggunakan lensa 40x lebih terlihat jelas di banding

menggunakan lensa 10x. Dengan menggunakan lensa pembesar 40x kita dapat

melihat lebih jelas bentuk dudeneum seperti Tunika, Sub mukos, Serosa, Kelenjar

Brunner, Mukosa dan Inti sel.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Mikroskop adalah alat utama untuk melihat dan mempelajari struktur

benda-benda kecil. Mikroskop mempunyai bagian optik dan mekanik.

Bagian optik meliputi lensa okuler, lensa objektif, kondensor, dan cermin,

sedangkan bagian mekanik seperti kaki, kondensor, meja sediaan dan lain-

lain.

2. pada bawang merah yang dipotong melintang (allium cepa) dengan

perbesaran 10x mempunyai bentuk seperti susunan batu bata atau disebut

kubus berlapis yang mempunyai inti sel yang terletak ditengah-tengah.

pada bawang merah yang dipotong membujur dengan pembesaran 10x juga

nampak seerti susunan batu bata namun bentuknya sedikit memanjang dan

terlihat pula intiselnya yang terletak di tengah.

3. pada pengamatal sel kapok (Cieba patandra geartn L) dengan pembesaran

10x maka dapat kita lihat serat-serat dari kapok tersebut berbentuk

memanjang dan terdapat intisel dan terdapat rongga sel di dalamnya.


B. Saran
Sebaiknya dalam praktikum diharapkan kerjasama antara sesama anggota

kelompok dan para asisten pembimbing dengan baik. Karena hasil pengamatan yang

baik akan tercapai jika ada komunikasi dan kerja sama sesama anggota kelompok

dan para asisten pembimbing guna meningkatkan kualitas praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Penyusun, tim.2012. Penuntun Praktikum Biologi Dasar: Makassar: Jurusan Biologi


FMIPA UNM Anonim. 2012. Asal Usul dan Sejarah Pengembangan
Mikroskop/www.google.com. diakses pada tanggal 24 oktober 2012
Anonim.2012.
S. Snell, Richard.2014. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Dialihkan oleh suguharto
L. Jakarta: EGC.
Subandi, 2010. Mikrobiologi. Cet.I. Bandung: Roselakarya.

Tim Dosen UIN, 2022 Penuntun praktikum Biologi umum. Makassar: UIN Alauddin
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai