Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang dimaksud sinar
tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata
manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki energi sebesar
299–149 kJ/mol.
Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan energi terendah disebut
keadaan dasar (ground-state). Energi yang dimiliki sinar tampak mampu membuat elektron
tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi atau menuju
keadaan tereksitasi.
Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang ditangkap oleh mata
manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut
warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dari
spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang
terdapat pada spektrum sinar tampak. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis adalah panjang gelombang
dimana suatu zat memberikan penyerapan paling tinggi yang disebut λmaks. Hal ini disebabkan
jika pengukuran dilakukan pada panjang gelombang yang sama, maka data yang diperoleh makin
akurat atau kesalahan yang muncul makin kecil.
Berdasarkan hukum Beer absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi, karena b
atau l harganya 1 cm dapat diabaikan dan ε merupakan suatu tetapan . Artinya konsentrasi makin
tinggi maka absorbansi yang dihasilkan makin tinggi, begitupun sebaliknya konsentrasi makin
rendah absorbansi yang dihasilkan makin rendah. Berikut rumus yang diturunkan dari hukum
Lambert-Beer:
A= a . b . c atau A = ε . b . c
dimana:
A = absorbansi
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang digunakan
memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan
panjang gelombang tunggal (monokromatis).
2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh
molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang
sama.
4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor.
5. Indeks reflaksi larutan tidak tergantung pada konsentrasi. Dimana hukum lamber-beer
tidak berlaku untuk larutan dengan konsentrasi tinggi.
Hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi akan linear (A≈C) apabila nilai
absorbansi larutan antara 0,2-0,8 (0,2 ≤ A ≥ 0,8) atau sering disebut sebagai daerah berlaku
hukum Lambert-Beer. Jika absorbansi yang diperoleh lebih besar maka hubungan absorbansi
tidak linear lagi. Kurva kalibarasi hubungan antara absorbansi versus konsentrasi dapat dilihat
pada Gambar.
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet
dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran
sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar tampak adalah zat dalam
bentuk larutan dan zat tersebut harus tampak berwarna, sehingga analisis yang didasarkan pada
pembentukan larutan berwarna disebut juga metode kolorimetri. Jika tidak berwarna maka
larutan tersebut harus dijadikan berwarna dengan cara memberi reagen tertentu yang spesifik.
Dikatakan spesifik karena hanya bereaksi dengan spesi yang akan dianalisis. Reagen ini disebut
reagen pembentuk warna (chromogenik reagent). Berikut adalah sifat-sifat yang harus dimiliki
oleh reagen pembentuk warna:
1. Kestabilan dalam larutan. Pereaksi-pereaksi yang berubah sifatnya dalam waktu beberapa
jam, dapat menyebabkan timbulnya semacam cendawan bila disimpan. Oleh sebab itu
harus dibuat baru dan kurva kalibarasi yang baru harus dibuat saat setiap kali analisis.
2. Pembentukan warna yang dianalisis harus cepat.
3. Reaksi dengan komponen yang dianalisa harus berlangsung secara stoikiometrik.
4. Pereaksi tidak boleh menyerap cahaya dalam spektrum dimana dilakukan pengukuran.
5. Pereaksi harus selektif dan spesifik (khas) untuk komponen yang dianalisa, sehingga
warna yang terjadi benar-benar merupakan ukuran bagi komponen tersebut saja.
6. Tidak boleh ada gangguan-gangguan dari komponen-komponen lain dalam larutan yang
dapat mengubah zat pereaksi atau komponen komponen yang dianalisa menjadi suatu
bentuk atau kompleks yang tidak berwarna, sehingga pembentukan warna yang
dikehandaki tidak sempurna.
7. Pereaksi yang dipakai harus dapat menimbulkan hasil reaksi berwarna yang dikehendaki
dengan komponen yang dianalisa, dalam pelarut yang dipakai.
Setelah ditambahkan reagen atau zat pembentuk warna maka larutan tersebut harus
memiliki lima sifat di bawah ini:
1. Kestabilan warna yang cukup lama guna memungkinkan pengukuran absorbansi dengan
teliti. Ketidakstabilan, yang mengakibatkan menyusutnya warna larutan (fading),
disebabkan oleh oksidasi oleh udara, penguraian secara fotokimia, pengaruh keasaman,
suhu dan jenis pelarut. Namun kadang-kadang dengan mengubah kondisi larutan dapat
diperoleh kestabilan yang lebih baik.
2. Warna larutan yang akan diukur harus mempunyai intensitas yang cukup tinggi (warna
harus cukup tua) yang berarti bahwa absortivitas molarnya (ε) besar. Hal ini dapat
dikontrol dengan mengubah pelarutnya. Dalam hal ini dengan memilih pereaksi yang
memiliki kepekaan yang cukup tinggi.
3. Warna larutan yang diukur sebaiknya bebas daripada pengaruh variasi-variasi kecil kecil
dalam nilai pH, suhu maupun kondisis-kondisi yang lain.
4. Hasil reaksi yang berwarna ini harus larut dalam pelarut yang dipakai.
5. Sistem yang berwarna ini harus memenuhi Hukum Lambert-Beer.
Konsentrasi sampel dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan rumus yang diturunkan
dari hukum lambert beer (A= a . b . c atau A = ε . b . c). Namun ada cara lain yang dapat
digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu spesi yang ada dalam suatu larutan yakni dengan
cara kurva kalibarasi. Cara ini sebenarnya masih tetap bertumpu pada hukum Lambert-Beer
absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penentuan konsentrasi zat dengan kurva
kalibarasi:
1. Maching kuvet: mencari dua buah kuvet yang memiliki absorbansi atau transmitansi
sama atau hampir sama. Dua buah kuvet inilah yang akan digunakan untuk analisis, satu
untuk blanko, satu untuk sampel. Dalam melakukan analisis Maching kuvet harus
dilakukan agar kesalahannya makin kecil.
2. Membuat larutan standar pada berbagai konsentrasi. Larutan standar yaitu larutan yang
konsentrasinya telah diketahui secara pasti. Konsentrasi larutan standar dibuat dari yang
lebih kecil sampai lebih besar dari konsentrasi analit yang diperkirakan.
3. Ambilah salah satu larutan standar, kemudian ukur pada berbagai panjang gelombang.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada panjang gelombang berapa, absorbansi yang
dihasilkan paling besar. Panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi paling besar
atau paling tinggi disebut panjang gelombang maksimum (lmaks).
4. Ukurlah absorbansi semua larutan standar yang telah dibuat pada panjang gelombang
maksimum.
5. Catat absorbansi yang dihasilkan dari semua larutan standar, kemudian alurkan pada
grafik absorbansi vs konsentrasi sehingga diperoleh suatu kurva yang disebut kurva
kalibarasi. Dari hukum Lambart-Beer jika absorbansi yang dihasilkan berkisar antara
0,2-0,8 maka grafik akan berbentuk garis lurus, namun hal ini tidak dapat dipastikan.
Misalkan absorbansi yang dihasilkan dari larutan standar yang telah dibuat adalah
Grafiknya adalah
persamaan di atas dapat dihitung dengan bantuan kalkulator. Setelah diperoleh persamaan di
atas, absorbansi sampel yang diperoleh dimasukan sebagai nila y sehingga diperoleh nila x. Nilai
x yang diperoleh merupakan konsentrasi sampel yang dianalisis.
Share this:
Share
spektroskopi bagian-bagian spektrofotometer, cara kurva kalibarsi, hukum beer, hukum lambert-
beer, jenis-jenis spektroskopi, metode kolorimetri, prinsip kerja spektrofotometer,
spektrofotmetri, spektrofotometer, spektrofotometer IR, spektrofotometer UV, spektrofotometer
UV-VIS, spektrofotometer VIS, spektronic-20, spektroskopi
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara
atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam
catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak" digunakan
dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern,
definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk
memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik
dan non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon,
gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.
Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk mengidentifikasi
suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam
spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara intensif dalam astronomi
dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai spektrograf yang
digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu objek astronomi
atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan pergeseran Doppler garis-garis
spektral.
salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR). spektroskopi ini didasarkan
pada vibrasi suatu molekul.
Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang (Tabel 1), sinar inframerah dibagi atas tiga
daerah yaitu:
Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa
yang belum diketahui,karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Metode
ini banyak digunakan karena:
Metoda ini sangat sensitif dan dengan demikian sangat cocok untuk tujuan analisis. Lebih
lanjut,spetroskopi UV-VIS sangat kuantitatif dan jumlah sinar yang diserap oleh sampel
diberikan oleh ungkapan hukum Lambert-Beer. Menurut hukum ini, absorbans larutan sampel
sebanding dengan panjang lintasan cahaya d dan konsentrasi larutannya c.
4. Tuliskan rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya energi yang diserap oleh ikatan
pada gugus fungs! Jelaskan!
Jawab : Rumus "E = h.ν = h.C /λ = h.C / v"
Keterangan :
5. Jelaskan yang dimaksud dengan metode spektroskopi dengan sinar ultraviolet (UV), & sinar
tampak (VIS)
Jawab : Metode spektroskopi UV-VIS berkaitan dengan proses berenergi tinggi yakni transisi
elektron dalam molekul, informasi yang didapat cenderung untuk molekul keseluruhan bukan
bagian-bagian molekulnya.
Spektroskopi
dikutib dari: id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopi
penulis: syawal
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara
atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam
catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak" digunakan
dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern,
definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk
memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik
dan non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon,
gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.
Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk mengidentifikasi
suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam
spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara intensif dalam astronomi
dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai spektrograf yang
digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu objek astronomi
atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan pergeseran Doppler garis-garis
spektral.
salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR). spektroskopi ini didasarkan
pada vibrasi suatu molekul.
Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan
radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 – 1.000 µm atau pada
bilangan gelombang 13.000 – 10 cm-1.
Dasar Teori
Metode spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang meliputi teknik serapan
(absorption), teknik emisi (emission), teknik fluoresensi (fluorescence). Komponen medan listrik
yang banyak berperan dalam spektroskopi umumnya hanya komponen medan listrik seperti
dalam fenomena transmisi, pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Penemuan infra merah
ditemukan pertama kali oleh William Herschel pada tahun 1800. Penelitian selanjutnya
diteruskan oleh Young, Beer, Lambert dan Julius melakukan berbagai penelitian dengan
menggunakan spektroskopi inframerah. Pada tahun 1892 Julius menemukan dan membuktikan
adanya hubungan antara struktur molekul dengan inframerah dengan ditemukannya gugus metil
dalam suatu molekul akan memberikan serapan karakteristik yang tidak dipengaruhi oleh
susunan molekulnya. Penyerapan gelombang elektromagnetik dapat menyebabkan terjadinya
eksitasi tingkat-tingkat energi dalam molekul. Dapat berupa eksitasi elektronik, vibrasi, atau
rotasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya energi yang diserap oleh ikatan pada
gugus fungsi adalah:
Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut di atas, daerah panjang gelombang
yang digunakan pada alat spektroskopi inframerah adalah pada daerah inframerah pertengahan,
yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50 µm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm-1 .
Daerah tersebut adalah cocok untuk perubahan energi vibrasi dalam molekul. Daerah inframerah
yang jauh (400-10cm-1, berguna untuk molekul yang mengandung atom berat, seperti senyawa
anorganik tetapi lebih memerlukan teknik khusus percobaan.
Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa
yang belum diketahui,karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Metode
ini banyak digunakan karena:
Pola keseluruhan
Jika anda melewatkan sinar putih pada media yang berwarna, sebagian warna akan terserap.
Larutan yang mengandung ion tembaga(II) terhidrat, sebagai contoh, kelihatan biru pucat karena
larutan menyerap sinar dari spektrum merah. Panjang gelombang yang tersisa akan berkombinasi
di dalam mata dan otak untuk memunculkan warna sian (biru pucat).
Beberapa media yang takberwarna juga menyerap sinar – tetapi dalam daerah ultra-ungu (UV).
Karena kita tak mampu melihat sinar UV, maka kita tak dapat mengamati penyerapannya.
Media yang berbeda akan menyerap sinar dengan panjang gelombang yang berbeda, dan ini
dapat dipakai untuk mengidentifikasi suatu materi – keberadaan ion logam, sebagai contoh, atau
gugus fungsi dalam senyawa-senyawa organik.
Besarnya penyerapan juga tergantung pada konsentrasi materi, jika berupa larutan. Perhitungan
banyaknya penyerapan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan yang sangat
encer.
Suatu spektrometer serapan menghitung banyaknya sinar yang diserap oleh berbagai senyawa
yang dilewati spektrum UV dan tampak.
Spektrometer berkas ganda yang sederhana
Kita akan memulai dengan diagram lengkap, kemudian menerangkan apakah yang terjadi pada
setiap bagian.
Sumber sinar
Anda memerlukan sumber sinar yang menyediakan seluruh spektrum tampak dan ultra-ungu dekat
sehingga anda mendapatkan spektrum pada daerah 200 nm – 800 nm. (sedikit melebar ke infra-merah
dekat).
Anda tidak akan mendapatkan daerah panjang gelombang tersebut dari lampu tunggal, dan juga
kombinasi dari dua lampu – lampu deuterium untuk mendapatkan spektrum UV dan lampu
tungsten/halogen untuk mendapatkan spektrum tampak.
Catatan: lampu deuterium mengandung gas deuterium pada kondisi tekanan rendah dan dihubungkan
dengan tegangan tinggi. Ini menghasilkan suatu spektrum kontinu yang merupakan spektrum UV.
Tanda panah biru menunjukan jalur berbagai panjang gelombang sinar diteruskan dengan arah
yang berbeda. Celah (slit) hanya menerima sinar pada daerah panjang gelombang yang sangat
sempit untuk diteruskan ke spektrometer.
Dengan memutar kisi difraksi secara perlahan, anda akan mendapatkan sinar dari seluruh
spektrum (sebagian kecil daerah panjang gelombang pada suatu waktu) yang selanjutnya
diteruskan ke dalam instrumen.
Lempeng putar
Ini agak cerdik! Tiap lempeng dibuat dari beberapa bagian yang berbeda. Kita menggambarkannya
dengan tiga bagian berbeda – desain lain mungkin jumlahnya berbeda.
Sinar datang dari kisi difraksi dan celah akan mengenai lempeng putar dan satu dari tiga hal
berikut dapat terjadi.
1. Jika sinar mengenai bagian transparan, sinar akan mengarah langsung dan melewati sel
yang mengandung sampel. Kemudian dipantulkan oleh cermin ke lempeng putar kedua.
Lempeng ini berputar ketika sinar datang dari lempeng yang pertama, sinar akan
mengenai bagian cermin lempeng kedua. Yang kemudian memantulkannya ke detektor.
Akhirnya sinar mencapai lempeng kedua yang berputar, sehingga sinar mengenai bagian
transparan. Selanjutnya akan melewati detektor.
3. jika sinar mengenai bagian hitam lempeng pertama, sinar akan dihalangi – dan untuk
sesaat tidak ada sinar yang melewati spektrometer. Komputer akan memroses arus yang
dihasilkan oleh detektor karena tidak ada sinar yang masuk.
These are small rectangular glass or quartz containers. They are often designed so that the light
beam travels a distance of 1 cm through the contents.
The sample cell contains a solution of the substance you are testing – usually very dilute. The
solvent is chosen so that it doesn’t absorb any significant amount of light in the wavelength
range we are interested in (200 – 800 nm).
Keduanya adalah berupa wadah gelas atau kuarsa kecil, sering juga dibuat sedemikian rupa sehingga
jarak yang dilalui berkas sinar adalah 1 cm.
Sel sampel berisi larutan materi yang akan diuji – biasanya sangat encer. Pelarut dipilih yang tidak
menyerap sinar secara signifikan pada daerah panjang gelombang yang digunakan (200 – 800 nm). Sel
referens hanya berisi pelarut murni
Detektor mengubah sinar yang masuk menjadi arus listrik. Arus lebih tinggi jika intensitas sinarnya lebih
tinggi.
Untuk tiap panjang gelombang sinar yang melewati spektrometer, intensitas sinar yang melewati sel
referens dihitung. Biasanya disimbolkan sebagai Io – dengan I adalah intensitas.
Intensitas sinar yang melewati sel sampel juga dihitung untuk panjang gelombang tersebut –
disimbolkan, I.
Jika I lebih kecil dari Io, berarti sampel menyerap sejumlah sinar. Kemudian suatu matematika sederhana
dikerjakan oleh komputer untuk mengubahnya menjadi apa yang dinamakan absorbansi sampel –
disimbolkan, A.
Agar lebih jelas ketika kita membahas teori pada bagian lain, hubungan antara A dan dua intensitas
adalah:
Pada diagram anda akan mendapatkan absorbansi berkisar dari 0 sampai 1, tetapi dapat lebih
tinggi dari itu.
Absorbansi 0 pada suatu panjang gelombang artinya bahwa tidak ada sinar yang diserap pada
panjang gelombang tersebut. Intensitas berkas sampel dan referens sama, sehingga perbandingan
Io/I adalah 1. log10 dari 1 adalah nol.
Absorbansi 1 terjadi jika 90% sinar pada panjang gelombang yang ada diserap – berarti 10%
sinar tidak diserap.
Pada kasus ini, Io/I adalah 100/10 (=10) dan log10 dari 10 adalah 1.
Perekam grafik
Perekam grafik biasanya merupakan plot antara absorbansi dengan panjang gelombang. Hasilnya akan
tampak sebagai berikut:
Materi ini diketahui mempunyai puncak absorbansi pada 255 dan 395 nm. Bagaimana hal ini
muncul dan bagaimana menginterpretasikannya akan didiskusikan pada bagian lain.