KIMIA ANORGANIK
ACARA 4
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Berinda Dwika Isakndar
NIM H0914012
NIM H0914023
Dwi Rustanto
NIM H0914025
NIM H0914029
ACARA IV
KESETIMBANGAN KIMIA
A. TUJUAN
Tujuan Praktikum Kimia Anorganik Acara IV ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menentukan hukum kesetimbangan kimia
2. Mahasiswa dapat menentukan tetapan kesetimbangan.
3. Mahasiswa dapat menentukan nilai absorbansi dengan menggunakan
spektrofotometer.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Kesetimbangan kimia merupakan suatu keadaan dimana dua reaksi
yang tepat berlawanan terjadi pada laju reaksi yang sama. Ketika produk
terbentuk, produk ini akan kembali bereaksi untuk membentuk reaktan
awalya. Terjadi dua rekasi yang saling berlawanan pada saat yang bersamaan,
mengarah ke pembentukan beberapa produk tetapi reaktannya tidak
seluruhnya berubah menjadi produk (Goldberg, 2004).
Kesetimbangan kimia dalam larutan dapat dinyatakan sebagai berikut:
A
2NH3
3H2 + N2
Dua persamaan reaksi yang tepat berlawanan tersebut dapat ditulis menjadi
satu, yaitu sebagai berikut:
3H2 + N2
3H2 + N2
Ketika hidrogen dan nitrogen ditempatkan dalam wadah yang sama, mulamula tidak ada amonia yang terbentuk, sehingga satu-satunya reaksi yang
menyerupai
Peralatan
yang
digunakan
dalamspektrofotometri
yang
lebih
berperan
adalahelektron
valensi.
Secara
sederhana
C. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum acara IV Kesetimbangan Kimia dilaksanakan pada hari
Kamis, tanggal 21 Oktober 2014 pukul 09.00-11.00 WIB bertempat di
Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Labu takar
2. Tabung reaksi
3. Pipet volume
4. Pipet tetes
5. Spektrofotometer
6. Fortex
b. Bahan
1. Larutan Fe(NO3)3 0,02 M
2. Larutan KCNS 0,002 M
3. Aquades
c. Cara Kerja
5 tabung reaksi
Aquades
5 tabung reaksi
KCNS 0,002 M 5 ml
Peggojogan larutan
Penentuan konsentrasi
larutan dengan
spektrofotometer
Konsentrasi Setimbang
Fe(CNS)2+
Fe3+
CNS
-3
1,67x10
0
0
-3
-3
1,31x10
0,02x10
0,36x10-3
0,57x10-3 0,43x10-3 1,10x10-3
0,26x10-3 0,42x10-3 1,42x10-3
0,05x10-3 0,28x10-3 1,62x10-3
Pada tabel 4.3 memuat hasil dari pencarian tetapan kesetimbangan dari
larutan setelah setimbang. Pada nilai kc1dan kc3 dapat disimpulkan dari
yang
tidak
berubah
dengan
berubahnya
waktu
(Petrucci, 1987).
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia
analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel
baiksecara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkanpada interaksi antara
materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalamspektrofotometri
merupakan
alat
yang
digunakan
untuk
(Kumara dan
konstan maka nilai absorbansi (A) hanya bergantung pada konsentrasi (c)
maka akan diperoleh kurva berbentuk kalibrasi. Kurva ini disebut kurva
kalibrasi dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi yang sama
berdasarkan nilai absorbansi tersebut pada panjang gelombang sinar yang
sama (Huda, 2001).
E. KESIMPULAN
Dari praktikum kesetimbangan kimia yang telah dilakukan maka dapat dimbil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesetimbangan kimia merupakan suatu keadaan dimana dua reaksi yang
tepat berlawanan terjadi pada laju reaksi yang sama. Ciri suatu sistem
1. Pengenceran
a. M1V1
M2V2
0,02 x 0,5
M2 x 1
M2
0,01 M
0,02 x 0,4
M2 x 1
M2
0,008
M2V2
0,02 x 0,4
M2 x 1
M2
0,008 M
M2V2
0,02 x 0,3
M2 x 1
M2
0,006 M
M2V2
0,02 x 0,2
M2 x 1
M2
0,004 M
M2V2
0,02 x 0,1
M2 x 1
M2
0,002 M
M2V2
M2 x 6
1,67 x 10-3 M
M2V2
b. M1V1
c. M1V1
d. M1V1
e. M1V1
2. [Fe3+]awal
a. M1V1
0,01 x 1
M2
b. M1V1
0,008 x 1
M2
c. M1V1
0,006 x 1
M2
d. M1V1
0,004 x 1
M2
e. M1V1
0,002 x 1
M2
M2 x 6
1,33x10-3 M
M2V2
M2 x 6
10-3 M
M2V2
M2 x 6
0,67x10-3 M
M2V2
M2 x 6
0,33x10-3 M
M2V2
M2 x 6
1,67x10-3 M
3. [CNS-]awal
a. M1V1
0,002 x 5
M2
4. [Fe(CNS)2+]stb
a. [Fe(CNS)2+]stb
=
=
b. [Fe(CNS)2+]stb
x 1,67x10-3
1,67x10-3M
x [CNS-]awal
=
=
=
c. [Fe(CNS)2+]stb
x [CNS-]awal
x 1,67x10-3
1,31x10-3M
x [CNS-]awal
x 1,67x10-3
=
=
d. [Fe(CNS)2+]stb
0,57x10-3M
x [CNS-]awal
=
x 1,67x10-3
=
=
e. [Fe(CNS)2+]stb
0,26x10-3M
x [CNS-]awal
=
x 1,67x10-3
=
=
0,005x10-3M
5. [Fe3+]stb
a. [Fe3+]stb
b. [Fe3+]stb
c. [Fe3+]stb
d. [Fe3+]stb
e. [Fe3+]stb
[Fe3+]awal - [Fe(CNS)2+]stb
1,67x10-3- 1,67x10-3
0M
[Fe3+]awal - [Fe(CNS)2+]stb
1,33x10-3- 1,31x10-3
0,02x10-3 M
[Fe3+]awal - [Fe(CNS)2+]stb
10-3 0,57x10-3
0,43x10-3 M
[Fe3+]awal - [Fe(CNS)2+]stb
0,67x10-3 0,25x10-3
0,42x10-3 M
[Fe3+]awal - [Fe(CNS)2+]stb
0,33x10-3 0,05x10-3
0,28x10-3 M
[CNS-]stb- [Fe(CNS)2+]stb
6. [CNS-]stb
a. [CNS-]stb
b. [CNS-]stb
c. [CNS-]stb
d. [CNS-]stb
e. [CNS-]stb
1,67x10-3- 1,67x10-3
0M
[CNS-]stb- [Fe(CNS)2+]stb
1,67x10-3- 1,31x10-3
0,36x10-3 M
[CNS-]stb- [Fe(CNS)2+]stb
1,67x10-3 0,57x10-3
1,10x10-3 M
[CNS-]stb- [Fe(CNS)2+]stb
1,67x10-3 ,25x10-3
1,42x10-3 M
[CNS-]stb- [Fe(CNS)2+]stb
1,67x10-3 0,05x10-3
1,62x10-3 M
a. Kc1
=
b. Kc1
[
[
0M
[
[
[
(
]
=
=
c. Kc1
0,02x10-3M
[
[
[
(
]
=
=
d. Kc1
=
=
0,15x10-3M
[
[
[
(
]
e. Kc1
0,06x10-3M
[
=
=
0,008x10-3M
=
=
b. Kc2
]
[
[
]
(
[
0M
[
]
[
[
]
=
=
c. Kc2
0,04 M
[
]
[
[
]
=
=
d. Kc2
0,13 M
[
]
[
[
]
=
=
e. Kc2
0,13 M
[
]
[
[
]
=
=
0,005 M
[
[
(
]
=
b. Kc3
0M
[
[
[
=
=
c. Kc3
4,84x10-3 M
[
[
[
(
]
=
=
d. Kc3
0,52x10-3 M
[
[
[
(
]
=
=
e. Kc3
0,12x10-3 M
[
[
[
=
=
0,05x10-3 M
(
]
Gambar
4.2.
Spektrofotometer
Sumber : Hasil Pengamatan
DAFTARPUSTAKA