Anda di halaman 1dari 14

Analisis Fishbone

Bencana Banjir Di Provinsi


Lampung
Dosen Pengampu :
Septi Maulidyah S.T, M.T.

TPB 25

8 NOVEMBER 2021
KETUA KELOMPOK 6 :
NAMA – NIM

ANGGOTA :

1. Alkhila Arti Diartha (121300073)


Geografis Provinsi Lampung

Secara geografis Provinsi Lampung terletak antara 3045'


Lintang Selatan dan 103050' – 105050' Bujur Timur
dengan luas wilayah 35,376,50 km2 (“Gambaran Umum
Lampung”). Provinsi Lampung secara geografis terletak di
ujung selatan Pulau Sumatera.
Topik Permasalahan
Bencana Banjir
Banjir merupakan suatau masalah lingkungan, Perlu adanya campur tangan
banyak orang karena banjir bukanlah masalah yang ringan. Banjir dapat terjadi
akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang diatas normal,
perubahan suhu, tanggul/ bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat,
terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal, 2008) Banjir dapat terjadi akibat
naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu,
tanggul/bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran
air di tempat lain (Ligal, 2008) Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air
lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/ bendungan
yang bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain
(Ligal, 2008).
Penyebab 3
Faktor Penyebab 1 Penyebab 2
   
(M1.1) Kurangnya Kepedulian (M1.1.1)
  masyarakat terhadap sampah  
Warga Membuang sampah ke
   
(M1.2) Pertumbuhan kawasan aliran sungai.
   
pemukiman semakin padat  
 
Man  
(M1.2.1)
 
Menjadikan berkurangnya
  daerah-daerah resapan

(M1.3) Mayarakat kurang (M1.2.2)


disemenasi (penyebarluasan Lahan kosong sudah semakin
informasi) berkurang

(M1.3.1)Pengalaman baik (best


practise) terkait dengan
pengendalian banjir.

   
   
 
   
Belum ada lagi tindakan dari
Kurangnya koordinasi
 
  pemerintah
pemerintah dengan daerah
 
setempat (M2.1) (M2.1.1)
Method .
Kurangnya kesadaran Kurangnya sosialisasi tentang
 
 
masyarakat membuang sampah banjir (M2.2.1)
sembarangan (M2.2)  

Saluran drainase tidak dapat Saluran tersumbat sampah serta  


berfungsi dengan baik. (M3.1)
lumpur, dan akibat dari
  bangunan yang mengganggu

  saluran. (M3.1.1)
 

 
 

Materials
 

Semakin berkurangnya daerah Pesatnya pembangunan yang (M3.2.1.1) pertumbuhan


saluran air atau resapan air. kawasan pemukiman
(M3.2) tidak memperhatikan aspek- semakin padat yang
aspek lingkungan. (M3.2.1) menjadikan
  berkurangnya daerah-
  daerah resapan, lahan
  kosong sudah semakin
berkurang dan berubah
menjadi bangunan,
adanya betonisasi di atas
permukaan tanah dan
jaringan jalan yang
diperkeras dengan aspal
 

 
       

(M4.1). Akar penyebab masalah (M4. 1. 1) Infrastruktur untuk


  terjadinya banjir mencegah banjir masih sedikit
   
 
Manchine      

  (M4. 1. 2) Mahalnya alat


 
pencegah banjir

 
  (M4. 1. 3) Alat pencegah banjir,  
Flood Base, Smart Reforse
System, Wan Flood Detector
 

      .

  (M5.1.1) Banyak masyarakat  


(M5.1) Maysrakat Yang belum sadar dari dampak
Market membuang sampah di sungai.

   
(M5.2.1)Kurang optimal nya  
(M5.2) Pemkot Bandar dalam proses pembersihan
Money sungai
Lampung
   

 
(M6.1) Mimimnya biaya yang (M6.1.1) Kurangnya kesadaran  
dikeluarkan untuk mengurangi pemerintah akan bahaya banjir
 
dampak bencana banjir
 
 

   

  (M7.1) Provinsi Lampung (7.1.1) Provinsi Lampung  


memasuki musim awal hujan memasuki musim awal hujan
Time
pada akhir tahun pada September hingga
  November.
(M8.1) Lubang Resapan Biopori (M8.1.1) Teknologi ini cukup
.
efektif untuk mengurangi
adalah salah satu teknologi yang potensi banjir dan meningkatkan
telah dikembangkan oleh Brata cadangan air tanah melalui
pemanfaatan air hujan.
(1998).
 
(M8.2) Pemanfaatan air hujan di (M8.2.1) Masyarakat kota  
  kota Bandar Lampung belum Bandar Lampung, penggunaan
banyak dilakukan, hanya biopori masih terdengar asing
Technology beberapa instansi yang telah sehingga diperlukan sosialisasi
melakukan kegiatan ini. Instansi pembuatan lubang resapan
 
yang telah mencanangkan biopori.
progam pemanfaatan air hujan
adalah PDAM dan BPLHD  
 
 
 
 

  (M9.1) Informasi mengenai (M9.1.1) Masyarakat kurang


 
tata ruang dan tata wilayah tidak
tersampaikan dengan baik peduli terhadap lingkungan
 
sehingga banyak
Informasi  
pengalihfungsian lahan.

 
Hasil Identifikasi Faktor Potensial

 Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan


 Pertumbuhan kawasan permukiman padat
 Kurangnya kesadaran masyarakat
 Saluran drainase tidak berfungsi dengan baik
 PEMKOT Bandar Lampung kurang memperhatikan pembersihan
sungai
Daftar Pustaka
• https://www.republika.co.id/berita/qkpla8328/sebagian-kota-bandar-
lampung-tergenang-banjir
• https://mitrabentala.org/banjir-dan-hujan-perlu-penanganan-dari-hulu-
hingga-hilir/
• https://adoc.pub/queue/i-pendahuluan-banjir-merupakan-salah-satu-
contoh-bencana-yan.html
• http://jurnal.ubl.ac.id/index.php/JTS/article/viewFile/897/914
• https://fp.unila.ac.id/faperta-berkarya-pengendalian-banjir-di-provinsi-
lampung/
• https://adoc.pub/i-pendahuluan-banjir-merupakan-salah-satu-contoh-
bencana-yan.html
• https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210901112144-20-
688223/hujan-deras-sejak-senin-5-desa-di-lampung-terendam-banjir
• https://www.mongabay.co.id/2020/01/31/inovasi-infrastruktur-jadi-
solusi-banjir/
• https://www.google.com/url?q=https://rimbakita.com/alat-pendeteksi-
banjir/&usg=AOvVaw1dGthgA0ppjZ0RUPMXqsm1
• Purwadi, O. T., Yulianto, H., & Mashabi, M. (2014). Lubang Resapan
Biopori Sebuah Strategi Untuk Memanfaatkan Air Hujan Dalam
Menjaga Kelestarian Sumber Air Di Kota Bandar Lampung.
Rekayasa: Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 18(1),
47-58.

Anda mungkin juga menyukai