Anda di halaman 1dari 14

I.

TUJUAN

 Menentukan massa jenis ( 𝜌 ) benda padat yang tidak teratur dengan bantuan zat
cair
 Menentukan gaya tekan keatas dari zat cair

II. DASAR TEORI

A. HUKUM ARCHIMIDES

a. Pengertian Hukum Archimedes


Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan
diatas benda cair yang ditemukan oleh Archimedes, seorang ilmuwan Yunani
yang juga merupakan penemu pompa spiral untuk menaikan air yang dikenal
dengan istilah Sekrup Archimedes. Hukum Archimedes berhubungan dengan
gaya berat dan gaya ke atas suatu benda jika dimasukan kedalam air.

b. Bunyi Hukum Archimedes


Bunyi hukum archimedes yaitu “ Apabila suatu benda dicelupkan ke
dalam zat cair, baik sebagian atau seluruhnya, benda akan mendapat gaya apung
(gaya ke atas) yang besarnya sama dengan berat zat cair yang didesaknya
(dipindahkan) oleh benda tersebut. ”.

c. Rumus Hukum Archimedes


Ketika suatu benda dimasukkan ke dalam air, ternyata beratnya seolah-
olah berkurang. Hal ini terlihat dari penunjukkan neraca pegas yang lebih kecil.
Peristiwa ini tentu bukan berarti ada massa benda yang hilang, namun disebabkan
oleh suatu gaya yang mendorong benda yang arahnya berlawanan dengan arah
berat benda. Seorang ahli Fisika yang bernama Archimedes mempelajari hal ini
dengan cara memasukkan dirinya pada bak mandi. Ternyata, ia memperoleh hasil
percobaan, yakni beratnya menjadi lebih ringan ketika di dalam air. Gaya ini
disebut gaya apung atau gaya ke atas (FA).
Gaya apung terjadi karena tekanan pada fluida bertambah terhadap
kedalaman. Dengan demikian tekanan ke atas pada permukaan bawah benda yang
dibenamkan lebih besadari tekanan ke bawah pada permukaan atasnya.
Sebuah silinder dengan ketinggian h yang ujung atas dan bawahnya
memiliki luas A dan terbenam seluruhnya dalam fluida dengan massa jenis f .
Fluida memberikan tekanan P1 = ρf .g.h1 di permukaan atas silinder. Gaya yang
disebabkan oleh tekanan bagian atas silinder ini adalah F1 =P1 .A=
ρf .g.h1.A dan menuju ke bawah. Dengan cara yang sama, fluida memberikan gaya
ke atas pada bagian bawah silinder yang sama dengan F2=P2.A= ρf .g. h2. Gaya
total yang disebabkan oleh tekanan fluida, yang merupakan gaya apung FB yang
bekerja ke atas dengan besar : Rumus Hukum Archimedes

FA = ρa x Va x g
Keterangan:

FA = Gaya keatas yang dialami benda(N)


ρa = Massa Jenis zat cair (kg/m3)
Va = Volume air yang terdesak (m3)
G = Percepatan Gravitasi (m/det2)

Berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimede diatas, suatu benda yang
akan terapung, tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya
berat dan gaya keatas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3
hukum turunan dari Hukum Archimedes yang Berbunyi :

a. Benda Tenggelam
Benda dikatakan terapung jika massa jenis benda lebih kecil daripada
massa jenis zat cair dan Berat benda sama dengan gaya ke atas zat cair. Sebuah
benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (W)
lebih besar dari gaya ke atas (FA).
W > Fa
pb Vb g > pf Vf g
pb > pf
Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (p).

b. Benda Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat
benda (W) sama dengan gaya ke atas (FA) atu benda tersebut tersebut dalam
keadaan setimbang
W = Fa
pb Vb g = pf Vf g
pb = p f
Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku : EA = Eb
c. Benda Terapung
Benda dikatakan terapung jika massa jenis benda lebih kecil daripada
massa jenis zat cair dan Berat benda sama dengan gaya ke atas zat cair. Sebuah
benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (W) lebih
kecil dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g > pf Vf g
pb > pf
Dimana V = A.h yang merupakan volume silinder. Karena ρf adalah
massa jenis fluida, hasilkali ρf.g.V = mf .g merupakan berat fluida yang
mempunyai volume yang sama dengan volume silinder. Dengan demikian gaya
apung pada silinder sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh silinder.
Gaya apung sama dengan berat benda di udara dikurangi dengan berat benda di
dalam air.

FB = ρf .g.V
FA = Wu – Wa

Keterangan :
FA = Gaya apung atau gaya ke atas (N)
Wu = Gaya berat benda di udara (N)
Wa = Gaya berat benda di dalam air (N)

Volume zat cair yang terdesak sama dengan volume benda yang tercelup .
Volume zat cair yang terdesak sama dengan volume benda yang tercelup sama
dengan Vc. Berat zat cair yang terdesak: Besarnya gaya apung ini bergantung
pada banyaknya air yang didesak oleh benda tersebut. Semakin besar air yang
didesak maka akan semakin besar pula gaya apungnya. Berdasarkan bunyi dan
rumus hukum Archimedes diatas, suatu benda akan terapung, tenggelam, atau
melayang di dalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya ke atas.

B. MASSA JENIS
Massa jenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya perbandingan
antara massa benda dengan volume benda tersebut. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-
rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Massa
jenis zat tidak dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran benda. Walaupun kedua
besaran yang menunjukan ukuran benda tersebut makin besar tetapi massa
jenisnya tetap, hal ini disebabkan oleh kenaikan massa benda atau sebaliknya
kenaikan volume benda diikuti secara linier dengan kenaikan volume benda atau
massa benda.
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa
jenis yang berbeda dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama. Salah satu sifat yang penting dari suatu bahan
adalah densitas (density)-nya, didefinisikan sebagai massa persatuan volume
(g/cm3). Jika sebuah bahan yang materialnya homogen bermassa “m” memiliki
volume “V”, densitasnya 𝜌 adalah :

𝒎
𝝆= 𝒗

Keterangan :
𝜌 = massa jenis ( kg/m3 )
M = massa ( kg )
V = volume ( m3 )

Satuan massa jenis selain dalam Kgm-3 ,bias juga dalam 'CGS [centi-
gram-sekon]' adalah : gram per sentimeter kubik (g/cm3). 1 g/cm3=1000 kg/m3.
Secara kasar, massa jenis dapat digunakan untuk mengetahui apakah benda dapat
mengapung di permukaan air yang dinyatakan pada tiga keadaan dalam Hukum
Archimides.

C. FLUIDA

Suatu zat yang memiliki kemampuan untuk mengalir dinamakan Fluida.


Sehingga zat cair dan gas termasuk fluida. Massa jenis atau kerapatan suatu fluida
dapat bergantung pada banyak faktor seperti temperatur fluida dan tekanan yang
mempengaruhi fluida, akan tetapi pengaruhnya sangat sedikit sehingga massa
jenis suatu fluida dinyatakan sebagai konstanta/bilangan tetap.
Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki berat akibat pengaruh
gravitasi bumi. Berat fluida menimbulkan tekanan pada setiap bidang permukaan
yang bersinggungan dengannya. Pada dasarnya fluida selalu memberikan tekanan
pada setiap bidang yang bersentuhan dengannya. Besarnya tekanan bergantung
pada besarnya gaya dan luas bidang tempat gaya bekerja. Dalam hal ini tekanan
didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang tiap satuan
luas bidang tersebut.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan
memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis yang lebih rendah (misalnya air). Mengukur massa jenis
fluida dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Aerometer. Alat
Aerometer ini bekerja menggunakan prinsip Hukum Archimedes.

D. TEKANAN

Besar tekanan di definisikan sebagai gaya tiap satuan luas. Apabila


gaya sebesar F bekerja secara tegak lurus dan merata pada permukaan
bidang seluas A, tekanan ada permukaan itu dapat di rumuskan sebagai
berikut :

Keterangan :
P = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas (m2)

Satuan tekanan dalam SI adalah N/m2 atau disebut juga Pascal


(Pa). Penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari misalnya
pada paku dan pisau. Ujung paku dibuat runcing dan pisau dibuat tajam
untuk mendapatkan tekanan yang lebih besar, sehingga lebih mudah
menancap pada benda lain yang dibuat sesuai dengan tujuan
penggunaanya.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Neraca Pegas
2. Gelas Ukur
3. Air
4. Benang / tali
5. Batu
IV. LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan


2. Ikat batu pada tali kemudian timbang menggunakan neraca pegas, catat besar
massa dan gaya benda tersebut
3. Beri gelas ukur dengan air pada volume tertentu dan catat
4. Masukkan batu, hitung volume kenaikannya, gaya yang bekerja saat di dalam air
5. Hitung volume benda
6. Hitung tekanan gaya ke atasnya
7. Ulangi dengan menambahkan batu satu per satu sampai 3 batu

V. TABEL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

a. TABEL PENGAMATAN

NO Massa (gr) B1 (N) B2 (N) V (cc) Fa (N) 𝝆 (gr/cc) Fap (N)

1 90 0.9 0.5 40 0.4 2.25 0.9


2 170 1.7 1 70 0.7 2.42 1.69
3 240 2.3 1.3 100 1 2.4 2.4

b. PERHITUNGAN

1. Diket :
1 buah batu
Massa = 90 gr
B1 = 0.9 N
B2 = 0.5 N
V2 = 840 ml
V1 = 800 ml
Ditanya :
Volume =.....?
Fa =.....?
𝜌 =.....?
Fap =.....?
Jawab :
a. Volume = V2 – V1
= 840 – 800
= 40 ml
b. Fa = B1 – B2
= 0.9 – 0.5
= 0.4 N

𝑚
c. 𝜌 = 𝑣
90
= 40
𝒈𝒓⁄
= 2.25 𝒄𝒄

𝜌𝑥𝑔𝑥𝑉
d. Fap = 1000
2.25 𝑥 10 𝑥 40
= 1000
900
= 1000
= 0.9 N
2. Diket :
2 buah batu
Massa = 170 gr
B1 = 1.7 N
B2 = 1N
V2 = 870 ml
V1 = 800 ml
Ditanya :
Volume =.....?
Fa =.....?
𝜌 =.....?
Fap =.....?
Jawab :
a. Volume = V2 – V1
= 870 – 800
= 70 ml

b. Fa = B1 – B2
= 1.7 – 1
= 0.7 N

𝑚
c. 𝜌 = 𝑣
170
= 70
𝒈𝒓⁄
= 2.42 𝒄𝒄
𝜌𝑥𝑔𝑥𝑉
d. Fap = 1000
2.42 𝑥 10 𝑥 70
= 1000
1694
= 1000
= 1.69 N

3. Diket :
3 buah batu
Massa = 240 gr
B1 = 2.3 N
B2 = 1.3 N
V2 = 900 ml
V1 = 800 ml
Ditanya :
Volume =.....?
Fa =.....?
𝜌 =.....?
Fap =.....?
Jawab :
a. Volume = V2 – V1
= 870 – 800
= 70 ml

b. Fa = B1 – B2
= 1.7 – 1
= 0.7 N

𝑚
c. 𝜌 = 𝑣
170
= 70
𝒈𝒓⁄
= 2.42 𝒄𝒄

𝜌𝑥𝑔𝑥𝑉
d. Fap =
1000
2.42 𝑥 10 𝑥 70
= 1000
1694
= 1000
= 1.69 N
VI. PEMBAHASAN

Hukum Archimedes merupakan tercelupnya seluruh atau sebagian benda ke dalam


zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas atau gaya apung. Baik benda tersebut
terapung, melayang ataupun tenggelam. Massa benda ketika di udara berbeda ketika benda
tersebut dicelupkan ke dalam zat cair. Oleh karena itu, dalam pembahasan hukum
ArchImedes kali ini adalah perbedaan massa benda di udara dan di air. Adapun benda yang
digunakan ialah 3 buah batu. Benda tersebut dicelupkan ke dalam zat cair berupa air. Untuk
menghitung massanya digunakan neraca pegas.
Untuk massa jenis zat cair: air bernilai 1 kg/m3, dan volume adalah 40 ml, 70 ml dan
100 ml. Sebelum benda dicelupkan, terlebih dahulu di diukur massanya di udara dan
volume benda tersebut. Massa batu di udara sebesar 90 gr dengan gaya 0.9 N, 170 gr
dengan gaya 1.7 N, 240 gr dengan gaya 2.3 N.
Kemudian benda tersebut dicelupkan ke dalam zat cair. Terlihat ketika benda
tersebut dimasukkan ke dalam zat cair, maka permukaannya akan terdesak atau naik.
Menurut hukum Archimedes zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada
benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan.
Dengan kata lain, benda yang dicelupkan beratnya seolah-olah menjadi lebih ringan.
Berat benda pun berbeda-beda ketika dimasukan ke dalam zat cair yang berbeda, yaitu pada
batu 1,2,3 menjadi 0.5 N, 1 N, 1.3 N. Bisa dilihat massa benda di udara dan massa benda
ketika dicelupkan ke dalam zat cair mengalami perubahan. Hal ini karena massa jenis air
sehingga benda yang dicelupkan ke air lebih ringan. Hal tersebut juga karena adanya gaya
apung pada benda. Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada
kedalaman yang berbeda, dan bisa dihitung menggunakan rumus: FA = p v g.
Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut. Ketika
sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida, maka akan terdapat perbedaan tekanan antara
fluida pada bagian atas benda dan fluida pada bagian bawah benda. Fluida pada bagian
bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang berada di bagian atas
benda. Hal ini disebabkan karena fluida yang berada di bawah benda memiliki kedalaman
yang lebih besar daripada fluida yang berada di atas benda. Dari hasil pengamatan benda
yang dicelupkan tenggelam. Hal ini karena berat benda (W) lebih besar dari gaya ke atas (F-
A), W > FA. Akan tetapi adanya persamaan antara W dan FA.
Adanya ketidaksesuaian hasil percobaan dengan teori yang ada dikarenakan adanya
kesalahan, yaitu :
1. kurangnya ketelitian ketika pengamatan
2. Alat yang digunakan kurang presisi / sudah lama dalam menunjukkan angka
3. Pembulatan angka sehingga mempengaruhi perhitungan
VII. KESIMPULAN

1. Benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara, karena dalam
air benda mendapat gaya ke atas.
2. Jika massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair, atau gaya ke atas
lebih kecil dari berat benda, maka benda akan tenggelam.
3. Jika massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair, maka benda akan
mengapung (di permukaan).
4. Jikaa massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair, maka benda akan
melayang di tengah zat cair.

SARAN

1. Perlunya ketelitian ketika menghitung suatu massa benda, baik itu pada saat
diudara, atupun pada saat di dalam zat cair.
2. Hendaknya praktika berhati-hati dalam melakukan praktikum, sehingga di peroleh
hasil yang maksimal.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit


Erlangga

Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit


Erlangga Tim IPA, IPA Terpadu Kelas 1, Penerbit Yudhistira, 2007

Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta :


Penebit Erlangga

Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),
Jakarta : Penerbit Erlangga

While, Frank.M. 1988. Mekanika Fluida edisi ke-2 jilid I. Jakarta : Erlangga

http://kumpulan-kumpulan-makalah.blogspot.com/2016/03/makalah-hukum-
archimedes.html

http://ari-irawan4.blogspot.com/2014/05/hukum-archimedes.html

http://mamanzhpoliven.blogspot.com/
IX. LAMPIRAN

1. Foto alat, bahan, dan kegiatan


2. 1 lembar laporan sementara

Air di Gelas Ukur


Neraca Pegas

Benang Batu (benda tidak teratur)


Pengukuran 1 batu
Gelas Ukur

Pengukuran 2 batu Pengukuran 3 batu


Pengukuran di air 1 batu Pengukuran di air 2 batu

Pengukuran di air 3 batu

Anda mungkin juga menyukai