Anda di halaman 1dari 3

PERUBAHAN FASA ZAT

A. Pengertian Fasa Zat


Fasa adalah keadaan suatu zat yang seragam dalam komposisi kimia dan bentuk fisiknya. Fasa adalah zat yang homogen secara
kimia dan fisika.
Fasa merupakan besaran zat yang memiliki struktur fisika dan komposisi kimia yang seragam. Struktur fisika dikatakan seragam
apabila zat terdiri dari gas saja, cair saja, larutan saja ataupun padat saja.

B. Perubahan Fasa Zat


Perubahan Fasa adalah proses perubahan bentuk suatu zat  menjadi bentuk lain, salah satu  penyebab perubahan fasa tersebut
adalah kalor/ panas.
Perubahan Fasa merupakan efek dari adanya salah satu sifat fisika zat, yaitu wujud. Sifat fisika zat sendiri ialah sifat yang dapat
diamati secara langsung tanpa mengubah susunan zat, misalnya wujud, warna, kelarutan, daya hantar listrik, dan kemagnetan,
titik lebur dan titik didih.
Secara harfiah, perubahan fasa terjadi saat sebuah zat berubah dari satu wujud ke wujud yang lain. Misalnya dari gas ke cair, cair
ke padat, padat ke gas, dan sebaliknya. Setiap proses melibatkan panas, baik panas itu dilepas oleh zat ataupun diterima oleh zat,
tapi tidak melibatkan perubahan temperatur.
Gambar Umum Perubahan Fasa
Wujud zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh
berbagai fasa materi berlainan. Secara historis, pembedaan ini
dibuat berdasarkan perbedaan kualitatif. Dalam keadaan padatan
zat mempertahankan bentuk dan volume; dalam keadaan cairan zat
mempertahankan volume tetapi menyesuaikan dengan bentuk
wadah tersebut dan sedangkan gas mengembang untuk menempati
volume apa pun yang tersedia.
Diagram ini menunjukkan nomenklatur untuk transisi fasa yang
berbeda-beda
Perbedaan antara wujud zat saat ini didasarkan pada perbedaan
dalam hubungan antarmolekul. Dalam keadaan padatan gaya-gaya
intermolekul menjaga molekul-molekul berada dalam hubungan
spasial tetap. Dalam cairan, gaya-gaya antarmolekul menjaga molekul tetap berada berdekatan, namun tidak ada hubungan
spasial yang tetap. Dalam keadaan gas molekul lebih terpisah dan gaya tarik antar molekul relatif tidak memengaruhi gerakannya. 
Wujud zat juga dapat didefinisikan menggunakan konsep transisi fasa.Sebuah transisi fasa menandakan perubahan struktur dan
dapat dikenali dari perubahan drastis dari sifat-sifatnya. Menggunakan definisi ini, wujud zat yang berbeda adalah tiap keadaan
termodinamika yang dibedakan dari keadaan lain dengan sebuah transisi fasa. Air dapat dikatakan memiliki beberapa wujud padat
yang berbeda.
Munculnya sifat superkonduktivitas dihubungkan dengan suatu transisi fasa, sehingga ada keadaan superkonduktif. Begitu pula,
keadaan kristal cair dan feromagnetik ditandai oleh transisi fasa dan memiliki sifat-sifat berlainan.
Setiap zat akan berubah apabila menerima panas (kalor). Es dipanaskan akan mencair. Air dipanaskan akan menguap menjadi
uap air (gas). Apabila uap air didinginkan menjadi embun dan kembali menjadi air. Air didinginkan menjadi es. Perubahan wujud
benda terjadi karena proses pemanasan dan pendinginan.
Fasa dari Zat Murni :

1. Solid (padat) : jarak antar molekul sangat dekat sehingga gaya tarik antar molekul  sangat  kuat,  maka  bentuknya tetap.
Gaya tarik antara molekul-molekul cenderung untuk mempertahankannya pada jarak yang relatif konstan.Pada temperatur
tinggi molekul melawan gaya antar molekul dan terpencar.
2. Liquid (cair) : Susunan molekul mirip dengan zat padat , tetapi terhadap yang lain sudah tidak tetap lagi. Sekumpulan
molekul akan mengambang satu sama lain.
3. Gas : Jarak antar molekul berjauhan dan susunannya acak. Molekul bergerak secara acak. Semua zat murni
mempunyai kelakuan umum yang sama. Sebagai contoh air (water).

C. Diagram Fasa
1. Diagram fasa air murni (pelarut)
Hubungan antara ketiga fasa untuk zat tunggal disajikan oleh diagram fasa. Diagram fasa adalah diagram yang
menggambarkan perubahan bentuk suatu zat pada berbagai keadaan tekanan dan suhu. Diagram fasa atau diagram P-T
adalah diagram yang menyatakan hubungan antara suhu dan tekanan dengan fase zat. Setiap zat cair pada suhu tertentu
mempunyai tekanan uap jenuh tertentu. Zat cair akan mendidih dalam keadaan terbuka jika tekanan uap jenuhnya sama
dengan tekanan atmosfer. Pada saat udara mempunyai tekanan 1 atm, air akan mendidih pada suhu 100 oC. Hubungan suhu
dan tekanan pada air digambarkan pada diagram fasa air berikut ini.
Berikut penjelasan diagram P – T dengan pelarut H2O:

1). Garis didih


Garis B – C pada gambar di atas disebut garis didih. Garis didih
merupakan transisi fase cair – gas. Setiap titik pada garis ini
menyatakan suhu dan tekanan di mana air akan mendidih. Seperti
yang kita ketahui bahwa titik didih tergantung pada tekanan gas di
permukaan. Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air mendidih pada
suhu 100oC. Jika terdapat tempat di bumi ini yang mempunyai
tekanan 4,58 mmHg, maka sudah dipastikan air akan mendidih pada
kisaran 0,0098oC.
2). Garis beku
Garis B – D pada gambar di atas disebut garis beku. Garis beku
merupakan transisi fase cair – padat. Setiap titik pada garis ini
menyatakan suhu dan tekanan di mana air dapat membeku (es
mencair). Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air membeku pada
suhu 0oC, dan jika terdapat tempat di bumi ini yang mempunyai
tekanan 4,58 mmHg, maka sudah dipastikan air akan membeku pada
kisaran 0,0098oC. titik beku dan titik didih pada tekanan 4,58 mmHg mempunyai nilai yang sama, artinya titik didh = titik beku
pelarut. Perhatikan bahwa tekanan permukaan berpengaruh besar pada titik didih, tetapi sangat kecil pengaruhnya terhadap
titik beku. Garis B – D nyaris vertical terhadap sumbu suhu.
3). Garis sublimasi
Garis A – B pada diagram fase di atas disebut garis sublimasi. Garis sublimasi merupakan transisi fase pada gas. Setiap titik
pada pada garis sublimasi menyatakan suhu dan tekanan di mana zat padat dan uapnya dapat menyublim.
4). Titik tripel
Perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan garis sublimasi disebut titik tripel. Titik tripel air adalah 0,0098oC pada
tekanan 4,58 mmHg. Pada titik tripelnya, ketiga bentuk fase, yaitu padat, cair, dan gas berada dalam kesetimbangan.
2. Diagram fasa larutan
Mari kita bandingkan dengan diagram fase larutan dengan diagram fase pelarutnya yaitu H2O, seperti tampak pada
diagram P – T larutan berikut.
Larutan mempunyai tekanan uap lebih rendah dari pada pelarut
murninya (dalam hal ini air) yang dinyatakan sebagai. Oleh karena
itu garis didih dan garis beku larutan berada di bawah garis didih
dan garis beku pelarutnya. Penurunan tekanan uap tersebut
berpengaruh terhadap titik didih dan titik beku larutan. seperti yang
tampak pada diagram P – T larutan di atas, tekanan uap larutan
belum 760 mmHg pada suhu 100oC. oleh karena itu belum
mendidih. Larutan akan mendidih pada suhu di atas 100oC yaitu
ketika tekanan uapnya mencapai 760 mmHg. Dengan kata lain,
larutan mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada pelarutnya.
Sebaliknya, penurunan tekanan uap menyebabkan titik beku larutan
lebih rendah dibandingkan dengan titik beku pelarutnya.

Latihan Soal
1. Sebuah zat memiliki ciri-ciri berikut: 1) Jarak antar partikel-partikelnya
sangat
jauh 3. Contoh perubahan fasa zat dari gas menjadi padat adalah ….
2) Gerakannya bebas a. kapur barus yang hilang d. lilin yang terbakar
3) Gaya tarik menariknya sangat b. air membeku menjadi es e. besi yang dipanaskan
lemah. c. terbentuknya salju
Zat tersebut berfasa ….
a. gas c. padat e.
larutan 4. Sebongkah es dimasukkan dalam wadah, kemudian dipanaskan.
b. logam d. cair Perubahan wujud secara berurutan yang mungkin terjadi adalah ….
a. cair – padat – gas  d.padat – cair – gas
b. padat – gas – cair e. gas – padat – cair
2. Perubahan fasa dari zat cair menjadi padat disebut …. c. cair – gas – padat
a. menguap c. mengembun e.
menyublim 5. Perhatikan diagram PT berikut:
b. membeku d. mencair Bagian yang merupakan perubahan wujud dari cair ke gas suatu larutan
adalah: d. M – N e. T – M
a. K – L b. M – P c. R – N

Anda mungkin juga menyukai