Selain berbentuk
serbuk, ada juga obat sakit kepala yang berbentuk kapsul. Kelarutan obat yang berbentuk serbuk
tentu saja berbeda dengan kelarutan obat yang berbentuk kapsul. Seberapa besar kelarutan obat
berbentuk serbuk dan kapsul dalam air? Bagaimanakah cara menentukan kelarutan suatu zat?
Adakah faktor-faktor yang memengaruhi kelarut an suatu zat? Kalian akan tahu jawabannya,
dengan mempelajari bab ini.
Saat minum obat berbentuk serbuk, mungkin kalian akan melarutkannya dengan air. Nah, dengan
melarutkan serbuk dalam air, berarti kalian telah membuat larutan. Kemudian, larutan itu akan
terurai menjadi ion-ion pembentuknya. Namun, apabila kalian terus menambahkan serbuk
sampai tidak dapat larut dalam air, berarti larutan telah jenuh dan terbentuk kesetimbangan baru.
Dengan demikian, teman-teman bisa mengetahui besarnya kelarutan (s) dan tetapan
kesetimbangan (tetapan hasil kali kelarutan/Ksp) dari larutan tersebut. Selain itu, kalian juga bisa
mengetahui hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan, terbentuknya
endapan, besarnya pH larutan, dan penambahan ion senama.
Pengertian Kelarutan
Pernahkah kalian melarutkan garam dapur ke dalam air? Ketika kita melarutkan satu sendok
garam dapur ke dalam satu gelas air, maka garam tersebut akan larut. Bagaimana jika
ditambahkan garam dapur lebih banyak lagi? Apakah garam dapur tersebut dapat larut juga?
Di dalam air, garam dapur (NaCl) melarut dan terdisosiasi menjadi ion-ionnya (Na+dan Cl).
Penambahan kristal garam dapur lebih lanjut akan menyebabkan molaritas ion-ionnya dalam
larutan semakin tinggi. Sehingga apabila penambahan Kristal NaCl ini dilakukan terus menerus,
maka suatu saat garam tersebut tidak akan larut lagi. Hal ini berarti bahwa larutan garam dapur
sudah mencapai konsentrasi maksimum yang dimungkinkan atau dikatakan larutan dalam
keadaan jenuh. Ketika sudah tercapai larutan jenuh, berapapun jumlah garam yang
ditambahkan , garam tersebut hanya akan tenggelam ke dasar air membentuk endapan Kristal.
Dari fakta inilah kemudian muncul istilah kelarutan.
Jadi kelarutan (solubility,s) dari zat terlarut merupakan jumlah maksimum zat terlarut
yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah sebagai berikut:
1.
Jenis Pelarut
Pernahkan kalian mencampurkan minyak dengan air? Jika pernah, pasti kalian telah mengetahui
bahwa minyak dan air tidak dapat bercampur. Sebab, minyak merupakan senyawa non-polar,
sedangkan air merupakan senyawa polar. Senyawa non-polar tidak dapat larut dalam senyawa
polar, begitu juga sebaliknya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kedua zat bisa bercampur, asalkan
keduanya memiliki jenis yang sama.
2.
Suhu
Kalian sudah mengetahui bahwa gula lebih cepat larut dalam air panas daripada dalam air dingin,
bukan? Kelarutan suatu zat berwujud padat semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan. Dengan
naiknya suhu larutan, jarak antarmolekul zat padat menjadi renggang. Hal ini menyebabkan
ikatan antarzat padat mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air, sehingga zat tersebut
mudah larut.
3.
Pengadukan
Dari pengalaman sehari-hari, kita tahu bahwa gula lebih cepat larut dalam air jika diaduk.
Dengan diaduk, tumbukan antarpartikel gula dengan pelarut akan semakin cepat, sehingga gula
mudah larut dalam air.
Kesetimbangan Kelarutan
Pada bab sebelumnya telah dipelajari contoh-contoh kesetimbangan homogeny dan heterogen.
Pada kesetimbangan homogen fase pereaksi dan hasil reaksinya sama.
Contoh:
Jika suatu senyawa ion yang berwujud padat dimaksukkan ke dalam air, biasanya akan larut
membentuk ion-ion.
Apakah semua senyawa ion larut dalam air dan bagaimana hubungan konsep kesetimbangan
dengan kelarutan zat? Lakukan kegiatan berikut!
Pada percobaan, NaCl semua larut dalam air sedangkan CaC2O4 tidak larut semua. Pada
pelarutan CaC2O4 , tidak semua CaC2O4 larut dalam air, sehingga terdapat endapan CaC2O4 .
Pada larutan jenuhnya terdapat kesetimbangan antara CaC2O4 padat dengan ion-ionnya.
Reaksi:
CaC2O4 (s) Ca2+(aq) + C2O42(aq)
Contoh soal:
1. Di dalam 200 mL larutan terlarut 5,3 mg Ag2CrO4 (Mr = 332).
a. Tulislah reaksi kesetimbangan Ag2CrO4 dalam air!
b. Berapakah kelarutan Ag2CrO4 dalam mol L1 larutan?
Penyelesaian
a. Ag2CrO4(aq) 2Ag+(aq) + CrO42(aq)
b.5,3 mg Ag2CrO4 = (5,3 . 10-3 ) / 332 mol = 1,6.10-5 mol
Oleh karena CaC2O4 yang larut dalam air sangat kecil maka konsentrasi CaC2O4 dianggap tetap.
Sesuai dengan harga K untuk kesetimbangan heterogen, konstanta reaksi ini dapat ditulis:
Ksp = [Ca2+] [C2O42-]
Ksp atau konstanta hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh,
dipangkatkan masing-masing koefisien reaksinya.
Rumus dan harga Ksp beberapa senyawa dapat dilihat pada Tabel 11.3.
Jadi, Ksp merupakan batas maksimal hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh elektrolit
yang sukar larut dalam air. Dalam perhitungan-perhitungan, jika hasil kali konsentrasi ion-ion
(Qc):
1. Qc < Ksp :berarti larutan belum jenuh;
2. Qc = Ksp :berarti larutan tepat jenuh;
3. Qc > Ksp :berarti larutan lewat jenuh dan terjadi penge
Jika harga kelarutan dari senyawa AmBn sebesar s mol L1, maka di dalam reaksi kesetimbangan
tersebut konsentrasi ion-ion An+ dan Bm adalah:
AmBn (s)
mAn+ (aq)
s mol L1
m . s mol L1
nBm (aq)
n . s mol L1
sm+n =
Hubungan kelarutan dengan hasil kali kelarutan dapat pula dinyatakan dengan persamaan
berikut:
Ksp = (n 1)n1 . sn
dengan:
n = jumlah ion dari elektrolit
s = kelarutan elektrolit (mol.L1)
Untuk elektrolit biner (n = 2): Ksp = s2
atau
s = Ksp
s = 3Ksp/4
= 2 . 104 mol.L1
a.
b.
kelarutan
2s
= 2s = 4 . 104 mol.L1
larutan AgNO3, ternyata kelarutan AgCl dalam larutan-larutan tersebut akan lebih kecil jika
dibandingkan dengan kelarutan AgCl dalam air murni.
Hal ini disebabkan karena sebelum AgCl(s) terionisai menjadi Ag+(aq) atau Cl(aq), di dalam
larutan sudah terdapat ion Ag+ (dari AgNO3) atau ion Cl (dari NaCl)
AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl (aq)
Sesuai dengan Asas Le Chatelier, penambahan Ag+ atau Cl akan menggeser kesetimbangan ke
kiri, sehingga AgCl yang larut makin sedikit. Dengan demikian, adanya ion sejenis akan
memperkecil kelarutan suatu elektrolit.
Contoh soal:
Jika diketahui Ksp AgCl pada suhu 25oC adalah 2.1010 mol.L1, bandingkanlah kelarutan AgCl
dalam:
a. air murni (pada suhu yang sama)
b. larutan NaCl 0,1 M
Jawab:
a. Misal, kelarutan AgCl dalam air = s mol.L1
AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl (aq)
s mol.L1 s mol.L1
s mol.L1
= (s)
(s)
n mol.L1
NaCl (s)
n mol.L1
n mol.L1
0,1 mol.L1
Karena [Cl] yang berasal dari AgCl sangat sedikit dibandingkan dengan [Cl] yang berasal dari
larutan NaCl, maka [Cl] yang berasal dari AgCl dapat diabaikan, sehingga:
= 2 . 109 mol.L1
Kelarutan AgCl dalam air murniadalah 1,41.105 mol.L1 jauh lebih besar dari pada kelarutan
AgCl dalam larutan NaCl yang besarnya hanya 2. 109 mol.L1. Dengan demikian, telah terbukti
bahwa adanya ion senama akan memperkecil kelarutan suatu elektrolit.
Meramalkan pengendapan berdasarkan Ksp
Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan apakah elektrolit tersebut
dapat larut atau mengendap dalam suatu larutan. Semakin besar harga Ksp suatu senyawa, maka
semakin mudah larut senyawa tersebut. Dengan membandingkan harga Ksp dengan harga hasil
kali konsentrasi ion-ion
(Qc) yang ada dalam larutan yang dipangkatkan dengan koefisien reaksi masing-masing,
maka ada tiga kemungkinan yang akan terjadi jika dua buah larutan elektrolit
dicampurkan, yaitu:
Jika Qsp < Ksp, larutan belum jenuh (tidak ada endapan)
Jika Qsp = Ksp, larutan tepat jenuh (belum ada endapan)
Jika Qsp > Ksp, larutan lewat jenuh (ada endapan)
Contoh soal:
500 mL larutan Pb(NO3)2 103 M dicampurkan dengan 1 liter larutan NaI 102 M. Jika diketahui
Ksp PbI2 = 6 . 109, Tentukan apakah terbentuk endapan atau belum?
Jawab:
Mol Pb2+ = V . M
= 0,5 liter 103 M = 5 . 104 mol
Mol I
=V.M
Qc = [Pb2+][I]
= (3,33 . 104) (6,67 . 103)
= 1,5.108 M
Harga Qc > Ksp maka terjadi pengendapan PbI2
Untuk menentukan kelarutan zat pada pH tertentu dapat digunakan harga Ksp zat tersebut.
Beberapa contoh perhitungan berdasarkan hubungan Ksp dengan pH adalah sebagai berikut.