ORGANIK
Setiap senyawa organik memiliki sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat kimia, tetapi
dalam pembahasan ini akan difokuskan pada sifat-sifat intramolekul. Sifat-sifat intramolekul
tersebut meliputi panjang ikatan, energi ikatan, momen dipol, keasaman dan kebasaan suatu
molekul organik.
Di dalam energi ikatan dijelaskan tentang pengukuran, perhitungan secara teori dan
faktor-faktor yang menentukan panjang ikatan. Pada energi ikatan akan diuraikan tentang
penentuan energi ikatan secara eksperimen dan secara teoritis. Pembahasan tentang momen
dipol meliputi perhitungan momen dipol dalam berbagai macam senyawa organik. Pada
uaraian tentang keasaman dan kebasaan dijelaskan tentang faktor-faktor yang menentukan
keasaman dan kebasaan suatu senyawa organik.
PANJANG IKATAN
Panjang ikatan adalah jarak antara duah buah atom yang saling berikatan atau jarak
rata-rata anatar dua buah inti yang berikatan kovalen.
rA = d, rA = jari-jari kovalen A
Panjang ikatan (d)
rA = d A
Menurut Huggins dan Pauling hubungan antara jari-jari kovalen dan panjang ikatan
adalah
r AB=r A+r B
Keterangan :
rA-B = panjang ikatan AB
rA = jari-jari kovalen atom A
rB = jari-jari kovalen atom B
contoh :
1 Panjang ikatan C-C merupakan jumlah jari-jari kovalen kedua atom C. Dengan demikian jika atom
C mempunyai jari-jari kovalen 0,77 Ao, maka panjang ikatan C-C dapat diperoleh dengan cara
berikut:
rC-C = r C + r C
= 0,77 + 0,77
= 1,54
2 Panjang ikatan H-H adalah total dari jari-jari kovalen kedua atom H dan jika jari-jari kovalen atom
adalah 0,28 Ao, maka panjang ikatan H-H dapat dihitung dengan cara berikut:
rH-H = rH + rH
= 0,28 + 0,28
= 0,56
3 Panjang ikatan C-Cl adalah jumlah jari-jari kovalen atom C dan atom Cl. Apabila jari-jari kovalen
atom C dan Cl adalah berturut-turut 0,77 dan 0,99 Ao, maka panjang ikatan C-Cl adalah:
rC-Cl = rC + rCl
= 0,77 + 0,99
= 1,76
Dari data eksperimen memperlihatkan bahwa panjang ikatan C-Cl adalah 1,72 . Ini berarti
bahwa data perhitungan lebih besar daripada data eksperimen. Dengan demikian persamaan
di atas hanya berlaku untuk dua atom yang berikatan dengan perbedaan keelektronigatifan
nol. Jadi, jari-jari kovalen meruapakan setengah dari jarak inti kedua atom yang berikatan.
Harga jari-jari kovalen beberapa unsur yang sering dijumpai dalam senyawa organik
tertera dalam tabel 1.
Tabel 1. Jari-jari kovalen beberapa unsur
Jari-jari kovalen, r ( )
Unsur
H 0,28
C 0,77
N 0,75
O 0,74
F 0,72
Si 1,17
P 1,10
S 1,04
Cl 0,99
2 Keelektronegatifan
Data observasi menunjukkan rC-N = 1,47 . Artinya data observasi lebih pendek daripad hasil
O dengan jari-jari kovalen atom C dan O adalah masing-masing 0,77 dan 0,74 .
rC-O = rC + rO
=0,77 + 0,74
= 1,51
Data pengamatan memperlihatkan rC-O = 1,24 . Jadi, nilai kontraksinya merupakan selisih
r AB=r A+ r B 0,09| X AX B|
Keterangan :
rA-B = panjang ikatan
rA = jari-jari kovalen A
rB = jari-jari kovalen B
XA - XB = Keelektronegatifan A dan B
Contoh :
Hitung panjang ikatan C-Cl dimana jari-jari kovalen atom C dan Cl adalah masing-masing
0,77 dan 0,99 dan keelektronegatifan C dan Cl adalah berturut-turut 2,5 dan 3,0.
= 1,715 1,72
Disamping itu, Huggins memperkenalkan hubungan antara energi ikatan dan panjang ikatan,
yaitu:
rA-B = rAB + 1/a In EAB
Keterangan :
rA-B = panjang ikatan aktual, panjang ikatan pada energi tetap
rAB = Panjang ikatan A-B
E = energi ikatan AB
a = tetapan, jika E dinyatakan dengan kkal/g maka a= 4,6
1
r AB=r A B+ E AB
4,6
2.303
r AB=r A B+ Iog E AB
4,6
1
r AB=r A B+ Iog E AB
2
rAB = rA + rB
Dengan demikan,
1
r AB=r A +r B Iog E AB
2
Contoh
Hitung panjang C-Cl jik diketahui energi ikatan C-Cl = 77 kkal
rC-Cl = rC + rCl - 1/2 Iog EC-Cl
=1,22 +1,44 log 77
=1,72 Ao
3 Orde Ikatan
Orde ikatan menunjukkan jumlah ikatan.
Ikatan tunggal C-C ; rC-C = 1,54 A, artinya ikatan mempunyai orde ikatan = 1
Ikatan tunggal C=C ; rC-C = 1,54 A, yang berarti bahwa ikatan ini berorde ikatan dua
Pada umumnya, ikatan rangkap lebih kecil dari pada ikatan tunggal, jika terjadi resonansi
maka orde ikatan berada diantara 1 dan 2.
Contoh:
Benzena
a b a b
Jumlah bentuk resonansi = 2
3 1 1,54 1,33
3
2
3
2. 1
2
ra = 1,54 -
1
3 0,21
2
2
= 1.54 -
= 1,54 0,1575
= 1,3825
Panjang ikatan hasil observasi adalah 1,39 , yang berarti bahwa hasil perhitungan sedikit
lebih pendek. Perlu dicatat bahwa panjang ikatan keenam ikatan dalam benzen adalah sama.
Bagaimana dengann panjang ikatan naftalena?
Orde ikatan
2
a 2 1 1 5
3 3 3
2
1 1 2 4
3 3 3
b=
2
1 1 2 4
3 3 3
c=
2
2 1 1 5
3 3 3
d=
Dengan demikian, panjang ikatan a dan b adalah:
3 1 1,54 1,33
5
3
5
2. 1
2
ra = 1,54 -
= 1,54 0,126
= 1,36
4
3 1 0,21
3
4
2. 1
3
rb = 1,54 -
=1,54 0,126
= 1,414
Panjang ikatan c sama dengan panjang ikatan b, sedangkan panjang ikatan d sama dengan
panjang ikatan a.
Tugas !
Antrasena dan fenantren.
Perhatikan untuk senyawa sianogen, yang strukturnya dapat mengalami resonansi dan
membentuk tiga macam struktur.
3
, r cc=1,39 rc-c obs
Yc-c = 2
5
, rcc=1,36
Yc-c = 3
Dengan demikian, ada faktor lain yang mempengaruhi panjang ikatan yaitu berada
diantara 2 dan 3 struktur.
4 Hiperkonjugasi
Hiperkonjugasi melibatkan pergeseran elektron ikatan , elektron bebas dan elektron
ikatan . Berbeda dengan resonansi yang hanya melibatkan pergeseran elektron ikatan dan
elektron bebas. Efek hiperkonjugasi lebih lemah dari pada resonansi.
Contoh:
H Konjugasi -
H2C C C H CH2 C C H H+
Energi Ikatan
Energi ikatan adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan kovalen antara
dua atom secara homolitik (dibagi rata) atau masing-masing membawa jumlah elektron yang
sama.
Contoh :
H:H H:H
Lawan dari energi ikatan adalah energi disosiasi. Energi dissosiasi adalah energi yang
dibebaskan pada saat ikatan terbentuk.
Ada dua cara dalam melakukan penentuan panjang ikatan :
1 Cara spektroskopi
1
E=h =
C
= .CV
Keterangan :
K = Tetapan kesetimbangan
T = Suhu
H = Kalor dissosiasi
R = Tetapan Gas (1,199 kal/o mol).
Energi ikatan dwiatom berkisar mulai 36 135 kkal/mol. Energi ikatan tertinggi (135
kkal/mol) yang dimiliki oleh molekul HF dan energi ikatan terendah (36 kkal/mol) yang
dimiliki oleh molekul I2.
Untuk molekul poliatom, maka yang dihitung adalah (jumlah) ikatan yang ada dalam
molekul, misalnya energi ikatan untuk S8 merupakan delapan kali ikatan S-S. Begitupun juga
energi ikatan P4 adalah empat kali ikatan P-P.
ES8 = 8 (S-S) E P4 = 4 (P-P)
Untuk ikatan kovalen heterogen A-B dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rata-
rata geometri seperti berikut:
E A A x E B B
EA-B =
Contoh :
E C C x E H H
1 EC-H =
80 x 104 91,21 kkal / mol 1
=
kkal / mol 1
Sementara hasil pengamatan 99
E C C x E O O
2 EC-O =
80 x 33 51,38 kkal / mol 1
=
kkal / mol 1
Hasil pengamatan 81
Jadi, rumus di atas tidak dapat digunakan untuk ikatan yang terdiri dari dua atom yang
memiliki perbedaan kelektronegatifan. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya semakin
besar energi ikatannya artinya ikatan tersebut tidak 100% kovalen. Dengan demikian harus
diperhitungkan faktor keelektronegatifan. Rumus di atas tidak berlaku karena tidak memperhatikan
faktor keelektronegatifan dari unsur yang saling berikatan kovalen. Dengan demikian, rumus yang
diperkenalkan lebih lanjut adalah:
2
E AB=+|X A X B|
Tabel 2. Energi ikatan antara dua atom yang disebut tabel segitiga Energi
H- C- N- O- F- Si- S- Cl- Br- I-
H
104 99 84 110 135 81 81 103 87 71 C
80 62 81 102 68 65 77 64 56 N
32 - 66 - - 37 - - O
33 44 89 - 49 - - F
37 128 71 61 61 - Si
43 61 66 73 51 S
49 61 53 - Cl
58 52 37 B
46 43
r
Contoh Soal
Hitung perbedaan keelektronegatifan C-H dengan menggunakan table segitiga energy
EC-H = 99 kkal/mol
EC-C = 80 kkal/mol
EH-H = 104 kkal/mol
E cc x E BB |X C X H|
2
EC-H = +
80x 104 |X C X H 2|
99 = +
2
99 = 91 + |X C X H|
2
|X C X H| = 8/23 ev = 0,34
XC XH = 0,34 = 0,59
XC = 2,5
= 0,4
XH = 2,1
Energi ikatan dapat dicari dari energi pembentukannya
Contoh :
1 H2O
O
H H
2H + O H-O-H
E O-H =1/2 (E pembentukan H2O)
-22 = 482-2a
a = 252 kkal/mol
EI N-H = 252/3 = 84 kkal/mol
B=32 kkal/mol
H EI pemutusan EI pembentukan
c =
Momen Dipol
Molekul yang mempunyai momen dipol () adalah molekul yang mempunyai kutub
kutub positif dan negatif.
Contoh:
=d . z
Bentuk geometri (struktur rantai) mempengaruhi momen dipol = jumlah momen ikatan
2 = p2 + q2
= (1 q)2 + (22 + q2)
= 12 - 2 1q + q2 + 22 - q2
= 12 + 22 - 2 1q q = 2 cos
= 12 + 22 + 2 1 2 cos = 2 cos (180
)
= -2 cos
Contoh : H2O
CH3OH
2 CH3OH = CO2 + OH2 + 2 CO OH cos
(1100)
(1,69)2 = CO2 + (1,50D)2 + 2 CO (1,50D) (-
0,342)
2,8561 = CO2 + 2,25 + CO (- 1,026)
CO2 = CO (- 1,026) 0,6151 = 0
CO2 + 1,026 CO 0,6151 = 0
1 x 0,6151
1,026
( 1,026 )24 ()
2
CO=
Data (momen ikatan) hasil pengukuran
Tabel 3. Harga beberapa momen ikatan
N-H 1,3 D C - Br 1,8 D
O-H 1,5 D O-H 1,5 D
S-H 0,7 D C=O 2,7 D
C-N 1.0 D C - Cl 1.9 D
C-O 1,2 D
Momen gugus adalah jumlah momen ikatan yang ada pada gugus itu. Momen gugus
dipengaruhi posisi pengikatannya (berbeda jika terikat pada senyawa siklik dan pada
alifatik).
Contoh : gugus NO2 alifatik : 3,68D ; aromatik : 4,21D
Tampak bahwa gugus NO2 aromatik lebih besar dari gugus NO2 alifatik karena pada senyawa
aromatik terjadi resonansi.
Pada Br, Cl, OH gugus alkil > gugus aril karena efek induksi, I(-) sedangkan
mesomerinya, M+
Jika lebih dari satu gugus maka gugus total sering cocok dengan molekul dan ada
penyimpangan bila ada pengaruh sterik.
Contoh :
= (a b)2+ c 2
=
(
2 2
60 60
4,211,73 cos
1
2 )(
+ 1,73 sin
3 )
Atau
2 = NO22 + Br2 + 2 NO2 Br cos (1200)
= 3,67 D
= OH 2+ OH 2+ 2 OH OH cos (120 0)
= (1,5)2+(1,5)2+6 (0,5)
= 7,5
= 2,73D
= 0,4 D
dalam toluena ada momen dwikutub + dan - yang ditimbulkan dari pengaruh resonansi
dan hiperkonjugasi sehingga mengakibatkan (momen dipol) tidak sama dengan nol.
st yrene
0 (non polar)
Senyawa Azulena
Senyawa duren
H3C CH3
H3C CH3
1,2,4,5-tetramethylbenzene
Momen dipolnya () 0 (
2 Efek Mesomeri
Pengaruh mesomeri lebih besar dari pada pengaruh induksi terhadap sifat keasaman dan
kebasaan. Contoh :
Ditinjau dari efek induksi I, mestinya asam p-hidroksi benzoat lebih kuat dari pada
asam benzoat, namun kenyataannya tidak demikian. Ini disebabkan oleh efek mesomeri +M.
Pada atom O asam p-hidroksi benzoat terjadi muatan (-) yang cenderung berantaraksi
dengan atom H sehingga atom H sukar lepas (kurang besifat asam).
Hal serupa terjadi pada p-nitro fenol dan m-nitro fenol
OH OH OH
+O
N
+ -
- N O
O O
Kenyataan juga menunjukkan kebasaan anilin lebih besar dari benzil amina.
NH 2 CH2 NH 2
Berbeda dengan ikatan hidrogen pada orto fenol, ikatan hidrogen tidak dapat membentuk
anion/basa konjugasi yaitu o-nitro phinolat. Akibatnya keasaman fenol ini hampir sama para-
nya
STEREOKIMIA
Stereokimia adalah study bagaimana atom dalam suatu molekul tertata dalam
ruangan. Stereoisomer atau isomer ruang adalah dua senyawa yang mempunyai rumus
struktur yang sama tetapi berbeda penataan ruangnya. Stereoisomer terbagi atas isomer
geometri dan isomer optik.
1 Isomer Geometri
Isomer geometri dapat dijumpai pada senyawa alkena atau olevin den senyawa siklik.
Untuk membedakan antara 2 struktur yang sama perlu diberi konfigurasi. Konfigurasi
tersebut dapat berupa istilah cis trans dan E Z.
Sistem cis - trans
Cis = sejajar Trans = bersebrangan
H3C CH3 H CH3
H H H3C H
CH3 H CH3 H
H CH3
H
H3C CH3
Br CH3 Br C2H5
6-kloro-3-pentil-2(Z) heksena
2 Isomer optic (ENANTIOMER)
Untuk membedakan dapat ditinjau salah satu dari dua aspek yaitu kiralitas dan unsur-
unsur simetris. Pada isomer optik dikenal enantiomer atau rumus molekul dan rumus struktur
sama tetapi berbeda sudut putarnya. Suatu senyawa dikatakn optis aktif jika dapat memutar
bidang sinar terpolarisasi. Sinar terpolarisasi adalah sinar monokromatis yang memiliki
tertentu. Alat untuk mengukur besar perputaran suatu senyawa optis aktif disebut polarimeter.
- Skema Polarimeter
R
R
H OH
H OH
H OH
CH 2OH COOH
H OH HO CH3
CH 2OH CH 2OH
- Unsur-Unsur Asimetris
Senyawa dengan satu atom C asimetris
COOH
H3C
H OH
H3C CH3
CH3 H3C
I II III IV
IDENTIK ENATIOMER
Struktur asam tartrat identik, artinya tidak optis aktif. Senyawa yang memiliki atom C
khiral tetapi tidak optis aktif disebut senyawa meso. Misalnya pada senyawa I dan II.
Sedangkan untuk senyawa I dan III merupakan senyawa optis aktif sebagian (pada atom C
nomor 2) yang disebut epimer. Sedangkan senyawa optis aktif sebagian (bukan pada atom C
nomor 2) disebut senyawa diastereoisomer.
1 n 3 epimer
H OH HO H H OH HO H
H OH HO H HO H H OH
H OH HO H HO H H OH
I II III IV
VII VIII
V VI
Ket :
Senyawa (I & II), (V & VI), (III & VIII), (IV & VII) identik
Jadi, hanya ada 4 enantiomer pada senyawa tersebut.
Senyawa dengan 4 atom C asimetris
Terjadi pada senyawa monosakarida (misanya glukosa)
CHO CHO
H OH HO H
HO H H OH
H OH HO H
H OH HO H
CH 2OH CH 2OH
Karbohidrat
Karbohidrat terdiri dari gugus OH dan karbonil. Karbohidrat dapat membentuk
hemiasetal secara intramolekuler.
OH
O
R
+ R OH R H
H OR'
(HEMIASETAL)
OH OR'
R H
+ R OH R H
OR' OR'
(ASETAL)
Contohnya :
H
H O H
H OH
H OH H OH
HO H
HO H HO H O + O
H OH
H OH HO H
H
H OH H
CH 2OH
CH 2OH CH 2OH
ANOMER
H OH
Bentuk konformasi :
63 % 0.02 % 37 %
Untuk Fruktosa
Proyeksi Fischer
CH 2OH CH 2OH CH 2OH
O HO OH
HO H O HO H
HO H O
+
H OH H OH H OH
H OH H H
Bentuk konformasi
CH2OH
H O
HO H
HO H H
OH
H O
CH 2OH
H O CH 2OH
H OH
OH H
Epimerisasi
Perubahan konfigurasi pada atom C nomor 2 disebut epimerasi. Sedangkan perubahan
konfigurasi pada atom C selain nomor 2 disebut diastereoisomer.
H O
EPIMERISASI D
H O D
L
D DIASTEREOISOMERASI H O
L
Unsur-Unsur Simetris
Suatu senyawa yang mempunyai unsur simetris biasanya tidak optis aktif. Unsur-unsur
simetris meliputi :
- Bidang Simetris
Bidang simetris adalah bidang yang membelah dua bagian suatu molekul yang
merupakan bayangan cermin satu sama lain.
Contoh :
Me S R Me Me
Me
H H H
Et H
Et Et Et
- Pusat Simetris
Pusat simetris adalah titik dimana jarak semua titik ke titik tersebut sama panjang.
Me Me
Et Et
H H
180O 180O
H H
Et Et
Me Me
Me Me
Me
Et Et
Et
H H
H
180O
H H
Et Et H
Et
Me Me
Me
Disimetris (optis aktif)
Me
Me
Et
Et Me
H
H Et
H
180O
Me
Et Me
H Et Me
H Et
H
IDENTIK
Contoh :
SB SB
SB SB
180O
SB
SB
SB SB
SB
SB
SB
SB
KONFORMASI
Konformasi adalah cara penyusunan gugus suatu molekul dalam ruang yang berbeda
disebabkan oleh pemutaran pada ikatan sigma karbokation (konformasi bukan merupakan
suatu isomer). Macam-macam konformasi antara lain :
1. Rumus Dimensional
CH2Cl H
H
H
HO OH
CH3 ClH2C
H
H Br
H
OH
H BR
Rumus so horse
Rumus Bola dan Pasak
3. Fraksi
Newman
CH2Cl
H H
H OH
OH
4.Proyeksi Fischer
CH2Cl
H H
HO H
OH
Adanya pemutaran ikatan sigma maka suatu molekul dapat memiliki beberapa
konformasi. Tetapi, ada yang stabil dan tidak stabil. Konformasi yang stabil disebut
konformer, tetapi konformer bukan isomer sebab dapat dipertukarkan.
Contoh :
CH3 - *CH Br - *CH Br CH3
2,3 dibromo butana
CH3
CH3
H Br
H Br
Ch3
Ch3 CH3 H Ch3 CH3
H CH3 Br H
Br CH3
H Br H Br H Br H Br
H Br Br Br
(Fully eclips) Gauche eclips) Eclips (staggered)
Ch3
Ch3 CH3 H Ch3
H CH3
Br CH3
H Br H Br H Br
H Br Br
Dari keempat konformasi, staggered yang paling stabil sebab tidak ada interaksi
antara gugus senama sehingga gaya tarik dan gaya tolak tidak ada. Semakin jauh maka energi
makin rendah. Adapun profil energinya :
H H
H CH 3 CH3 H
H H H H
H3 C CH3
H H
`
Senyawa ini tidak begitu stabil sebab ada antaraksi yang sama antara CH3 dan H.
CH3 H
H3C H
H CH3
Untuk kestabilan, gugus yang terbesar harus berada pada kedudukan equatorial.
Dekalin
H H
H
H H
Senyawa Bifenil
Kedua cincin seakan-akan planar, tetapi karena ikatannya tunggal dan terjadi rotasi
maka senyawa ini dapat beresonansi melalui ikatan tunggal. Akan tetapi jika ada subtituen
orto, meta, maka ada antaraksi subtituen yang cukup besar. Pada suhu rendah, kecepatan
berotasi lambat (jika tidak ada gugus penghalang).
Contoh :
NO 2
NO2
O2N NO 2
No 2
H NO 2
H
No 2
No 2 H
H
Cl
CH3
Cl
CH 3
H
H Cl H
Alena
Senyawa alena adalah senyawa yang memiliki dua atau lebih ikatan rangkap 2 yang
terkomulasi atau senyawa yang memiliki ikatan rangkap yang bertetangga dengan lingkar.
H3C
H3C
(siklo heksadiena)
Penentuan konfigurasi :
A A
A
C C B A A B
B B
B B
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. atas hidayah dan izin-Nyalah,
sehingga diktat ini dapat tersusun sesuai dengan rencana. Diktat ini dimaksudkan untuk
membantu mahasiswa yang mengikuti kimia dasar lanjut belajar secara mandiri dan dapat
memahami dengan baik konsep-konsep yang diuraikan pada mata kuliah kimia dasar lanjut.
Diktat ini diperutnukkan bagi mahasiswa semester genap mahasiswa FMIPA UNM
yang terdiri dari beberapa pokok bahasan, yaitu Struktur Atom, Sistem Periodik, Ikatan
Kimia, Kesetimbangan Kimia, Larutan Hidrolisis dan Larutan Penyangga, Kimia Karbon,
dan Kimia Unsur.
Besar harapan kami semoga bermanfaat bagi mahasiswa yang mengikuti kuliah kimia
dasar lanjut, terutama mahasiswa dalam lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNM Makassar.