Anda di halaman 1dari 38

SIFAT-SIFAT INTRAMOLEKUL SENYAWA

ORGANIK

Setiap senyawa organik memiliki sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat kimia, tetapi
dalam pembahasan ini akan difokuskan pada sifat-sifat intramolekul. Sifat-sifat intramolekul
tersebut meliputi panjang ikatan, energi ikatan, momen dipol, keasaman dan kebasaan suatu
molekul organik.
Di dalam energi ikatan dijelaskan tentang pengukuran, perhitungan secara teori dan
faktor-faktor yang menentukan panjang ikatan. Pada energi ikatan akan diuraikan tentang
penentuan energi ikatan secara eksperimen dan secara teoritis. Pembahasan tentang momen
dipol meliputi perhitungan momen dipol dalam berbagai macam senyawa organik. Pada
uaraian tentang keasaman dan kebasaan dijelaskan tentang faktor-faktor yang menentukan
keasaman dan kebasaan suatu senyawa organik.

PANJANG IKATAN
Panjang ikatan adalah jarak antara duah buah atom yang saling berikatan atau jarak
rata-rata anatar dua buah inti yang berikatan kovalen.
rA = d, rA = jari-jari kovalen A
Panjang ikatan (d)

Panjang ikatan dapat diukur melalui salah satu cara dari:


a Difraksi elektron
b Difraksi sinar X
c Studi dari spektra (spektrum)
d Gabungan dari ketiga cara diatas
e Difraksi elektron (metode terbaru)

Faktor-faktor yang menentukan panjang ikatan adalah jari-jari kovalen,


keelektronegatifan, energi ikatan dan orde ikatan.
1 Jari-Jari Kovalen (Radius Kovalen )
Jari-jari kovalen adalah setengah dari jarak antara dua inti atom homonuklear yang
berikatan kovalen atau setengah dari jarak ikatan antara dua atom yang sama.

rA = d A

Menurut Huggins dan Pauling hubungan antara jari-jari kovalen dan panjang ikatan
adalah
r AB=r A+r B

Keterangan :
rA-B = panjang ikatan AB
rA = jari-jari kovalen atom A
rB = jari-jari kovalen atom B

contoh :
1 Panjang ikatan C-C merupakan jumlah jari-jari kovalen kedua atom C. Dengan demikian jika atom
C mempunyai jari-jari kovalen 0,77 Ao, maka panjang ikatan C-C dapat diperoleh dengan cara
berikut:

rC-C = r C + r C
= 0,77 + 0,77
= 1,54

2 Panjang ikatan H-H adalah total dari jari-jari kovalen kedua atom H dan jika jari-jari kovalen atom
adalah 0,28 Ao, maka panjang ikatan H-H dapat dihitung dengan cara berikut:

rH-H = rH + rH
= 0,28 + 0,28
= 0,56
3 Panjang ikatan C-Cl adalah jumlah jari-jari kovalen atom C dan atom Cl. Apabila jari-jari kovalen
atom C dan Cl adalah berturut-turut 0,77 dan 0,99 Ao, maka panjang ikatan C-Cl adalah:
rC-Cl = rC + rCl
= 0,77 + 0,99
= 1,76

Dari data eksperimen memperlihatkan bahwa panjang ikatan C-Cl adalah 1,72 . Ini berarti

bahwa data perhitungan lebih besar daripada data eksperimen. Dengan demikian persamaan
di atas hanya berlaku untuk dua atom yang berikatan dengan perbedaan keelektronigatifan
nol. Jadi, jari-jari kovalen meruapakan setengah dari jarak inti kedua atom yang berikatan.
Harga jari-jari kovalen beberapa unsur yang sering dijumpai dalam senyawa organik
tertera dalam tabel 1.
Tabel 1. Jari-jari kovalen beberapa unsur
Jari-jari kovalen, r ( )
Unsur

H 0,28
C 0,77
N 0,75
O 0,74
F 0,72
Si 1,17
P 1,10
S 1,04
Cl 0,99
2 Keelektronegatifan

Untuk ikatan yang dibentuk dari atom-atom yang memiliki perbedaan


keelektronegatifa, rumus Pauling dan Huggins tidak dapat diterapkan. Kenyataan memberi
petunjuk bahwa panjang ikatan seperti ini selalu lebih pendek daripada jumlah jari-jari atom
pembentuknya. Hal ini terjadi karena adanya kontraksi akibat perbedaan keelektronegatifan
polaritas.
Contoh :
Menurut rumus Pauling, panjang ikatan C-N dengan jari-jari kovalen C dan N berturut-turut
0,77 dan 0,75 Ao adalah sebagai berikut:
rC-N = rC + rN
=0,77 + 0,75
= 1,52

Data observasi menunjukkan rC-N = 1,47 . Artinya data observasi lebih pendek daripad hasil

perhitungan. Semakin besar perbedaan keelektronegatifan kedua unsur yang berikatan


semakin besar pula kontraksi panjang ikatannya. Hal ini dapat dilihat pada panjang ikatan C-

O dengan jari-jari kovalen atom C dan O adalah masing-masing 0,77 dan 0,74 .

rC-O = rC + rO
=0,77 + 0,74
= 1,51

Data pengamatan memperlihatkan rC-O = 1,24 . Jadi, nilai kontraksinya merupakan selisih

antara data observasi dengan hasil perhitungan, yakni 0.09


Koreksi terhadap kontraksi di atas dilakukan oleh Schumacher dan Stevenson dengan
rumus:

r AB=r A+ r B 0,09| X AX B|

Keterangan :
rA-B = panjang ikatan
rA = jari-jari kovalen A
rB = jari-jari kovalen B
XA - XB = Keelektronegatifan A dan B

Contoh :
Hitung panjang ikatan C-Cl dimana jari-jari kovalen atom C dan Cl adalah masing-masing

0,77 dan 0,99 dan keelektronegatifan C dan Cl adalah berturut-turut 2,5 dan 3,0.

rC-Cl = rC + rCl 0,0 9 XC XCl


rC-Cl = 0,77 + 0,99 0,09 XC XCl
= 0,77 + 0,99 0,09 2,5 3,0
= 1,67 0,09 (0,5)

= 1,715 1,72

Disamping itu, Huggins memperkenalkan hubungan antara energi ikatan dan panjang ikatan,
yaitu:
rA-B = rAB + 1/a In EAB
Keterangan :
rA-B = panjang ikatan aktual, panjang ikatan pada energi tetap
rAB = Panjang ikatan A-B
E = energi ikatan AB
a = tetapan, jika E dinyatakan dengan kkal/g maka a= 4,6
1
r AB=r A B+ E AB
4,6

2.303
r AB=r A B+ Iog E AB
4,6

1
r AB=r A B+ Iog E AB
2

rAB = rA + rB
Dengan demikan,

1
r AB=r A +r B Iog E AB
2

rA dan rB adalah jari-jari kovalen A dan B pada energi tetap.


r AB> r AB 0,8

Contoh
Hitung panjang C-Cl jik diketahui energi ikatan C-Cl = 77 kkal
rC-Cl = rC + rCl - 1/2 Iog EC-Cl
=1,22 +1,44 log 77
=1,72 Ao

3 Orde Ikatan
Orde ikatan menunjukkan jumlah ikatan.
Ikatan tunggal C-C ; rC-C = 1,54 A, artinya ikatan mempunyai orde ikatan = 1
Ikatan tunggal C=C ; rC-C = 1,54 A, yang berarti bahwa ikatan ini berorde ikatan dua
Pada umumnya, ikatan rangkap lebih kecil dari pada ikatan tunggal, jika terjadi resonansi
maka orde ikatan berada diantara 1 dan 2.
Contoh:
Benzena
a b a b
Jumlah bentuk resonansi = 2

orde ikatan untuk a = x 2 + x1 = 3/2


b = x1 + X 2 =3/2 , dimana rA = r B
Pauling memberi hubungan antara orde ikatan dan panjang ikatan, yang menyatakan
bahwa hubungan empiris antara orde ikatan dengan panjang ikatan ternyata tidak linier.
3 y 1 r1 r2
2 y 1
r = r1 -
keterangan :
r = panjang ikatan
r1, r2 = Panjang ikatan tunggal dan panjang ikatan rangkap
y = Orde ikatan
contoh :

3 1 1,54 1,33
3
2
3
2. 1
2
ra = 1,54 -
1
3 0,21
2
2
= 1.54 -
= 1,54 0,1575
= 1,3825
Panjang ikatan hasil observasi adalah 1,39 , yang berarti bahwa hasil perhitungan sedikit
lebih pendek. Perlu dicatat bahwa panjang ikatan keenam ikatan dalam benzen adalah sama.
Bagaimana dengann panjang ikatan naftalena?

Orde ikatan masing-masing ikatan dalam naftalena adalah sebagai berikut:

Orde ikatan
2
a 2 1 1 5
3 3 3

2
1 1 2 4
3 3 3
b=
2
1 1 2 4
3 3 3
c=
2
2 1 1 5
3 3 3
d=
Dengan demikian, panjang ikatan a dan b adalah:

3 1 1,54 1,33
5
3
5
2. 1
2
ra = 1,54 -
= 1,54 0,126
= 1,36
4
3 1 0,21
3
4
2. 1
3
rb = 1,54 -
=1,54 0,126
= 1,414
Panjang ikatan c sama dengan panjang ikatan b, sedangkan panjang ikatan d sama dengan
panjang ikatan a.
Tugas !
Antrasena dan fenantren.

Perhatikan untuk senyawa sianogen, yang strukturnya dapat mengalami resonansi dan
membentuk tiga macam struktur.

3
, r cc=1,39 rc-c obs
Yc-c = 2

5
, rcc=1,36
Yc-c = 3

Dengan demikian, ada faktor lain yang mempengaruhi panjang ikatan yaitu berada
diantara 2 dan 3 struktur.

4 Hiperkonjugasi
Hiperkonjugasi melibatkan pergeseran elektron ikatan , elektron bebas dan elektron
ikatan . Berbeda dengan resonansi yang hanya melibatkan pergeseran elektron ikatan dan
elektron bebas. Efek hiperkonjugasi lebih lemah dari pada resonansi.
Contoh:
H Konjugasi -

H2C C C H CH2 C C H H+
Energi Ikatan

Energi ikatan adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan kovalen antara
dua atom secara homolitik (dibagi rata) atau masing-masing membawa jumlah elektron yang
sama.
Contoh :
H:H H:H
Lawan dari energi ikatan adalah energi disosiasi. Energi dissosiasi adalah energi yang
dibebaskan pada saat ikatan terbentuk.
Ada dua cara dalam melakukan penentuan panjang ikatan :
1 Cara spektroskopi
1

E=h =

C

= .CV

2 Cara penurunan persamaan Vant Hoff


d In K H

1 R
d
T

Keterangan :
K = Tetapan kesetimbangan
T = Suhu
H = Kalor dissosiasi
R = Tetapan Gas (1,199 kal/o mol).
Energi ikatan dwiatom berkisar mulai 36 135 kkal/mol. Energi ikatan tertinggi (135
kkal/mol) yang dimiliki oleh molekul HF dan energi ikatan terendah (36 kkal/mol) yang
dimiliki oleh molekul I2.
Untuk molekul poliatom, maka yang dihitung adalah (jumlah) ikatan yang ada dalam

molekul, misalnya energi ikatan untuk S8 merupakan delapan kali ikatan S-S. Begitupun juga
energi ikatan P4 adalah empat kali ikatan P-P.
ES8 = 8 (S-S) E P4 = 4 (P-P)
Untuk ikatan kovalen heterogen A-B dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rata-
rata geometri seperti berikut:
E A A x E B B
EA-B =
Contoh :
E C C x E H H
1 EC-H =
80 x 104 91,21 kkal / mol 1
=
kkal / mol 1
Sementara hasil pengamatan 99
E C C x E O O
2 EC-O =
80 x 33 51,38 kkal / mol 1
=
kkal / mol 1
Hasil pengamatan 81
Jadi, rumus di atas tidak dapat digunakan untuk ikatan yang terdiri dari dua atom yang
memiliki perbedaan kelektronegatifan. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya semakin
besar energi ikatannya artinya ikatan tersebut tidak 100% kovalen. Dengan demikian harus
diperhitungkan faktor keelektronegatifan. Rumus di atas tidak berlaku karena tidak memperhatikan
faktor keelektronegatifan dari unsur yang saling berikatan kovalen. Dengan demikian, rumus yang
diperkenalkan lebih lanjut adalah:

2
E AB=+|X A X B|

E dalam ev, 1 eV = 23 kkal/mol


E A A x E B B |X C X H|
2

Contoh: Hitung EC-H = +


80 x 104 |2,5 2, 1|
2
= + = 91,61

Tabel 2. Energi ikatan antara dua atom yang disebut tabel segitiga Energi
H- C- N- O- F- Si- S- Cl- Br- I-
H
104 99 84 110 135 81 81 103 87 71 C
80 62 81 102 68 65 77 64 56 N
32 - 66 - - 37 - - O
33 44 89 - 49 - - F
37 128 71 61 61 - Si
43 61 66 73 51 S
49 61 53 - Cl
58 52 37 B
46 43
r

Energi ikatan rangkap dapat dilihat sebagai berikut:


C=C : 142 kkal/mol
CC : 186 kkal/mol
C=N : 121 kkal/mol
CN : 191 kkal/mol

Contoh Soal
Hitung perbedaan keelektronegatifan C-H dengan menggunakan table segitiga energy
EC-H = 99 kkal/mol
EC-C = 80 kkal/mol
EH-H = 104 kkal/mol
E cc x E BB |X C X H|
2

EC-H = +
80x 104 |X C X H 2|
99 = +
2
99 = 91 + |X C X H|
2
|X C X H| = 8/23 ev = 0,34

XC XH = 0,34 = 0,59

XC = 2,5
= 0,4

XH = 2,1
Energi ikatan dapat dicari dari energi pembentukannya

Contoh :
1 H2O
O
H H

2H + O H-O-H
E O-H =1/2 (E pembentukan H2O)

2H2(g) + O2(g) 2H2O H = - 116 kkal /mol

4H(g) 2H2(g) H = -208 kkal / mol

2O (g) O2(g) H = -118 kkal / mol

4 H (g) + 2O(g) 2H2O H = -442 kkal / mol

Dimana Eo-H = -442/4 = -110,5 kkal/mol

2 H NH3 = -11 kkal/mol

H H2N-NH2= 104 kkal/mol

E N=N = 170 kkal/mol


a) Berapa E N-H..?
b) Berapa E N-N..?
c) Hitung kalor reaksi H2N-NH2 + 2H2O 4H2O + N2
Penyelesaian:

a N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = - 22 kkal /mol

3[H-H(g) 2H] H = 312 kkal / mol

2 [N+3H NH3 ] H = -2a kkal / mol

N=N 2N H = 170 kkal / mol

N2 (g) + 3H2(g) 2NH3 H = 482-2a

-22 = 482-2a
a = 252 kkal/mol
EI N-H = 252/3 = 84 kkal/mol

b 2N2(g) + N2(g) H2N-NH2 H = 10 kkal /mol

N=N 2N H = 170 kkal / mol

2 [H-H 2H ] H = 208 kkal / mol

4H = 2N H2N-NH2 H = 4(-8) - b kkal / mol

N2 (g) + 2H2(g) H2N-NH2 H /10 = 378-336-b

B=32 kkal/mol

H EI pemutusan EI pembentukan
c =

= 824 -1050 = --176 kkal

Momen Dipol

Molekul yang mempunyai momen dipol () adalah molekul yang mempunyai kutub
kutub positif dan negatif.
Contoh:

Besarnya momen dipol/derajat kepolaran () dapat dihitung melalui persamaan:

=d . z

= momen dipol (debeye/D) diaca debi 1D = ~ 10-10 esu


d = jarak antara dua muatan () 1 = 10-8 cm
z = muatan (esu) esu = 10-10
H2O = 1,84D
Penentuan Kedudukan (+) dan (-) dalam Molekul
Contoh :

CO2 tdk polar


Dalam molekul dikenal pula momen ikatan. Momen ikatan adalah momen yang
ditimbulkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara dua atom yang berikatan.
Contoh : H2O = 1,84 D, i O H = 1,51 D
molekul= ikatan

Bentuk geometri (struktur rantai) mempengaruhi momen dipol = jumlah momen ikatan

Pengaruh struktur suatu seny.terhadap momen dipol


Contoh : H2O
0
2 =180104=76 =38
p
sin = p=OH sin
OH
H 2 O= p+ p
0
1,84=2 OH sin =2 OH sin 38
1,84
OH = =1,49 1,5
2 x 0,61566

Rumus umum : 2 = 12 + 22 + 2 1 2 cos

2 = p2 + q2
= (1 q)2 + (22 + q2)
= 12 - 2 1q + q2 + 22 - q2
= 12 + 22 - 2 1q q = 2 cos
= 12 + 22 + 2 1 2 cos = 2 cos (180
)
= -2 cos

Contoh : H2O

2 H2O = OH2 + OH2 + 2 OH OH cos (1040)


(1,84D)2 = 2 OH2 + (- 0,4838 OH2)
3,3656 = 1,5162 OH2
OH = 1,49943D 1,50 D

CH3OH
2 CH3OH = CO2 + OH2 + 2 CO OH cos
(1100)
(1,69)2 = CO2 + (1,50D)2 + 2 CO (1,50D) (-
0,342)
2,8561 = CO2 + 2,25 + CO (- 1,026)
CO2 = CO (- 1,026) 0,6151 = 0
CO2 + 1,026 CO 0,6151 = 0
1 x 0,6151

1,026
( 1,026 )24 ()
2
CO=
Data (momen ikatan) hasil pengukuran
Tabel 3. Harga beberapa momen ikatan
N-H 1,3 D C - Br 1,8 D
O-H 1,5 D O-H 1,5 D
S-H 0,7 D C=O 2,7 D
C-N 1.0 D C - Cl 1.9 D
C-O 1,2 D

Momen gugus adalah jumlah momen ikatan yang ada pada gugus itu. Momen gugus
dipengaruhi posisi pengikatannya (berbeda jika terikat pada senyawa siklik dan pada
alifatik).
Contoh : gugus NO2 alifatik : 3,68D ; aromatik : 4,21D
Tampak bahwa gugus NO2 aromatik lebih besar dari gugus NO2 alifatik karena pada senyawa
aromatik terjadi resonansi.

Tabel 4. Daftar momen gugus hasil pengukuran


gugus (D)
Gugus
Alkil Aril
OCH3 1,22 1,33
NH2 1,20 1,43
Br 2,10 1,73
Cl 2,05 1,70
OH 1,69 1,40
COOH 1,68 1,73
CHO 2,73 2,76
COCH3 2,78 3,50
NO2 3,68 4,21
CN 4,00 4,39

Pada Br, Cl, OH gugus alkil > gugus aril karena efek induksi, I(-) sedangkan
mesomerinya, M+
Jika lebih dari satu gugus maka gugus total sering cocok dengan molekul dan ada
penyimpangan bila ada pengaruh sterik.
Contoh :
= (a b)2+ c 2
=

(
2 2
60 60
4,211,73 cos
1
2 )(
+ 1,73 sin
3 )
Atau
2 = NO22 + Br2 + 2 NO2 Br cos (1200)
= 3,67 D

Harga nitro bromo benzena (eksperimen) = 3,40 D (dalam larutan benzena)Arah


berlawanan dikurangkan, searah di jumlahkan.

= OH 2+ OH 2+ 2 OH OH cos (120 0)
= (1,5)2+(1,5)2+6 (0,5)
= 7,5
= 2,73D

Momen Dipol Senyawa Hidrokarbon


Untuk senyawa alkana (parafin) umumnya momen dipolnya () 0
C CH3 C H
alifatik 0
C CH3 H
Untuk senyawa aromatik
CH3

= 0,4 D
dalam toluena ada momen dwikutub + dan - yang ditimbulkan dari pengaruh resonansi
dan hiperkonjugasi sehingga mengakibatkan (momen dipol) tidak sama dengan nol.

st yrene
0 (non polar)

Alifatik tak jenuh

Senyawa Azulena

Senyawa duren

H3C CH3

H3C CH3
1,2,4,5-tetramethylbenzene

Momen dipolnya () 0 (

Momen Dipol Turunan haloge


Tabel. Momen dipol senyawa turunan klor
Dari tabel terlihat bahwa C 2H5Cl > CH2 = CHCl. Ini disebabkan karena pada CH 2 =
CHCl terjadi delokalisasi sehingga ikatannya menjadi lebih pendek (momen dipol menjadi
lebih kecil).

Sifatsifat Keasaman dan Kebasaan


Reaktivitas Senyawa Organik
Reaktivitas suatu senyawa organik ditentukan dari gugus fungsinya. Gugus fungsi ada
yang bersifat :
1 Induksi (I)
a Mendorong elektron (+ I)
Senyawa (D)
CH3Cl 1,87 b Menarik elektron (- I)
C2H5Cl 2,05 2 Mesomeri (M) meliputi resonansi dan hiperkonjugasi
n C3H7Cl 2,10
n C5H11Cl 2,12 a Meninggalkan gugus fungsi (+ M)
CH2 = CHCl 1,44 b Menghampiri gugus fungsi (- M)
CH CCl 0,44
C6H5Cl 1,70
O Cl C6H4Cl 2,53
Contoh :

-M (masuk ke gugus fungsi) +M (keluar gugus fungsi) dan


-I (O menarik elektron) +I (mendorong elektron)

+M (keluar dari gugus) +M (keluar dari gugus)


-I (menarik elektron) -I (menarik elektron)
Faktor yang mempengaruhi keasaman dan kebasaan suatu zat :
1 Efek induksi
2 Efek mesomeri
3 Efek ikatan hidrogen
4 Efek sterik
5 Efek dielektrikum
1 Efek Induksi
a Suatu asam dengan gugus penarik (-I) akan memperbesar keasamannya. Contoh:
CH3COOH FCH2COOH
pKa : 4,8 pKa : 2,66
b Semakin besar keelektronegatifan gugus I tersebut makin kuat asam tersebut. Contoh :
FCH2COOH (lebih asam dari) ClCH2COOH
pKa : 2,66 pKa 2,86
c Semakin banyak gugus I (penarik elektron) semakin kuat asam yang bersangkutan.
Contoh:
Cl3CCOOH > Cl2CHCOOH > ClCH2COOH
pKa : 0,65 pKa : 1,30 pKa : 2,86
Akan tetapi, jika letak gugus I jauh, maka pengaruhnya hanya sedikit. Contoh :
ClCH2CH2COOH < ClCH2COOH
pKa : 4,00 pKa : 2,86
d Apabila suatu asam mempunyai gugus +I (pendorong elektron), maka asam tersebut akan
berkurang keasamannya. Contoh :
HCOOH > CH3COOH
pKa : 3,77 pKa : 4,8
Makin kuat gugus +I tersebut makin kecil keasamannya. Contoh :
-
OOCCH2COOH < CH3CH2 COOH
pKa : 5,69 pKa : 4,85
Suatu basa akan bertambah kuat jika memiliki gugus +I. Contoh :
NH3 < CH3NH3 < (CH3)2NH
pKb : 4,75 pKb : 3,34 pKb : 3,29

2 Efek Mesomeri
Pengaruh mesomeri lebih besar dari pada pengaruh induksi terhadap sifat keasaman dan
kebasaan. Contoh :
Ditinjau dari efek induksi I, mestinya asam p-hidroksi benzoat lebih kuat dari pada
asam benzoat, namun kenyataannya tidak demikian. Ini disebabkan oleh efek mesomeri +M.

Pada atom O asam p-hidroksi benzoat terjadi muatan (-) yang cenderung berantaraksi
dengan atom H sehingga atom H sukar lepas (kurang besifat asam).
Hal serupa terjadi pada p-nitro fenol dan m-nitro fenol
OH OH OH

+O
N
+ -
- N O
O O

pKa: 10-10 pKa: 6,5x10-8 pKa: 5,3x10-9


Ditinjau dari suduk efek induksi, seharusnya m-nitro fenol lebih asam dari p-nitro fenol
karena jarak ikatan nitro fenol lebih dekat. Tetapi yang terjadi sebaliknya. Ini disebabkan
oleh faktor mesomeri M.

Kenyataan juga menunjukkan kebasaan anilin lebih besar dari benzil amina.
NH 2 CH2 NH 2

aniline 1 - phenylm et hanamine


9,37 50.000 kali lebih kecil kebasaannya

3 Efek Ikatan Hidrogen


Ikatan hidrogen adalah antraksi antara atom H yang terikat pada unsur elektronegatif (N,
O, F) dengan atom lain yang keelektronegatifannya besar. Ikatan hidrogen bisa terjadi
intramolekul dan antarmolekul. Efek elektrostatif yang ditimbulkan adalah jarak pendek
(2).

COOH COOH COOH COOH


OH OCH3 H O OH

pKa: 4,2 2,98 4,1 1.000 kali lebih asam dari


asam benzoat
Pada saat membentuk ikatan hidrogen dapat memperbesar keasaman seny. syaratnya akan
dibentuk cincin khelat 5 atau 6 .

Berbeda dengan ikatan hidrogen pada orto fenol, ikatan hidrogen tidak dapat membentuk
anion/basa konjugasi yaitu o-nitro phinolat. Akibatnya keasaman fenol ini hampir sama para-
nya

4 Efek Dielektrikum dan Sterik


Hubungan antara dielektrikum dengan keasaman adalah sebagai berikut :
2
K 1 Ne
=
RT ln K 2 D r
2
Ne
G = 0 Persamaan Bjern
Dr
Keterangan :
N = Bilangan Avogadro (6,022 x 1023 mol-1)
e = muatan elektron
D = Bilangan dielektrikum
K1/K2
HCO2 CH2 COOH 734
(asam malonat) 150 kali
HCOO2 C(C2H5)2 COOH 121.000
HCO2 CH2 CH2 COOH 19,2
(asam siksinat)
HCOO2 C(CH3)2 C(CH3)2 COOH 6130 300 kali

Asam-asam teralkilasi mempunyai rongga yang tetapan dielektrikumnya rendah sehingga


K1/K2 besar. Semakin tersubstitusi, semakin kecil bilangan dielektrikumnya.
Efek sterik menghalangi perputaran gugus untuk berpindah akibatnya antaraksi gugus
semakin besar.

STEREOKIMIA

Stereokimia adalah study bagaimana atom dalam suatu molekul tertata dalam
ruangan. Stereoisomer atau isomer ruang adalah dua senyawa yang mempunyai rumus
struktur yang sama tetapi berbeda penataan ruangnya. Stereoisomer terbagi atas isomer
geometri dan isomer optik.
1 Isomer Geometri
Isomer geometri dapat dijumpai pada senyawa alkena atau olevin den senyawa siklik.
Untuk membedakan antara 2 struktur yang sama perlu diberi konfigurasi. Konfigurasi
tersebut dapat berupa istilah cis trans dan E Z.
Sistem cis - trans
Cis = sejajar Trans = bersebrangan
H3C CH3 H CH3

H H H3C H

Untuk siklik biasanya :


CH3

CH3 H CH3 H

H CH3
H

Trans 1,2-dimetil siklopentana cis 1,2-dimetil siklopentana


Untuk konformasi :

H3C CH3

Trans 1,4-dimetil sikloheksena


System E-Z
E = Entgegen = berlawanan Z = Zesammen = Bersama-sama
H C2 H5 H CH3

Br CH3 Br C2H5

- Aturan Penentuan berdasarkan urutan prioritas sistem E-Z (Aturan Chan-Ingold-Prelog):


1 Atom dengan nomor atom tertinggi mempunyai prioritas utama.
2 Jika unsur sama maka nomor atom berikutnya digunakan untuk memberikan
prioritas.
3 Jika atom-atom isotop satu sama lain, maka isotop dengan nomor massa tertinggi
memiliki prioritas utama.
4 Jika ikatan yang ada rengkap maka diekivalenkan dengan ikatan tunggal
Contoh :
O
H3C CH 2-CH 2-CH 2Cl H3C H

H CH 2-CH 2-CH 2-CH 3 H2CO CH 2OH

6-kloro-3-pentil-2(Z) heksena
2 Isomer optic (ENANTIOMER)
Untuk membedakan dapat ditinjau salah satu dari dua aspek yaitu kiralitas dan unsur-
unsur simetris. Pada isomer optik dikenal enantiomer atau rumus molekul dan rumus struktur
sama tetapi berbeda sudut putarnya. Suatu senyawa dikatakn optis aktif jika dapat memutar
bidang sinar terpolarisasi. Sinar terpolarisasi adalah sinar monokromatis yang memiliki
tertentu. Alat untuk mengukur besar perputaran suatu senyawa optis aktif disebut polarimeter.
- Skema Polarimeter

Sumber lensa prisma sampel prisma bayangan


Cahaya monokromatik mikol mikol
Kiralitas
Atom C dikatakan khiral apabila ke empat gugus yang terikat pada atom C
tersebut tidak ada yang sama (atom C asimetris). Untuk membedakan atom C khiral
ditentukan dengan konfigurasi. Konfigurasi adalah penyusunan atom-atom disekitar atom C
khiral. Ada 2 jenis konfigurasi, yaitu :
- Sistem Absolut (R S)
Sistem ini menggunakan aturan CHIP, dengan ketentuan :
1 Keempat gugus yang berada pada pusat khiral ditempatkan menurut prioritas.
2 Pusat khiral diamati oleh arah yang berlawanan dengan prioritas terendah.
3 Pilih gugus yang prioritas tertinggi dan tarik anak panah bengkok ke gugus dengan
prioritas tertinggi berikutnya.
4 Bila searah jarum jam diberi konfigurasi R dan bila berlawanan dengan arah jarum
jam diberi konfigurasi S.
H O H O

R
R
H OH
H OH
H OH
CH 2OH COOH

4-okso-(2-S-3-R) dihidroksi butanoat


- Sistem Relatif
Sistem ini umumnya digunakan pada karbohidrat dan asam-asam amino. Menurut
Fischer, jika gugus OH pada atom C nomor 2 terakhir berada disebelah kanan
disebut D dan jika berada disebelah kiri disebut L.
H O H O

H OH HO CH3

CH 2OH CH 2OH

D (+) gliseraldehid L (-) gliseraldehid

- Unsur-Unsur Asimetris
Senyawa dengan satu atom C asimetris
COOH
H3C

H OH
H3C CH3

CH3 H3C

Proyeksi Fischer Proyeksi Bola dan Pasak


Jika senyawa yang dicerminkan menghasilkan bayangan yang tidak dapat dihimpitkan
disebut senyawa optis aktif. Jika suatu senyawa terdiri dari 50% senyawa I dan 50% senyawa
II disebut campuran rasemat dan senyawa ini memiliki titik leleh lebih rendah dari kedua zat
penyusunnya tetapi memiliki kelarutan yang lebih besar.
Senyawa dengan dua atom asimetris
Senyawa ini memiliki 4 pasangan enantiomer/ stereoisomer. Pengecualian terhadap asam
tartrat hanya memiliki tiga stereoisomer.

I II III IV

COOH COOH COOH COOH


H OH HO H H OH HO H
H OH HO H HO H H OH
COOH COOH COOH COOH

IDENTIK ENATIOMER
Struktur asam tartrat identik, artinya tidak optis aktif. Senyawa yang memiliki atom C
khiral tetapi tidak optis aktif disebut senyawa meso. Misalnya pada senyawa I dan II.
Sedangkan untuk senyawa I dan III merupakan senyawa optis aktif sebagian (pada atom C
nomor 2) yang disebut epimer. Sedangkan senyawa optis aktif sebagian (bukan pada atom C
nomor 2) disebut senyawa diastereoisomer.

1 n 3 epimer

Senyawa dengan tiga atom C asimetris


COOH COOH COOH COOH

H OH HO H H OH HO H

H OH HO H HO H H OH

H OH HO H HO H H OH

COOH COOH COOH COOH

I II III IV

COOH COOH COOH


COOH
H OH HO H H OH
HO H
HO H HO H H OH
H OH
H OH H OH HO H
HO H
COOH COOH COOH
COOH

VII VIII
V VI

Ket :
Senyawa (I & II), (V & VI), (III & VIII), (IV & VII) identik
Jadi, hanya ada 4 enantiomer pada senyawa tersebut.
Senyawa dengan 4 atom C asimetris
Terjadi pada senyawa monosakarida (misanya glukosa)
CHO CHO

H OH HO H

HO H H OH

H OH HO H

H OH HO H

CH 2OH CH 2OH

D (+) glukosa D (+) Mannosa

Karbohidrat
Karbohidrat terdiri dari gugus OH dan karbonil. Karbohidrat dapat membentuk
hemiasetal secara intramolekuler.
OH
O

R
+ R OH R H

H OR'

(HEMIASETAL)

OH OR'

R H
+ R OH R H

OR' OR'

(ASETAL)

Contohnya :
H
H O H
H OH
H OH H OH
HO H
HO H HO H O + O
H OH
H OH HO H
H
H OH H
CH 2OH
CH 2OH CH 2OH

ANOMER

-D-glukosa (t.l. 146C) -D-glukosa (t.l. 150C)


Bentuk howards :
OH
CH 2OH CH 2OH
O OH OH O H
H H H
H H H
OH H O OH H
OH H OH H OH OH
H OH H H OH
OH

H OH

-D-glukopiranosa D (+) glukosa -D(+)-glukosa


t.l 150C t.l. 146C

Bentuk konformasi :

HOH 2C HOH 2C HOH2C O


O OH HO
HO HO
HO OH HO O HO
OH OH OH
OH

63 % 0.02 % 37 %

Untuk Fruktosa
Proyeksi Fischer
CH 2OH CH 2OH CH 2OH

O HO OH

HO H O HO H
HO H O
+
H OH H OH H OH

H OH H H

CH 2OH CH 2OH CH 2OH

Bentuk Howards dan konformasi yang stabil:


CH 2OH H
CH2OH O OH
CH 2OH
H
H OH O
OH CH2OH
H OH
OH H
OH H

Untuk sukrosa (-fruktopiranosil--D-glukopiranosida)


CH2OH
H OH CH2OH O HO
H H
OH H HO
HO O
H OH OH
OH H

Bentuk konformasi
CH2OH
H O
HO H
HO H H
OH
H O
CH 2OH

H O CH 2OH

H OH

OH H

Epimerisasi
Perubahan konfigurasi pada atom C nomor 2 disebut epimerasi. Sedangkan perubahan
konfigurasi pada atom C selain nomor 2 disebut diastereoisomer.
H O
EPIMERISASI D

H O D

L
D DIASTEREOISOMERASI H O
L

Unsur-Unsur Simetris
Suatu senyawa yang mempunyai unsur simetris biasanya tidak optis aktif. Unsur-unsur
simetris meliputi :
- Bidang Simetris
Bidang simetris adalah bidang yang membelah dua bagian suatu molekul yang
merupakan bayangan cermin satu sama lain.

Contoh :
Me S R Me Me
Me
H H H
Et H
Et Et Et

- Pusat Simetris
Pusat simetris adalah titik dimana jarak semua titik ke titik tersebut sama panjang.
Me Me
Et Et
H H
180O 180O

H H
Et Et
Me Me

- Sumbu Simetri Sederhana


Sumbu simetris sederhana adalah bila suatu struktur melalui sumbu tersebut sebesar
2/n maka akan dihasilkan struktur yang identik. Jika suatu senyawa memiliki sumbu
simetris sederhana maka dapat bersifat optis aktif dan dapat pula bersifat tidak optis aktif.
Contoh :

Me Me
Me
Et Et
Et
H H
H

180O

H H
Et Et H
Et
Me Me
Me
Disimetris (optis aktif)

Me
Me
Et
Et Me
H
H Et
H
180O
Me
Et Me
H Et Me
H Et
H

IDENTIK

- Sumbu Simetris Bolak Balik


Sumbu simetris bolak balik adalah bila suatu struktur melalui sumbu tersebut sebesar
2/n lalu dicerminkan pada sumbu tersebut maka akan dihasilkan struktur yang identik.

Contoh :
SB SB

SB SB
180O
SB
SB

SB SB

SB

SB

SB

SB

identik artinya tidak optis aktf

KONFORMASI
Konformasi adalah cara penyusunan gugus suatu molekul dalam ruang yang berbeda
disebabkan oleh pemutaran pada ikatan sigma karbokation (konformasi bukan merupakan
suatu isomer). Macam-macam konformasi antara lain :
1. Rumus Dimensional

CH2Cl H

H
H

HO OH

2. Rumus Bola dan pasak dengan rumus show horse


CH3
H
H

CH3 ClH2C
H
H Br
H
OH

H BR

Rumus so horse
Rumus Bola dan Pasak
3. Fraksi
Newman
CH2Cl
H H

H OH
OH

4.Proyeksi Fischer
CH2Cl

H H
HO H

OH

Adanya pemutaran ikatan sigma maka suatu molekul dapat memiliki beberapa
konformasi. Tetapi, ada yang stabil dan tidak stabil. Konformasi yang stabil disebut
konformer, tetapi konformer bukan isomer sebab dapat dipertukarkan.
Contoh :
CH3 - *CH Br - *CH Br CH3
2,3 dibromo butana
CH3

CH3

H Br

H Br

Konformasi fraksi newman :

Ch3
Ch3 CH3 H Ch3 CH3
H CH3 Br H
Br CH3
H Br H Br H Br H Br
H Br Br Br
(Fully eclips) Gauche eclips) Eclips (staggered)

Ch3
Ch3 CH3 H Ch3
H CH3
Br CH3
H Br H Br H Br
H Br Br

Eclips Gauche eclips) (Fully eclips)

Dari keempat konformasi, staggered yang paling stabil sebab tidak ada interaksi
antara gugus senama sehingga gaya tarik dan gaya tolak tidak ada. Semakin jauh maka energi
makin rendah. Adapun profil energinya :

0 60 120 180 240 300 360


Sikloheksena :

(planar) (setengah kursi) (perahu) (twiss) (chair)


Stuktur chair yang paling stabil sebab semua sudutnya tetrahedral (109) sehingga
atom-atomnya dapat bebas bergerak. Bentuk chair berada dalam kesetimbangan :
I II III
Dari I ke III disebut flip over, jika terjadi flip over maka yang dikedudukan equatorial
menjadi aksial dan aksial menjadi equatorial.
Contoh : Cis 1,4-dimetil sikloheksana
H3C CH3

H H

H CH 3 CH3 H

H H H H
H3 C CH3

H H
`
Senyawa ini tidak begitu stabil sebab ada antaraksi yang sama antara CH3 dan H.

Untuk Trans 1,4-dimetil sikloheksana :


H CH3

CH3 H
H3C H

H CH3

Untuk kestabilan, gugus yang terbesar harus berada pada kedudukan equatorial.
Dekalin

H H
H

H H

Senyawa Bifenil

Kedua cincin seakan-akan planar, tetapi karena ikatannya tunggal dan terjadi rotasi
maka senyawa ini dapat beresonansi melalui ikatan tunggal. Akan tetapi jika ada subtituen
orto, meta, maka ada antaraksi subtituen yang cukup besar. Pada suhu rendah, kecepatan
berotasi lambat (jika tidak ada gugus penghalang).
Contoh :
NO 2
NO2

O2N NO 2

Jika Diamati dari Kiri

No 2
H NO 2
H

Jika Diamati dari kanakan

No 2
No 2 H
H
Cl
CH3
Cl
CH 3
H
H Cl H

Alena
Senyawa alena adalah senyawa yang memiliki dua atau lebih ikatan rangkap 2 yang
terkomulasi atau senyawa yang memiliki ikatan rangkap yang bertetangga dengan lingkar.
H3C

H3C
(siklo heksadiena)
Penentuan konfigurasi :
A A
A
C C B A A B
B B
B B

Dari kanan Dari kiri


Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. atas hidayah dan izin-Nyalah,
sehingga diktat ini dapat tersusun sesuai dengan rencana. Diktat ini dimaksudkan untuk
membantu mahasiswa yang mengikuti kimia dasar lanjut belajar secara mandiri dan dapat
memahami dengan baik konsep-konsep yang diuraikan pada mata kuliah kimia dasar lanjut.
Diktat ini diperutnukkan bagi mahasiswa semester genap mahasiswa FMIPA UNM
yang terdiri dari beberapa pokok bahasan, yaitu Struktur Atom, Sistem Periodik, Ikatan
Kimia, Kesetimbangan Kimia, Larutan Hidrolisis dan Larutan Penyangga, Kimia Karbon,
dan Kimia Unsur.
Besar harapan kami semoga bermanfaat bagi mahasiswa yang mengikuti kuliah kimia
dasar lanjut, terutama mahasiswa dalam lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNM Makassar.

Makassar, Januari 2009


Penysun,

Anda mungkin juga menyukai