Anda di halaman 1dari 5

KEISOMERAN ALKANA DAN SIKLOALKANA

A. TINJAUAN PUSTAKA

Isomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama. Isomer
struktur merupakan senyawa-senyawa dengan rumus molekul yang sama ( jumlah atom-atomnya
sama ), tetapi memiliki struktur yang berbeda. Senyawa-senyawa yang berisomeri dikatakan
merupakan isomer satu sama lain. Fenomena terdapatnya dua senyawa berbeda, yaitu butana dan
2- metilpropana merupakan gejala isomeri. Oleh karena itu, isomer struktur adalah suatu senyawa
dari beberapa senyawa yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi mempunyai sifat berbeda
akibat perbedaan susunan atom-atomnya. Kata isomer berasal dari kata Latin isomeres yang
berarti sendiri merupakan gabungan dari kata iso yang artinya sama, dan meros yang artinya
adalah bagian ( Sunarya, 2009).
Senyawa alkana merupakan jenis senyawa hidrokarbon jenuh ( ikatan antar atom C
berupa ikatan tunggal ). Senyawa alkana bersifat kurang reaktif bila dibandingkan dengan
senyawa hidrokarbon golongan alkena dan alkuna. Oleh karena itu, senyawa alkana dikenal juga
dengan nama parafin ( Latin : parum afinis = daya gabung kecil ). Senyawa alkana mempunyai
rumus : Cn H 2 n+2 . Struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana
dengan jumlah atom karbon tiga atau kurang, tidak mempunyai isomer. Pada senyawa berumus
molekul CH4 (metana), C2H6 (etana) dan C3H8 (propana) hanya terdapat satu cara untuk
menyusun atom-atomnya, tidak terdapat peluang lainnya, sehingga tidak ditemukan isomernya.
Akan tetapi, alkana dengan empat karbon mempunyai dua cara penataan atom-atomnya, sehingga
ditemukan dua isomer yang mempunyai rumus molekul C4H10, yaitu butana dan 2- metilpropana.

H3C CH CH3

H3C CH2 CH2 CH3 H3C

Butana, td 0,5o C 2 metil propana, td 12 o C


Alkana dapat digambarkan dengan menggunakan struktur terkondensasi. Semua ikatan
dalam molekul diabaikan atau dihilangkan. Jika ada tiga atom hidrogen terikat pada satu
karbon,digambar dengan CH3, jika dua hidrogen digambar dengan CH2, dan seterusnya. Dengan
demikian kita dapat menggambar butana dengan struktur CH 3-CH2-CH2-CH3 atau CH3(CH2)2CH3
( Hermawan, 2009 ).
Selain alkana dengan rantai terbuka, di alam juga terdapat alkana dalam bentuk cincin.
Senyawa tersebut dinamakan sikloalkana atau senyawa alisiklik (alifatik siklik). Apabila cincin
sikloalkana adalah CH2- maka senyawa tersebut memiliki rumus umum (CH2)n atau CnH2n.

s ik lo p r o p a n a s ik lo b u ta n a s ik lo p e n ta n a s ik lo h e k s a n a

s ik lo h e p ta n a s ik lo o k ta n a
(Pine, 1988).
Kelompok senyawa lain yang juga selalu ditemukan berisomeri struktur adalah alkena dan
sikloalkana, seperti propena dan siklopropana. Senyawa propena mempunyai gugus fungsi ikatan
rangkap dua, sedangkan siklopropana merupakan senyawa berikatan jenuh (tunggal). Kedua
senyawa berbeda tersebut mempunyai rumus molekul sama, sehingga merupakan isomer satu
sama lain, dan perbedaan kedua senyawa tersebut terletak pada strukturnya, sehingga keduanya
merupakan berisomer struktur satu sama lain. Jika jumlah atom C nya berjumlah 3 senyawa
sikloalkana hanya berisomer dengan alkena, tidak membentuk cincin baru.
Selain itu sikloalkana dapat membentuk isomer strukur dengan cara memutuskan
cincinnya, sekaligus juga berisomer dengan alkena. Contohnya : siklobutana berisomer beberapa
senyawa alkena seperti 1-butena, 2- butena , 2 metil 1-propena , dan membentuk cincin baru
yaitu 1-metil siklopropana ( Ratnaningsih ).

B. PROSEDUR PERCOBAAN
Alat yang digunakan adalah gunting, sedangkan bahan yang digunakan adalah kertas
manila, plastisin, sterofoam, double tip, sapu lidi, paku mading.
1. Isomer struktur pada alkana
- Etana (C2H6 )
Ditulis CH3 pada kertas manila sebanyak 2 buah. Digunting sesuai dengan
ukuran sterofoam yang telah di buat berbentuk segiempat yang berukuran
5 cm x 5 cm sebanyak 2 buah pula. Direkatkan kertas manila yang telah
tersebut dengan double tip pada sterofoam. Dihubungkan sterofoam yang
telah ditempel dengan kertas manila tersebut dengan sapu lidi. Diamati dan
dilakukan percobaan dengan cara melepaskan satu persatu bagian yang
telah direkatkan dan membentuk serangakaian yang lain untuk mengetahui
apakah senyawa heksana dapat membentuk struktur isomer dengan
senyawa alkana yang lain atau tidak.
- Heksana ( C6H14 )
Ditulis CH3 sebanyak 2 buah, dan CH2 sebanyak 4 buah pada kertas manila
yang berbeda. Digunakan kertas manila yang berwarna biru untuk CH 3 dan
kertas manila yang berwarna biru untuk CH2. Digunting sesuai dengan
ukuran sterofoam yang telah di buat berbentuk segiempat yang berukuran
5 cm x 5 cm sebanyak 6 buah pula. Direkatkan kertas manila yang telah
tersebut dengan double tip pada sterofoam. Dihubungkan sterofoam yang
telah ditempel dengan kertas manila tersebut dengan sapu lidi. Diamati dan
dilakukan percobaan dengan cara melepaskan satu persatu bagian yang
telah direkatkan dan membentuk serangakaian yang lain untuk mengetahui
apakah senyawa heksana dapat membentuk struktur isomer dengan
senyawa alkana yang lain atau tidak.

2. Isomer struktur pada sikloalkana


- Siklopropana ( C3H6 )
Ditulis CH2 pada kertas manila sebanyak 3 buah. Digunting sesuai dengan
ukuran plastisin yang telah di buat berbentuk bulat sebanyak 3 buah pula.
Direkatkan kertas manila yang telah tersebut dengan paku mading pada
plastisin. Dihubungkan plastisin yang telah ditempel dengan kertas manila
tersebut dengan sapu lidi. Diamati dan dilakukan percobaan dengan cara
melepaskan satu persatu bagian yang telah direkatkan dan membentuk
serangakaian yang lain untuk mengetahui apakah senyawa siklopropana
dapat membentuk struktur isomer dengan senyawa alkena atau tidak.
- Siklobutana ( C4H8 )
Ditulis CH2 pada kertas manila sebanyak 4 buah. Digunting sesuai dengan
ukuran plastisin yang telah di buat berbentuk bulat sebanyak 4 buah pula.
Direkatkan kertas manila yang telah tersebut dengan paku mading pada
plastisin. Dihubungkan plastisin yang telah ditempel dengan kertas manila
tersebut dengan sapu lidi. Diamati dan dilakukan percobaan dengan cara
melepaskan satu persatu bagian yang telah direkatkan dan membentuk
serangakaian yang lain untuk mengetahui apakah senyawa siklopropana
dapat membentuk struktur isomer dengan senyawa alkena atau tidak.

A. PERTANYAAN
1. Apakah ada hubungannya antara jumlah atom C yang ada dalam senyawa baik alkana
maupun sikloalkana dengan jumlah struktur isomer ?

2. Mengapa pada senyawa sikloalkana semakin sedikit atom C semakin tidak stabil ?
3. Mengapa senyawa sikloalkana yang memiliki jumlah atom C sama dengan 3 tidak
dapat membentuk cincin baru dalam membentuk isomer strukturnya ?

DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, Paris Sutarjawinata. 2009. Aktif Belajar Kimia. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Pine, Stanley H.1988 . Kimia Organik 1. Bandung : ITB Press.
Ratnaningsih, E Sardjono. Modul 2 Isomer. Diakses dari http:// modul-2-isomer-20-6-08-
revisi.pdf.
Sunarya, Yayan . 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 1. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai