2 Pembahasan
Dalam percobaan ini dilakukan pengjian titik leleh , kelarutan , dan daya
hantar listrik , untuk dapat membandingkan perbandingan sifat ionic dan kovalen
. Dalam menentukkan suatu senyawa ionic ataupun kovalen , praktikan tidak bisa
hanya melihat keselruhan dai sifat-sifat tersebut , karena ada sebagian sifat dari
senyawa ionic yang dimiliki senyawa kovalen ,agar praktikan dapat membedakan
kedua senyawa tersebut .
n-heksana
Skloheksana
Pada percobaan ini kecepatan terbakar senyawa dietil eter adalah 5,03
sekon , n-butil alcohol 87 detik dan kecepatan terbakar t-butil alcohol adalah
10,72 sekon dalam hal ini senyawa tersebut mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda atau bervariasi . Hal ini disebabkan adanya karbon pada senyawa
eter dan strukturnya pada masing-masing senyawa .
Pada literature o-diklorobenzena dan pdiklorobenzena merupakan isomer , n-
butil alcohol dan dietil eter semuanya adalah isomer dengan rumus molekul
C6H10, karena keduanya senyawa dan ismer ini merupakan senyawa alcohol
(dicirikan oleh gugus OH) maka sifat mereka umumnya sama dan senyawa eter
yang dicirikan dengan suatu oksigen yang mengikat dua gugus karbon akan
mempunyai sifat yang berbeda dengan alcohol .
Isomer adalah molekul yang memiliki rumus molekul yang sama namun
memiliki susunan atom yang berbeda . Itu tidak termasuk pengaturan berbeda
hanya karena molekul berputar secara keseluruhan atau berputar pada ikatan
tertentu . Sifat fisikanya adalah sebagai berikut :
Dari percobaan yang telah dilakukan senyawa dietil eter memiliki bau
yang lebih menyengat dibandingkan dengan alkohl . Sifat-sifat alcohol adalah :
1. Bersifat polar
2. Bersifat netral
3. Mudah terbakar
4. Larut dalam air
5. Mudah menguap
6. Dapat bereaksi dengan Na
1. Warna jernih
2. Bau khas obat bius
3. Memiliki titik didih yang tinggi
4. Dapat menyebabkan kulit terasa dingin
5. Alcohol suhu rendah . Wujudnya cair dan dapat larut dalam air.
Sedangkan alcohol suhu tinggi sukar larut dalam air.
Secara umum dan dilihat dari literature yang saya baca melalui internet
( Jhon,2009)senyawa kovalen larut dalam non polar seperti senyawa naftalena
dan isopropil alcohol. Sedangkan senyawa ion pada umumnya larut dalam
pelarut polar ( seperti air dan ammonia ) , karena sebagian molekul pelarut
menghadapkan kutub negatifnya ke ion positif dan sebagian lagi menghadapkan
ion positifnya ke ion negative . Akhirnya ion-ion terpisah satu sama lain .
Pada senyawa naftalen tidak larut dalam air , sedangkan pada senyawa urea
,isopropil alcohol,NaCl,KI,MgSo4 larut dalam air. Pada senyawa urea
,naftalen,isopropil alcohol,KI,MgSo4 larut dalam CCL4 . Pada umumnya, senyawa
kovalen yang ditambah dengan air tidak larut , sedangkan apabila ditambahkan
dengan CCL4 yang merupakan pelarut non polar , senyawa tersebut akan larut.
Hal ini menandakan bahwa senyawa-senyawa ion larut dalam pelarut karena
dipol-dipolnya yang tidak saling meniadakan dan sukar larut dalam CCL4 sebagai
pelarut non polar akibat dari dipol-dipolnya yang saling meniadakan . Meskipun
demikia, ada juga senyawa ion yang larut dalam pelarut non polar. Untuk
senyawa kovalen pada umumnya larut dalam pelarut non polar dan sedikit yang
larut dalam air , misalnya isopropil alcohol yang tampak keruh pada larutan CCL4.
Dari hasil pengamatan naftalena tidak larut dalam air maupun tetapi larut hanya
dalam CCL4.
Senyawa yang dapat larut pada pelarut air maupun karbon tetraklorida
disebabkan karena senyawa tersebut bersifat ionic terhadap pelarutnya dimana
pelarut tersebut termasuk dalam pelarut polar. Sedangkan senyawa yang tidak
larut pada pelarut tersebut dikarenakan senyawa tersebut menjadi bersifat
kovalen sehingga sangat sulit untuk senyawa tersebut berinteraksi dengan
pelarut yang bersifat polar. Walaupun begitu tidak semua senyawa kovalen yang
bersifat non polar, ada beberapa senyawa kovalen yang bersifat polar sehingga
mudah larut dalam pelarut polar. Dengan ini dapat disimpulkan, larut atau
tidaknya suatu senyawa tergantung pada sifat dari senyawa yang akan dilarutkan
dengan sifat pelarutnya ( polar dan non polar ) .