Anda di halaman 1dari 4

4.

2 Pembahasan
Dalam percobaan ini dilakukan pengjian titik leleh , kelarutan , dan daya
hantar listrik , untuk dapat membandingkan perbandingan sifat ionic dan kovalen
. Dalam menentukkan suatu senyawa ionic ataupun kovalen , praktikan tidak bisa
hanya melihat keselruhan dai sifat-sifat tersebut , karena ada sebagian sifat dari
senyawa ionic yang dimiliki senyawa kovalen ,agar praktikan dapat membedakan
kedua senyawa tersebut .

Perbedaan fisis yang paling mencolok antara senyawa kovalen ionic


terdapat pada titik leleh,kelarutan, dan hantaran listriknya . Ktiga perbedaan ini
umumnya disebabkan oleh kekuatan ikaan ionic yang lebih besar daripada ikatan
kovalen. Penggunaan bersama-sama sepasang electron valensi antara 2 atom
non logam disebut suatu ikatan kovalen, zat tersebut senyawa kovalen.
Percobaan kali ini, praktikan akan mengetahui titik didih dan titik leleh.

Melalui percobaan ini, dapat diketahui beberapa perbedaan antara


heksana dan sikloheksana .

n-heksana

1.Golongan : termasuk alkana (rantai lurus dan bercabang )

2.Titik didih : Mendidih pada suhu 65-70˚C

3.Reaksi kimia : Bereaksi dengan Br2 membentuk sikloheksana

4.Struktur molekul : Berupa gas ikatan

5.Jumlah isomer : Jumlahnya ada 5 yaitu n-heksana,2 metil pentane,3 metil


pentane,2,2 metil butana,2,3 dimetil butana

6.Fungsi : Pelarut organic yang baik bagi senyawa kovalen sikloheksana

Skloheksana

1.Golongan : Termasuk alkana rantai melingkar ( rantai tertutup dan bercabang )

2.Titik didih : Mendidih pada suatu suhu diatas 200-300˚C

3.Struktur molekul : berupa ikatan yang terbentuk kursi

4.Jumlah isomer : Jumlahnya ada 3 yaitu heksana,2 metil siklopentana,3 metil


siklopentana
5.Komposisi minyak bumi adalah : Hidrokarbon 90%, senyawa belerang 0,01-
0,7%, Senyawa oksigen 0,01-0,4% dan organa logam sangat kecil

Dalam percobaan ini, praktikan juga membandingkan kekentalan n-


heksana , n-dekana dan minyak bumi dengan meneteskan masing-masing
senyawa . Pada percobaan membandingkan sifat fisik dari n-heksana dan
sikloheksana praktikan memperoleh data : n-heksana berwarna bening dan
mempunyai bau yang menyengat sikloheksana memiliki warna yang bening
dengan n-heksana .

Dalam pecobaan ini digunakan senyawa karbon. N-heksana dan


sikloheksana kedua senyawa tersebut memiliki struktur rantai cincin . n-heksana
merupakan golongan senyawa hidrokarbon alifaik yaitu golongan hidrokarbon
rantai terbuka dan sikloheksana merupakan golongan senyawa hidrokarbon
alisiklik yaitu golongan dari alifatik dan siklik pada senyawa karbon n-heksana
dan sikloheksana terdapat persamaan dan perbedaan dari segi sifat fisika dan
sifat kimia . Dari percobaan ini didapatkan persamaan dari segi warnanya
,wujudnya bening dan ditemukannya bau n-heksana dan sikloheksana yang
berbeda. Seharusnya senyawa n-heksana dan sikloheksana berbau menyengat ,
tetapi pada percobaan ini senyawa n-heksana tidak berbau , hal ini disebabkan
telah bercamputrnya senyawa n-heksana dengan senyawa lain . Perbedaan bau
senyawa tersebut disebabkan oleh perbedaan struktur dari keduanya .

Pada percobaan isomer ini praktikan membandingkan antara n-butl


alcohol dan t-butil alcohol dan juga nbutil alcohol , t- butil alcohol dengan dietil
eter. Alkohol memiliki ikatan hydrogen sangat lemah (kira-kira 5kkal/mol, atau
20kj/mol )bila dibandingkan dengan ikatan kovalen antara atom didalam molekul
tetapi ikatan hydrogen lebih kuat dari pada sebagian besar gaya tarik antar
molekul lainnya . Ikatan dalam alcohol dan eter memiliki ikatan yang mirip
dengan air , Pada sifat fisi senyawanya (o-dikloro beenzena,n-butil alcohol,t-butil
alcohol) menurut pengamatan yang praktikan lakukan dari ketiga senyawa itu
warnanya sama-sama bening , namun menurut baunya n-butil alcohol baunya
lebih menyengat dibandingkan dengan t-butil alcohol .

Pada percobaan ini kecepatan terbakar senyawa dietil eter adalah 5,03
sekon , n-butil alcohol 87 detik dan kecepatan terbakar t-butil alcohol adalah
10,72 sekon dalam hal ini senyawa tersebut mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda atau bervariasi . Hal ini disebabkan adanya karbon pada senyawa
eter dan strukturnya pada masing-masing senyawa .
Pada literature o-diklorobenzena dan pdiklorobenzena merupakan isomer , n-
butil alcohol dan dietil eter semuanya adalah isomer dengan rumus molekul
C6H10, karena keduanya senyawa dan ismer ini merupakan senyawa alcohol
(dicirikan oleh gugus OH) maka sifat mereka umumnya sama dan senyawa eter
yang dicirikan dengan suatu oksigen yang mengikat dua gugus karbon akan
mempunyai sifat yang berbeda dengan alcohol .

Isomer adalah molekul yang memiliki rumus molekul yang sama namun
memiliki susunan atom yang berbeda . Itu tidak termasuk pengaturan berbeda
hanya karena molekul berputar secara keseluruhan atau berputar pada ikatan
tertentu . Sifat fisikanya adalah sebagai berikut :

1. Alkuna rantai pendek berwujud gas , sedangkan alkana rantai panjang


berwujud cair dan gas
2. Kerapatan kecil
3. Tidak larut dalam air
4. Dengan jumlah atom C yang sama , titik didih alkuna lebih tinggi
dibandingkan alkena .

Sifat kimianya adalah , Mengalami reaksi pembakaran menghasilkan CO2 dan


H2O . Namun energy yang dihasilkan reaksi pembakaran lebih besar karena
memutus ikatan rangkap tiga .

Dari percobaan yang telah dilakukan senyawa dietil eter memiliki bau
yang lebih menyengat dibandingkan dengan alkohl . Sifat-sifat alcohol adalah :

1. Bersifat polar
2. Bersifat netral
3. Mudah terbakar
4. Larut dalam air
5. Mudah menguap
6. Dapat bereaksi dengan Na

Dalam percobaan ini praktian juga membandingkan kekentalan n-heksana , n-


dekana dengan meneteskan masing-masing senyawa. Kedua senyawa tersebut
sama-sama berwarna bening , namun bau keduanya berbeda . n-heksana lebih
menyengat baunya dibandingkan n-dekana . Maka disimpulkan bahwa senyawa
karbon yang berantai lurus memiliki bau yang sangat menyengat daripada
senyawa senyawa karbon melingkar . Karena senyawa karbon berantai
merupakan senyawa terbuka yang akan lebih mudah bereaksi dengan unsur
lainnya .
Sifat fisik isomer :

1. Warna jernih
2. Bau khas obat bius
3. Memiliki titik didih yang tinggi
4. Dapat menyebabkan kulit terasa dingin
5. Alcohol suhu rendah . Wujudnya cair dan dapat larut dalam air.
Sedangkan alcohol suhu tinggi sukar larut dalam air.

Secara umum dan dilihat dari literature yang saya baca melalui internet
( Jhon,2009)senyawa kovalen larut dalam non polar seperti senyawa naftalena
dan isopropil alcohol. Sedangkan senyawa ion pada umumnya larut dalam
pelarut polar ( seperti air dan ammonia ) , karena sebagian molekul pelarut
menghadapkan kutub negatifnya ke ion positif dan sebagian lagi menghadapkan
ion positifnya ke ion negative . Akhirnya ion-ion terpisah satu sama lain .

Pada senyawa naftalen tidak larut dalam air , sedangkan pada senyawa urea
,isopropil alcohol,NaCl,KI,MgSo4 larut dalam air. Pada senyawa urea
,naftalen,isopropil alcohol,KI,MgSo4 larut dalam CCL4 . Pada umumnya, senyawa
kovalen yang ditambah dengan air tidak larut , sedangkan apabila ditambahkan
dengan CCL4 yang merupakan pelarut non polar , senyawa tersebut akan larut.

Hal ini menandakan bahwa senyawa-senyawa ion larut dalam pelarut karena
dipol-dipolnya yang tidak saling meniadakan dan sukar larut dalam CCL4 sebagai
pelarut non polar akibat dari dipol-dipolnya yang saling meniadakan . Meskipun
demikia, ada juga senyawa ion yang larut dalam pelarut non polar. Untuk
senyawa kovalen pada umumnya larut dalam pelarut non polar dan sedikit yang
larut dalam air , misalnya isopropil alcohol yang tampak keruh pada larutan CCL4.
Dari hasil pengamatan naftalena tidak larut dalam air maupun tetapi larut hanya
dalam CCL4.

Senyawa yang dapat larut pada pelarut air maupun karbon tetraklorida
disebabkan karena senyawa tersebut bersifat ionic terhadap pelarutnya dimana
pelarut tersebut termasuk dalam pelarut polar. Sedangkan senyawa yang tidak
larut pada pelarut tersebut dikarenakan senyawa tersebut menjadi bersifat
kovalen sehingga sangat sulit untuk senyawa tersebut berinteraksi dengan
pelarut yang bersifat polar. Walaupun begitu tidak semua senyawa kovalen yang
bersifat non polar, ada beberapa senyawa kovalen yang bersifat polar sehingga
mudah larut dalam pelarut polar. Dengan ini dapat disimpulkan, larut atau
tidaknya suatu senyawa tergantung pada sifat dari senyawa yang akan dilarutkan
dengan sifat pelarutnya ( polar dan non polar ) .

Anda mungkin juga menyukai