Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PERCOBAAN II PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN

NAMA NIM

: HERLYN BASRINA : J1A111049

KELOMPOK : 2A ASISTEN : M. IRFAN N.

PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJABARU 2011

PERCOBAAN II PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN

I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh jenis ikatan suatu senyawa terhadap sifat fisis dan sifat kimia dari senyawa tersebut. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikatan Kimia Ikatan kimia adalah daya tarik-menarik antara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Macam-macam ikatan kimia yang dibentuk oleh atom tergantung dari struktur elektron atom. Misalnya, energi ionisasi dan kontrol afinitas elektron dimana atom menerima atau melepaskan elektron. Ikatan kimia dapat dibagi menjadi dua kategori besar : ikatan ion dan ikatan kovalen.

2.1.1 Ikatan Ion Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan negatif. Atom yang melepaskan elektron akan menjadi ion positif, sebaliknya yang menerima akan menjadi ion negatif. Senyawa ion yang terbentuk dari ion positif dan negatif tersusun selang seling membentuk molekul raksasa (Syukri, 1999). Ikatan ion terbentuk jika terjadinya perpindahan elektron di antara atom untuk membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai daya tarik-menarik. Daya tarik menarik di antara ion-ion yang bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan ion (Brady, 1999).

2.1.2 Ikatan kovalen. Ikatan kovalen merupakan ikatan antara dua atom atau lebih yang didasarkan pada pemakaian elektron valensi secara bersama. Ikatan kovalen

dapat terjadi jika atom-atom yang bergabung menggunakan sepasang elektron atau lebih secara bersamaan. Biasanya ikatan kovalen terjadi pada unsur-unsur nonlogam dan unsur nonlogam, atom-atom sejenis, atau atom dengan perbedaan keelektronegativitas yang tidak terlalu besar (Syukri, 1999). Ikatan kovalen terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron di antara atom-atom. Dengan perkataan lain, daya tarik-menarik inti atom pada elektron yang terbagi di antara elektron itu merupakan suatu ikatan kovalen (Brady, 1999). 2.2.Sifat Senyawa. 2.2.1 Sifat Senyawa Ion Beberapa sifat senyawa ion yang penting adalah sebagai berikut: larutan atau leburannya dapat menghantarkan arus listrik, mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi, sangat keras dan getas, pada umumnya larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar (Baroroh, 2004). 2.2.2 Sifat Senyawa kovalen Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau (Syukri, 1999). III. ALAT DAN BAHAN A. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung

reaksi, termometer, gelas piala, elektroda karbon, lampu spritus, sudip kaca dan pipet tetes.

B. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah urea, naftalena, kristal NaCl, KI, MgSO4 dan isopropil alkohol. IV. PROSEDUR KERJA A. Perbandingan Titik Leleh 1. Sejumlah kecil (1-2 sudip) urea dimasukkan ke dalam tabung reaksi, termometer dimasukkan di dalamnya. 2. Tabung reaksi dipanaskan dengan menggunakan lampu spritus, amati perubahan yang terjadi pada sampel urea. 3. Suhu tepat pada saat urea mulai meleleh dicatat dan pada saat seluruh sampel urea meleleh, ini merupakan kisaran titik leleh. 4. Percobaan ini diulangi sebanyak tiga kali. 5. Prosedur yang sama dilakukan untuk naftalena. 6. Prosedur di atas tidak dapat dilakukan untuk senyawa NaCl, KI dan MgSO4. Data titik leleh dari senyawa-senyawa tersebut dicari berdasarkan buku referensi. B. Perbandingan Kelarutan 1. Air dimasukkan ke dalam (Tabung I), dan tabung raksi lain dengan kabon tetraklorida (Tabung II). 2. Urea dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi, kocok campuran dalam setiap tabung. 3. Apakah urea larut dalam tabung I atau tabung II diamati. 4. Prosedur yang sama dilakukan untuk naftalena, isopropil, alkohol, NaCl, KI, dan MgSO4. 5. Kelarutan dari setiap senyawa dalam masing-masing tabung diamati. C. Perbandingan Daya Hantar 1. 50 ml akuades dimasukkan pada gelas piala 50 ml. 2. Elektroda karbon dihubungkan dengan arus listrik dan lampu.

3. Elektroda dimasukkan ke dalam gelas piala berisi akuades. Perubahan yang terjadi diamati. 4. Prosedur (a) (c) diulangi, dengan menambahkan beberapa tetes isopropil alkohol. Perubahan yang terjadi diamati. 5. Prosedur yang sama dilakukan, masing-masing dengan

menambahkan urea, naftalena, NaCl, KI, dan MgSO4.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Perbandingan Titik Leleh No. 1 Langkah Percobaan Dimasukkan sejumlah urea ke dalam tabung reaksi, dimasukkan termometer ke dalamnya. 2 Tabung reaksi dipanaskan di atas nyala api spiritus. Dicatat suhu saat urea mulai meleleh dan suhu saat seluruh urea telah meleleh 3 Naftalena berbentuk padatan T1 = 38o T2 = 60o Urea berbentuk padatan Hasil Pengamatan

No. 1 dan 2 diulangi untuk naftalena

T1 = 39o T2 = 59o

Dicatat kisaran titik leleh untuk tiap senyawa dengan mengulangi pengamatan dua kali

UREA T1 = 39o T2 = 58o T1 = 39o T2 = 54o

NAFTALENA T1 = 41o T2 = 58o T1 = 39o T2 = 62o

Dicari data titik leleh dari buku acuan, membandingkan hasil pengamatan

2. Perbandingan Kelarutan No. 1 Langkah Percobaan Dimasukkan urea ke dalam tabung reaksi I + air, dikocok dan diamati 2 Dimasukkan urea ke dalam tabung reaksi II + CCl4, dikocok dan diamati 3 Diulangi prosedur 1-2 untuk naftalena Urea + CCl4 = tidak larut Naftalena + air = tidak larut Naftalena + CCl4 = larut 4 Diulangi prosedur 1-2 untuk isopropil alkohol Isopropil alkohol + air = larut (bening) Isopropil alkohol + CCl4 = tidak larut (keruh) 5 Diulangi prosedur 1-2 untuk NaCl NaCl + air = larut NaCl + CCl4 = tidak larut 6 Diulangi prosedur 1-2 untuk KI KI + air = tidak larut KI + CCl4 = larut 7 Diulangi prosedur 1-2 untuk MgSO4 MgSO4 + air = tidak larut MgSO4 + CCl4 = larut Hasil Pengamatan Urea + air = Larut

C. Perbandingan Daya Hantar No 1 Langkah Percobaan Dimasukkan elektroda yang terhubung dengan arus listrik ke dalam gelas piala yang berisi akuades 2 Diulangi prosedur no. 1 dengan menambahkan isopropil alkohol 3 Diulangi prosedur no. 1 dengan menambahkan ures 4 Diulangi prosedur no. 1 dengan menambahkan naftalena 5 Diulangi prosedur no. 1 dengan menambahkan NaCl 6 Diulangi prosedur no. 1 dengan menambahkan KI 7 Diulangi prosedur no. 1 dengan menambahkan MgSO4 Lampu tidak menyala Lampu tidak menyala Lampu tidak menyala Lampu tidak menyala Lampu tidak menyala Lampu tidak menyala Hasil Pengamatan Lampu tidak menyala

B. Pembahasan 1. Perbandingan titik leleh Dari hasil percobaan perbandingan titik leleh senyawa kovalen, dengan memanaskan senyawa seperti urea dan naftalena, maka didapatkan beberapa perbedaan pada perbandingan titik leleh, sehingga dari nilai-nilai tersebut didapatkan kisaran titik leleh urea antara 38oC sampai 60oC. Namun dengan literatur titik lelehnya jauh berbeda yaitu 132oC sampai 133oC. Adapun untuk naftalena, kisaran titik lelehnya yaitu antara 39oC sampai 62oC. Jauh berbeda dengan literatur titik lelehnya yaitu 600C sampai 1100C. Perbedaan perbandingan titik leleh hasil percobaan dengan literatur titik leleh disebabkan : ketidaktepatan penelitian yang dilakukan saat percobaan, ketidaktepatan data hasil

percobaan, saat pencucian tabung reaksi yang akan digunakan masih ada zat yang tersisa (belum benar-benar bersih). Titik leleh senyawa ion jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan senyawa kovalen, hal ini disebabkan oleh ikatan antara ion-ion dengan gaya elektrostatis sangat kuat dengan susunan kristal yang tertentu dan teratur. Data yang telah didapatkan dari literatur tentang titik leleh senyawa ion adalah sebagai berikut : - NaCl mencair pada kisaran suhu 801oC sampai 804oC - KI meleleh pada suhu 681oC - MgSO4 meleleh pada suhu 1124oC 2. Perbandingan Kelarutan Dari data perbandingan kelarutan antara senyawa ion dengan senyawa kovalen diperoleh bahwa urea larut dalam pelarutnya (air) tetapi dalam senyawa CCl4 tidak larut. Begitu pula untuk senyawasenyawa NaCl yang juga larut dalam air dan tidak larut dalam senyawa CCl4. Hal ini menandakan bahwa senyawa-senyawa ion larut dalam pelarut polar karena dipol-dipolnya yang tidak saling meniadakan dan sukar larut dalam CCl4 sebagai pelarut non polar akibat dari dipoldipolnya yang saling meniadakan. Meskipun demikian, ada juga senyawa ion yang larut dalam pelarut non polar.Untuk senyawa kovalen pada umumnya larut dalam pelarut non polar dan sedikit yang larut dalam air, misalnya isopropil alkohol yang tampak keruh pada larutan CCl4. Dari hasil pengamatan, naftalena tidak larut dalam air maupun tetapi larut hanya dalam CCl4. 3. Perbandingan Daya Hantar Dari data perbandingan daya hantar listrik antara senyawa ion dengan senyawa kovalen diperoleh bahwa air tidak dapat

menghantarkan arus listrik sehingga lampu tidak menyala. Pada urea yang ditambahkan dengan akuades lampu juga tidak menyala.

Perlakuan di atas juga dilakukan pada naftalena dan menghasilkan hasil yang sama yaitu lampu tidak dapat menyala. Dalam percobaan ini, NaCl , KI dan MgSO4 yang ditambahkan dengan akuades tidak dapat membuat lampu menyala. Namun dalam literatur, NaCl, KI dan MgSO4 yang ditambahkan dengan akuades dapat membuat lampu menyala. Hal ini disebabkan : ketidaktepatan penelitian yang dilakukan saat percobaan, saat pencucian tabung reaksi yang akan digunakan masih ada zat yang tersisa (belum benar-benar bersih), dan pemakaian bersama alat untuk mengetahui daya hantar listrik sehingga masih ada zat yang tersisa pada elektroda karbon.

VI. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah : 1. Sifat fisika dan kimia senyawa ion dan kovalen bisa dilihat berdasarkan titik leleh dan titik leburnya, wujud senyawa, kelarutan, daya hantar listrik. 2. Jenis ikatan kimia seperti ikatan ion dan kovalen sangat mempengaruhi sifat fisik dan sifat kimia senyawa. 3. Senyawa yang dapat larut dalam air adalah urea, NaCl, KI, dan MgSO4. 4. Senyawa yang dapat larut dalam CCl4 adalah urea, MgSO4 dan naftalena. 5. Yang merupakan senyawa ion adalah urea, NaCl, KI, dan MgSO4. 6. Yang merupakan senyawa kovalen adalah isopropil alkohol dan naftalena.

DAFTAR PUSTAKA Baroroh, Umi L U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkura,: Banjarbaru.

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara, Jakarta.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai