Anda di halaman 1dari 21

PERCOBAAN 3

PERBANDINGAN SIFAT FISIKA DAN KIMIA ANTARA SENYAWA ION

DENGAN SENYAWA KOVALEN

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Mempelajari sifat fisika dan kimia senyawa kovalen dan senyawa ion.

2. Mempelajari bagaimana jenis ikatan dan struktur molekul mempengaruhi

sifat fisika dan kimia senyawa.

II. DASAR TEORI

Dari 90 buah unsur alam dan ditambah dengan belasan unsur buatan dapat

membentuk senyawa dalam jumlah tak hingga. Proses terbentuknya senyawa

karena terdapatnya daya tarik menarik antara atom disebut dengan ikatan

kimia. Ikatan kimia terjadi karena kecenderungan atom yang mempunyai

konfigurasi elektron seperti gas mulia. Kecendrungan itulah yang akan

melahirkan berbagai jenis ikatan, terutama ikatan ion dan ikatan kovalen.

Menurut teori atom Dalton, bahwa suatu perubahan kimia dapat terjadi

karena penggabungan, pemisahan atau pengaturan kembali atom-atom


penyusun zat-zat yang bereaksi. Atom-atom tersebut memiliki susunan atau

struktur elektron yang bebeda-beda. Karena struktur atom yang berbeda-beda

inilah, maka atom-atom tersebut dapat terikat menjadi molekul. Apabila terjadi

interaksi antara dua atom atau lebih, maka akan terjadi perubahan susunan

elektron pada masing-masing atom. Perubahan ini dapat mengakibatkan

terjadinya tarik menarik antar dua atom tersebut sehingga satu sama lain saling

berkaitan. (Syukri, S. 1999. hal 179)

Baik sifat kimia maupun sifat fisika dari senyawa, seperti dapat

menghantarkan arus listrik, kepolaran, kereaktifan, bentuk molekul, warna,

sifat, magnet, titik didih yang tinggi dapat dijelaskan melalui berbagai teori

mengenai ikatan kimia. Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi karena adanya

gaya tarik antara partikel-partikel yang berikatan. (Syarifuddin. 1994. Hal 43)

Pada umumnya atom tidak berada pada keadaan bebas, tetapi menyatu

dalam atom lain dan membentuk senyawa. Hal ini merupakan suatu bukti

bahwa atom yang bergabung lebih stabil dari pada yang menyendiri.

Penggabungan itulah yang disebut ikatan kimia yang akan terjadi bila adanya

daya tarik antara satu sama lain sehingga mengeluarkan energi paling sedikit 42

Kj/mol atom.

Berdasarkan teori atom modern, para ahli menyelidiki cara terbentuknya

ikatan kimia. Daya tarik kedua atom terjadi karena adanya elektron pada kulit

terluar. Elektron pada kulit ini mempuyai kecenderungan menyamai

konfigurasi elektron gas mulia, yaitu dengan cara menerima atau memberikan

elektron pada atom lain. (Syukri, S. 1999. Hal 179)


Atom yang cenderung melepaskan elektron bertemu dengan yang

cenderung menerima elektron akan membentuk ikatan ion. Ikatan ion adalah

ikatan antara ion positif dengan ion negatif, karena partikel yang muatannya

berlawanan dan tarik menarik. Ion positif dan ion negatif dapat terbentuk bila

terjadi serah terima elektron antara atom. Atom yang melepaskan elektron akan

menjadi ion positif, dan begitu pula sebaliknya, yang menerima elektron akan

menjadi ion negartif, seperti Na dan Cl. (Syukri, S. 1999.) Ikatan kimia adalah

gaya tarik menarik antar atom yang mengakibatkan suatu senyawa kimia dapat

bersatu. Kekuatan gaya tarik menarik ini menentukan sifat-sifat kimia dari

suatu zat, dan cara ikatan kimia berubah jika suatu zat bereaksi digunakan

untuk mengetahui jumlah enegi yang dilepaskan atau diabsorpsi selama terjadi

reaksi. Macam-macam ikatan kimia yang dibentuk oleh atom tergantung dari

struktur elektron atom tersebut. (Brady,J.E. 1990. hal 325)

Ikatan kimia dapat dibagi menjadi dua kategori besar yaitu ikatan ion dan

ikatan kovalen. Disebut terbentuk ikatan ion jika terjadi perpindahan elektron

antar atom untuk membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai

daya tarik menarik. Daya tarik menarik diantara ion-ion yang bermuatan

berlawanan merupakan suatu ikatan ion. Ikatan kovalen terbantuk jika

terbaginya elektron di antara atom-atom. Dengan kata lain, daya tarik menarik

inti atom pada elektron yang terbagi di antara atom itu merupakan suatu ikatan

kovalen. (Brady, J.E. 1990. hal 325)

Ikatan kovalen adalah ikatan antara dua buah atom atau lebih yang

didasarkan pada pemakaian elektron valensi secara bersama. Ikatan kovalen


dapat terjadi jika atom-atom yang bergabung menggunakan sepasang elektron

atau lebih secara bersamaan. Biasanya ikatan kovalen terjadi pada unsur-unsur

nonlogam dengan unsur nonlogam, atom-atom sejenis, atau atom dengan

perbedaan elektronegativitas tidak terlalu besar. (Petrucci. 1987. Hal 273-274)

Atom yang cenderung melepaskan elektron bertemu dengan yang

cenderung menerima elektron akan memebentuk ikatan ion. Ikatan ion adalah

ikatan antara ion positif dengan ion negatif, karena partikel yang berlawanan

tarik menarik. Ion positif dan negatif dapat terbentuk bila terjadi serah terima

elektron antar atom. Atom yang melepaskan elektron akan menjadi ion positif

atau kation, dan sebaliknya yang menerima elektron menjadi ion negatif atau

anion. (Syukri, S. 1999. 183)

Dalam keadaan gas, pada suhu tinggi dan tekanan yang relatif rendah,

molekul benar-benar berdiri sendiri dan tidak ada gaya tarik antara molekul.

Akan tetapi pada suhu yang relatif randah dan tekanan yang relatif tinggi

(mendekati titik embunnya) terdapat suatu gaya tarik menarik antar molekul.

Gaya tarik menarik itu memungkinkan suatu gas dapat mengembun dan gaya

tarik menarik antara molekul itulah yang juga mengikat molekul-molekul

dalam cair atau zat padat. Sebaliknya untuk mencairkan suatu zat padat atau

untuk menguapkan suatu zat cair untuk mengatasinya diperlukan suatu energi

dalam mengatasi gaya tarik menarik antar molekul. Makin kuat gaya tarik

menarik antar molekul makin banyak energi yang diperlukan untuk

mengatasinya, dan makin tinggi titik cair atau titik cairnya. Jadi, titik didih atau

titik cair menggambarkan kuatnya gaya tarik menarik antar molekul. Gaya tarik
menarik antar molekul ada tiga jenis, yaitu gaya tarik menarik dipol-dipol

sesaat/gaya dispersi/ gaya london, gaya dipol-dipol, dan ikatan hidrogen. Dua

gaya yang pertama disebut juga gaya Van der Walls.

Perbandingan sifat fisik yang sangat menonjol antara senyawa ion adalah

titik leleh, kelarutan, dan penghantar listrik. Ketiga perbedaan ini antara lain

disebabkan oleh kekuatan ikatan ion. Perbandingan sifat senyawa kovalen dan

ion disajikan pada tabel sebagai berikut :

No Senyawa kovalen Senyawa ion

1 Kebanyakan menunjukkan titik Kebanyakan menunjukkan titik

leleh rendah (<350oC). leleh tinggi (>350oC, sering

sampai 1000oC).

2 Umumnya cairan atau gas pada Semuanya dalah padatan pada

suhu kamar. suhu kamar.

3 Umumnya larut dalam pelarut Umumnya larut dalam air dan

non-polar, sedikit yang larut beberapa larut dalam pelarut

dalam air. non-polar.

4 Sedikit yang menghantar listrik. Umumnya menghantar listrik.

5 Umumnya terbakar. Hampir tidak terbakar.

6 Banyak yang berbau. Hanya sedikit yang berbau.

Kelarutan dari senyawa kovalen dalam air adalah sifat lain yang

dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Suatu senyawa yang dapat membentuk

ikatan dengan air cenderung untuk dapat lebih larut dalam air daripada
senyawa yang tak dapat. Hanya sedikit senyawa kovalen yang larut dalam air.

(Fessenden. 1997. Hal 27)

Senyawa ion dalam bentuk padat tidak menghantarkan listrik, karena ion

positif dan negatif terikat kuat satu sama lain. Akan tetapi cairan-cairan

senyawa ion juga dapat menghantarkan listrik karena terionisasi. (Syukri, S.

1999. hal 197). Sedangkan senyawa kovalen dalam wujud cairan tidak dapat

menghantarkan arus karena tidak ada peristiwa ionisasi pada senyawa kovalen.

III. METODOLOGI

Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung

reaksi, thermometer, gelas piala 100 ml, elektroda karbon, lampu,

sudip, pipet tetes.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah urea,

naftalen, NaCl, MgSO4, dan isopropil alkohol.


Prosedur Kerja

Perbandingan Titik Leleh

Senyawa Kovalen

1. Sejumlah urea dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

kemudian thermometer dimasukkan ke dalamnya

2. Tabung reaksi dipanaskan di atas nyala api bunzen.

Kemudian suhu tepat pada saat contoh urea telah

meleleh dan suhu saat seluruh contoh urea telah

meleleh dicatat, ini merupakan kisaran titik leleh.

3. Percobaan ini diulangi lagi untuk naftalen.

4. Kisaran titik leleh untuk tiap senyawa dicatat, dan

pengamatan masing-masing senyawa diulangi lagi

sebanyak dua kali.

5. Hasil pengamatan dibandingkan dengan data pada

buku acuan.

Senyawa Ion

Karena titik leleh seyawa ion sangat tinggi, maka tidak

mungkin dilakukan percobaan seperti pada senyawa

kovalen. Maka sebagai perbandingan antara titik leleh

senyawa kovalen dan ion, titik leleh senyawa ion dilihat

dari hand book.


Wujud

Isopropil alkohol, aseton, urea, NaCl, KI, MgSO4, diamati

wujudnya.

Perbandingan Kelarutan

1. Urea dimasukkan ke dalam tabung reaksi I kemudian

ditambahkan dengan air, diaduk, dan diamati. Lalu urea

dimasukkan lagi ke dalam tabung reaksi II dan ditambahkan

Karbon tetraklorida (CCl4) diauk dan diamati

2. Langkah di atas diulangi lagi untuk percobaan dengan

menggunakan isopropil alkohol, naftalen, NaCl, KI, MgSO4.

Kemudahan Terbakar

1. Beberapa tetes isopropil alkohol diletakkan pada sudip,

kemudian dibakar dengan api.

2. Percobaan ini diulangi untuk urea, naftalen, NaCl, KI, MgSO4.

Uji Bau

Urea, naftalen, NaCl, KI, MgSO4 diidentifikasi baunya.


IV. HASIL PERCOBAAN

Data Hasil Percobaan

Perbandingan Titik Leleh

Senyawa Kovalen

No LANGKAH PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN

1 Urea dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan T awal (T0) = 30º C

diukur suhunya.

- Urea dipanaskan :

a. awal meleleh T1 = 59º C

b. Seluruhnya meleleh T2 = 82º C

2 Naftalen dimasukkan ke dalam tabung reaksi T awal (T0) = 31º C

dan diukur suhunya.

- Naftalen dipanaskan :

a. awal meleleh T1 = 54º C

b. Seluruhnya meleleh T2 = 99º C

Wujud

No BAHAN HASIL PENGAMATAN

1 Isopropil alkohol Cair, putih bening

2 Urea Padatan, putih


3 NaCl Padatan, putih

4 MgSO4 Padatan, putih

Perbandingan Kelarutan

No LANGKAH PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN

1 Uera + air Larut

Urea + CCl4 Tidak larut

2 Isopropil alkohol + air Larut

Isopropil alkohol + CCl4 Tidak larut

3 Naftalen + air Tidak larut

Naftalen + CCl4 Larut

4 NaCl + air Larut

NaCl + CCl4 Tidak larut

5 MgSO4 + air Larut

MgSO4 + CCl4 Tidak larut

Kemudahan Terbakar

No LANGKAH PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN

1 Isopropil alkohol + sudip + air Mudah terbakar

2 Urea + sudip + air. Mudah terbakar

3 Naftalen + sudip + air Mudah terbakar

4 NaCl + sudip + air Tidak mudah terbakar

5 MgSO4 + sudip + air Tidak mudah terbakar


Uji Bau

No BAHAN HASIL PENGAMATAN

1 Urea Berbau

2 Naftalen Berbau

3 Isopropil alkohol Berbau

4 NaCl Tidak Berbau

5 MgSO4 Tidak Berbau

V. PEMBAHASAN

Perbandingan Titik Leleh

Titik leleh senyawa ion cenderung lebih tinggi dari pada senyawa

kovalen. Sebab, senyawa kovalen memiliki ikatan antar atom lebih lemah

dari pada senyawa ion, sehingga hanya diperlukan sedikit energi (kalor)

untuk merusak keadaan padatnya yang teratur menjadi keadaan cair yang

lebih acak

Dari hasil percobaan titik leleh yaitu perbandingan titik leleh senyawa

kovalen dengan senyawa ion. Didapat urea yang masih berbentuk padatan

dimasukkan dalam tabung reaksi dan dibakar degnan bunzen yang


diletakkan di bawahnya. Pada saat diukur, suhu awal (T0) urea adalah 30º

C, sedangkan suhu pada saat urea mulai meleleh (T1) yaitu 59º C, dan suhu

saat urea seluruhnya meleleh (T2) yaitu 82ºC. Dari saat urea mulai meleleh

sampai urea meleleh seluruhnya disebut dengan kisaran titik leleh.

Berdasarkan buku acuan yang dijadikan sumber referensi, titik leleh urea

adalah 132º C - 133º C. Adanya perbedaan hasil percobaan dengan hasil

teoritis disebabkan faktor lingkungan dan faktor ketidaktepatan dalam

pengukuran suhu yang dilakukan oleh praktikan.

Kemudian pada percobaan Naftalen, suhu awalnya adalah 31º C dan

suhu pada saat naftalen mulai meleleh adalah yaitu 54º C, suhu pada saat

naftalen seluruhnya meleleh adalah yaitu 99º C. Jadi kisaran titik leleh pada

naftalen adalah 54ºC sampai 99ºC. Dalam buku acuan, titik leleh naftalen

adalah 80º - 82º C.

Untuk titik leleh pada senyawa ion tidak dapat dilakukan karena titik

lelehnya sangat tinggi. Hal ini disebabkan ikatan antar molekulnya sangat

kuat, sehingga perlu energi yang besar untuk dapat merenggangkan

kerapatan antar molekulnya. Dalam buku acuan yang dijadikan referensi

titik leleh senyawa ion seperti Na Cl sebesar 804ºC, KI sebesar 681ºC, dan

titik leleh MgSO4 sebesar 1124ºC.

Dari perbandingan senyawa kovalen dengan senyyawa ion ini terlihat

bahwa senyawa kovalen mempunyai titik didih lebih rendah dibandingkan

senyawa ion. Hal ini disebabkan gaya tarik Van der Walls diantara senyawa
kovalen lebih rendah dibandingkan senyawa ion. arena itu hanya sedikit

energi yang diperlukan oleh molekul dan senyawa kovalen untuk merusak

keadaan padatnya yang teratur dan berubah menjadi keadaan cair yang

lebih acak. Dengan kata lain, senyawa kovalen meleleh pada suhu yang

lebih rendah dibandingkan dengan senyawa ion.

Wujud

Salah satu perbedaan yang tampak antara senyawa kovalen dengan

senyawa ion dapat dilihat dari wujudnya, yaitu pada suhu kamar atau

ruangan senyawa ion akan berbentuk padat, sedangkan senyawa kovalen

berbentuk cair atau gas. Tapi seperti yang telah kita ketahui pada tabel

pengamatan bahwa urea adalah senyawa kovalen berbentuk padatan pada

suhu kamar. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena kuatnya ikatan

antara ion positif dan ion negatif molekul urea. Hal ini jualah yang terjadi

dengan senyawa ion yang berbentuk padatan.

Pada hasil percobaan, isopropil alkohol wujudnya berwujud cairan

putih bening, sedangkan pada wujud urea, NaCl dan MgSO4 memiliki

wujud yang hampir sama yaitu berbentuk padatan atau kristal berwarna

putih.

Wujud zat pada senyawa ion dan senyawa kovalen sangat berbeda.

Hal ini disebabkan karena adanya gaya tarik satu ion dengan ion lainnya,

maka semua senyawa ion pada suhu kamar berwujud padat. Oleh karena itu

diperlukan suhu (energi) yang cukup tinggi untuk dapat merusak


keteraturan dari ikatan-ikatan zat (senyawa) tersebut agar yang semula

berwujud padat dapat menjadi senyawa cair yang molekulnya kurang rapat.

Hal ini dapat dilihat dari pengamatan yang dilakukan pada senyawa-

senyawa ion, misalnya NaCl dan MgSO4 (berwjud padat)

Perbandingan Kelarutan

Pelarut yang sering digunakan pada umumnya adalah air. Hampir

senyawa pada percobaan kali ini mampu larut dalam air, kecuali naftalen.

Hal ini terjadi karena naftalen tidak mampu berikatan hidrogen dengan air.

Tapi ketika dilarutkan dalam CCl4 yang merupakan senyawa non polar

(distribusi muatannya simetris) hanya naftalen yang dapat larut di

dalamnya. Sedangkan tidak ada satupun senyawa ion yang dapat larut

dalam CCl4. Artinya senyawa ion tak mampu larut dalam senyawa nonpolar

dan mampu larut dalam air.

Umumnya senyawa kovalen larut dalam pelarut non polar dan hanya

sedikit yang larut dalam air. Sedangkan senyawa ion kebanyakan larut

dalam air dan hanya beberapa yang larut dalam larutan non polar.

Percobaan ini menggunakan air sebagai pelarut polar dan karbon tetra

klorida sebagai pelarut non polarnya.

Senyawa ion seperti NaCl dan MgSO4 larut dalam air. Hal ini

dikarenakan oleh sebagian molekul pelarut (air) menghadapkan kutub

positifnya ke ion negatif dan sebagian lagi ke ion positif.


Selain itu senyawa organik yang mengandung oksigen atau nitrogen

dengan empat karbon atau kurang, biasanya larut dalam air karena adanya

ikatan hidrogen. Ternyata ada senyawa kovalen yang larut dalam air

Kemudahan Terbakar

Senyawa kovalen adalah senyawa yang mudah terbakar, karena

senyawa kovalen pada umumnya.merupakan senyawa organik yang banyak

mengandung karbon dan hidrogen ini menyebabkan senyawa kovalen

mudah bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa H2O dan CO2. Pada

saat pembakaran. Contoh reaksinya sebagai berikut :

(CH3)2 CHOH + 4 ½ O2  3CO2 + 4 H2O

Yang merupakan senyawa kovalen pada percobaan ini adalah

isopropil alkohol, urea, dan naftalen karena dari hasil percobaan, senyawa-

senyawa ini mudah terbakar. Sedangkan pada senyawa ion bersifat sukar

terbakar. Berdasarkan hasil percobaan, yang termasuk senyawa ion adalah

NaCl dan MgSO4. senyawa ion bersifat sukar terbakar disebabkan

disebabkan karena senyawa wujudnya berbentuk padatan yang susunan

atomnya lebih rapat sehinga sehingga senyawa ion tidak mudah terbakar.

Karena senyawa kovalen memiliki titik leleh yang lebih rendah dari

senyawa ion sehingga kalor atau energi yang diperlukan untuk merusak

keadaan padatnya yang teratur menjadi keadaan yang lebih acak lebih

sedikit dibandingkan dengan senyawa ion, dan menyebabkan senyawa

kovalen sangat mudah untuk terbakar dibandingkan dengan senyawa ion.


Sifat ini berkaitan erat dengan ikatan antar molekul senyawa ion dan

kovalen, yaitu gaya van der wals pada senyawa ion lebih kuat dibandingkan

dengan senyawa kovalen sehingga senyawa ion tidak mudah terbakar dan

senyawa kovalen mudah terbakar.

Uji Bau

Berdasarkan teori bahwa senyawa kovalen banyak yang berbau dan

senyawa ion hanya sedikit yang berbau adalah benar. Hal ini terjadi karena

senyawa kovalen terbentuk oleh atom-atom non logam yang pada

kebanyakannya adalah berbau, sehingga bila keduanya berkaitan, maka

senyawa yang terjadi juga akan berbau. Tidak demikian dengan senyawa

ion, senyawa ion terbentuk dari atom logam dan atom non logam, sehingga

jika keduanya berkaitan maka senyawa yang terjadi ada yang berbau dan

ada yang tidak berbau.

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini ada yang

menimbulkan bau dan ada juga yang tidak berbau. Dari hasil pengamatan

pada senyawa urea, naftalen, dan isopropil alkohol ternyata menimbulkan

bau seperti bau kapur barus. Pada senyawa NaCl dan MgSO4 ternyata tidak

berbau. Bahan-bahan tersebut merupakan senyawa organik, yang umumnya

senyawa organik itu berbau. Karena secara kimia senyawa organik itu

berbau. Karena secara kimia senyawa organik, yang umumnya senyawa

organik itu terdiri dari serangkaian unsur C, H, O, N yang merupakan unsur


mikromolekul penyusun kehidupan membentuk asam amino (AA) dalam

reaksi mengalami metabolisme menghasilkan zat sisa bau.


VI. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah :

1. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena adanya transper elektron, dan

ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat adanya pemakaian

bersama elektron.

2. Sifat fisik dan kimia senyawa kovalen : menunjukkan titik leleh rendah,

umumnya cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar, terbakar dan

berbau seperti : naftalen, isopropil alkohol dan urea. Sifat fisika dan

kimia senyawa ion : menunjukkan titik leleh yang tinggi, wujudnya

padat, larut dalam air, tidak mudah terbakar dan tidak berbau. Seperti :

NaCl dan MgSO4

3. Pengaruh jenis ikatan terhadap sifat fisika dan kimia senyawa adalah

untuk membentuk keadaan senyawa yang stabil, seperti gas mulia, jenis

ikatan juga mempengaruhi kepolaran suatu senyawa, semakin kuat jenis

ikatan dalam suatu senyawa maka senyawa tersebut semakin polar.


DAFTAR PUSTAKA

Brady, J. E, 1990, General Chemistry : PRINCIPLE AND STRUCTURE,


John Wiley & Sons, New York.
Fessenden, Ralph. J. Dan Joan, S. Fessenden. 1997. Kimia Organik, Jilid1.
Jakarta : Erlangga.

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.


Terjemahan : A. Suminar. Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Syarifuddin, Nuraini. 1994. Ikatan Kimia, Jakarta : Gadjah Mada University


Press

Syukri, S. 1993. Kimia Dasar 3. ITB. Bandung


TUGAS

1. Mengapa air disebut molekul polar? Jelaskan sifat dwikutubnya berdasarkan

bentuk molekul.

2. Sebutkan beberapa perbedaan senyawa kovalen dan senyawa ion! Perbedaan apa

saja yang anda amati pada percobaan ini?

3. Sebutkan persenyawaan berikut apakah senyawa kovalen atau senyawa ionik :

MgCl2, C4H10, CO2, LiO, C3H8, PCl3, HCl, MgSO4, KI, CCl4, dan (CH3)2CHOH.

4. Senyawa pada No.3, manakah yang dapat memiliki ikatan hidrogen bila

dilarutkan dalam air?

JAWABAN :

1. Air disebut sebagai molekul polar karena adanya perbedaan keelektronegatifan

antara atom-atom pembentuknya. Berdasarkan bentuk molekul, air membentuk

dwikutub akibat atom yang lebih elektronegatif menarik pasangan elektron

terikat membentuk sub kutub negatif, dan atom yang kurang elektronegatif

membentuk kutub positif.

2. Beberapa perbedaan senyawa kovalen dengan senyawa ion :

No Senyawa kovalen Senyawa ion

1 Kebanyakan menunjukkan titik Kebanyakan menunjukkan titik

leleh rendah (<350oC). leleh tinggi (>350oC, sering

sampai 1000oC).

2 Umumnya cairan atau gas pada Semuanya dalah padatan pada

suhu kamar. suhu kamar.


3 Umumnya larut dalam pelarut Umumnya larut dalam air dan

non-polar, sedikit yang larut beberapa larut dalam pelarut non-

dalam air. polar.

4 Sedikit yang menghantar listrik. Umumnya menghantar listrik.

5 Umumnya terbakar. Hampir tidak terbakar.

6 Banyak yang berbau. Hanya sedikit yang berbau.

Perbedaan yang saya amati pada percobaan ini adalah perbedaan-perbedaan

yang telah disebutkan, kecuali perbedaan yang ditinjau dari banyak

sedikitnya menghantarkan listrik.

3. Yang merupakan senyawa kovalen adalah : C4H10, CO2, LiO, C3H8, PCl3, HCl,

CCl4, dan (CH3)2CHOH.

Yang merupakan senyawa ionik adalah : MgCl2, MgSO4, dan KI.

4. Yang dapat memiliki ikatan hidrogen bila dilarutkan dalam air adalah senyawa

MgCl2, MgSO4, dan senyawa KI.

Anda mungkin juga menyukai